Kembali Pulang
Cahaya biru muncul dari kekosongan di sebuah gang sepi. Siluet manusia perlahan-lahan terbentuk dari cahaya biru itu. Setelah beberapa saat, tampaklah sosok siluet tadi, seorang wanita berambut pirang dan pria bertubuh tegap.
"Ukh, perutku rasanya seperti diaduk-aduk. Tunggu sebentar, biarkan aku mengeluarkan isi perutku terlebih dahulu. Aku sudah tak tahan lagi."
"Dasar lemah, hanya berteleportasi saja kau sampai mual seperti itu. Cepat selesaikan urusan perutmu itu. Kita harus buru-buru kembali ke asrama."
Kenanga berbalik membelakangi Jason dan mulai mengeluarkan isi perutnya yang sudah berkurang banyak karena tadi. Mereka buru-buru pergi kembali ke asrama setelah Kenanga selesai dengan urusan perutnya.
***
Burung-burung berkicau kencang di luar jendela. Sinar matahari menyusup masuk melewati jendela kaca yang kordennya sedikit terbuka.
"Nghh."
Desahan kecil seorang gadis kecil menjadi awal mula di pagi hari ini. Dia meregangkan otot-otot tubuhnya dan mengerjap-erjapkan matanya selama beberapa saat. Rambut pirangnya terlihat sangat berantakan.
Baju tidur yang dipakai olehnya kemarin malam sedikit tersingkap, menampakkan bahunya yang seputih susu. Selimut tidur tertumpuk berantakan di satu sisi dengan guling yang sekarang entah sudah dimana.
"Sudah pagi? Hah, padahal aku merasa baru saja tertidur, ternyata sudah pagi saja."
Gadis berambut pirang itu bangun dari posisi telentangnya dan duduk di pinggiran ranjang. Tangannya meraih ponsel yang tergeletak di meja.
"Jam 6 pagi yah masihan. Hah!? Jam 6 pagi!? Gawat, aku bisa terlambat nanti."
Kenanga mengambil kain handuk dan pakaian seragamnya. Ia berjalan dengan langkah gontai ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
Setelah beberapa menit berkutat dengan gayung dan air, Kenanga keluar dengan wajah yang berseri-seri dan cerah. Pakaian seragam telah ia kenakan dengan rapi, tak lupa ia menyisir rambut pirangnya agar tak kusut.
"Sudah. Saatnya berangkat."
Kenanga mengambil sepatu casual berwarna hitam dengan motif garis-garis berwarna biru muda. Tas ransel berwarna hitam legam dengan motif polkadot diraih dan dijinjingnya di tangan kanan.
"Mari berangkat!!"
Kenanga beranjak dari posisi duduknya dan sedikit berlari ke arah sekolah. Sepatu hitamnya sedikit berdebu karena hentakan-hentakan kaki Kenanga yang terlalu bersemangat.
Rambut pirangnya tersibak ke belakang karena angin yang menerpa wajahnya. Seragamnya pun berkibar akibat angin-angin kecil menerpa tubuhnya hasil dari ia berlari kencang.
Kenanga terus berlari melewati koridor-koridor sekolah dengan penuh semangat, lebih tepatnya takut terlambat. Begitu sampai di depan kelasnya, ia dengan tergesa-gesa memasuki kelas dan duduk di bangkunya.
Gadis itu memegang dadanya yang naik turun dengan cepat karena kelelahan. Peluh tipis muncul dari keningnya dan jatuh di tangan kanannya.
"Lelah sekali. Kupikir aku terlalu berlebihan dengan berlari kemari. Sekarang masih pukul 06.25 pagi, jika aku berjalan mungkin aku akan sampai setelah 10 menit."
Kenanga menurunkan tangan kirinya setelah melihat jam tangan yang terikat di sana. Dia menghela nafas sebentar dan meletakkan tas ranselnya di samping meja.
Selang beberapa saat, bel berdering kencang, tanda bahwa pelajaran akan segera dimulai. Dengan cekatan Kenanga mengeluarkan buku-buku catatan dan buku pendamping dari ranselnya.
Buku dengan sampul bergambar rumus-rumus matematika berlatarkan gambar bumi menjadi sorot utama di meja Kenanga. Buku bersampul coklat juga dikeluarkannya bersamaan dengan buku kecil.
"Sudah. Pelajaran sains pasti akan membunuhku. Beruntung aku membawa lengkap sekarang. Buku pendamping, buku tulis, dan buku catatan."
Tak berselang lama, seorang guru wanita memasuki kelas itu dengan buku-buku tebal yang dipeluknya. Dia adalah Ms.Natalie, guru pengampu mata pelajaran Fisika.
"Selamat pagi."
"Pagi."
Semua murid satu persatu mengeluarkan buku pendamping dan buku tulis mata pelajaran Fisika. Ms. Natalie mengambil topik bahasan tentang Hukum Kepler.
"'Lintasan orbit setiap planet ketika mengelilingi matahari berbentuk elips dimana matahari terletak pada salah satu fokusnya.' Itu adalah bunyi dari Hukum Kepler."
Ms. Natalie lalu mengambil kapur dari meja guru dan beranjak menghampiri papan tulis. Dia mulai menggambar bidang datar berbentuk elips dengan 3 titik berbeda ukuran.
"Dari model lintasan planet ini, kita mengetahui bahwa Matahari berada pada titik fokusnya yang ditandai dengan F1 dan F2. Pada keadaan tersebut, planet memiliki dua jarak. Yaitu terhadap titik F1 dan terhadap titik F2.
Bentuk elips orbit ditentukan oleh nilai eksentrisitas yang berkisar antara 0 dan 1. Semakin kecil nilai eksentrisitasnya, maka orbit akan berbentuk seperti lingkaran dengan matahari berada di tengahnya. Jika nilai eksentrisitasnya mendekati satu, maka bentuk orbit akan memanjang dan tipis.
Jika planet berada pada jarak terjauh matahari, maka pada saat itu planet berada pada titik aphelion. Jika planet berada pada jarak terdekat dengan matahari, maka planet berada pada titik perihelion."
Ms.Natalie menghela nafasnya sebentar lalu melanjutkan kembali penjelasannya. Materi-materi tentang Hukum Kepler terus ia lontarkan selama 30 menit lamanya.
Kenanga yang sama sekali tidak berminat kepada pelajaran sains hanya memainkan rambut pirangnya dengan malas. Dia sama sekali tidak memperhatikan apapun yang dijelaskan oleh Ms.Natalie.
Buku pendamping miliknya hanya ia buka tanpa ia pandang sedikitpun. Buku-buku yang lain juga sama, tidak diliriknya sama sekali.
Pelajaran sains akhirnya berakhir setelah 2 jam lamanya. Kenanga menghela nafas dengan penuh sukacita dan buru-buru memasukkan buku-buku terkutuk itu ke dalam ranselnya kembali.
"Akhirnya selesai juga kelas 'neraka' ini. Aku sudah tidak tahan jika ini lebih lama lagi, walau itu hanya 1 menit saja."
Pelajaran selanjutnya adalah pelajaran favorit seluruh murid-murid. Ya, sejarah. Pelajaran sejarah adalah pelajaran yang paling disukai oleh murid-murid di seluruh sekolah.
Selain karena mata pelajarannya yang tak terlalu berat. Pembawaan dari pengampu sejarah-Mr. Robert-juga menjadikan pelajaran sejarah disukai oleh banyak siswa.
"Selamat pagi, anak-anak. Apa kabar kalian semua? Hari ini kita akan belajar sejarah Inggris loh."
Dia lalu membuka sebuah buku tebal dengan bendera Inggris yang menjadi sorot utama dari sampul buku itu. Dibukanya buku itu di halaman awal dan ia mulai beranjak dari posisinya.
"Inggris adalah sebuah negara konstituen yang merupakan bagian dari Britania Raya. Negara ini berbatasan dengan Skotlandia di sebelah utara dan Wales di sebelah barat. Selain itu, Inggris juga berbatasan dengan Laut Irlandia di barat laut, Laut Keltik di barat daya, serta Laut Utara di sebelah timur dan Selat Inggris yang memisahkannya dari benua Eropa di sebelah selatan. Sebagian besar wilayah Inggris terdiri dari bagian tengah dan selatan Pulau Britania Raya di Atlantik Utara. Inggris juga mencakup lebih dari 100 pulau kecil seperti Isles of Scilly dan Isle of Wight."
Mr.Robert mulai menjelaskan mulai dari letak geografi Inggris. Dia menggambar tiruan wilayah Inggris di papan tulis melalui kapur.
"Di sini adalah Inggris. Dan di sini adalah Skotlandia, Wales, Laut Keltik, Laut Irlandia, dan Laut Utara. Inggris menganut sistem pemerintahan parlementer dan bentuk pemerintahan monarki. Sistem parlementer berarti parlemen memiliki peranan penting dalam tatanan negara. Sedangkan bentuk pemerintahan monarki merupakan sejenis pemerintahan yang dikuasai oleh penguasa monarki.
Kenanga mencatat informasi-informasi yang keluar dari mulut Mr. Robert dengan cekatan. Mr. Robert berhenti sejenak sebelum mulai melangkah menjelaskan sejarah Inggris.
"Baiklah, mari kita mulai dari sejarah awal kerajaan Inggris."
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro