24 : GUMMY GUMMY
MANHATTAN BRIDGE HIGH SCHOOL
ANNA, MARIE DAN CHARLOTTA
Charlotta sedang berjalan pelan melewati lorong murid kelas B dan C. Sementara itu, pikirannya masih belum lepas dan kiangan suara Marcus akan permintaan yang sesungguhnya tidak seperti permintaan.
Marcus hanya meminta dirinya belajar. Itu sangat umum dan mudah.
Tapi, apa Charlotta mampu menjanjikan itu?
Kepalanya tertunduk, mengamati ujung sepatu kets putihnya.
Ah, sepatu ini...
Charlotta berhenti sejenak, memandangi sepatu kets barunya berlambang Adidas Resmi keluaran tahun 2017 desain tangan dari salah satu perancang di Jepang yang khusus dengan sepatu-sepatu siswi sepertinya. Kotak keinginan akan daftar sepatu kets sudah sampai di rumahnya kemarin. Susan dan Fiona susah payah menyempilkan satu lemari pajangan untuk menaruh koleksi sepatunya.
Daftar keinginan dari Karry...
Astaga, bahkan ia belum mengisi cek itu. Harus berapa lama ia merencanakan batas keuangan untuk mencari orangtua dan kuliah? Selalu saja tengkuk Charlotta terasa berat jika dipikirkan. Namun ketika ia hendak melangkah lagi menuju kantin lewat lorong tadi, telinganya tiba-tiba mendengar desas-desus bisikan orang-orang di sampingnya.
"Dasar matre. Lihat saja sekarang dia minta tolong siapa."
"Cewek tidak tahu diri, bagaimana bisa dia menarik Karry lewat godaannya?"
"Beruntung sekali dia."
"Astaga, aku tak percaya, lihat CS. Memalukan sendiri. Padahal kemarin baru saja diancam Karry, sekarang sudah balik menggodanya bahkan membuat Karry memacarinya."
Semakin lama semakin bersemerbak layaknya desing yang memekakkan telinganya sampai panas. Charlotta berbalik ke hadapan semua gadis yang berdiri di samping dan belakangnya dengan tatapan tajam.
"Kalian ingin bilang apa tadi? Coba katakan satu per satu," tantangnya sambil menatap sekumpulan gadis yang memandangnya sinis. Gadis-gadis itu berbisik sambil sesekali alisnya bertautan. Charlotta berdecih dalam hati. Kehidupan orang memang untuk dikomentari. Dan ini sangat wajar apalagi lawan mainnya adalah seorang Pangeran dari Tujuh Turunan yang diagungkan tingkat sosialnya.
"Kenapa? Takut di panggil Miss Donna dan mendapat peringatan karena memakiku? Ayolah, jangan jadi pecundang," Charlotta berkacak pinggang sambil mengibaskan poninya. Menatap kilatan mata para gadis yang membencinya dengan angkuh.
"Kuberitahu, ya. Jaga mulut kalian---"
"Atau kalian akan masuk daftar CANDYGUM kami."
Charlotta terkejut ketika dua orang di sisi kiri dan kanannya muncul dari belakang.
Anna dan Marie. Tersenyum licik, sama seperti apa yang biasa ia lakukan ketika kelas satu tahun lalu untuk mengancam perbuatan orang yang menjengkelkan.
Beberapa siswi yang menatap sinis tadi langsung ciut. Mereka menghentakkan napas tanda menyerah. Tidak bisa membully mereka, yang ada, jatah permen karet untuk rok seragam mereka akan menjadi balasannya.
"Thanks, guys," ujar Charlotta sambil bertoss ria.
"Sudah lama tidak mengatakan hal itu."
"Ya! Ayo kita lakukan lagi!" sahut Anna riang sambil melompat di tempat. Charlotta hanya tersenyum tipis meladeni tingkah sahabatnya itu.
"Sayangnya, CS sudah terlalu sibuk dengan dunia barunya Anna. Jangan berharap banyak." Itu Marie yang berkata sinis seperti biasa.
Charlotta memejamkan matanya erat-erat sambil berkata, "oh ayolah, aku tidak begitu!"
"Buktinya, kau sudah resmi tinggal di rumah Karry. Lalu tadi pagi kau keluar dari Audy C8 bersama. Apalagi, CS? Kau ingin mengatakan apalagi?"
Anna menyentuh pundak Marie yang lebih pendek darinya itu, berharap Marie bisa dingin sedikit ketika sedang membicarakan Karry. Maklum, dari sekian orang, yang paling membenci Karry adalah Marie. Hmm, seharusnya, Karry memilih Marie saja untuk masuk ke dalam permainan konyol ini. Kenapa harus Charlotta?
"Guys, pelankan suaranya," pinta Charlotta, menaruh telunjuk di depan bibir berharap di lorong-lorong yang ramai ini tak ada satupun orang yang mendengarnya.
"Jadi, apa yang dikatakan Marie, benar, CS? Kau sudah menjalankan pekerjaanmu maka itu kau pindah dari Waterose?"
Charlotta menyerah, ia menghela napas. "Ya. Marie benar. Dan ingat!" Ia menatap kedua temannya dengan tajam dan berkata pelan, "jangan katakan pada siapapun atau kalian akan terkena karma yang berat."
Marie memutarkan bola matanya ke atas sedangkan Anna meringis ngeri.
"Charlotta, sejak kapan aksen bicaramu kaku begitu?" Marie menatapnya dari samping sambil mengernyit bingung.
"Aksen? Oh shit. Ini karena pelajaran di rumah Karry yang begitu banyak tuntutan."
"Oh ya?"
"Ya! Terlebih lagi, aku bertemu deng---"
"HAI CHARLOTTA!"
Suara seseorang dari ujung lorong ke arah parkiran belakang menyeruak keras melewati keramaian lorong sekolah. Yang dipanggil seketika terdiam, merasa suara itu tidak asing. Marie dan Anna lebih dulu menoleh ke sumber suara, namun, mereka semua mengerut bingung.
Perlahan-lahan Charlotta menoleh, lalu kepalanya terasa pening seketika.
Cindy Young?! Apa yang dilakukannya di sini?! Dan baju-baju itu----apa-apaan!!
***
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro