Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Bab 1. Sejarah

Ini adalah cerita pada abad 15 Masehi, di salah satu kerajaan terbesar di Romania...

Bau daging busuk bercampur sulfur begitu menyengat di penjara bawah tanah yang hanya diterangi cahaya obor remang-remang itu. Terdengar cicitan suara binatang pengerat berukuran besar yang berlarian bebas di lorong penjara, ada juga kecoa serta binatang lain yang hidup berdampingan bersama para tahanan.

Salah satu ruang penjara itu, penghuninya sedang meratapi sisa usia mereka.

"Jadi... apa hukumanmu besok?" tanya seorang lelaki tua dengan rambut dan jenggot panjang tak terurusnya, pada pria yang duduk satu sel dengannya yang baru masuk dua hari lalu.

"Disula." jawabnya membuat pria berjenggot disampingnya terdiam menelan ludah ngeri.

"Pasti Pangeran yang memberikan hukuman itu."

Wajah pria yang akan menerima hukuman disula tersebut terdiam. Sungguh... andai bisa memilih, ia lebih baik menerima hukuman pancung yang langsung memutuskan lehernya dengan anggota tubuh lain ketibang harus disula. Itu adalah hukuman paling kejam yang Pangeran berikan.

"Bagaimana denganmu?"

"Saw."

Keduanya sama-sama tertawa miris membayangkan tragisnya akhir dari hayat mereka. Padahal kesalahan mereka berdua tidak bisa dibilang fatal. Lelaki tua berjenggot hanya mencuri sedikit makanan dari gerobak yang akan dipersembahakan pada Raja, tapi kemudian dia dituduh sebagai pemberontak.

Sedang pria yang lebih muda, tidak sanggup membayar upeti karena uang yang ia punya harus ia pergunakan untuk mengobati anaknya yang masih kecil. Namun, prajurit menuduhnya sebagai pengkhianat.

"Kapan eksekusimu dilakukan?" tanya lelaki tua itu lagi.

"Besok, kau?"

"Sama."

"Kalian berdua beruntung bisa mati lebih cepat." Seseorang bersuara dari sudut penjara yang gelap. Membuat kedua pria yang mendapatkan hari kematian yang sama itu mengalihkan perhatian mereka. Bagaimana bisa kondisi mereka disebut 'beruntung'?

"Kalian tidak merasakan penyiksaan yang lebih buruk dari aku."

Sosok lelaki berambut panjang yang kusut itu mencondongkan tubuhnya perlahan. Kedua pria tadi tampak terkejut dengan kondisi fisik di depannya. Tubuh kurus tinggal tulang, banyak luka serta nanah di tubuhnya. Kedua tangan kurusnya dirantai merapat tembok.

"Lihat kakiku!" ujarnya.

Keduanya menurut dan mereka nyaris terkesiap bersamaan. Di kaki pria itu terpasang torture shoes.

Sepatu dengan alas yang berduri. Sehingga ketika berjalan, bisa dipastikan setiap langkahnya akan mengakibatkan sakit yang luar biasa. Dan biasanya sepatu ini juga dibuat berlubang agar darah pemakainya berceceran meninggalkan jejak.

"Semua ini, karena aku dituduh sebagai vampir." ujarnya pilu.

Kedua pria tadi langsung beringsut menjauh. Di jaman ini, vampir adalah mahluk tabu yang paling menakutkan.

Pemakai sepatu berduri itu pun menyandarkan kepalanya ke tembok seraya mendongak, ia melanjutkan "Setidaknya, setelah sepekan dunia yang terasa seperti neraka ini, lusa penderitaanku berakhir. Kuharap Tuhan menyediakan tempat yang lebih baik di sana."

"Me-me memangnya apa hukumanmu besok?" tanya pria tua berjenggot.

Hening... tanpa dijawab pun mereka semua sebenarnya sudah tahu, bagaimana hukuman seseorang yang dianggap vampir. Yaitu dengan dimasukan ke dalam Brazen Bull.

*****

Seorang pria berparas rupawan dengan pakaian khas kerajaan yang elegant serta jubah yang dihiasi benang emas berjalan gagah di koridor menuju ruang ayahandanya, ialah Pangeran Lucius le Conquerior si tampan bermata biru yang terkenal memiliki hati sedingin es dan kekejaman yang nyata.

Lucius mendengar kabar bahwa ayahandanya baru saja pulang dari memimpin perang demi memperluas daerah kekuasaannya.

"Pangeran Lucius tiba." teriak penjaga di depan ruangan.

Tak lama pintu besar itu terbuka, ada beberapa pelayan di kamar Raja yang sedang menyiapkan pakaian.

"Di mana baginda Raja?" tanyanya pada pelayan di sana.

Suaranya yang tegas mampu membuat hatimu langsung terpanah bahkan tanpa perlu melihatnya. Namun, siapa yang berani menatap langsung mata biru itu? Bisa saja lehermu akan hilang kemudian.

"Beliau sedang mandi, Yang Mulia." jawab salah seorang pelayan dengan wajah tertunduk.

Tanpa berkata apapun lagi Lucius memasuki ruang pribadi ayahnya dan nampaklah di sana Raja Gaves le Conquerior sedang mandi berendam darah. Ya, darah... darah manusia. Lebih tepatnya darah para musuh yang berhasil ia taklukan saat berperang memperebutkan kekuasaan daerah Wallacia.

Ini adalah ritual yang selalu Gaves lakukan setelah ia berperang, semua darah musuh ia kumpulkan dan ia akan mandi dengan berendam darah tersebut sebagai bentuk kepuasan diri.

"Ada apa kau kemari, Nak?" tanya Gaves ramah, sang Anak menunduk hormat.

"Izinkan saya secepatnya melamar Lady Vanessa, Yang Mulia." pinta Lucius mantap. Untuk beberapa detik, Lucius tidak mendengar suara apapun.

"Baiklah." jawabnya santai, lalu Gaves memerintahkan salah seorang pelayan di sana.

"Sampaikan pada Earl Richmond untuk mengumumkan pada rakyat tentang pernikakan putraku, minta mereka lebih cepat memanen hasil tanaman mereka dan minta upeti dua kali lipat sebagai bentuk hadiah dari mereka untuk kita." tuturnya seraya menyiram wajahnya dengan darah seolah darah tersebut hanyalah air.

"Baik Yang Mulia Raja...." ucap pelayan tersebut patuh lalu meninggalkan ruangan.

"Sebenarnya aku masih tidak setuju dengan pernikahan kalian. Vanessa bahkan hanya putri dari seorang Count setidaknya kau harus mendapatkan pendamping dari kerajaan lain atau minimal anak seorang Duke. Tapi jika memang kau menginginkannya aku akan merestui hubungan kalian, dengan syarat beri aku cucu secepatnya." tutur Gaver jujur.

Mendengar ucapan ayahnya ada segaris senyum yang terukir di wajah kaku Lucius. Vanessa, gadis cantik bermata hazel yang mampu menghangatkan hatinya yang dingin. Setelah sekian lama bertahan dengan penolakan sang ayah, akhirnya ia dan Vanessa diizinkan untuk menikah.

Lucius segera undur diri, ia berencana mengirim kabar pada tambatan hatinya bahwa dirinya akan mendatangi Vanessa untuk memberitahu berita baik tersebut.

Meski Gaves dan Lucius terkenal kejam, namun hubungan ayah dan anak ini begitu harmonis. Gaves begitu menyayangi anaknya.

Pria tua dengan rambut yang sudah memutih itu telah melakukan segala hal ia lakukan untuk membuat Lucius ragu pada Vanessa, tapi nyatanya hubungan kedua sejoli itu tetap bertahan. Maka dari itu ia mengijinkan pernikahan ini.

Namun, Gaves bisa pastikan. Setelah ia mendapatkan cucu laki-laki ia akan memikirkan lagi cara menyingkirkan Vanessa dari anaknya. Benar... Ia hanya perlu menunggu putranya segera menikah dan mempunyai cucu untuk meneruskan tahta kerajaan mereka. Setelah itu, Vanessa bisa ia singkirkan perlahan. Bukankah lebih mudah menyingkirkan seseorang yang berada dekat dengan jangkauanmu?

---------

To Be Continue

Halooo... selamat datang di dunia imajinasiku 😊😊

Ini adalah cerita Fantasi pertama yang sudah lama mengetuk pikiranku dan tersimpan di draf kurang lebih satu tahun.


Story ini bergenre Fantasi-Romance dengan tambahan action dan sedikit gore. Masih sanggup liat kesadisan Pangeran Luc?

Don't forget to vote & coment ^^

[Brazen Bull]

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro