Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Cuplikan akhir

"Aku memanggilmu ... Sonneillon ..."

Bahu Juan sedikit gemetar ketika suara tawa pelan itu mulai terdengar. Alexander menegakkan tubuhnya, memutus kontak fisik keduanya. Tatapan putus asa itu mengarah pada sosok pemuda yang kini tengah tertawa. Mulanya terdengar pelan, tapi kemudian semakin terdengar jelas dari waktu ke waktu.

"Iblis terkutuk," gumam Alexander.

Suara tawa itu memudar, perlahan Juan mengangkat wajahnya. Dan ketika ia bertemu pandang dengan Alexander, seulas senyum lebar menghiasi wajah pemuda itu.

"Halo, Alexander ..."

Juan kembali tertawa setelah memberikan teguran. Sebuah tawa yang seakan-akan ingin mengejek Alexander. Tatapan pemuda itu tiba-tiba berubah, terlihat lebih gelap dan wajah pucat itu terlihat lebih hidup. Namun, dari bawah rahangnya muncul garis-garis kemerahan yang menyerupai pembuluh darah yang terlihat cukup jelas, mengarah ke wajah.

Dialah Sonneillon, iblis dari laut timur yang telah mengutuk hidup Alexander. Iblis dari laut timur yang tidak pernah melepaskan Alexander. Iblis dari laut timur yang mengikat kehidupan Alexander.

Tawa itu kembali terhenti. Namun, tepat saat tawa sang iblis terhenti, angin tiba-tiba datang dan memadamkan semua lilin yang ada di tempat itu. Juan atau yang kini bisa kita panggil dengan Sonneillon, kembali mengangkat wajahnya dan memandang Alexander dengan tatapan yang arogan.

Lebih tenang, iblis itu memulai pembicaraan dengan Alexander. "Sudah sangat lama, Alexander. Kenapa kau membutuhkan waktu yang begitu lama hanya untuk menyebut namaku?"

Menggunakan tangan kirinya yang masih terlilit rosario, Alexander mencengkram rahang Juan dengan kuat. Tak berpikir bahwa tindakannya itu akan melukai tubuh pemuda itu.

Alexander bersikap lebih dingin dan berkata, "tinggalkan tubuh ini, urusanmu denganku."

Si iblis membalas, "bagaimana aku bisa meninggalkan tubuh ini jika kau tetap menolakku? Kenapa kita tidak memulai semua dari awal? Jika kau tidak keras kepala, semua itu tidak akan terasa menyakitkan."

"Tutup mulutmu!" ujar Alexander, pelan tapi penuh penekanan.

Juan sempat tersentak, tampak menghindari sesuatu dan Alexander berhasil menangkap pergerakan kecil itu. Pandangan Alexander tertuju ke arah yang dihindari oleh si iblis, dan Alexander menemukan sebuah salib yang menggantung pada pergelangan tangannya. Alexander kembali memandang si iblis, menemukan celah untuk melumpuhkan si iblis.

"Malaikat Agung Saint Michael ..."

Sonneillon langsung memandang Alexander dengan tatapan yang terlihat gugup. Ia tersenyum tak percaya dan berkata, "kau pikir itu akan berguna untukmu?"

Alexander mengabaikan dan melanjutkan barisan doa yang ia ucapkan, "... lindungi kami dalam pertempuran melawan kejahatan dan jerat iblis. Dan lakukanlah ..."

"Dan lakukanlah ..." Sonneillon menyahuti doa Alexander dan sempat membuat Alexander berhenti sejenak.

"Hai, tuan rumah surgawi ..."

"Hai tuan rumah surgawi," Sonneilon kembali mengucapkan kalimat yang sama dengan Alexander. Tapi Alexander tak ingin goyah.

"... setan dan semua roh jahat yang berkeliaran di seluruh dunia mencari kuasa Tuhan, dimasukkan ke neraka ..."

"Setan dan semua roh jahat yang mencari kuasa Tuhan, dibebaskan dari neraka," ucap Sonneilon hampir bersamaan dengan Alexander hingga suaranya menyerupai bayangan dari suara Alexander sendiri.

"Amen," Alexander menutup doanya.

"Amen." Disusul oleh Sonneilon yang kemudian menertawakan Alexander. Sang iblis kemudian berkata, "kau sudah melupakan aku, Alexander? Pikiranmu masih sedangkal dulu."

Sang iblis kembali tertawa. Akan tetapi, tawa itu segera memudar ketika Alexander tiba-tiba mencengkram rahang Juan menggunakan tangan kanannya. Sempat terdiam hingga sang iblis berbicara terlebih dahulu.

"Katakan, kau harus menanyakannya jika kau ingin mengetahui alasannya."

Alexander menolak dan justru mengatakan hal lain. "Tinggalkan tubuh ini."

"Kenapa kau memilih anak ini, itulah yang harus kau tanyakan, Pastor. Bukankah kau selalu menanyakan hal itu?"

Alexander sempat terdiam sebelum kembali berbicara, "roh jahat yang menyiksa jiwa manusia, mereka harus dikembalikan ke neraka. Satu-satunya tempat yang akan menerima kejahatanmu."

Juan tersenyum, sang iblis berkata, "kalau begitu pergilah bersamaku, Pastor."

Alexander melepaskan cengkeramannya dan beralih melepas tali yang mengikat Juan secara terburu-buru. Dia kemudian menarik tubuh Juan, memaksa pemuda itu untuk berlutut. Alexander turun ke kolam dan menarik Juan hingga Juan jatuh ke air. Kala itu untuk sesaat wajah Juan terlihat mengernyit. Sorot mata pemuda itu semakin tajam dan menggelap.

Alexander mencengkram leher Juan menggunakan tangan kanannya. Menjatuhkan kedua lututnya seiring dengan mendorong tubuh Juan hingga berbaring di dalam kolam dan menenggelamkan tubuh pemuda itu.

Tubuh Juan tersentak, kedua tangannya sontak menahan tangan Alexander yang mencengkram lehernya. Tampak kemarahan di dalam wajah pemuda itu ketika tubuhnya jatuh ke dalam air suci yang telah dibuat oleh Alexander.

Alexander kemudian menggunakan tangan kirinya yang dililit oleh rosario untuk memegang puncak kepala Juan. Dia kemudian mendorong kepala Juan ke bawah hingga bagian belakang kepala Juan turut menyentuh air. Alexander mendorong lebih buat, berniat untuk menenggelamkan tubuh Juan. Akan tetapi kala itu sang iblis memberontak, mencengkram tangan Alexander dengan sangat kuat. Dan kala itu Alexander kembali membacakan doa sembari terus menekan leher Juan.

“Bapa Surgawi ..."

Satu tangan Juan berhasil meraih kerah kemeja hitam yang dikenakan oleh Alexander, menariknya dengan kuat. Berusaha untuk menghancurkan konsentrasi Alexander. Akan tetapi, kala itu Alexander mendorong lebih kuat hingga air menenggelamkan kepala Juan sebatas di atas telinga.

"... dalam Nama Yesus Kristus, Tuhan dan Penyelamat kami, karena kuasa Roh Kudus ..."

"Alexander!" si iblis menggeram penuh amarah dan lantunan doa Alexander semakin mengeras.

"... kami berdoa, mohon kuasa Darah Mulia Putera-Mu yang membersihkan datang sekarang ini juga. Murnikanlah ..."

Perlahan kepala Juan bergerak ke bawah hingga pada akhirnya Alexander berhasil menenggelamkan wajah Juan. Sang iblis memberontak, menarik kerah pakaian Alexander dan juga mencengkram lebih kuat lengan sang Pastor. Berusaha menghancurkan keteguhan hati Alexander.

"... dan basuhlah kami!" Suara Alexander tiba-tiba meninggi, "agar bersih berkat Darah Yesus dari ujung kepala kami ke bawah sampai ujung-ujung jari kaki kami. Biarkanlah Darah—"

Lantunan doa Alexander terhenti ketika Juan tiba-tiba mengangkat tubuh bagian atasnya. Mengambil napas dalam sebelum sesuatu tak terduga terjadi.

"Argh ..."

Juan tiba-tiba berteriak dengan suara yang nyaring dan panjang, mengundang hembusan angin kencang yang datang dari berbagai arah. Tangan Alexander gemetar ketika suara teriakan itu tak putus. Alexander langsung menutupi kedua telinganya menggunakan telapak tangan dan menunduk dalam. Tampak kesakitan ketika teriakan sang iblis berhasil menyakiti pendengarannya.

Alexander hampir tumbang, ia menggunakan satu tangannya untuk menahan tubuhnya. Dan dari salah satu telinganya, darah keluar. Alexander memejamkan matanya, menekan kuat telinganya. Hingga pada akhirnya teriakan itu memudar ketika tubuh Juan kembali jatuh ke air.

Namun tiba-tiba Juan kembali bangkit dan menarik kerah kemeja Alexander. Dengan kekuatan sang iblis, Juan melempar Alexander dan membuat Alexander keluar dari batas suci yang dibuat oleh sang Pastor. Tubuh Alexander menghantam dinding sebelum akhirnya jatuh meringkuk di lantai. Sementara itu Juan bergegas keluar dari kolam air suci. Tak mampu menggunakan kedua kakinya untuk berdiri, Juan keluar dari kolam dengan cara merayap dan langsung tersungkur begitu kembali ke lingkaran.

Pemuda itu bernapas dengan berat. Akan tetapi, kemarahan tergambar jelas pada punggung dan tangan yang terkepal kuat pemuda itu. Bertepatan dengan Alexander yang berusaha untuk bangkit, Juan turut bangkit. Dan karena sang iblis berkuasa, Juan berdiri lebih cepat dari Alexander.

Menumpukan salah satu lututnya pada lantai, Alexander mengangkat wajahnya. Mempertemukan pandangannya dengan sang iblis.

Si Pastor murka ...

"Sonneillon!!!"




Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro