Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Chapter 04 -💋 Pengacara Selebritis💋

'Jack melajukan Mercedes benz hitamnya untuk melewati jalanan yang tidak begitu macet. Namun, tidak bisa dikatakan lengang. Pagi ini ia berangkat kerja lebih awal dari biasanya. Well, seperti yang diketahui, Jakarta menempati peringkat 46 tingkat kemacetan di dunia, apalagi dengan mobil. 

Biasanya Jack hanya membutuhkan waktu sekitar 10 menit untuk tiba di HAD Law firm yang terletak pada kawasan bisnis Jakarta jika mengendarai sepeda motor. Namun, hari ini ia harus meninggalkan motor BMW yang mengusung gaya softail dengan posisi jok rendah kesayangannya itu sebab harus menjemput Surya dan Maya Darmawan. 

Mertua sekaligus orang tuanya itu baru saja kembali dari Sydney untuk berlibur sejenak. Masa tua mereka memang dihabiskan untuk berdua dan menghabiskan waktu bersama. 

Laju mobil Jack perlahan melambat ketika memasuki area perkantoran dan menuju ke lantai 26 untuk segera parkir, HAD Law Firm terletak di lantai tersebut.

Sepatu pantofel mengkilap, setelan warna hitam yang licin serta rambut tersisir rapi tampak ketika Jack mengayunkan kaki dan turun dari mobil. Tidak lupa jam tangan dengan bezel mahal yang melilit tangan kiri. Bagi Jack, penampilan adalah hal yang penting untuk menunjukkan jati diri. Apalagi pekerjaannya sebagai seorang pengacara yang kerap mengurusi kasus para artis dan konglomerat di Indonesia. 

Merapikan letak jasnya yang dibiarkan tidak terkancing dan berjalan memasuki gedung lantai 26. Pintu otomatis terbuka ketika pribadi Jack berdiri tidak jauh dari sana. Sensornya bekerja dengan sangat baik. 

Huruf balok yang membentuk nama ‘HAD Law Firm’ akan langsung menyambut pengunjung yang datang dan keluar dari lift maupun pintu parkir lantai tersebut. Jack cukup berbangga hati bisa menjadi bagian dari salah satu firma hukum yang prestisius di Jakarta. Well, meskipun itu tidak terlepas dari pengaruh Surya Darmawan, salah satu pendiri firma hukum tersebut. 

Jack dan Surya memang tidak memiliki hubungan darah, tetapi nama belakang pria itu bisa dengan gagah tersemat padanya, membentuk nama Jack Darmawan. Surya merupakan ayah dari Keira, wanita yang dinikahi oleh Jack dan harus meninggalkan Rossa begitu saja. Katakan Jack adalah pria yang brengsek. Tetapi ia memiliki alasan yang jelas. 

“Selamat pagi, Pak Jack yang ganteng,” sapa Ratna dengan senyuman yang lebar. Satu kantor tahu jika Jack dijuluki pengacara selebritis karena ketampanan dan sering menangani kasus para pesohor Nusantara. Ini rahasia, Jack cukup selektif dalam memilih kasus artis yang harus ditangani. Terkadang ia menghindari kasus dari artis yang terlalu kontroversial. 

“Pagi,” jawab Jack tersenyum sampai mencetak lesung pipi tipis di kedua pipi. 

“Aduh manis banget sih,” pekik Ratna seraya menahan intonasi suaranya. 

Jack belok ke sisi kanan kantor dan masuk ke area kubikel yang diisi beberapa pengacara junior di HAD Law Firm. Ruangannya berada di pinggir area kubikel tersebut. Ada tiga ruangan pengacara senior yang berjajar rapi. Di setiap pintu ruangan itu akan ditemui cetakan nama pengacara andalan firma hukum tersebut. Ruangan Jack berada paling ujung dekat dengan pintu masuk, sehingga ia tidak perlu berjalan terlampau jauh. Ada nama Sherly dan Benediktus Andes di ruangan yang lain. Dua rekan pengacara Jack yang merupakan putra dan putri managing partner HAD Law Firm. 

Meskipun terkesan memanfaatkan faktor orang dalam, tetapi mereka sangat capable dalam menangani kasus setiap klien. Tidak heran jika kasus berdatangan tanpa diminta. 

David memanjangkan leher seraya memberikan kode kepada Sarah, dua pengacara junior yang tergabung dalam tim Jack. Ada hal penting yang harus dihafalkan oleh setiap pengacara junior yang bekerja sama dengan Jack. Jika Jack datang dengan menggunakan jaket kulit, maka mereka harus masuk ke dalam ruangan 30 menit kemudian. Karena Jack harus mengganti jaket kulitnya dengan jas dan merapikan rambut yang sempat terkungkung oleh helm. Namun, ketika Jack datang dengan setelan rapi seperti tadi, mereka harus mengetuk pintu 15 menit kemudian untuk membahas kasus baru yang akan ditangani. 

Setelah menyapukan lipgloss di bibir tebalnya, Sarah segera bangkit dan berjalan menuju ke ruangan Jack. Disusul David dan Fandi yang berlari kecil dari sisi kiri. 

Sesekali Sarah menurunkan rok ketatnya yang sempat terangkat ketika duduk tadi. Ia memang senang tampil seksi dan fashionable setiap bekerja. 

Suara ketukan halus yang terdengar, membuat Jack meletakkan kembali pigura di atas meja kerjanya sambil tersenyum. Ia memang tampak bangga memamerkan foto pernikahan yang diapit oleh mertuanya itu. Setiap orang yang melihat potret bahagia tersebut akan menggambarkan Jack sebagai suami romantis dan setia. Hah, mereka belum tahu saja apa yang dilakukan oleh Jack semalam. Mencium dan hampir meniduri model terkenal yang tidak lain adalah mantan kekasihnya. 

“Masuk,” titah Jack. 

Mendengar perintah itu, ketiga anggota tim Jack masuk dan duduk di kursi dengan meja panjang yang melintang di sisi kiri ruangan, berlatar belakang kota Jakarta yang dipenuhi gedung menjulang. 

“Pagi, Pak Jack,” sapa Sarah sedikit centil. 

“Yah, pagi,” sahut Jack yang masih menyiapkan beberapa dokumen kasus yang harus ditangani selanjutnya. 

“Aduh, muka gue jadi merah gini sih. Ini semua gara-gara klinik sialan itu,” desis Sarah seraya melihat pantulan wajahnya dari balik kaca bedak. Ia kemudian meraih ponsel dan membuka aplikasi burung merah jambu. “Gue viralin kapok lo!” 

“Sarah, jaga ketikanmu,” peringat Jack yang mendengar kekesalan Sarah. Ia lantas menarik kursi dan duduk bersama mereka. “Kamu bisa kena pasal 27 ayat 3 tentang pencemaran nama baik dan hukuman selama 4 tahun penjara.” 

“Habisnya kesel, Pak,” jawab Sarah sambil memanyunkan bibir. 

“Kalau kesel chat langsung aja jangan ngeluh di medsos. Siapa tahu kamu justru dikasih kompensasi kalau chat ke customer.” Jack meletakkan bokongnya sambil membuka lembaran kertas tebal dari balik amplop cokelat. 

“Biasanya nggak digubris Pak. Harus heboh dulu baru ditindaklanjuti,” jawab Sarah. 

“Ya konsekuensinya kamu bisa dilaporkan balik. Dari pemburu jadi diburu,” tukas Jack. 

“Tapi mohon maaf memotong, Pak. Bukankah sebaiknya kasus pencemaran nama baik ini diubah jadi perdata ya? Seperti Inggris dan negara maju lainnya. Bahkan kalau yang diucapkan benar, maka itu bukan termasuk pencemaran nama baik,” terang David seraya membenarkan kacamata bingkai tipisnya. 

“David, kita tidak perlu mengikuti hukum di negara lain. Karena pada dasarnya hukum itu sesuai kesepakatan dan kebutuhan masyarakat sekitar,” tandas Jack. “Baiklah, bahas UU ITE sesuai dengan kasus yang akan kita tangani kali ini. 

Mendengar ucapan Jack, Fandi yang merupakan paralegal lantas meluruskan punggungnya dan antusias mencatat. 

Netra Jack melihat kepada anggota timnya secara bergantian. “Rumah Sakit Mutiara Kasih melaporkan Ny. H yang menulis keluhan tidak mendasar di media sosialnya.” 

Sarah dan David lantas membaca kasus yang akan mereka tangani dengan seksama. Seperti biasa, kasus kali ini harus mereka menangkan. 

“Pak Jack ngapunten mau tanya.” Ucapan Fandi membuat Jack mendongakkan wajah dan mempersilahkan. (Mohon maaf)

“Ya, Fan?” 

“Aduh Fandi please deh, bisa nggak sih jangan pakai bahasa alien,” keluh Sarah. 

Ngapunten Mbak Sarah,” ujar Fandi. (Maaf)

“Tuh kan! Apaan sih ngapunten?” ujar Sarah dengan nada kesal. 

“Lo sama Fandi berantem terus! Nikah aja deh,” sahut David. 

“Apaan sih lo kutu kupret!” 

“Udah Sarah,” peringat Jack.

“Pak, apa tetap masuk pelanggaran meskipun yang kita ucapkan itu benar?” tanya David. 

“Yah tetap saja jadi pencemaran nama baik,” jawab Jack lugas. 

Suara ketukan pintu memotong pembicaraan mereka. Seorang wanita dengan seragam office girl muncul dengan nampan berisi minuman. 

“Permisi, Pak Jack.” Wanita yang memiliki usia lebih tua 4 tahun dari Sarah itu meringis sambil menyajikan minuman. “Ini Vanilla latte buat Mas David, teh hangat buat Mas Fandi, es americano buat Mbak Sarah. Eh… Mbak Sarah udah denger gosip baru?” Melihat wajah Sarah, Narti langsung ingin bergosip. 

“Soal apa?” tanya Sarah ikut penasaran. 

“Soal model tukang onar, Rossalinda. Beuh … beritanya heboh di aplikasi burung montok. Mabuk lagi dia,” celetuk Narti dengan bibir yang berlenggak-lenggok seperti pensil inul. 

Mendengar nama Rossa disebut, Jack terdiam beberapa saat. Lantas ia berdeham untuk memotong pembicaraan Narti dan Sarah. 

“Ini waktunya kerja, jangan bergosip,” tukas Jack. 

“Ma-maaf, Pak.” Narti lantas menyodorkan air mineral untuk Jack dan bergegas pergi, “permisi, Pak.”

Jack hanya menganggukkan kepala sebagai jawaban. Kemudian benaknya mulai melayang,  penasaran dengan berita yang menyebutkan nama Rossa. Meskipun wanita itu tampak sudah biasa menjadi perbincangan dan pusat kontroversi, tetapi Jack sama sekali tidak menyukai segala komentar buruk yang ditujukan untuk Rossa. Well, hingga detik ini. 

TO BE CONTINUED….













Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro