BAB III : Sang Perdana Menteri
Hola,
Selamat malam, teman-teman!
Eh, biasanya nggak ada kata pembuka. Kok ini ada sih?
Iya sebentar ya, aku cuma mau bilang kalau mungkin update kali ini bahasannya agak berat dikit. Bacanya pelan-pelan aja ya!
.
.
.
.
.
.
.
Eldoria, Reveria - Usulan Perdana Menteri Jonathan Alden dan kabinetnya untuk menerapkan kebijakan pelayanan kesehatan gratis memicu kontroversi. Para dokter dan tenaga medis menyuarakan kekhawatiran mereka terhadap potensi penurunan pembayaran jasa yang dapat mengancam kesejahteraan mereka.
Cedric Thorne, salah satu anggota Partai Oposisi menyampaikan kekhawatirannya mengenai kebijakan pelayanan kesehatan gratis ini. " Para dokter anggota Asosiasi Dokter Reveria (ADR), menyampaikan pada saya bahwa jika kebijakan ini diteruskan kemungkinan mereka akan kelaparan," ujarnya dalam wawancara yang dilakukan di depan kantor Parlemen.
Diskusi masih akan dilakukan di parlemen, sementara masyarakat dan para tenaga medis protes, menandakan ketidaksetujuan yang kuat terhadap langkah pemerintah kali ini.
Sementara itu, di dalam kantor Perdana Menteri, Jonathan Alden dibuat marah oleh pemberitaan-pemberitaan negatif yang gencar dilakukan oleh partai oposisi. "Norin, apakah artikel ini dikeluarkan oleh salah satu redaksi yang dekat dengan Partai Oposisi?" tanya Jonathan pada sekertarisnya.
"Yes, Sir. Kami sudah melakukan penyelidikan, setidaknya ada satu stasiun televisi, lima kabar harian dan seratus sepuluh artikel berita online yang berisi hal yang sama. Penolakan para dokter mengenai biaya jasa pelayanan mereka."
Jonathan mendengus kesal, "Lucu sekali, bagaimana bisa mereka mengatakan jika anggota ADR memprotes hal itu jika pemimpin ADR sendiri membawakan suara persetujuan anggotanya. Ia dan beberapa anggotannya bahkan duduk berdiskusi bersama dengan Menteri Kesehatan saat kebijakan ini dibuat."
Jonathan sangat yakin bahwa tekanan ini sengaja dibuat oleh para dokter bangsawan. Para bangsawan yang juga berprofesi sebagai dokter ini merupakan sumber masalah dalam pelayanan kesehatan di Reveria. Mereka selalu mematok harga yang tinggi bahkan menjurus kearah nominal yang tidak masuk akal untuk pelayanan mereka. Para bangsawan yang memiliki pemasukan rutin dengan angka yang fantastis tidak mempermasalahkan hal ini, namun bagi rakyat biasa akan terasa sangat sulit di jangkau.
Jonathan dan seluruh kabinetnya membuat kebijakan yang sejalan dengan visi dan misi Raja, yaitu menciptakan kesejahteraan dan kesetaraan diantara rakyat Reveria. Kebijakan ini juga tidak diambil secara sepihak, sebelumnya para instansi terkait di bawah Departemen Kesehatan Reveria melakukan banyak peninjauan. Bahkan di laman web mereka dibuka sebuah kotak saran mengenai pelayanan kesehatan di kerajaan ini. Kebijakan ini dibuat untuk menyamaratakan biaya jasa pelayanan kesehatan dan semua pembayaran di tanggung oleh negara dari pemungutan pajak dibayarkan oleh rakyat.
"Apa mereka pikir kita bodoh? Tentu saja kita tidak akan menghargai jasa mereka setara sekantong kacang tanah kan!" Jonathan masih mengumbar amarahnya pada Norin yang masih berdiri dihadapannya.
"You're right, Sir. Maka dari itu, Anda tidak boleh melewatkan diskusi kali ini di Gedung Parlemen. Hari ini Anda dan Menteri kesehatan akan menjelaskan secara rinci mengenai kebijakan ini sebagai diskusi akhir sebelum Rancangan Undang-Undang dan Kebijakan di kirim ke Dewan Bangsawan untuk dikaji oleh Yang Mulia Raja," terang Norin yang berusaha sehalus mungkin mengingatkan Jonathan yang masih ditengah-tengah kemurkaannya terhadap berita-berita manupulatif itu.
"Apakah sudah waktunya? Aku tidak ingin menunggu terlalu lama disana dan melihat orang-orang dari Partai Oposisi yang sok berkuasa itu dengan percaya diri datang terlambat ke Aula Parlemen," ucap Jonathan dengan suara datarnya yang sepertinya sudah bisa meredakan sedikit amarahnya.
"No, Sir. Semuanya sudah saya pertimbangkan dengan matang," ucap Norin dengan percaya diri.
"Baiklah, mari kita berangkat!" ajak Jonathan yang kemudian segera merapikan jasnya dan melenggang keluar ruangan diikuti oleh Jonathan.
*****
Ada dua citra yang melekat pada diri Jonathan Alden di Kerajaan Reveria ini. Bagi para politisi dan pejabat di parlemen, Jonathan menjadi orang yang terlihat sangat mengintimidasi. Walaupun tergolong masih muda, Jonathan memiliki kewibaan yang kuat, selain itu tubuhnya yang tinggi dan tegap, mata biru yang selalu menatap fokus, hingga suara yang datar dan berat saat berhadapan dengan lawan bicaranya, membuat aura mengintimidasi itu terasa.
Seperti saat ini, sebelumnya Aula Parlemen yang terdengar berisik oleh perbincangan para penghuninya langsung diam ketika Jonathan dan Alden memasuki ruangan. Jonathan berjalan dengan langkah tegas menuju kursinya. Setelah jeda sejenak, acara pun dibuka oleh sambutan dari Dewan Rakyat mengenai tujuan diadakannya diskusi ini. Kemudian Jonathan dipersilahkan naik ke podium untuk memberikan pidato singkatnya.
Di atas sana mata birunya langsung memindai seluruh ruangan. Wajahnya sedikit berubah keras saat menemukan sosok manusia yang sudah ia kecam sejak di dalam ruangan kerjanya, Cedric Thorne. Seorang politisi yang selalu mencari kesalahan Jonathan dengan mengeluarkan skandal-skandal atau pemberitaan palsu untuk menyerangnya. Jonathan pun sudah tidak ambil pusing karena dimatanya, Cedric Thorne hanyalah politisi tanpa otak.
"Ladies and Gentlemen, all councilors and members of parliament." Jonathan memulai pidatonya, "Hari ini, kita berkumpul untuk membahas sebuah rencana kebijakan pelayanan kesehatan."
Perhatian seluruh audien di ruangan fokus pada Jonathan. Begitu pun para anggota Partai Oposisi, mereka menunggu kalimat-kalimat Jonathan yang dapat menjadikannya boomerang dan mereka sanggah.
"Saya tahu bahwa semua orang di ruangan ini adalah seorang yang termotivasi dan berkeinginan memajukan negara kita, dengan berlandaskan prinsip-prinsip yang kita yakini dengan hormat. Sehingga berdiri disini adalah suatu kehormatan, hak istimewa dan tanggung jawab yang besar."
Jonathan mengatakan kalimat itu untuk memberikan penekanan bahwa permasalahan yang dibahas bukanlah untuk kepentingan individu atau kelompok semata. Jika ingin mengkritisi, haruslah masukan tersebut berguna untuk rakyat karena mereka dibayar oleh rakyat.
"Kerajaan Riveria berkomitmen untuk dapat mensejahterakan rakyat dan dalam hal ini melalui pelayanan kesehatan yang terintegrasi dengan baik. Kebijakan ini dibuat untuk dapat meratakan pelayanan yang berkualitas, yang dapat didapatkan oleh seluruh rakyat. Dengan harga pelayanan yang sama, seluruhnya gratis di tanggung oleh pemerintah dari pembayaran pajak rakyat. Namun, bukan berarti para pemberi pelayanan akan kami sepelekan. Mereka juga akan tetap mendapatkan perhatian kami." Ucap Jonathan dengan mata yang mulai teduh.
"Negara ini menerapkan hukum HAM. Setiap warga di negara ini berhak mendapat hak atas kesehatan publik, perawatan medis, jaminan sosial dan layanan sosial. Maka dari itu, melalui kebijakan ini saya berharap seluruh rakyat Reveria dapat mendapatkan pelayanan kesehatan yang setara dan berkualitas."
Suara tepuk tangan mulai bergemuruh, memenuhi ruangan. Jonathan mengucapkan terimakasih dan menutup pidatonya. Jonathan merasa lega, usahanya berhasil membungkam Partai Oposisi untuk tidak mengintrupsi sebelum dirinya selesai berpidato.
*****
Sisi kedua Jonathan, yang rakyat Kerajaan Reveria ketahui yaitu citra yang ramah dan hangat. Selesai dari Gedung Parlemen, Jonathan langsung terbang menggunakan helikopter menuju Kota Nymara. Kota yang berada di pesisir barat Reveria, berbatasan langsung dengan laut. Setiap tahunnya kota ini menyelenggarakan Festival Laut yang meriah, menampilkan parade perahu hias, lomba perahu layar dan pesta makanan laut. Beberapa tahun terakhir festival ini menjadi populer dan menarik banyak peserta dari mancanegara.
Jonathan hadir dalam festival ini untuk memberikan pidato pembukaan. Kegiatan ini Jonathan lakukan sebagai bentuk dukungan pemerintah untuk Nymara. Jonathan tinggal selama 4 jam, ia mendatangi langsung stand-stand makanan laut yang ada disana, mencicipi makanannya, membeli beberapa souvenir, berbincang dengan beberapa peserta perahu hias dan perahu layar. Ia juga beberapa kali meladeni warga yang memintanya berfoto.
Hari sudah mulai gelap saat helikopter yang Jonathan dan staff naiki mendarat kembali di Eldoria. Keamanan di area pendaratan sangat ketat, tidak jauh dari sana sudah siap kendaraan Jonathan bersama para ajudannya. Norin yang mendampingi Jonathan segera mengarahkannya untuk masuk ke dalam mobil.
"Apakah Jessie sudah menyelesaikan semua pekerjaannya?" tanya Jonathan pada Norin saat berjalan menuju mobil dinasnya.
"Yes, Sir. Bahkan tadi Jessie menginfomasikan, jika dia ikut dalam rombongan protokol yang menjemput kali ini," jelas Norin.
Jonathan dan Norin mempercepat langkahnya menuju mobil karena cuaca yang tiba-tiba berubah. Hujan rintik mulai turun membasahi Kerajaan Riveria di malam Musim Panas. Norin sempat berpikir faktor apa yang menyebabkan hujan turun, tapi pertanyaan itu berubah saat mulai mendekati mobil. Norin memperhatikan seluruh orang disekitar mobil dinas, tidak ada satu ajudan yang Norin kenal. Mengatur protokol keselamatan dan ajudan memang bukan tugasnya, namun ia selalu mencoba mengkoordinasikannya dengan Kepala Pengawal Perdana Menteri.
'Ah, ya benar! Mister Jacob tadi pagi sempat menginformasikan jika akan ada pergantian shift. Tapi, sepertinya personil mereka berbeda juga. Apakah pergantian yang kali ini maksudnya adalah perubahan personil? Nanti di jalan aku akan menghubungi Mister Jacob untuk menanyakannya!' batin Norin yang menepis semua keanehan yang menimbulkan kecurigaan pada dirinya.
Masuk ke dalam mobil, Norin langsung mengkonfirmasi kemana Jonathan akan diantar malam ini. Karena seluruh agenda hari ini telah selesai, "Sir, apakah kita akan kembali ke rumah dinas?"
Jonathan tidak langsung menjawab, ia menoleh kearah wanita yang duduk di sebelahnya terlebih dahulu, kemudian menatap Norin. "Kita akan ke Royal Penthouse, aku ingin beristirahat disana hari ini," ucap Jonathan dengan senyum sumringah.
Ini adalah sisi ketiga Jonathan, yang sayangnya hanya diketahui oleh Norin dan tersembunyi dari publik. Wanita yang duduk di sebelah Jonathan adalah Jessie. Ia juga salah satu sekertaris Jonathan. Sebenarnya tugasnya adalah sebagai asisten Norin, membantu Norin untuk bisa memastikan semua keperluan pribadi Jonathan dapat terpenuhi. Di awal jabatan, Jonathan sangat tidak menyukai Jessie karena menurutnya pekerjaan yang dilakukan perempuan itu tidak pernah sesuai dengan instruksinya.
Tak ada yang akan menyangka bahwa Jonathan memiliki affair dengan sekertaris pribadinya. Hubungan ini sudah dimulai sejak 6 bulan belakangan ini, tiga tahun setelah Jonathan menjabat. Norin beberapa kali mereservasikan sebuah vila yang berlokasi jauh dari ibukota untuk acara makan malam. Tapi setelah tahu siapa wanita yang diajak makan malam, Norin segera menyarankan untuk menyewa saja sebuah penthouse di sebuah hotel di tengah kota yang memiliki tingkat keamanan dan privasi yang sangat tinggi. Supaya media tidak curiga dengan kunjungan pribadi Jonathan yang selalu ke tempat terpencil. Jika di dalam kota bisa memberi kesan bahwa Jonathan benar-benar hanya mencari suasana berbeda untuk istirahat.
Di dalam mobil dan Penthouse, Jonathan dapat menyembukan pertemuannya dengan Jessie dari pandangan publik. Namun, sampai kapan sebuah rahasia akan bisa tersimpan? Bukankah bangkai yang terkubur, akan tercium juga ?
Eaaa, gimana guys masih sabar dengan Jonathan?
Tenang, nggak perlu di timpukin gitu Jonathannya. Gimana kalau besok, kita bikin Jonathan agak sengsara dikit? Setuju nggak?
Setuju, nggak setuju, tolong kasih vote, comment dan ❤️ yang banyak dong!🙏🤭
Thank you for reading, Good night!
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro