III
Andrea bukan penikmat keramaian. Tapi ia bekerja dimana lingkungan sosial dan keramaian adalah utamanya. Beradaptasi dan bersosialisasi dengan yang lain adalah kunci utamanya ia belajar segala hal.
Satu bulan belajar dan bekerja menjadi Tim Kreatif itu tidak mudah. Meskipun Andrea senang menjalaninya, tapi ia akan pusing dan ingin menyerah jika sudah di kejar rundown untuk acara Menajam Langit. Rating acara Menajam Langit sudah bagus, dan itu patut di pertahankan. Setiap hari, Andrea harus mencari konten yang bermanfaat dan bermutu. Acara Menajam Langit bukan acara yang akan menghadirkan tentang gosip, tapi lebih ke pengalaman dan perjalanan hidup seseorang.
Orang-orang yang sukses akan karir dan menginspirasi lah yang di undang ke Menajam Langit. Acara berbobot ini memiliki beberapa persen kenaikan rating semalam setelah kedatangan tamu dari keluarga Atmodjo. Aletta Atmodjo, siapa sih yang tidak tahu wanita yang sangat menginspirasi itu?
Aletta Atmodjo adalah wanita karir yang cerdas, berfokus pada bisnis fashion, designer buatannya sudah melanglangbuana di beberapa kancah negara. Memiliki label sendiri, membuat Aletta mendapatkan apresiasi dari perancang busana terkenal di Perancis. Wanita itu bekerjasama dengan perancang busana dunia hanya untuk melahirkan sebuah gaun yang harganya cukup fantastis.
Dan hari ini, masih dari keluarga Atmodjo yang akan datang. Setelah membaca profil dari talent yang akan didatangkan, tampaknya seorang pria dari kalangan Atmodjo yang sangat terkenal di majalah Forbes. Sayangnya, Andrea tidak pernah membeli majalah Forbes dan tidak tahu siapa Aryana Badhrika Patibrata Atmodjo itu.
"Siap? Acara satu jam lagi mulai. Pak Arya sudah sampai di kantor, sebentar lagi beliau akan datang." kata Hamid pada yang lain.
Andrea paham, jika sudah seperti ini saatnya Andrea briefing dan memberikan beberapa pertanyaan yang sudah ia siapkan pada MC. Nathalia Zittman adalah MC hari ini. Sangat cantik, dan ia adalah salah satu finalis Putri Kecantikan Indonesia.
"Mbak Nathali," kata Andrea berusaha agar tidak mengganggu penata rias yang tengah merias wajah cantik Nathalia. "Ini daftar pertanyaan yang sudah di sepakati ya, kata Sekretaris Pak Arya, beliau nggak terlalu suka kalau sudah di tanya soal pembahasan pribadi."
Nathalia tersenyum sambil memejamkan matanya. "Kamu ini, pasti kamu Tim Kreatif yang baru, ya?"
"I..iya, Mbak." jawab Andrea.
Nathalia membuka matanya dan meminta agar penata riasnya menghentikan kegiatannya. "Sudah cukup Cop, udah sempurna." kata Nathalia sambil melihat wajahnya.
Lalu wanita itu berdiri dan merapikan dress-nya yang begitu ketat dan panjang hingga selutut itu. "Jadi, siapa nama kamu?" tanya Nathalia pada Andrea.
"Saya Andrea, Mbak."
Nathalia tersenyum penuh jumawa dan memerhatikan tubuh Andrea. "Saya Nathalia tunangan Arya. Jadi, kamu tahu kan sekarang alasannya? Kenapa MC hari ini diganti oleh saya? Karena saya adalah tunangan Arya, dan ini adalah segmen paling penting dalam hidup saya."
Andrea hanya mengangguk sambil menatap Nathalia.
"Dan ya, Andrea. Jelas script ini hanya formalitas, Arya akan melamar saya di acara Menajam Langit ini. Kamu tahu? Saya lah yang bisa membuat program ini semakin berkembang ratingnya. Bukan konten yang kamu siapkan, Andrea."
Itu terdengar jahat bagi Andrea. Tapi, ia harus bersabar, bukan? Memang seperti ini bekerja di perusahan orang lain. Pasti akan ada orang yang tidak menyukai dirinya.
"Baik, Mbak. Maafkan saya kalau saya sudah keterlaluan pada Mbak. Sekali lagi, saya minta maaf. Saya baru tahu kalau Mbak tunangan Pak Arya."
Nathalia menyunggingkan senyumnya. "Saya maafkan, lain kali.. Cari informasi terlebih dahulu ya, Andrea."
Nathalia pergi keluar, sementara Andrea meremas script daftar pertanyaan yang sudah ia siapkan. Ia menarik napasnya dan sekali lagi, para orang-orang yang bekerja dengan Nathalia seolah ikut mengejek kebodohannya.
Selama satu bulan ini, ia belajar pada Kaia. Tidak semua orang dalam perusahaan ini akan ramah padanya. Hanya Bagus, dan Kaia yang selalu menyapanya dan mengajaknya berbincang. Selebihnya, para divisi lain akan sibuk bersama teman satu grupnya.
Kaia banyak mengajarkan hal-hal berupa tentang kewanitaan. Semenjak Kaia meringis melihat betapa mirisnya penampilan dirinya, Andrea sedikit berubah. Ia mengganti kacamatanya dengan bentuk kotak dan batang yang tidak terlalu besar, membeli beberapa potong skinny jeans dan blouse yang harganya luar biasa.
Mungkin karena Andrea belum pandai menggunakan uangnya, tapi Ibunya tetap akan mengirimkan uang untuk tambahan bagi Andrea.
Kini, Andrea hanya sudah biasa memakai kaus besar dengan lengan yang sampai siku, lalu mengikat rambutnya dengan rapi dan menggunakan celana jeans yang cukup ketat. Ibunya tidak ada di sini, dan artinya tidak bisa melihat.
Di depan sana, semua orang tengah memerhatikan interaksi Nathalia yang tengah menginterview seorang Arya yang ternyata CEO dan founder FGM, perusahaan industri perfilman dan rumah produksi.
"Jadi, Pak Arya bagaimana dengan progres tahun ini? Saya lihat, Anda masuk lima belas besar pria yang memiliki karir paling terbaik di dunia." kata Nathalia pada tunangannya, Arya.
Andrea memerhatikan Arya, pria itu tampan dengan wajah yang tidak biasa. Kedua bola matanya berwarna abu-abu, sang Produser tersenyum senang ketika mengarahkan kamera pada wajah Arya.
Arya adalah definisi dari eligible bachelor begitu lah yang Rani katakan padanya. Dimana seorang bujang sukses, terkenal dan pandai menghasilkan uang. Rani dan segala spekulasinya tentang pria adalah suatu keajaiban.
"Oh, jadi kamu juga ternyata baca?" jawab Arya pada Nathalia.
Nathalia tersenyum malu. "Siapa yang mungkin tidak akan membaca artikel tentang Anda, Pak?"
Kedua insan itu saling melemparkan godaan satu sama lain. Andrea lebih banyak diam daripada merespon, tidak seperti Kaia yang berdiri di sebelahnya.
"Sumpah, gue nggak pernah bisa nge-ship dua manusia itu, An." celetuk Kaia.
Andrea hanya menoleh dan berbisik. "Memang apa yang salah? Mbak Nathalia cantik."
"Ya buat lo yang nggak tahu apa-apa." jawab Kaia dengan malas.
"Hm, katanya Pak Arya mau lamar Mbak Nathalia, Kai."
Kaia memutarkan bola matanya dengan malas. "Gue juga tahu itu, An."
"Oh, ya sudah kita tonton." jawab Andrea.
Kaia berdecak kembali. "Acara lo jadi acara yang nggak berguna kalau gini caranya."
Andrea menatap Kaia dengan was-was. "Kai, jangan bicara sembarangan! Nanti ada yang dengar."
"Lo takut?"
"Ya.. Ya.. Nanti kalau kena masalah gimana?" cicit Andrea dengan ekspresi wajah yang menggemaskan bagi Kaia.
Kaia sudah menganggap Andrea sebagai adiknya. Ya, terkadang ada rasa kesalnya juga karena Andrea kelewat polos.
Andrea melihat betapa semangatnya Nathalia membahas soal masa depan dengan Arya Atmodjo, namun pria itu hanya menimpalinya dengan wajar dan amat singkat.
Sudah lama waktu berjalan namun tidak ada tanda-tanda Arya Atmodjo akan melamar Nathalia di sana. Director khawatir acara ini akan melebihi waktu yang sudah ditentukan dan itu adalah pelanggaran. Acara Menajam Langit sudah diberi durasi sendiri yaitu satu jam penuh tanpa iklan. Acara ini memang begitu bergengsi, Director-nya tak pernah sampai hati untuk menggunakan iklan dari beberapa sponsor.
"Gue tebak aja ya, An. Arya Atmodjo nggak jadi lamar Nathalia." bisik Kaia pada Andrea.
Andrea berdesis menyipitkan matanya. "Jangan bicara sembarangan aku bilang, Kai."
"Ya lihat aja, lo sih nggak percayaan." gerutu Kaia.
Kaia aneh, jika program acaranya sudah selesai gadis itu pasti akan pergi menemuinya dan ujung-ujungnya bergosip.
Director—Handria yang terlihat sangat khawatir itu memberikan kode pada Karmila agar Nathalia menghentikan acara yang sudah berlanjut lebih dari 60 menit itu.
"Karmila! Katakan pada Nathalia untuk menghentikannya sekarang." kata Handria pada Karlina.
Karmila mengangguk paham, sebagai Floor Director sudah tugasnya untuk memberikan arahan agar menghentikan acara yang sudah berjalan sejak tadi.
"Nathalia, cut!" kata Karlina pada wanita itu.
Nathalia terlihat menahan marah, setelah program di tutup, semua tamu yang menonton adalah mahasiswa yang berjumlah 50 orang itu malah berbicara yang membuat Nathalia semakin malu.
"... Nggak jadi di lamar? ..."
"... Iya, katanya mau lamar Nathalia ..."
"... Well Arya Atmodjo malu kali mau lamar Nathalia di acara program kayak begini ..."
Semua orang tampak membicarakannya, hingga studio hening dan para tamu keluar, Andrea tetap diam. Namun, Kaia lagi-lagi mengajaknya bergosip.
"Lihat deh, nggak lucu banget kan kalau sudah berharap terlalu tinggi tapi akhirnya gagal." ujar Kaia padanya.
Andrea menggeleng tidak mau mendengarkan gosip dari Kaia. Ia membantu yang lain merapikan studio, dan hari ini sudah lah percuma ia membuat rundown, karena Nathalia tidak memakainya sama sekali.
Lalu Andrea melihat Production Assitant, Bagus yang tengah berjalan padanya hanya dengan memakai kaus hitam polos yang menurut Andrea terlihat tampan. Jarang-jarang bagi Andrea memuji seorang pria, tapi Bagus yang ada di depannya adalah definisi dari cowok manis.
"Andrea?" sapa Bagus padanya.
"Iya, Pak?"
"You okay?" tanya pria itu pada Andrea.
Entah kenapa Andrea senang mendengarnya, ada nada kekhawatiran yang Bagus tanyakan padanya.
"Iya Pak, saya baik-baik saja. Apa saya melakukan kesalahan, Pak?" tanya Andrea pada Bagus.
Bagus menggeleng dan pria itu terlihat bersikap aneh. "Nathalia memanggil kamu di ruang tata riasnya."
Andrea membulatkan matanya dan menunjuk dirinya. "Saya, Pak?"
"Iya,"
"Oh, gitu ya Pak.."
Bagus menepuk bahu Andrea dan berkata. "Kamu samperin dia dan ingat, apapun yang terjadi cukup diam saja. Mengerti?"
Andrea mengangguk. "Iya Pak, saya mengerti."
Andrea pergi menuju ruang tata rias, dimana tadi ia memberikan script pada Nathalia yang di tolak oleh wanita itu. Ia melihat beberapa orang yang bekerja dengan Nathalia terlihat berdiri di depan ruang tata rias, Andrea merasa diperhatikan sampai tulang belulang.
"Andrea dari Tim Kreatif?" tanya salah satu pria yang memakai topi hitam.
Andrea mengangguk. "Ya, saya. Dan Anda?"
"Saya manager Nathalia. Artis saya sudah menunggu kamu."
Andrea mengangguk paham, ia mengetuk pintu ruang tata rias dan membukanya. Di dalam hanya ada Nathalia dan Arya Atmodjo yang terlihat tengah bersitegang.
Andrea gugup, ia ragu harus masuk atau tidak. Tapi sayangnya, Nathalia dan Arya Atmodjo sudah melihatnya.
"Masuk!" interupsi Nathalia.
Andrea masuk ke dalam ruangan itu dan menutup pintu yang ada di belakangnya. Ia berusaha mengingat apa kata Bagus yang mengatakan kalau ia harus diam saja.
"Ada apa ya, Mbak?"
Kini Nathalia berjalan mendekatinya dan berdiri di hadapan Andrea. Andrea melihat sepasang mata berkilat dan menajam itu menatap ke arahnya.
"Saya minta kamu agar tidak membocorkan ucapan saya tadi." ujar Nathalia pada Andrea.
Andrea terlihat bingung dan berkata. "Ucapan yang mana ya, Mbak?"
"Nggak usah belagak bego!" Nathalia mendorong dahinya dengan telunjuk wanita itu. Sedangkan Arya Atmodjo di tempatnya hanya diam menyaksikan dirinya.
"Saya.. Saya bingung, ucapan mana yang Mbak maksudkan?" kata Andrea dengan jujur.
Nathalia menarik napasnya. "Pikir sendiri! Apa segmen yang kurang di acara hari ini? Dan kalau sampai ada berita miring tentang gue hari ini, itu berarti penyebabnya lo!" ancam Nathalia kini.
Andrea hanya diam, ia melihat Arya Atmodjo yang tenga menatap Nathalia dengan serius. "Are you kidding me, Nat? Kenapa kamu bercerita pada staf di sini?" tanya Arya Atmodjo pada Nathalia.
Nathalia terlihat geram. "I'm just tell her, Baby.." rengeknya sambil menunjuk Andrea.
"Tapi manusia seisi studio tahu. Itu maksud kamu?" sindir Arya Atmodjo.
Nathalia mengangguk. "Ya, bisa aja karena dia kan?" kini matanya yang sudah menatap Andrea.
Andrea menggeleng. "Bu-bukan saya.. Semua orang sudah tahu kalau Pak Arya akan melamar Mbak Nathalia. Saya pun bukan—"
"Ingat satu hal!" ancam Nathalia kali ini. "Lo beneran bakal habis!"
Andrea tidak mengerti apa yang salah dengannya? Apa karena tidak jadi di lamar membuat wanita itu marah-marah padanya?
Jadi, ini semua salah Andrea?
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro