Ditulis oleh:
E-Jazzy

Saatnya bangkit dari kubur—kirimkan pesan ini ke satu anggota lain yang belum menerimanya; kalau tidak, kutukan akan mendatangimu.

Setelah satu tahun lamanya kami semua mati suri, seseorang mengirimkan pesan itu secara berantai, membuat kami akhirnya terkumpul di ruangan yang sama untuk membicarakannya.

"Aku dapat dari Jazzy." Pasirungu menunjuk hidungku. "Makanya kukirim ke Tutankhemen."

"Aku mendapat pesan dari KagayakiMiHa," kataku, kali ini menunjuk hidung Miha. "Lalu kukirim ke Pasirungu."

KagayakiMiHa menunjuk hidung Halfbloodelf. "Aku dapat pesan ini dari Nat."

Halfbloodelf melirik Nozdormuhonist. "Aku dapat dari Nozie. Nozie dapat dari ...."

Nozdormuhonist menunjuk Yuriskaah.

Tunjuk-tunjukan pun terjadi. Yuriskaah menunjuk PhiliaFate, yang kemudian mengarahkan jari ke Drianivi. Drianivi mengaku mendapat pesan itu dari Alka_lekha. Alka_lekha mendapatkannya dari Hairazara. Hairazara menunjuk Kiikii-. Kiikii- mendapatkan pesan dari PurnamaPagi, yang mendapatkannya dari Boiwhodreams_, yang dikirimi Aimsyifaaa, yang mendapat pesan pula dari Alizarinlake, hingga akhirnya Alizarinlake menunjuk DigaRW.

"Aku dapat dari dia." Alizarinlake menuding DigaRW dengan mata mendelik curiga.

"Tunggu sebentar!" DigaRW menggebrak meja meski di sana tidak ada meja. "Aku dapat dari dari Bang Khemen."

Tutankhemen menggaruk ubun-ubunnya dengan bingung. "Aku dapat dari Pasirungu."

Pasirungu berdengap. "Aku dikirimi E-Jazzy."

Giliranku menyambut, "Aku dapat dari Miha—"

"Kapan selesainya ini?!" Yuriskaah ikut menggebrak meja yang tidak ada di antara mereka. "Jadi siapa yang memulai ini?"

"Ada pertanyaan lain," kata Nozdormuhonist seraya mengusap dagunya. "Dari mana kita tahu orang yang kita kirimi belum dapat pesan dari anggota lain?"

Halfbloodelf mengangkat tangannya. "Kalau aku, sih, aku tanya ke Miha, Mih sudah dapat pesan ini belum? Terus kata dia belum, jadi kukirim."

"Aku juga begitu." KagayakiMiHa mengonfirmasi. "Aku ogah kena kutukan, jadi tanya-tanya siapa yang belum dapat. Jazzy belum, jadi kukirim ke dia."

Aku buka suara. "Aku pun—"

"Jadi kita semua bertanya dulu sebelum mengirim pesan kutukan ini." PurnamaPagi mengangguk-angguk. "Sekarang, pertanyaan sebelumnya: siapa yang mulai?"

Kami semua saling berpandangan dengan tatapan menuduh.

"Siapa pun itu," ujar Boiwhodreams_ dengan mata berkilat. "Seseorang di antara kita menginginkan kita kembali berkumpul—ketujuh belas anggota perkumpulan rahasia Wattys, bersama-sama menjebol petak kuburan dan kembali menghantui Tanah Oranye bersama-sama. Bukan begitu?"

Semua orang menggumamkan persetujuan.

"Jadi?" Hairazara bertanya. "Kita naik ke permukaan? Sekarang? Apa yang akan kita lakukan setelah bangkit dari kubur?"

"Bikin cerpen?" usul Alka_lekha.

"Atau football." Aku menyarankan. "Main hockey?"

"Atau merajut sweter berbulu."

Semua orang terdiam, kemudian bersorak penuh suka cita seraya naik ke permukaan.

Di belakangku, aku mendengar seseorang berbisik, "Syukurlah tidak ada yang mencocokkan jam kirim pesannya."

"Iya,"sahut suara lain penuh persekongkolan. "Kalau dicek satu-satu, bisa ketahuan aku yang kirim duluan pesannya ke kamu."

Aku mencoba menoleh, tetapi pada saat itu kami semua sudah menjebol petak kuburan dan naik ke permukaan Tanah Oranye, menyambut matahari pagi. Ya sudahlah, yang penting bangkit.