80 : CHARLOTTA SMITH
CROWN GARDEN
CHARLOTTA SMITH
Berpikir kalau besok adalah hari besar mereka berdua, Charlotta jadi teringat akan cek yang sudah lama tidak disentuhnya itu. Duduk di tepi kasur, ia memandangi kertas itu tanpa memikirkan nominal yanh ingin ia tulis. Justru yang ada di kepalanya hanya sekelebatan bayangan hari-hari di Crown Garden akhir-akhir ini. Hari di mana Karry merenggangkan hubungannya dan hari di mana ia tahu alasan Karry selama ini.
Aku jadi tahu kenapa selama ini Karry diam saja. Aku saja yang bodoh terlalu percaya diri kalau dia akan menyukaiku. Dia itu..
Karry, bisakah kau tidak diam saja?
Tanpa sadar ia meremas kertas itu, menahan seonggok perasaan yang memaksa keluar dari tenggorokannya. Ia tersekat, tapi ia berjuang untuk tidak membiarkannya tumpah.
Setiap hari, di mulai dari detik itu. Pada kebencian kami, akhirnya aku tahu kalau benci dan cinta itu hanya dipisahi oleh benang yang sangat tipis. Cinta datang pada siapa saja. Dan mengalahkan siapa saja. Bahkan sekarang aku baru menyadari kalau tentangmu, tak ada patahan kata yang bisa menjelaskannya.
Ketika aku memutuskan untuk menyukaimu, aku baru sadar kalau seluruh hatiku yang selama ini diam-diam menyimpan rasa itu menyembunyikannya dariku. Dan suara itu tumpah ruah. Sayangnya, tak ada yang mendengar itu karena kau hanya diam saja.
Kau adalah bisu yang menguasai relung hatiku. Kau diam, tapi justru hening itu adalah perasaan tanpa suara yang menyimpan renjana. Aku berbohong pada semua orang, tapi aku tahu hatiku tidak mendustai siapa-siapa. Rasa itu hanya terhadapmu.
Aku menyukaimu.
Terlalu menyukaimu.
***
Susan baru saja keluar dari kamarnya setelah memilah beberapa gaun malam terbaik dari beberapa orang. Ada pilihan dari Natalie yang sangat indah. Gaun malam warna hitam dengan manik menawan di roknya yang mengembang. Satunya lagi gaun malam hitam yang bergradiasi warna biru tua hingga terlihat seperti ada langit malam New York yang memesona ketika dipakainya. Lalu ada gaun malam dari Karry--yang secara mengejutkan ada di jejeran tersebut.
Gaun dari Karry bewarna peach dari kain satin lembut. Roknya mengembang sederhana, tapi jahitan di bagian dadanya yang agak tertutup menjadi sangat menawan dan cantik jika di pakai. Lalu ada beberapa pilihan lagi dari saudara-saudara Natalie di tumpukan yang lain. Walau ada begitu banyak pilihan, tapi hati Charlotta terlalu terpana untuk menatap gaun dari Karry itu. Ia seperti terhipnotis oleh kecantikannya.
"Jadi, apakah kau sudah mempunya pilihan? Oh atau kau ada desain khusus yang ingin kau beli malam ini juga?" Susan berdiri di antara jajaran gaun yang di gantung di wardrobe itu, menghiraukan wajah terpegun Charlotta.
"Kau gila? Semua gaun di sini indah semua. Aku masih belum puas mau memilih yang mana? Segini saja sudah terlalu banyak," ungkap Charlotta menatap Susan yang tersenyum kecut.
"Aku tahu. Oh! Astaga aku hampir melupakan satu hal!" seru Susan sambil berputar ke pojok lemari wardrobe. Charlotta mengintip pergerakan wanita itu sedikit tergopoh-gopoh. Lalu ketika ia keluar dari pojok ruangan itu, Charlotta melihat Susan menggotong sebuah kotak bewarna hitam yang terkesan mahal dan mewah. Senyum Susan terkembang mencurigakan, wanita itu meletakkan kotak di atas sofa panjang di tengah ruangan. Sebelum benar-benar membukanya, Susan berkata dengan nada penuh makna, menatap Charlotta lekat-lekat.
"Dengarkan aku, ini satu yang sangat spesial."
Charlotta mengerutkan alis, makin curiga memandang pengawalnya yang kian tersenyum itu.
"Kenapa?" tanya Charlotta.
Susan tak menjawab langsung, matanya mengarah ke bawah, mengetuk-ngetuk permukaan kotak itu sambil berbisik lembut, "ini sepatu dari Tuan Muda kedua. Kau harus melihatnya."
Mata Charlotta melebar takjub seketika.
Pelan-pelan, Susan membuka tutup kotak itu. Wanita itu kemudian membangunkan sepatu yang tertidur di antara selimut kertasnya. Ketika benda itu di angkat dan diberdirikan di atas sofa, Charlotta menemukan kepalanya membeku tanpa suara.
Sepatu itu..
Apakah tetap seindah kelihatannya jika dipakai?
Platform berwarna merah muda lembut menutupi seluruh permukaan kainnya. Ada perekat di bagian pergelangan kaki, dan di tali itu ada beberapa manik redup yang berkilau aurora ketika terkena pantulan sinar matahari. Ujung sepatu yang menyenpit disempurnai dengan pita kecil bewarna peach, semua sangat manis dan lembut.
Ya tuhan.
Kenapa Karry tahu kalau hal sederhana seperti ini yang membuat hatinya terenyuh begitu dalam? Sepatu itu terlalu indah.
"Aku tidak bisa memakainya." Charlotta menatap Susan serak. Ia menggeleng pelan, bergerak mundur. Susan tercengang, buru-buru ia merenggut Charlotta kembali.
"Kenapa?" tanyanya lembut sekaligus bingung. "Tuan Muda Kedua memberikan ini khusus untukmu."
Charlotta menatap Susan setengah getir. "Kau yakin tidak salah?"
Susan kian mengerut takjub. Kepalanya menggeleng pelan. "Tidak mungkin. Aku tidak mungkin salah."
"Tidak." Charlotta menggeleng, "ini bukan milikku. Ini milik Cindy."
"Apa?" Susan terperangah bingung.
Charlotta menghentikan langkahnya di depan pintu, kembali menoleh melihat ke arah Susan yang mematung di tempatnya.
"Nona!"
"Susan, tuan puteri di sini adalah Cindy Young, bukan Charlotta Smith."
***
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro