Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Prolog

"Kenapa kau suka sekali dengan mitologi?"

Alexa yang kini tengah menginap di rumah temannya terkekeh kecil ketika mulai memejamkan mata, wajahnya ditumpu oleh kedua tangan dengan manis. Seolah-olah sedang berimajinasi. "Itu menakjubkan. Maksudku, seperti Dewa-Dewi, kemustahilan, dunia peri dan lainnya, di mitologi seolah-olah sudah tak aneh lagi, bisa terjadi."

Gadis dengan rambut bergelombang hitam mengangguk-angguk ketika melihat sang teman yang terkekeh kecil sendiri. Itu bisa dimengerti, berimajinasi dan menjadikannya nyata itu menakjubkan. Walau begitu terkadang dia takut Alexa terlalu masuk dalam imajinasi dan gila sungguhan. Anak itu soal imajinasi tidak pernah kalah. Dengan bingung dia bertanya pada gadis pirang di depannya yang terkekeh sendiri menendang-nendang selimut seolah salah tingkah. "Kenapa lagi kau sekarang? Tidak waras?" Alexa memanyunkan bibirnya menggeleng pelan, menatapnya dengan semburat merah di pipi. "Aku ingin punya suami seperti Hades."

"Dewa apa itu?" Dahi miliknya mengernyit mendengar nama asing itu. Sedangkan Alexa yang mendengarnya tersenyum lebar mengedipkan mata nakal. Uh, itu membuatnya merinding. "Dewa Dunia orang mati di mitologi Yunani."

"Kau benar-benar gila."

Bukannya marah Alexa hanya tertawa lepas menanggapi tanggapan sahabatnya. Mau bagaimana lagi, Dewa Hades itu romantis, setia, keren. Kalau diibaratkan dengan cerita pasaran sekarang dia tuh seperti mafia-mafia bucin. "Dia itu memiliki high value yang tinggi, tidak selingkuh seperti Dewa lainnya. Lalu dia setia juga pada Persephone. Astaga, aku ingin memiliki suami seperti Hades. Vibe-nya Sugar Daddy sekali, juga mirip seperti mafia-mafia bucin."

Buk!

"Waras, kau! Waras! Mana ada mafia dan dewa kematian bucin. Yang ada kau sudah dicabut nyawanya atau dijadikan babu untuk pekerjaan gelap."

"Tapi, kan tidak ada yang mustahil. Tidak ingin mafia sih. Inginnya Dewa Kematian."

Bahkan setelah kepala Alexa ditimpuk oleh buku. Gadis pirang dengan netra biru yang cantik ini tidak berhenti halu untuk memiliki tipe idealnya. Makin lama kewarasan Alexa harus dipertanyakan. Kadang-kadang dia ingin sekali membawa gadis ini ke Rumah Sakit Jiwa untuk melakukan tes kesehatan. Tes kesehatan jiwa. "Semakin lama, halu-mu tidak terkendali."

Alexa tersenyum kecil, memeluk guling lantas berguling dengan senang. "Ya, memang. Astaga.... Aku ingin Hades! Aku ingin Hades! Ayo, bawakan aku Hades." Sekarang Alexa malah menggoyang-goyangkan tubuhnya dengan manja seolah itu permintaan mudah. "Hey, kau ini, sudah, sudah, baca lagi saja mitologi tadi."

"Tapi, aku sudah membaca semua tentang Mitologi Yunani."

"Ya sudah, coba saja sekarang Mitologi Mesir."

"Memang ada?"

"Ada saja kupikir, mungkin setelah itu tipe idealmu jadi Fir'aun."

Alexa yang awalnya kesal, matanya mulai berbinar cerah. Astaga. Dia mengusap dadanya tidak lagi heran. Sepertinya besok temannya ini harus benar-benar tes kejiwaan. "Kau benar. Kita kan tidak pernah tahu cerita dari sudut pandang Fir'aun. Bisa-bisa aja dia sebenernya hot."

Astaga. Sudahlah, tidak ada gunanya bicara dengan anak halu ini, dia perlahan membuka kaca matanya dan mulai berbaring di samping Alexa. Menatap wajah cantik yang kini serius membaca artikel di internet. Sudut bibirnya terangkat ketika berbicara. "Jangan lupa baca ceritanya Dewa Kematian Mesir. Bisa-bisa dia tipe idealmu."

Alexa yang biasanya terkekeh atau mengangguk kini menggelengkan kepalanya keras. Matanya yang setengah terpejam kembali terbuka menatap Alexa penasaran. "Why? Kok tidak mau?" Alexa menatapnya dengan wajah masam ketika menunjukkan potret wujud manusia dengan kepala binatang.

"Tidak mau, Dewa-Dewi Mesir seperti mutan. Campuran hewan dengan manusia."

Tawa kembali lepas dari bibirnya ketika menatap Alexa yang manggut-manggut sebal. "Kenapa? Mungkin saja mereka itu hot?" Lagi-lagi tawanya meledak tidak terkontrol ketika Alexa menatapnya dengan pipi menggembung, mulai marah.

"Bagaimana coba jika ingin berciuman? Tidak mungkin kan, ciuman dengan muka harimau? Burung? Bahkan serigala? Sungguh bukan seleraku. Tidak ada fluffy-fluffy-nya."

"Yang kau pikirkan itu apa hanya ciuman?"

"Memangnya kau tidak mau ya ciuman dengan pacar?"

"Astaga, kau benar-benar konyol. Kau bisa-bisanya benar-benar membayangkan pacaran dengan mereka."

Dia kembali tertawa, wajahnya memerah hingga perutnya sakit karena terlalu banyak tertawa. Aduh, lucu sekali. Alexa sungguh tidak tertolong lagi. Jika ada yang mau mengencani gadis ini minimal dia harus punya kemiripan dengan dewa yang disukai Alexa. Sungguh sulit. Tidak, mustahil. "Lalu bagaimana dengan wajah Dewa Kematian di sana?"

Alexa yang awalnya masih kesal mulai menghela napas, merenggangkan tubuhnya perlahan sedikit menguap, sepertinya dia mulai mengantuk. "Serigala setengah anjing. Entahlah, campuran." Dia berusaha menahan tawanya, mengangguk, kasian juga lama-lama menjahili anak ini. "Tidak masalah kan? Itu mirip dengan werewolf, kan? Kau kan suka yang berbeda."

"Iya, iya. Sudah, ah. Malas, sekali. Tidur saja sekarang, sudah malam."

"Jangan seperti itu. Bisa-bisa sekarang tidak suka, eh, nanti malah terpesona. Bisa saja dia serigala tampan."

"Memang ada ya serigala tampan? Seperti anjing sih ada."

Tawa kembali lepas dari bibirnya ketika mulai terpejam. Begitu juga Alexa yang terbaring di samping membuka gawai ketika lampu sudah dimatikan. "Tidur." Alexa menatapnya dan menggeleng pelan. "Masih penasaran. Sedikit lagi."

Alexa kini mulai menatap sahabatnya yang mulai tertidur dengan nyaman. Sedikit menguap dia membaca profil para Dewa-Dewi di internet. Walau dia mengatakan kata-kata menyinggung sebelumnya. Mitologi adalah hal favorit, dia tetap saja penasaran. Tapi, perlahan matanya terpejam, mengantuk ketika sampai di ujung halaman.

Anubis adalah dewa kematian bagi bangsa Mesir kuno. Ia melindungi jiwa-jiwa yang hilang. Menurut mitos Mesir kuno, Anubis adalah putra dari Osiris dan Nepthys. Ia dikenal berperan membimbing arwah orang mati ke aula Kebenaran di alam baka untuk mengikuti ritual penimbangan hati di akhirat untuk menentukan nasib mereka. Dewa Anubis sering digambarkan dengan tubuh seorang pria dan kepala serigala, orang Mesir percaya Anubis mengawasi orang mati dan proses mumifikasi. Digantikan oleh Osiris sebagai God of the Dead pada awal milenium ke-3 SM.

.

.

.

Dingin.

Alexa merasakan tubuhnya dingin, sedikit menggigil ketika perlahan bangun dan membuka matanya linglung menatap sekeliling. Hah? Ini ada di mana? Dia memijat kepalanya pelan, di mana sang sahabat? Kok ini sudah bukan di atas kasur?

Dia mulai bangkit dan menyentuh tanah dingin tempat dia berpijak, matanya melirik awas, takut-takut ketika di lorong gelap mendengar suara langkah kaki mendekat. Perlahan walau gelap dia bisa melihat lorong yang di setiap sisinya terbuat dari lumpur dan pasir yang mengering dengan banyak ukiran asing. "Siapa itu?"

Jantung Alexa berdebar kencang ketika menyentuh tembok di sampingnya yang dingin. Takut. Bahkan dia kini hanya memakai piyama doraemon dengan sandal kamar yang lembut. Tubuhnya masih sedikit menggigil ketika menatap sumber suara terkejut setengah mati.

"Mu- mutan?!"

Bersambung...

30 Januari 2023

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro