Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

BAB 6. LEMBAH PERI

-Evan

"Tidak bisakah kau berhenti menjamahku?!"

Untuk ke sekian kali, aku berhasil menepis sentuhan dari Starla. Demi apa pun, ia terus saja mencoba agar kami segera menuntaskan malam pertama yang tertunda.

"Aku belum bisa melakukannya sekarang! Berhentilah memaksaku!"

Starla bergerak mundur seketika. Tak lagi kudengar ia menggeram seperti sebelumnya. "Kau tahu apa artinya jika aku masih perawan saat penobatan resmi kita tiga hari lagi, sebagai Alpha dan Luna dari penyatuan Pack Hutan Utara dan Timur, bukan?"

Aku mengerjap-ngerjapkan mata, menyadari suara Starla kali ini yang terdengar agak melemah. Namun, bisa kulihat betapa wajahnya begitu merah padam dengan sepasang mata almond biru terlihat berkilauan basah.

Itu membuatku tak tahan. Apa aku sungguh telah membuat suatu kesalahan?

Hei, Jiwa Wolfera Axel! Jelaskan apa maksud istri pemilikmu itu?

Pertama-tama, namaku Isca, Makhluk Fana.

Hah? Makhluk fana? Aku harus menganggap itu sebagai penghinaan atau pujian?

Itu tergantung pada apa yang kau pikirkan.

Kalian semua memangnya makhluk abadi?

Wolfera? Kami separuh abadi.

Oh, seperti manusia serigala di novel kesayangan Asher dan Ashley. Baiklah. Berarti, aku harus menganggap kata sebutan yang kau gunakan untukku tadi sebagai hinaan.

Manusia serigala? Novel Asher dan Ashley? Siapa ... ah, terserahlah. Aku hanya menyatakan sebuah fakta. Kau makhluk fana. Terserah jika kau tak terima.

Dengar, Jiwa Tanpa Raga. Axel makhluk separuh abadi, bukan? Jika benar begitu, bukankah itu berarti seharusnya aku pun sama? Aku dan Axel adalah satu tubuh!

Untuk beberapa saat, tak ada suara sahutan dari Isca. Sementara itu, Starla terus memandangiku, seakan menunggu jawaban atas pertanyaannya.

Isca? ISCA! Lekas jelaskan! Aku harus memberi jawaban apa pada Starla?!

Kau harus melakukannya. Mau tak mau.

Hah? Kenapa? Apa alasannya?! Kau menyuruhku mengambil keuntungan dari keadaan kami saat ini?! Ingat, Starla itu istri Axel! Pemilikmu!

Bukankah tadi kau bilang, kau pun sama karena satu tubuh dengan Axel? Jadi, kewajiban atau tanggung jawab yang biasa dan seharusnya dilakukan olehnya, harus digantikan atau diambil alih olehmu. Bukankah begitu, Makhluk Fana Separuh Abadi?

Mataku mungkin kini hampir meloncat keluar. Detak jantung yang berdentum pun sepertinya bisa keras terdengar.

Bagaimana bisa kau mengkhianati pemilikmu sendiri dengan menyuruhku mengambil alih tanggung jawab, bahkan menggantikan kewajiban Axel terhadap istrinya?! Aku bahkan belum tahu aku berada di mana dan di tempat macam apa!

Lalu menurutmu siapa yang harus melakukannya? Aku?

Isca terdengar mendengkus. Aku sengaja tak langsung membalas atau merespons itu.

Ini Kota Redwood. Hanya itu yang bisa kuberitahu saat ini.

Redwood? Kota macam apa? Apa masih ada kota-kota lainnya? Di mana pusatnya? Siapa pemimpin tertinggi di sini?

Kau cerewet sekali. Axel tak pernah secerewet dirimu. Jika tak bermain wanita, dia lebih suka tidur, terlalu malas untuk melakukan obrolan tak penting dengan siapa pun.

Kau pun menyebalkan, tak seasyik Ethan!

Kenapa aku harus seasyik Ethan? Siapa dia? Aku tak mengenalnya.

Dia saudara kembarku! Kami terpisah gara-gara si Profesor Botak Berkaca Mata Kotak! Aku tak seharusnya ada di sini!

Sepertinya aku benar-benar sudah gila. Berdialog sendiri dengan jiwa serigala aneh di dalam tubuh Axel, membuatku merasa telah kehilangan kewarasan dan logika.

"Axel! Kau pura-pura bodoh atau apa?! Kau tahu persis, betapa akan memalukannya bagiku dan pack-ku jika sampai di hari itu aku masih dinyatakan perawan oleh Magea Turia! Penyatuan pack akan gagal dan aku pun harus memutuskan hubungan denganmu dan menyatakan pack-mu sebagai musuh!" Kali ini suara serak Starla terdengar keras memecah keheningan.

Aku tergugu. Sungguh otakku serasa membeku.

Kau paham sekarang? Tak ada jalan lain kecuali mengambil alih kewajiban dan tanggung jawab Axel. Hanya itu pilihan yang kau punya, Makhluk Fana Separuh Abadi.

Badanku terasa lemas seketika. Namun, aku rasa harus segera mengambil keputusan terbaik saat ini untuk semuanya.

"Baiklah. Aku mengaku saja. Namaku Evan Frost, bukan Axel. Aku manusia dari Bumi. Aku terlempar ke tempat ini karena ulah seorang Profesor Botak Berkaca Mata Kotak. Di Pulau Moonstone pada malam blue moon, dia ...."

Ucapanku terhenti setelah sebuah jotosan kuat mendarat di hidung, dari arah Starla berdiri. Untuk beberapa saat, rasa nyeri membuat pandangan berubah gelap kini.

Aku meringis, menunduk sambil memegangi hidung yang bengkok dan serasa remuk. Butuh beberapa saat sebelum itu kembali memulihkan bentuk. "F..k!"

"Kau tahu, tidak ada yang pernah kuizinkan meninju wajahku, kecuali saudara kembarku E-T!" Aku menatap Starla kini penuh berapi-api.

E-T? Tadi kau bilang Ethan.

"Tadi kau menyebut namamu adalah Evan Frost. Sekarang kau memanggil nama saudara kembarmu dengan nama E-T! Nama macam apa itu?! Semua penghuni Redwood tahu saudara kembarmu adalah Ace Elwood! Sejak kapan kau memanggilnya dengan sebutan aneh itu?!" Starla menyorotkan mata seakan aku sosok makhluk teraneh yang pernah dia lihat.

"Maksudku, itu orang yang sama!"

"Kau sepertinya benar-benar tak waras. Aku akan meminta Tetua dan Magea untuk segera membawamu ke Faelley!"

Kau tak pernah berbohong sebelumnya, ya? Sungguh dungu.

"Diamlah, Isca! Kau membuatku bingung! STARLA, TUNGGU! Dengarkan penjelasanku dulu!" teriakku setengah putus asa.

Sia-sia. Starla dengan cepat menghilang ke balik pintu tanpa lagi berkata apa-apa.

***

Faelley atau yang mereka sebut sebagai Lembah Peri bisa dibilang mengingatkanku pada Desa Ajaib dari Negeri Dongeng, salah satu novel fantasi petualangan untuk anak-anak, milik Asher dan Ashley saat mereka berusia sepuluh tahun dulu. Namun, tentu saja tempat ini memiliki perbedaan dari yang pernah kulihat di buku.

Sehari sebelum berada di tempat yang terkesan mistik, kukira akan berhasil mengelabui saat menolak desakan ayah Axel dan Magea Turin agar aku mengucap sebuah mantra dengan alasan tak bisa mengingatnya. Sementara menurut mereka, itu adalah satu-satunya cara untuk membuktikan bahwa diriku adalah benar-benar seorang wolfera.

Namun, sialnya justru karena penolakan itu, mereka lantas mengikatku, dibaringkan paksa di atas sebuah alat transportasi mirip kereta salju beroda empat, ditarik oleh tujuh makhluk aneh menyerupai perpaduan singa dan serigala. Sementara itu, Greyson dan Starla mengawal di kanan dan kiri dalam wujud wolfera. Magea Turan tentu saja bertindak sebagai pengendali para hewan penarik yang disebut sebagai leowolf.

Awal aku hanya memilih bungkam dalam kekesalan sambil menatap langit yang menggugurkan buliran kapas-kapas putih dingin dan lembut ke wajah. Namun, setelah melewati hutan Lembah Peri, otakku menolak untuk pasrah.

Bagaimana tidak? Aku mulai merasa panik saat melihat penampakan-penampakan ganjil sepanjang perjalanan.

Bunga-bunga seakan memiliki banyak mata yang bergerak, berkedip-kedip mengawasiku. Ranting-ranting pohon mengibas-ngibas gemulai, seperti berusaha dengan lembut mengusir sesuatu. Kemudian ada kupu-kupu dan aneka burung-burung kecil, dengan aneka perpaduan warna yang tak pernah kulihat sebelumnya. Mereka terbang mengikuti, laksana menari-nari di udara sambil mengeluarkan bunyi berdenting sangat ramai, ditingkahi suara gemeresik dan desau angin, bak gadis-gadis tengah berbisik, kasak-kusuk menggosipkan sesama dan hal-hal berbau drama.

"Itu burung apa? Kupu-kupu apa? Bunga macam apa? Pohon aneh apa? Kenapa mereka berisik sekali? Mereka juga memandangiku! Lepaskan! Turunkan aku! TURUNKAN!"

Namun, tak ada yang mendengarkan. Mereka sepertinya mengabaikan apa yang kuteriakkan seakan itu suatu hal yang tak perlu dijelaskan.

Aku terus menjerit, berteriak-teriak, seakan itu bisa membuatku mempertahankan kewarasan. Sampai suara terasa serak, tak ada kudengar satu pun yang memberi jawaban.

Tak lama kereta berhenti. Disambut sebuah suara bergema yang membuat bulu kudukku sontak berdiri.

"Selamat datang di Faelley, Lembah Peri. Di mana kebohongan pertamamu di tempat ini akan menjadi kutukan, sebagai imbalan pelepasan segala penderitaan dan rasa sakit."


*** 

08/01/2024

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro