Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Chapter 2

"Kepada Sanny Cathrine Prasetyo kelas XI-1 di harap segera ke ruang Kepala Sekolah."

Gue tersentak dari acara tulis menulis.

Gue yakin gue salah denger. Yakali anak alim kayak gue di panggil kepsek.

Gue ngerasa semua pada liatin gue. Gue mendongak dan bener aja. Semua orang ngeliat ke arah gue. Termasuk guru yg lagi ngajar.

Itu menandakan kalo gue yang di panggil. Tapi gue diem aja. Pura-pura ga tau.

"Eh dongok. Lo di panggil tuh." Kata Augie.

"Bukan gue. Ga mungkin gue. Gue kan anak baik-baik. Mana mungkin di panggil kepsek." Kilah gue.

"Itu lo pea. Bisa aja kan lo di panggil bukan karena salah. Mana tau mau di suruh olimpiade lagi." Kata Nana kesel.

"Ga mungkin. Biasa kan guru yang manggil gue. Ini masa langsung kepsek. Aduh gue takut nih. Gue ga ada salah apa-apa kan?"

Gue panik.

"Sanny Cathrine Prasetyo?" Panggil guru gue.

"Saya bu?"

"Kamu di panggil. Ga denger?"

"Eh..anu..bu."

"Buruan. Jangan ganggu kelas saya."

Dengan terpaksa. Gue keluar dan menuju kantor kepsek.

Dan di sinilah gue. Di depan pintu kantor kepsek.

Buka ga ya?

Kira-kira gue di panggil buat apa?

Gue ga buat onar kok.

Jadi kenapa?

Gue takut.

Mama papa, bang Raham, Justine, Augie, Nana. Sanny sayang kalian.

Oke. Sinetron banget.

Dan gue memutuskan untuk ngetok pintu.

"Masuk."

Gue buka pintu. Masuk dan duduk di hadapan cekgu besar.

"Sanny."

"Saya bu? Saya ga buat kesalahan kan?"

Ibu Mega-Kepsek cuma terkekeh.

"Engga kok. Gini. Nanti minggu depan. Kamu ikut olimpiade Ipa yah?"

"MINGGU DEPAN BU? SAYA BELOM ADA PERSIAPAN BU." gue kaget. Makanya gue teriak. Pas sadar gue lagi bicara sma siapa. Gue langsung minta maaf.

"Saya yakin kamu bisa kok. Gimana? Bisa yah? Harapan kita cuma kamu aja soalnya." Mohon cekgu besar.

"Iya deh bu."

Setelah pamit. Gue balik kekelas dengan lesu. Baru aja gue duduk. Augie udah nodong gue dengan berbagai pertanyaan.

"Gimana? Lo salah apa? Lo di panggil buat apa? Lo gapapa kan? Lo ga di makan kan? Lo baik-baik aja kan?"

Gue cuma natap Augie jengah.

"Olimpiade Ipa."

"Nah kan bener dugaan gue." Kata Nana sok.

"Wahhh selamat yah Sann." kata Augie dengan mata berbinar-binar.

"Kapan olimpiadenya?" Tanya Nana.

"Minggu depan."

Hening

"MINGGU DEPAN?"

Augie jerit.

Guru liat ke arah kita.

Gue sama Nana ngeliat Augie tajam

Dia cuma cengegesan.

Dan sekarang kami bertiga di keluarin dari kelas.

Karena Augie yang ganggu pelajaran.

Dan kami berdua malah ikut kena.

------

Gue terbangun dari tidur siang gue karena ada suara keributan dari bawah. Gue mendengus kesal. Yaiyalah kesal. Lagi enak-enaknya tidur malah diganggu.

Toktoktoktoktok

Gue denger pintu gue di ketuk dengan mengebu-gebu.

Kasihan pintunya.

Oke. Pikiran alay gue kumat.

"SANNYY!" jerit Bang Raham.

"Masuk aja bang."

Pintu kebuka dan munculah sosok yang badannya hampir mirip dengan hulk tapi mukanya lumayan lah.

"Sanny. Turun. Makan malem."

"Cuma itu doang bang? Lo sampek gedor-gedor pintu gue. Cuma karena itu?!"

"Iya. Mungkin. Emang apa lagi?"

Gue cuma menghela nafas panjang.

"Lo abis molor yah?"

"Kok tau bang?"

"Iler lo bloon."

Gue refleks ngeraba-raba samping bibir gue. Dan bener aja. Gue cuma cengegesan.

"Udah buruan mandi. Lo molor sampek jam segini. Kebo banget lo."

"Emang jam berapa sekarang?"

"Jam 7."

Gue melotot ke arah Bang Raham. Dan dia cuma mendengus.

"Buruan mandi. Gue udah laper nih."

"Yaudah sih makan duluan aja."

Bang Raham mendelik ke arah gue dan turun ke bawah.

Gue langsung cuss ke kamar mandi. Setelah selesai gue langsung turun. Dan ada Mama,Papa,Bang Raham dan Justine.

"HALO PEMILY." Jerit gue.

Mama senyum ke arah gue.

Papa cuma geleng kepala.

Bang Raham natap takjub ke gue.

"Norak lo kak. Kayak tarzan aja lo." kata Justine kalem.

"Oemji. Justine. Lo udah bisa bicara?" Gue heboh. Kan udah gue bilang. Dia orangnya ga banyak bicara.

"Gue emang udah bisa bicara dari dulu. Cuma ga norak aja kayak kalian berdua." Justine nunjuk gue sma Bang Raham.

"Jangan sama-samain gue sma kebo deh." Ejek Raham.

Baru aja gue mau ngomong. Udah di potong sma Papa. Perasaan gue ngomong selalu ada aja yang potong.

"Udah duduk. Makan dulu."

Semua makan dengan tenang.

"Aku ikut olimpiade lagi nih." kata gue dengan muka lesu.

Reaksi Bang Raham. Batuk-batuk.

Yang lainnya. Senang.

Gue malah sedih.

"Wah bagus dong. Bidang apa kali ini?" tanya Mama dengan mata berbinar-binar.

"Ipa ma. Dan waktunya minggu depan. Gila banget kan. Waktu sesingkat itu. Sanny mana bisa."

"Kamu pasti bisa kok Sanny. Berjuanglah." kata Papa dengan senyum bangga.

"Fighting kak. Tar gue beliin deh buku buat belajarnya." Kata Justine

Gue ngacak rambut Justine. Dan pipinya memerah.

"Biasanya. Kalo udah olimpiade gini. Pasti gue di jadiin supir buat ke toko bukunya." sindir Bang Raham.

"Lo tau gue bang." Gue ngedipin satu mata ke Bang Raham. Dan dia natap jijik ke gue.

Dan semua orang di sana tertawa. Keluarga yang bahagia bukan?

Ya. Gue sayang keluarga gue.

-----
Halooo...
Gimana? Jelek yah? Terlalu happy kah?

Next Chapter konfliknya nanti udah muncul sedikit kok.

Makasih~

Vomennya di tunggu yah~

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro