9. [Worse]
YEAR 5 ; WORSE
"Antidepressants"
--
Ben bergegas memasuki kamar Athena, dimana ia mendengar putrinya berteriak ditidurnya.
Sudah lebih dari seminggu Athena melakukan ini ketika ia tertidur.
Evelyne dan Dumbledore menyusul kedalam kamar Athena. Dumbledore bergegas menghampiri Athena dan membangunkannya.
Athena terbangun dengan keadaan was-was, ia berkeringat dan tenggorokannya sakit akibat berteriak terus menerus.
"It's okay. He's not here, Athena" ucap Dumbledore.
Evelyne duduk disamping Athena dan memeluknya, mencoba menenangkan sang gadis.
Athena mengatur nafasnya, respon otaknya kepada mimpi itu makin memburuk.
Dumbledore khawatir. 3 hari lagi Athena harus kembali ke Hogwarts, ia harus menemukan jalan kekeluarnya.
Disatu sisi, jika Athena tidak mati maka perang yang akan terjadi tak akan dimenangkan oleh Harry, kemenangan akan ada ditangan Voldemort dan pengikutnya.
Jika Athena mati, Harry menang. Voldemort mati, dan keadaan akan membaik.
Ia harus mencari jalan tengahnya.
"Aku akan pergi, mencari jalan keluarnya" ucap Dumbledore.
"Bagaimana dengan Athena, jika ia terus seperti ini... aku berfikir ia tak akan bisa melanjutkan di Hogwarts" bisik Ben selagi ia mengajak Dumbledore keluar dari kamar Athena.
Evelyne yang sudah berhasil menenangkan Athena ikut keluar dari kamar itu setelah memastikan Athena kembali tidur.
"Kalian berdua harus menyiapkan mental dan fisik Athena. She's a Grindelwald, dia bisa mengatasinya, dia harus bisa mengatasinya" ucap Dumbledore.
"She's just a girl, Albus!"
"Dia tak menginginkan ini, bukan?" lanjut Evelyne.
"Aku tahu, namun kalian bertiga harus tetap kuat hingga aku menemukan jawaban dari segala pertanyaan ini" ucap Dumbledore.
"Aku akan pergi ke tempat-tempat sakral sembari mengurus beberapa urusan yang menyangkut Harry" ucapnya lagi.
"Kami akan mencoba semampu kami" ucap Ben sambil merangkul dan mengelus pundak istrinya.
--
"I don't want to be here" gumam Athena, menatap wanita berjas putih itu.
"Aku tahu, Athena. Tapi kau membutuhkan ini, bukan?" tanya wanita itu dengan tersenyum.
Pandangan Athena menurun kearah pin yang menempel dijas putih wanita itu. Tertulis 'Dr. Hardwood' di pin itu.
"Kau mengalami mimpi buruk, apa benar?" tanya Doktor itu.
Athena merasakan waktu berjalan dengan cepat, satu detik ia berada di samping Grindelwald, dengan sekejap mata sekarang ia terduduk diruangan serba putih yang berbau obat-obat medis.
"Aku mengalami gangguan tidur" ucap Athena sembari menelan ludahnya kasar.
"Kau bisa saja mengalami Sleep Terrors, Athena. Ini dapat terjadi jika kau mengalami banyak hal yang bisa membuatmu terlalu stress dan kewalahan" ucap wanita itu dengan tangannya yang selalu menulis dipapan kertas.
"Aku akan merekomendasikanmu sebuah obat baru, kau bisa mengambilnya di farmasi nanti. Terapi emosi sangat membantu dalam kasus ini, namun mengingat ini adalah pertemuan terakhir kita sebelum kau masuk sekolah, cobalah meminum obat yang kurekomendasikan, okay?"
Athena mengangguk, ia mengambil secarik kertas dari doktornya itu dan segera pergi keluar dari ruangan menuju farmasi.
Ia memberikan kertas itu kepada seorang suster yang bekerja disana. Suster itu dengan cepat langsung memberikan Athena obat dan dosisnya.
"Obat ini hanya untuk membantumu tidur, jangan dikonsumsi selain daripada itu" ucap susternya.
Athena memandang botol berisi obat ditangannya, tertulis dibotol itu 'Tofranil'.
"Antidepressant" gumam Athena dengan pelan.
Athena berterimakasih dan segera pergi menghampiri orang tuanya yang menunggu dimobil.
Athena membuka pintu mobil dan duduk .
"Dumbledore sudah menunggu di cafe, kau sudah siap sayang? Tak ada yang ketinggalan?" tanya Evelyne kepada Athena.
"Sudah semua" ucap Athena, ia mengecek tas dan kopernya di belakang jok yang ia duduki.
Dengan cepat mobil yang Athena tumpangi melesat ke salah satu cafe yang berada di alun-alun kota Paris.
Mereka bertiga keluar dari mobil dan memasuki cafe itu, Evelyne melihat Dumbledore dan Snape yang sedang terduduk di pojok kafe itu.
"Greetings, Alard" sapa Snape ketika ia melihat ketiganya menghampiri Dumbledore dan dirinya.
"Bagaimana keadaanmu, Athena?" tanya Dumbledore.
"Doktor memberikanku obat baru, semoga saja ini bisa lebih efektif daripada obat tidur yang sebelumnya" ucap Athena.
Dumbledore tersenyum dengan tulus dan mengangguk.
"Aku sudah mulai melihat celah untukmu, Athena" ucap Dumbledore.
"Benarkah?" Evelyne yang mendengar itu raut wajahnya langsung bersinar.
"Aku mendengar catatan asli tentang ritual itu berada disuatu tempat di Italia, aku akan mengarahkan seseorang untuk kesana, selagi aku mengurus hal lain" ucap Dumbledore.
Evelyne bernafas dengan lega, ia menatap Ben dan Ben juga menatapnya, mereka penuh harapan.
"Baiklah, sebaiknya kita pergi sekarang" ucap Snape yang merusak momen itu.
Athena berpaling dan menghadap kearah orang tuanya, ia memeluk mereka dengan erat.
Setelah berpamitan, Athena, Dumbledore, dan Snape dengan cepat pergi ke Hogwarts menggunakan Portkey.
--
agak pendek karena author jadi panitia kelulusan, tolong dimengerti yah ^^
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro