Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Part 6

Btw cerita ini sudah ada di Play Store ya. Yang udah gak sabar pengen baca duluan, bisa langsung beli di sana

***

Alsen menendang ban depan mobil. "Mereka mengempiskannya."

"Hah? Lalu bagaimana cara kita pulang?"

Alsen mengedarkan pandangan, lantas matanya tertuju pada hotel yang letaknya tidak jauh dari butik. "Ikut saya."

Lagi-lagi Flora harus mengikuti langkah Alsen. Ia menggerutu kesal, dengan gaun pengantin seperti ini, Flora terlihat seperti seorang mempelai wanita yang sedang melarikan diri dari pernikahannya.

Flora membelalakkan mata, ternyata Alsen membawanya ke lobi hotel. Namun, gadis itu tidak berani membantah, atau mereka akan menjadi pusat perhatian para pengunjung hotel. Ya, meski pemandangan seperti ini pun pasti terlihat janggal di mata orang lain.

"Semoga bulan madu kalian berjalan lancar, Tuan dan Nyonya." Resepsionis tersenyum seraya memberikan card lock pada Alsen.

Sepanjang perjalanan menuju kamar hotel, Flora menggerutu panjang lebar. Seperti biasa, Alsen tidak menanggapi. Membiarkan Flora mengoceh sampai bosan.

Alsen meletakkan card lock di kotak sensor, lalu mempersilakan Flora masuk terlebih dahulu. Kemudian, ia menyusul setelah memastikan lorong kamar dalam kondisi aman.

"Kau! Apa kita juga akan tidur satu kamar?" Flora menunjuk wajah Alsen dengan emosi.

"Lalu? Apa saya harus berada di kamar lain dan membiarkan penjahat itu dengan leluasa mengeksekusi Anda?"

"Kau jelas memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan. Kenapa kau memilih menginap di hotel, bukankah kita bisa naik taksi?"

"Perlu Anda ketahui, mereka lebih pintar dari Anda. Tidak menutup kemungkinan mereka sudah menyiapkan banyak taksi sebagai modus untuk menculik Anda."

"Jika kau memang bodyguard terlatih, kau bisa menjagaku dari lobi hotel, bukan berada di kamar yang sama seperti ini."

"Maaf, Nona. Saya tidak punya pilihan lain. Kita tidak tahu rencana apa yang sudah mereka siapkan. Ada baiknya kita menunggu sampai besok pagi saat hari sudah terang. Saya akan menelepon orang untuk mengganti ban mobil."

Flora mengusap wajah kasar, sulit menerima kenyataan. Ia tidak pernah membayangkan sebelumnya, jika hidupnya yang selama ini baik-baik saja mendadak berbalik seratus delapan puluh derajat.

Jika memang benar seseorang sedang berusaha menghabisi keluarganya, lalu siapa dalang di balik semua ini? Atas dasar apa? Apa semasa Papa dan Mama hidup, mereka menyembunyikan sesuatu? Karena setahu Flora, Papa orang baik.

"Anda bisa beristirahat di tempat tidur, Nona Flo. Saya akan menjaga Anda di sini."

"Aku tidak akan tidur. Aku tidak ingin mengambil resiko jika kau berbuat macam-macam padaku. Astaga, mimpi apa aku semalam sehingga harus terjebak bersamamu dengan gaun pengantin seperti ini."

"Anggaplah ini sebuah simulasi," ucap Alsen datar.

"Simulasi?"

"Barangkali suatu saat nanti Anda ingin melarikan diri dari pernikahan Anda."

Flora melemparkan bantal sofa ke wajah Alsen, tetapi pria itu dengan sigap menangkapnya. "Kalau saja aku punya wewenang untuk memecatmu!"

Gadis itu beranjak ke lemari di sudut kamar, memeriksa apakah ada pakaian yang bisa ia kenakan. Dan hanya bisa berteriak kecewa saat ia hanya menemukan 3 buah bathrobe yang menggantung di sana. Ia melempar tatapan tajam pada Alsen.

"Seharusnya kau membawaku ke hotel bintang lima, bukan hotel murahan seperti ini! Apa kau pikir aku nyaman berada di ruangan sempit dengan tempat tidur kecil seperti ini?"

Alsen melangkah mendekat pada Flora, membalas tatapan tajam gadis itu dengan wajah dingin. "Kita ke sini untuk berlindung, bukan untuk berbulan madu," desisnya.

Merasa kesal, Flora menarik bathrobe di lemari. Masih menatap Alsen, ia menaikkan dagu dan berjalan angkuh di hadapan bodyguard-nya. Hanya ingin membuktikan bahwa di sini dialah yang berkuasa.

Mengingat kalimat Alsen tadi, Flora menelan saliva. Berbulan madu? Shit! Lagipula siapa yang mengharap berbulan madu dengan pria tidak romantis seperti Alsen?

Flora berani bertaruh, wanita yang berbulan madu dengan Alsen adalah wanita paling sial di dunia ini. Bayangkan, mungkin bulan madu mereka tidak akan dihiasi oleh hal-hal berbau romantis. Tanpa candle light dinner, tanpa aroma harum dan mawar yang bertaburan di kamar, dan tanpa ciuman lembut.

Entahlah, Flora tidak bisa membayangkan bagaimana rasanya menjalani malam pertama bersama pria itu. Mungkin Alsen lebih menyukai ruangan gelap, ranjang yang dingin, dan tidak menyukai kelembutan.

Mungkin pria itu lebih suka ... bermain kasar. Astaga, Flora bergidik ngeri. Refleks matanya kembali terarah pada Alsen. Pria itu masih menatap Flora tanpa ekspresi, dan itu terlihat ... mengerikan.

"Hati-hati, Nona!"

Hati-hati? Apa itu sebuah ancaman? Atau peringatan? Detik selanjutnya, Flora merasakan nyeri di wajahnya. Ia menabrak pintu kamar mandi.

"Sudah saya peringatkan tadi."

Flora menggertakkan gigi seraya mengusap hidung yang terasa nyeri. Membuka pintu kamar mandi lantas membantingnya. Alsen mulai berani mempermalukannya.

***

Flora duduk di meja rias, jemarinya sibuk mengeringkan rambut dengan hair dryer. Dari cermin di hadapannya, ia bisa melihat bayangan Alsen. Pria itu sedang menikmati secangkir kopi dan sepotong sandwich.

Akhirnya Flora bisa melewati malam hari yang sangat menyiksa. Menyiksa? Ah, Flora terlalu berlebihan. Kenyataannya, setelah semalam mengganti gaun pengantin dengan bathrobe, ia tertidur pulas di balik selimut tebal. Tentunya setelah memperingatkan Alsen agar tidak berbuat macam-macam dan wajib menjaga jarak, paling tidak radius lima meter.

Keesokan paginya, Alsen sudah melakukan persiapan untuk pulang. Sarapan tersaji di atas meja, serta pakaian ganti untuk Flora. Kata Alsen, mobil pun sudah siap digunakan.

Lima menit kemudian, James datang. Pria itu memeluk Flora dengan possessive, berkali-kali mengecupi wajah kekasihnya.

"Are you okay, Baby? Apa bodyguard itu berani berbuat macam-macam padamu?" James menangkup wajah Flora.

"Aku baik-baik saja."

"Kenapa kau tidak memberitahuku sejak semalam? Aku mencemaskanmu. Seharusnya semalam kau meneleponku dan aku pasti akan datang untuk melindungimu."

"Bukankah kau sendiri yang bilang sedang sibuk? Aku tidak ingin mengganggumu. Sudahlah, yang penting aku baik-baik saja."

"Tapi aku tidak rela kau menginap satu kamar dengan pria lain."

Alsen berdeham. Menghabiskan isi cangkirnya, lantas meraih kunci mobil di atas meja. Tanpa menoleh pada Flora dan James, ia berkata, "Saya akan menunggu di lobi. Tolong jangan terlalu banyak membuang waktu."

"Kau yakin Alsen tidak menyentuhmu sedikit pun?" tanya James sepeninggal Alsen.

"Tidak, James? Kenapa kau secemas itu?"

"Kau hanya milikku, Baby! Aku saja belum pernah menyentuhmu, bagaimana mungkin aku rela jika ada pria lain yang berusaha memanfaatkanmu."

Flora terkekeh, mengecup pipi James gemas. "Aku senang melihatmu cemburu."

"Aku serius, Baby! Apalagi pria itu masih muda, aku takut dia tergoda pada kecantikanmu."

"Itu tidak mungkin, James! Lagipula sekalipun dia tertarik padaku, aku tidak akan pernah tertarik pada pria dingin seperti dia."

"Kau yakin?"

"Yeah! Aku hanya milikmu, percaya padaku." Flora melepas pelukannya, duduk di sofa dan menyesap secangkir teh tanpa gula.

Melihat aneka cake di atas meja, gadis itu mengeluh. "Lihat, bodyguard itu sama sekali tidak tahu seleraku. Apa dia ingin membuatku gemuk dengan memesankan banyak makanan manis sepagi ini?"

James duduk di samping Flora, menatap gadisnya serius. "Apa kau tidak ingin mengganti bodyguard-mu? Jika kau mau, aku bisa mencarikan bodyguard lain yang patuh pada perintahmu, tidak terlalu banyak aturan seperti Alsen."

"Aku tidak bisa memecatnya, James."

"Kita tidak akan memecatnya, tapi kita akan menyingkirkannya."

Flora mengerutkan dahi. "Menyingkirkan Alsen?"

"Kita akan mengatur rencana untuk membuat pria itu lenyap dari muka bumi ini. Kau tersiksa berada di dalam perlindungannya, 'kan?"

Kali ini Flora mengangguk cepat, sementara James tersenyum puas. Flora berada di pihaknya.

***

To be Continued
09-03-2020




Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro