▷Kisaragi Koi
◇◇◇
Valentine.
Hari yang sangat ditunggu-tunggu oleh para remaja. Tapi berbeda denganmu, kau malah sangat membenci hari itu dikarenakan hari valentine sangat identik dengan pemuda bersurai pink―yang menurutmu menyebalkan.
Tiap hari, ia selalu saja menarik perhatianmu. Bagaimana tidak kesal? Disaat belajar, kau malah memikirkan dirinya. Alhasil, nilaimu semuanya anjlok.
Nah kan, disaat bermain game seperti ini kau malah memikirkannya. Yah, bagaimana tidak mau dipikirkan kalau orangnya sendiri ada di sebelahmu.
"Hei, [Name]! Lanjut nonton―"
Dan yang selanjutnya terdengar hanyalah ocehan tidak jelas miliknya. Kau merutuki nasib sial yang mempertemukanmu dengannya. Ah, atau malah sebenarnya beruntung karena kau bisa mendapatkan game gratis dari dia?
"Tunggu, Koikku. Bisa istirahat sebentar? Silahkan kau lanjut nonton anime dan main game―aku mau belajar buat perbaikan matematika besok."
"Eh? Besok? Besok kan valentine? Masa kau belajar buat hari valentine?" sungutnya tak terima.
Kau mengulas senyum ramah--tidak, maksudnya mengerikan, membuatnya bergidik ngeri. "Diam saja kau, dasar siscon."
"Nandato!?"
Rasa ketakutannya hilang entah kemana. Helaan nafas keluar dari mulutmu. Kau bingung kenapa masih ada orang yang tahan dengan sosok pria amor ini. Sudah otaku, gamer bahkan siscon lagi.
Masih sibuk bergelut dengan pikiran, tiba-tiba dari belakang, Koi memelukmu. Menenggelamkan kepalanya di bahu milikmu. Wajahmu memerah, refleks kau membanting dirinya.
"Aduh, sakit!"
"Salahmu. Lagipula kenapa kau langsung memelukku sih?" tanyamu galak, berusaha menyembunyikan rona merah di pipimu. Dia hanya memasang wajah cemberut lalu bangkit dan menepuk-nepuk pakaiannya.
"Adududuh, sakit," ringisnya.
Kau melirik ke arahnya, memperhatikan wajahnya secara seksama. Berprasangka bahwa Koi berpura-pura, namun sepertinya kau tidak menemukan kebohongan di wajahnya.
"Ya sudah, maaf. Sini aku oba―"
"Tidak! Aku tidak perlu diobati."
Kau ber-facepalm ria mendengar penuturannya. Sekali lagi, helaan nafas keluar dari mulutmu lalu menatapnya curiga, "Lalu apa? Jangan-jangan kau marah terus tidak mau memaafkanku, begitu?"
Bersikap bodo amat, itulah yang tengah kau lakukan sekarang. Dia adalah sosok yang menyebalkan, sosok yang sangat kau benci. Lantas, kenapa kau sangat perhatian padanya?
Dia menyeringai sejenak, mengukir senyum jahil yang membuatmu semakin curiga.
"Benar, aku tidak mau memaafkanmu."
"Masa' yang begituan kau marah," cibirmu.
"Aku akan memaafkanmu tapi dengan satu syarat."
Dengan bodohnya, kau malah terpancing dengan perkataannya, "Ha? Apa itu?"
"Hehe, buatkan aku coklat valentine untuk besok! Kalau begitu bye!" pamitnya disertai dengan cengiran lalu meninggalkanmu sendirian. Masih mematung yang berusaha untuk mencerna perkataannya.
Huh, iya iya. Aku akan membuatkanmu coklat valentine tapi bukan atas dasar cinta, batinmu menggerutu.
◇◇◇
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro