Opening
Seorang gadis belia dengan wajah yang dibingkai kain panjang berwarna ungu muda, berdiri dan membiarkan pakaian panjangnya menjuntai. Berwarna nyaris serupa dengan kain yang membungkus rambutnya. Hanya saja, ada beberapa motif bunga di bagian long dressnya. Panjangnya hingga menutupi mata kaki yang dialasi high heels setinggi sepuluh senti. Mengenakan kalung yang terlihat apik dan tidak terlalu kontras dengan pakaiannya.
Bibirnya di lapisi dengan gincu berwarna merah yang tidak terlalu kentara. Make up tipis-tipis juga tidak lepas dari wajahnya yang lonjong. Dilengkapi dengan bulu mata yang panjang dan terbalik secara sempurna. Tak mau ketinggalan, ditampakkannya gigi gingsul pada rahang atasnya, acapkali ada yang datang menghampirinya.
Ruangan berukuran besar dan dihuni beragam lukisan itu, kini dipadati orang-orang. Mereka berbincang, berdecak kagum, dan menggeleng-geleng takjub dengan apa yang disajikan di hadapan mereka. Mayoritas dari mereka pun berpakaian serba rapi dengan kemeja, jas, dress, dan busana muslim yang manis.
Riuh obrolan sama sekali tidak membuat perempuan dengan hijab modern itu merasa resah. Justru kian menggalakkan cara untuk menarik simpati para pengunjung dengan menceritakan kisah dari setiap gambarang yang dilukisnya. Meskipun banyak di antara mereka yang menaksir dengan harta tertinggi untuk membeli, namun ia enggan dan sama sekali tidak berniat untuk menjual lukisan-lukisannya.
Semuanya serba berproses dan ia berjuangan untuk memulai, meneruskan, menjaga, dan mempertahankan kemampuannya. Meski sempat pupus dan nyaris tak tertolong. Dan dari sini, semua bermula.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro