Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

BAB XIV : Kunjungan

De Alden Estate, Reveria, 2017.

Selain mengatur semua jadwal kelas Summer, Jonathan juga meminta Summer untuk datang ke rumahnya setiap akhir pekan. Dengan enggan, Sabtu pagi Summer diantar oleh Ethan menuju Mansion Alden yang megah di wilayah Eldoria. Turun dari mobil, Summer melihat mansion yang memukau dengan arsitektur Klasik Mediterania. Norin dan Fabio Fernandez menunggu di depan pintu masuk. Fabio, seorang pria paruh baya dengan rambut putih dan jas formal, menyambut Summer dengan senyum ramah.

"Selamat pagi, Nona Summer. Selamat datang di Mansion Keluarga Alden. Saya Fabio Fernandez, kepala pelayan di sini. Izinkan saya menunjukkan jalan."

"Terima kasih, Fabio. Rumah ini sangat indah," ucap Summer tersenyum canggung.

"Anda benar, kami berusaha menjaga keindahannya. Silakan ikuti saya." Fabio memandu Summer masuk ke dalam mansion, melewati ruang tamu yang besar dengan pilar-pilar tinggi dan jendela-jendela besar yang memancarkan cahaya matahari. Summer terpesona oleh kemewahan dan suasana yang hangat.

"Ini adalah salah satu properti milik Keluarga Alden. Tuan Jonathan sudah tinggal di sini setelah kembali dari pendidikannya di luar negeri. Dulu rumah ini hanya disinggahi untuk liburan musim panas."


Fabio mengantar Summer ke ruang tamu utama, yang luas dengan furnitur antik dan dinding berwarna krem. Di tengah ruangan terdapat meja besar dengan bunga segar.

"Ini adalah ruang tamu utama. Biasanya kami menjamu tamu-tamu yang bukan datang untuk urusan negara di sini."

Summer mengamati sekeliling dengan kagum. Mansion milik Jonathan ini terlihat berbeda dari Kastil Keluarga Meyer. "Di sebelah sini ada ruang makan."

Di dapur, beberapa pelayan sedang menyiapkan makanan untuk makan siang. Fabio mengenalkan Summer pada mereka. Mungkin karena mengetahui Summer adalah tunangan Jonathan, mereka menyambutnya dengan sangat baik.

"Rumah ini sangat menakjubkan. Apakah ada ruangan tertentu yang harus saya ketahui?"

"Tentunya, Nona. Tuan Jonathan sering menggunakan perpustakaan dan ruang kerja pribadi yang terletak di lantai dua. Tapi saat ini, beliau masih melakukan rehabilitasi di ruang olahraga. Jika Anda ingin, saya bisa mengantar Anda ke sana juga."

"Itu terdengar bagus. Terima kasih."

Fabio mengantar Summer ke ruang latihan. Ruangan ini memiliki kaca jendela besar, memungkinkan Summer untuk melihat keluar dengan jelas. Di dalam, Jonathan sedang berjalan di sebuah trek dengan walker di sisi kanan dan kirinya. Terlihat jelas bahwa Jonathan berusaha keras, dengan napas yang terengah-engah dan keringat yang menetes di dahinya. Setiap langkahnya tampak penuh perjuangan, dan Summer bisa melihat bagaimana Jonathan memusatkan perhatiannya dengan intensitas tinggi, berusaha menyeimbangkan tubuhnya.

Seorang pria berseragam rumah sakit mendampingi Jonathan, menatap dengan penuh perhatian. "Tuan Jonathan ingin segera bisa berjalan. Efek tusukan dan koma yang kemarin membuatnya berbaring cukup lama, sehingga otot-ototnya sedikit menegang. Dokter menyarankan untuk melakukan rehabilitasi dan terapi fisik secara bertahap. Tuan Jonathan sebenarnya tadi meminta untuk area ini dikosongkan supaya tidak ada pelayan yang melewati," jelas Fabio.

Jonathan fokus pada latihannya, meskipun tampak kesulitan. Setiap kali dia mengangkat kaki, tampaknya dia merasakan tarikan di otot-otot punggung dan pinggangnya, membuatnya sedikit mengerang menahan sakit. Ketika Jonathan hampir terjatuh, terapisnya dengan cepat meraih bahunya untuk menyeimbangkan tubuhnya dan menghentikan sesi latihan.

Terapis tersebut tampak berdebat dengan Jonathan, mencoba meyakinkan Jonathan untuk berhenti dan istirahat sejenak. Jonathan, dengan wajah berkerut menahan rasa sakit dan frustrasi, tampak enggan melepaskan kendali. Meskipun terapisnya berbicara dengan lembut, Jonathan tidak ingin terlihat lemah dan terus berjuang. Namun, setelah melihat Summer, Jonathan akhirnya menyetujui untuk mengakhiri sesi latihan dengan cepat.

Jonathan keluar dari ruang latihan dengan mendorong kursi rodanya. Dia tampak kelelahan, dan setiap gerakan dari kursi roda terlihat memberikan ketidaknyamanan. Dia menghampiri Summer, terlihat jelas bahwa dia masih menahan rasa sakit dengan napas yang belum sepenuhnya stabil. "Aku akan menemuimu setelah aku mandi. Kau bisa menunggu di ruang tengah," ucap Jonathan dengan nada santai, meskipun napasnya terdengar berat.

Summer merasa canggung, tetapi juga prihatin melihat kondisi Jonathan yang jelas masih berjuang dengan rehabilitasi. Sementara Jonathan pergi, Summer dibiarkan merenungkan betapa kerasnya usaha Jonathan untuk kembali ke kondisi semula, meskipun setiap langkahnya memerlukan perjuangan yang besar.

Di ruang tengah, Summer menunggu Jonathan dengan sedikit canggung. Untuk mengisi waktu, ia menemukan sebuah buku dan mulai membacanya. Sekitar 20 menit kemudian, Jonathan akhirnya tiba, mendekat dengan kursi rodanya.

"Bree," panggil Jonathan sambil mendekat ke arah Summer. Setelah berhenti di samping sofa, Jonathan memeriksa meja dengan tatapan sedikit kecewa. "Apakah Fabio tidak menjamumu dengan baik? Kenapa dia tidak menyuguhkan minuman untukmu?"

"Tidak, aku memang meminta agar minuman disajikan saat kau datang," jawab Summer.

"Kenapa harus menungguku terlebih dahulu? Fabio..." Jonathan memanggil dengan nada yang penuh perhatian.

Fabio datang dengan cepat. Jonathan memintanya untuk menyiapkan kopi dan beberapa cemilan. "Bukankah kau perlu mengurangi kopi?" tanya Summer, sedikit khawatir.

"Aku belum meminumnya sejak aku keluar dari rumah sakit. Aku pikir tidak akan masalah," jawab Jonathan dengan nada santai.

"Aku lihat kau melakukan rehabilitasi dengan sangat keras. Jangan terlalu memaksakan dirimu," kata Summer, mencoba mengingatkan dengan nada lembut.

"Aku harus segera kembali ke pekerjaanku. Event paling dekat adalah Royal Ascot. Aku harus siap untuk perjamuan itu," jawab Jonathan.

Summer menatap bingung. "Apa kau gila? Acara itu diselenggarakan 3 bulan lagi, dan kau baru saja keluar dari rumah sakit. Kau ingin segera naik kuda? Yang benar saja!"

Jonathan tertawa kecil. "Itu adalah kesempatan bagus untuk muncul sebagai debutmu."

Royal Ascot adalah salah satu acara perlombaan kuda yang paling bergengsi di Reveria, diadakan setiap musim semi. Acara ini tidak hanya dikenal karena perlombaannya yang spektakuler, tetapi juga sebagai momen sosial penting di kalendar sosial dan politik negara. Para tamu dari kalangan bangsawan dan elit sosial berkumpul untuk menyaksikan perlombaan sambil mengenakan pakaian terbaik mereka. Acara ini juga sering menjadi ajang pertemuan penting dan pengumuman besar, sehingga kehadiran Jonathan di sana sangat diharapkan.

"Lady Eleanor juga sudah merencanakan sebuah penyambutan. Tidak perlu terburu-buru untuk segera pulih," kata Summer dengan nada penuh perhatian.

Jonathan hanya mengangguk, seolah memahami kekhawatiran Summer namun tetap bertekad untuk menghadapi tantangan yang akan datang.

"Aku sudah mengikuti kelas-kelas yang kau minta. Sebagai tunangan Perdana Menteri, peranku tidak begitu banyak. Bahkan di acara kenegaraan tertentu aku tidak diwajibkan hadir. Hanya jika mereka mengundangmu dengan pasangan, aku harus hadir. Sebenarnya, apa tujuanmu memintaku menjadi tunanganmu dan mengancam keselamatan saudara-saudaraku?"tanya Summer dengan nada hati-hati.

"Kau harus membantuku mengumpulkan informasi dari para bangsawan. Biasanya para wanita banyak mengetahui rumor atau kabar-kabar di sekitarnya. Mereka lebih mudah untuk digali informasinya. Temukanlah petunjuk tentang siapa pasangan mereka yang paling mencurigakan. Paham?" jelas Jonathan.

Summer merasa penjelasan itu cukup masuk akal. Perkumpulan wanita bangsawan memang dikenal memiliki perputaran informasi yang cepat tentang segala macam hal-berlian, tahta, pria, skandal, dan rumor. Setelah percakapan mereka, waktu makan siang tiba. Jonathan mengundang Summer untuk makan siang. Mereka duduk di meja makan panjang yang dikelilingi hidangan lezat. Fabio melayani mereka dengan cekatan.

"Aku berharap kamu menyukai makanan ini, Bree. Aku punya koki yang sangat terampil," kata Jonathan sambil tersenyum.

"Ini sangat lezat. Terima kasih banyak, Jonathan," jawab Summer sambil berusaha tampil senatural mungkin, karena di sekitar mereka ada beberapa pelayan yang masih siaga melayani.

Setelah makan siang, Jonathan mengajak Summer untuk berjalan-jalan di taman yang indah. Taman tersebut dikelilingi oleh bunga-bunga berwarna-warni dan memiliki area duduk yang nyaman. Jonathan melaju pelan di kursi rodanya, sementara Summer berjalan di sampingnya, membantu Jonathan menikmati pemandangan taman yang indah. Meskipun suasana kebersamaan mereka masih sedikit canggung, mulai terasa lebih nyaman saat mereka menjelajahi taman. Jonathan merasa sudah menyampaikan semua informasi yang diperlukan untuk tugas Summer.

"Ini adalah salah satu tempat favoritku di mansion ini. Sering kali aku menghabiskan waktu di sini untuk relaksasi," ucap Jonathan tiba-tiba, sambil menikmati keindahan taman.

Summer melihat sekeliling dengan rasa kagum. "Tempat ini sangat damai. Saya bisa mengerti mengapa Anda suka di sini."

"Ya, ini tempat yang bagus untuk menenangkan pikiran. Tapi perhatikan ucapanmu, kau kembali berbicara formal padaku. Duduklah, kita bisa berbicara lebih santai di sini," kata Jonathan, mengundang Summer untuk duduk di bangku taman.

Summer membantu Jonathan untuk memastikan kursi rodanya berada pada posisi yang nyaman di samping bangku taman sebelum ia duduk. Mereka mulai berbicara tentang kehidupan pribadi dan pekerjaan, membangun hubungan yang lebih akrab.

"Aku masih bingung dengan peranku sebagai Brianna Caitlin Meyer," kata Summer akhirnya. "Aku belum pernah menjadi seseorang yang identitasnya tidak pernah ada di dunia. Apa yang harus aku lakukan?"

Jonathan menatapnya dengan serius. "Jika kau mendapatkan identitas sebagai penduduk Reveria yang sah, kau ingin menjadi orang seperti apa?"

Summer menghela napas. "Aku tidak ingin orang lain yang menentukan siapa aku. Aku ingin menentukan itu sendiri."

Jonathan tersenyum lembut. "Itu jawaban yang sangat bagus. Kau berhak menjadi dirimu sendiri. Lakukan apa yang kamu suka dan kembangkan dirimu seperti yang kamu mau. Kamu bukan representasi dari panti asuhanmu."

Summer merasa sedikit lega dan tersenyum. "Itu terdengar lebih mudah diucapkan daripada dilakukan. Tapi terima kasih, Jonathan. Aku akan mencoba."

"Mungkin kamu bisa mulai dengan melakukan hal-hal yang benar-benar kamu nikmati. Cobalah untuk tidak terlalu memikirkan tentang peran yang diberikan kepadamu," saran Jonathan.

"Memang, mungkin aku bisa mulai dengan mencoba untuk tidak terlalu cemas setiap kali ada pertemuan sosial. Kalian sepertinya sudah sangat terbiasa dengan hal-hal ini," jawab Summer dengan sedikit humor.

Jonathan tertawa lembut. "Kau akan terbiasa seiring waktu. Dan jika semuanya terasa terlalu berat, kita bisa selalu berpura-pura menjadi turis di taman ini-mungkin kamu bisa menguasai seni menghindari paparazzi sambil menikmati bunga-bunga."

Summer tertawa bersama Jonathan. "Itu mungkin ide yang tidak terlalu buruk. Setidaknya, aku bisa menjadi turis yang tahu caranya menikmati keindahan sekitar tanpa merasa terlalu tertekan."

Jonathan mengangguk setuju. "Betul sekali. Kadang-kadang, hal-hal sederhana seperti menikmati keindahan taman ini bisa membantu kita merasa lebih tenang dan nyaman."

Mereka terus berbincang sambil berjalan santai di sekitar taman. Suasana terasa lebih hangat dan nyaman, dengan percakapan yang ringan dan penuh tawa membantu mereka merasa lebih dekat satu sama lain. Ketegangan antara mereka perlahan-lahan menghilang, digantikan oleh rasa saling memahami dan dukungan.























.

.

.

.

.

Semoga kalian menikmati cerita ini, terima kasih sudah mampir. 🙏🤗

Jangan lupa tinggalkan jejak ya! 💞💞

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro