79 : KARRY WANG
CROWN GARDEN
KARRY WANG
"Kau bercanda, kan?" Cindy menatapnya setengah ingin tertawa dan tak percaya. Tapi Karry tetap menatapnya dalam tenang.
"Apa aku pernah berkata menyukaimu?"
Cindy setengah membuka mulutnya, tercengang.
"Cindy, kau tahu kelemahanmu apa? Kau terlalu percaya diri hingga kau tak sadar ada seseorang yang sedang mempermainkanmu." Karry menegapkan punggungnya, menatap lurus gadis yang berdiri mematung di tempatnya.
"Maafkan aku Cindy, tapi kau bukan pilihanku."
Wajah Cindy memucat, ia seperti tertohok pada kata-kata itu.
"Charlotta adalah keping hati yang selama ini mengunci hatiku. Dia adalah kunci dari permainan ini. Aku tidak bisa kemana-mana karena akhir dari permainan ini sudah kurencanakan lagi bahwa kami yang memenangkannya." Penjelasan Karry makin membuat Cindy tercengang dalam diam. Sorot matanya membeku tajam, kilat-kilat air mata tersirat dalam bola mata itu.
"Maaf Cindy. Charlotta hanya terlalu sering membuatku ingin berada di dalam hidupnya. Charlotta adalah duniaku."
***
Air mata Cindy tak terbendung. Dari pelupuknya, jatuh satu bulir rasa pedih yang mengucur dari hatinya.
"Kau bilang apa?" lirih Cindy tak melepaskan pandangan.
"Kau mempermainkanku?" ulang Cindy lagi seakan ingin menjelaskan maksud yang tak pernah ingin ia ungkap. Apa maksudnya? Kenapa Karry mendadak berkata begini? Kenapa Karry tiba-tiba sangat jahat padanya?
"Kau boleh menganggapku pemuda yang jahat. Tapi coba berpikir sekali lagi. Kau terlalu menjuruskan perasaanmu pada ketidakmungkinan," sahut Karry tenang.
Cindy mengelak cepat. "Kau yang memberiku harapan! Kau yang kembali datang dan bilang merindukanku! Kau...!" Tenggorokan Cindy tersekat batin yang bercekcok sengit dalam hatinya. Ia menatap Karry lekat-lekat, ingin mencari tahu kalau pemuda itu sedang tidak bergurau. Tapi ketenangan yang menyelubungi pemuda itu semakin membuat hatinya sakit.
"Pada saat itu seharusnya kau curiga, bukan?" Karry menelisik pandangannya seakan semua perkataannya benar.
"Kau bilang aku seharusnya curiga!?"
Karry kembali membuang wajah sambil tersenyum pendek. "Dua hal yang kuketahui saat kau tidak mencurigaiku saat itu. Pertama, kau benar-benar tidak menaruh perasaan padaku. Kedua, kau sangat tidak peduli pada semua perasaan, asal aku, daging bermaterial tinggi yang kau anggap itu jatuh ke tanganmu."
"Dalam arti lainnya, kau sama sekali tidak peduli pada perasaanmu. Kau tahu, kau tidak bisa membohongi hatimu. Dan jangan anggap aku terlalu bodoh untuk tidak membaca isinya. Kau sangat mudah tertipu dan masuk jebakan, Cindy."
Kepala Cindy terasa panas dan mengebul. Hatinya mengeras penuh geram. Air mata yang digunakannya untuk keluar dari sudut matanya, kali ini berhenti mengucur. Ia menatap pemudan itu dalam hening. Dalam jarak yang tak dekat itu, Cindy mengatur napas, menyiapkan suaranya.
"Kau tahu aku dilahirkan untuk ini. Sebagai wanita, apalagi yang kukejar selain hati dan tahtamu? Charlotta hanya gadis munafik jika tidak berpikir begitu!"
Karry menepis perkataannya dengan cepat. "Kau salah jika berpikir begitu. Kau dan dia sangat berbeda, Cindy. Baginya, hal yang berharga di dunia ini bukanlah uang atau tahta. Tapi rumah dan kepercayaan."
"Jadi kau percaya begitu saja?! Kalau begitu kau sama bodohnya!"
"Tidak, Cindy. Lihatlah, dia tidak pernah berusaha mencuri hatiku. Bahkan, tanpa sadar justru akulah yang terketuk untuk menetap dihatinya."
Rahang Cindy mengeras, refleks ia berteriak kencang. "Berhenti mengatakan itu di depanku!!" Suara nyaringnya tergema ke seluruh lorong, membelah hening menjadi mencekam. Karry menatapnya tajam.
"Jangan, jangan pernah mengatakan hal itu di depanku. Bagiku, semua hal itu hanya hal naif. Jangan mengatakan kau mencintainya karena---"
"Karena aku tulus." Karry menyela cepat. Suaranya yang tenang makin membuat batin Cindy berusaha ingin menjerit.
Kemudian dengan gelak amarah yang berusaha dipendamnya, Cindy pun berkata dengan parau. "Aku juga tulus padamu."
Tanpa mengatakan apa-apa lagi, ia langsung menghilangkan jarak di antaranya dengan Karry. Dengan sentakan cepat, ia meraup bibir Karry dan menciumnya dalam-dalam.
***
Ada yang pernah berpikir Karry akan melakukan ini? Hm, kalau ada berarti kamu mengerti Karry sekali xD dan kalau ada yang merhatiin clue, mungkin seharusnya sudah bisa curiga dari awal. Terlebih pada percakapan Jackson dan Karry malam waktu itu. Patut banget dicurigai, kan? Nah sekarang, jawabannya terungkap di bab ini! Yeayy.
Tapi sabar, ini baru yang bagian ini aja. Masih ada beberapa lagi yang belum terungkap. Dan jawabannya kalian temui di bab bab menegangkan berikutnya :)
Terima kasih sudah mampir dan menunggu:) sampai besok yaw^^
P.s maapkan part ini atas tindakan berumurnya Cindy xD
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro