Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

27 : CHARLOTTA & KARRY

CROWN GARDEN
CHARLOTTA DAN KARRY

Dus ukuran sedang itu berdiri di tengah meja kopi kamar Charlotta yang hening. Susan dan Fiona baru saja pergi untuk meneliti lebih lanjut siapa yang menerima paket ini. Karry duduk di sofa beludru putih dengan ukiran kayu dipinggirnya sambil bersedekap memandangi dus yang bergeming itu.

"Jadi... kau memang sering mendapati ini sewaktu di Waterose?" suara Karry merambat dingin dan lambat. Charlotta mengangguk sekadarnya, masih terkejut kenapa benda ini bisa sampai di Crown Garden. Astaga, kalau ibu Karry mengetahui hal ini, bisa jadi ia di introgasi oleh pihak keamanan di rumah ini.

Pasalnya, tidak ada yang mengetahui kediaman Crown Garden, bahkan tukang pos Internasional sekalipun.

"Lalu... bagaimana bisa barang itu sampai ke sini?"

Charlotta tak menjawab langsung. "Mana kutahu."

Hening merambat, mereka sama-sama berpikir. Baik Karry atau Charlotta sendiri masih memakai seragam mereka. Charlotta sempat menceritakan sejarah kemunculan awal boneka ini. Yaitu kurang lebih sekitar beberapa bulan ketika dirinya masuk sekolah Manhattan Bridge. Sejak saat itu, beberapa minggu kemudian, boneka itu datang tanpa diundang.

Sekali dalam dua sampai tiga bulan, tanpa tahu, boneka itu terus berdatangan. Charlotta bingung sampai sekarang karena ia tidak pernah menemukan satupun petunjuk mengenai pengirimnya. Sewaktu di telepon ke pihak pos New York, jawaban mereka sangat mudah, mereka sudah menghapus data itu karena keinginan pengirim. The hell, bagaimana bisa pengirim sedetail itu menyembunyikan identitasnya?

"Jess bilang, ini adalah kelakuan penggemar rahasia," kata Charlotta mengambang, merasa ragu.

"Apa kau pernah bertemu dengannya?" Karry berselidik, sebelah tangannya mengusap dagu perlahan-lahan.

"Tidak sekalipun. Malah aku selalu melupakan hal ini kalau mendapat paket yang selalu datang ke penginapan." Charlotta acuh tak acuh.

"Lagi pula, konyol sekali kalau dia terus-terusan mengirim ini ke tempat di mana aku berada," lanjutnya sambil menggaruk belakang kepala. Sambil menghela napas, ia melepas jas seragam sekolah.

Karry tidak menjawab langsung, mata kelincinya yang selalu terlihat tidak peduli atau dingin, tiba-tiba menajam dan fokus. Tak beralih dari pikirannya yang berkecamuk mengenai teddy bear itu.

"Percayalah, kau tidak akan menemukan jawabannya kalau dipikirkan begitu---"

"Bukan itu," potong Karry cepat, pandangannya tak beralih dari kardus di tengah meja.

"Tidak ada satupun orang luar yang mengetahui kediaman Crown Garden."

Charlotta kembali duduk dengan kerut bingung. Karry ada benarnya juga. Mana mungkin orang luar mengetahui tempat yang tidak terdeteksi di peta dunia ini? Kecuali penggemar rahasia itu sudah benar-benar. . .

Tiba-tiba ia bergidik ngeri.

"Kecuali kalau kau buka mulut pada kedua temanmu mengenai Crown---"

"Tidak!" bantah Charlotta, "aku tidak pernah mengatakan hal apapun mengenai kehidupan di sini dengan dunia luar," ujarnya meyakinkan. Karry terlihat tidak ingin berdebat. Yang membuatnya terpusat justru misteri pengirim teddy bear ini. Ada banyak pertanyaan yang simpang-siur di benaknya.

"Sejak kapan dia mengirimimu benda ini?"

Charlotta menatap ke atas, berusaha mengingat. "Sejak aku masuk kelas satu di Manhattan Bridge. Yah, pertengahan semester awal, kurasa."

"Bisa berapa kali kau mendapatkannya?"

Kali ini Charlotta mengendikkan bahu. "Aku tak yakin. Tapi boneka itu sudah banyak sekali di kamarku di Waterose. Aku memilih untuk membuangnya dari pada harus kubawa ke sini."

"Apa kau pernah mencurigai satu orang di sekolah yang kelihatannya seperti. . . penggemarmu?"

"Tidak. Ayolah, kau tahu seluruh sekolah membenciku karena aku jahil."

"Tapi itu bukan berarti tidak mungkin tidak ada satu orang pun yang menyukaimu."

Charlotta melipat bibir, merasa tersipu. Astaga, apa ia sekarang boleh penasaran terhadap seseorang yang selama ini ia hiraukan?

"Tapi sayangnya, aku menduga, orang ini bukan dari sekolah kita."

Perasaan kecewa Charlotta luntur.

"Kenapa begitu?"

Karry hendak bangkit dari kursi sambil berkata, "karena kalau begitu, rasanya tidak mungkin dia sampai tahu rumahku."

Charlotta mencegah langkah Karry yang hendak melewatinya sambil menyanggah tasnya. "Bagaimana kalau---penggemarmu di kelas satu itu? Apa mereka sama sekali tidak pernah mengirimu hal semacam ini?"

Karry memandangnya setengah tertunduk. "Tidak. Kalau kau menyadarinya, setiap kita membelok ke jalan Bougenvils, itu ada dua sampai lima penjaga yang memastikan kalau keberadaan kita sedang tidak diikuti sampai rumah."

Charlotta tercengang, sampai begitunya? Bahkan ia tidak pernah menyadarinya.

"Eh, bodoh, kenapa kau menatapku begitu?" tanya Karry terdengar datar. Charlotta langsung menutup mulutnya yang menganga, lalu bertanya ragu, "kalau begitu... kau menyangka pelakunya adalah orang yang tahu soal kediaman rumahmu? Begitu?"

Karry menatapnya sekilas, meninggalkan kesan misterius lewat manik cokelat itu.

"Bingo."

Seketika, pikiran Charlotta membayangkan orang itu dari sekolah langsung mengabur. Tapi, apakah benar begitu?

Karry sudah tiba di ambang pintu ketika ia kembali menoleh, "hey, jangan lupa hari ini jadwalku mengajarimu matematika. Gee, sebenarnya aku malas sekali, tapi ya sudahlah."

"Ingat, Karry. . . kau harus membuat pacarmu ini terlihat pintar," ujar Charlotta yang dibalas wajah tak peduli Karry.

***

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro