Bae Jin Young, Si Rubah Dari Seoraksan Yang Merebut Takdir Putra Mahkota
Seorang kasim yang menemani perjalanan Yi Geum menghampiri sang Putra Mahkota yang kala itu berdiri di halaman. Berita tentang pernikahan Pangeran Yi Tan telah terdengar ke seluruh penjuru negeri, namun sepertinya hanya Yi Geum yang belum mengetahui bahwa tanggal pernikajan Yi Tan telah dipercepat.
"Putra Mahkota," tegur sang kasim. "Ini sudah malam, kenapa Putra Mahkota masih berdiri di sini?"
"Aku hanya ingin berdiri di sini sedikit lebih lama. Kau istirahatlah lebih dulu."
"Tapi Putra Mahkota ..." Sang kasim terlihat ragu. "Hamba mendapatkan kabar dari Hanyang."
"Simpanlah untuk besok pagi. Sampai besok pagi, aku tidak ingin mendengar kabar apapun."
"Baik, Putra Mahkota."
Yi Geum memutar langkahnya menghadap sang kasim. "Aku ingin berjalan-jalan sebentar di sekitar sini. Kau tidak perlu mengantar aku dan segeralah beristirahat."
"Baik, Putra Mahkota."
Sang kasim menunduk dalam dan meninggalkan Yi Geum. Sementara sang Putra Mahkota melangkahkan kakinya menjauhi halaman rumah dengan membawa sebilah pedang di tangan kirinya.
Berjalan cujup jauh, Yi Geum sampai di hutan yang berada di sekitar rumah yang ia tempati. Tak memiliki tempat tujuan, sang Putra Mahkota hanya ingin berjalan di jalanan yang gelap seorang diri.
Namun suasana yang tenang itu sedikit terusik ketika Yi Geum menyadari sesuatu yang bergerak di dalam kegelapan. Yi Geum langsung menghentikan langkahnya dan memandang waswas.
"Siapa di sana?" tegur Yi Geum dengan suara yang tegas. "Segera tunjukkan dirimu di hadapanku."
Tangan kanan Yi Geum perlahan bergerak menggenggam gagang pedang di tangan kirinya. Pendengarannya menangkap suara langkah kaki datang mendekat. Namun langkah itu terdengar sangat ringan untuk ukuran suara langkah kaki orang dewasa.
Hingga dalam hitungan detik sosok yang mengusik Yi Geum menampakkan diri. Dahi Yi Geum mengernyit ketika bukanlah manusia yang muncul, melainkan hewan berkaki empat dan memiliki ekor. Awalnya Yi Geum mengira bahwa itu adalah anji-ng, namun setelah diperhatikan lagi hewan itu terlihat berbeda.
"Seekor rubah?" gumam Yi Geum dan semakin waswas karena besar kemungkinan rubah itu bisa menyerangnya.
Yi Geum bersiap untuk menarik pedangnya dan memutar langkahnya mengikuti pergerakan dari rubah yang tampak tengah memperhatikannya tersebut. Namun tiba-tiba saja rubah itu berlari ke dalam kegelapan dan menghilang.
Yi Geum sempat memperhatikan sekeliling untuk memastikan bahwa rubah itu benar-benar telah pergi. Dan setelah beberapa saat tak terdengar apapun, kewaspadaan Yi Geum menurun. Sang Putra Mahkota menghela napas dan memutuskan untuk kembali. Merasa tempat itu tidak aman setelah bertemu dengan seekor rubah. Namun tepat saat ia berbalik, tubuh Yi Geum tersentak ketika sesuatu tiba-tiba menusuk dadanya di bagian kanan.
Tatapan Yi Geum yang tiba-tiba gemetar mengarah pada dadanya sendiri, di mana ia menemukan sebuah tangan yang sudah menikam dadanya. Perlahan pandangan Yi Geum menemukan pemilik dari tangan itu. Seorang pria asing bermata merah dengan tatapan yang terlihat dingin.
"Kau mencariku, Tuan?" tegur pria asing itu.
"S-siapa k-kau?" Suara Yi Geum tercekat ketika tubuhnya mulai merasakan sakit.
"Aku membutuhkanmu, Tuan." Pria itu menyeringai sebelum pada akhirnya mencengkram hati Yi Geum dengan kuat.
Pedang di tangan Yi Geum terlepas ketika kedua tangannya refleks menahan tangan pria itu. Tak mampu berteriak, Yi Geum justru mengeluarkan darah dari mulutnya ketika pria itu tengah mencabik tubuhnya dari dalam.
"K-kau ..."
"Manusia lemah," gumam pria dengan tatapan dingin itu.
Dalam satu kali gerakan, tangan pria itu menembus punggung Yi Geum dengan tangan kosongnya yang bersimbah darah dan tampak mengeggam sesuatu yang tidak lain adalah hati milik Yi Geum. Detik itu pula sang Putra Mahkota tumbang. Kehilangan nyawanya di tangan pria asing yang ia temui malam itu.
Pria asing itu menarik tangannya dari tubuh Yi Geum dan saat itu pula tubuh Yi Geum yang bersimbah darah jatuh ke tanah. Sementara pria yang baru saja merenggut nyawa sang Putra Mahkota itu memandang tanpa belas kasihan. Hanya dengan kuku-kuku panjangnya yang terlihat sangat tajam, dia berhasil membunuh Putra Mahkota Joseon. Dan sudah bisa dipastikan bahwa dia bukanlah manusia.
Bae Jin Young, salah satu siluman rubah yang tinggal di gunung Seorak. Dialah seekor rubah yang sebelumnya dilihat oleh Yi Geum. Siapa yang menyangka bahwa yang dilihat oleh Yi Geum sebelumnya adalah siluman rubah yang pada akhirnya membunuhnya dengan cara yang keji.
Dengan darah yang masih menetes dari ujung jemarinya, Jin Young berbalik. Berjalan meninggalkan jasad Yi Geum.
"Kalian boleh mengambilnya. Dia menjadi milik kalian sekarang," ujar Jin Young.
Dan setelahnya beberapa ekor rubah muncul dari dalam kegelapan. Mereka mendatangi jasad Yi Geum lalu mencabik-cabik jasad itu dengan buas seakan ingin menghilangkan jejak dari orang yang berperan seperti pimpinan mereka.
Sementara itu Jin Young menapaki jalan yang sebelumnya dilewati oleh Yi Geum. Dan ketika ia melewati sebuah pohon, tepat saat angin tiba-tiba berhembus, sosoknya berubah menjadi Yi Geum. Dengan sihirnya, siluman rubah itu membuat dirinya sendiri menjadi Yi Geum dan merebut takdir sang Putra Mahkota.
\\THE PRECIOUS KING AND THE NINE TAILED//
Itu tadi adalah potongan adegan dari chapter yang akan dipublis pada tanggal 8 di Innovel. Dan merupakan kemunculan pertama dari tokoh Bae Jin Young yang merupakan musuh bagi Shin Chang Kyun.
Jangan lupa ramaikan cerita ini di Innovel. Dan berhati-hatilah karena para rubah sangat licik. Jangan tertipu dengan apa yang kalian lihat. Kalian tidak akan tahu siapa yang akan ditiru oleh para rubah menggunakan sihirnya.
Sampai jumpa di sana😉😉😉😉
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro