Arihara Morihito
Kacamata.
Benda itu baru saja dilepas oleh leader SOARA dari Morihito. Wajahmu memerah tatkala melihat wajah tampannya. Sontak saja kau memalingkan wajahmu, menutupi rona merah yang mulai menjalar ke pipimu.
"[Name]-senpai? Kau sakit?" tanya Ren yang khawatir melihat sikapmu. Mendengar pertanyaan Ren, segera saja kau menjawabnya dengan terbata-bata.
"Sial, M-morihito tampan sekali Ren," gerutumu dengan nada pelan.
Sontak saja, Ren mengerjapkan matanya, sedikit sweatdrop dengan sikapmu. Belum sempat mulutnya membuka, ingin membalas gerutuanmu, Morihito datang dan menatap kalian berdua.
Kau menggigit bibirmu ketika sosoknya datang tiba-tiba diantara kau dan Ren. Sedangkan ia hanya menatap bingung kau yang wajahnya sudah memerah layaknya kepiting rebus.
"[Name]? Kau kurang sehat?" Pertanyaan sama keluar dari mulut yang berbeda.
"E-eng ... Tidak kok, hanya saja ..." Kau menggantungkan kalimatmu, membuat si kacamata tambah kebingungan sekaligus penasaran. Ia mendekatkan dirinya padamu, mencoba meminta jawaban.
Gugup semakin melanda. Tidak mungkin 'kan kalau kau mengatakan hal itu di depan Morihito? Apalagi sekarang posisi kalian berdua sangat dekat, bisa-bisa yang awalnya kau hanya malu langsung jatuh pingsan setelah mengatakannya.
Ren yang melihat kalian berdua hanya bisa diam, kelopak matanya sedikit mengerjap. Entah kenapa, ia sedikit merasa aneh, mungkin akibat menjadi nyamuk diantara kalian berdua.
"Kau benar-benar tak apa?"
"Y-ya."
Tangannya mulai menempel di dahimu. Setelah mencoba memeriksa suhu tubuhmu, tangannya kembali turun. Wajah Morihito sedikit khawatir. "Apa jangan-jangan kau demam? Suhu tubuhmu agak naik."
Memakai kacamata atau tidak, wajahnya masih terlihat tampan. Oh, mungkin ini sedikit hukuman karena biasanya kau mengabaikan Morihito.
"Su-sudahlah, Morihito. Aku baik-baik saja, tidak usah kau perdulikan lagi."
Bisa-bisa aku mati kalau kau melanjutkannya, batinmu.
"Eh? Tapi 'kan kau kelihatan kurang sehat. Atau ada sesuatu yang membuatmu merasa risih? Biasanya kalau ada sesuatu yang dipendam dan kau tidak mengatakannya, maka kau akan merasa sakit."
Kesal. Sekarang yang menguasaimu adalah hal itu. Tanganmu mengepal, kau mundur beberapa langkah lalu mengambil nafas.
"Itu semua karena kau melepas kacamatamu, bodoh!" Setelah mengatakan hal itu, kau berlari, menjauhi SOARA terutama Morihito.
"P-padahal yang melepas kacamata 'kan aku," gumam Sora kebingungan sembari menggaruk pipinya.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro