Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

BAB 5: Inddy

Saat ini kami telah berada di lokasi terkahir Daffa terlihat sebelum menghilang. Lokasi tersebut adalah sebua mini market yang berada tepat di depan jalan raya dengan area sekitarnya adalah pemukiman padat penduduk. Area untuk masuk ke dalam pemukiman tersebut terlalu sempit untuk mobil dan hanya bisa dilewati oleh motor saja. Andrew memarkirkan mobil didepan mini market tersebut.

"Aku sudah membuat batasan untuk pencarian kita agar tidak terlalu luas. Kita mulai dari area dalam kotak ini terlebih dahulu," Sasa menunjuk area dalam peta yang dicoret tinta merah berbentuk kotak "jika tidak mendapatkan hasil apa-apa, baru kita memperluas area pencarian kita," jelas Sasa.

"Aku setuju dengan saran Sasa." Aku mengambil spidol merah dari tangan Sasa lalu menarik garis ditengah-tengah kotak yang Sasa buat. "Aku dan Sasa mencari diarea ini sedangkan, kamu sama Andrew cari di area ini," lanjutku.

"Tidak! Kamu harus berpasangan dengan ku. Kamu tidak boleh jauh-jauh dari aku. Okay!" Tegas Andrew membuat Sasa dan Sani tersenyum lebar seperti Joker.

"Santai. Kita tidak akan merebut Vann mu," sindir Sani.

"Baiklah. Aku sama Sani, kamu sama Inddy. Bagaimana?" Tanya Sasa.

"Setuju," singkat Andrew mengambil peta di tanganku, tersenyum manis, lalu keluar dari dalam mobil.

"Sejak kasus ini muncul sikap andrew mendadak jadi super protektif," kesalku.

"Kasus Flamboyan juga dia protektif cuman tidak secara langsung saja," ucap Sasa.

Benar apa yang dikatakan Sasa. Andrew sudah protektif terhadap ku sejak lama, hanya saja dia tidak begitu menunjukannya karena aku baik-baik saja. Dan saat aku akan mengerjakan hal berbahaya lagi, sikap protektif yang sejak lama tidak direalisasikan secara langsung sekarang berhasil Ia realisasikan. Aku harus sabar menghadapi Andrew sampai keadaan sudah kembali normal.

Andrew membuka pintu mobil dengan raut panik. "Ayo. Kita harus bergerak cepat, sepertinya tim dari chanel YouTube lain telah mendatangi lokasi." Andrew menunjukkan mobil Toyota hitam dengan logo Chanel YouTube saingan ku terparkir tepat di samping mobil kami.

Aku, Sasa, dan Sani langsung bergegas keluar dari mobil.

"Kita harus bergerak cepat. Cari rumah yang memiliki gudang dan terlihat kedap suara atau berjarak dari rumah yang lain. Ini adalah pemukiman padat penduduk sangat tidak mungkin pelaku menyiksa korban tanpa diketahui warga sekitar," jelas ku menyampaikan teori yang terpikir olehku.

"Terima kasih untuk ide bagusnya. Kalian sudah mendengar itu? Silakan bergegas."

Kami menoleh ke arah suara sarkas yang tidak asing ditelingaku. Dia adalah saingan terberat ku dengan tema yang sama. Dia adalah Stefania atau biasa di kenal dengan Nia atau Stefa.

Awalnya dia adalah teman baik ku namun, hubungan kami renggan ketika dia mengikuti konten YouTube ku alias dia mencuri ide ku ketika aku membahas ide itu dengannya. Aku membahas ide itu karena aku pikir akan membuat konten YouTube bersamanya namun, ternyata Stefa tidak sebaik yang ada di dalam pemikiran ku. Dia membuat konten YouTube mendahului ku dengan ide yang aku rancang alhasil, aku yang dituduh mencuri ide Stefa oleh penggemar Stefa. Sampai saat ini penggemar Stefa dan penggemar ku sering bentrok atau war di sosial media.

"Maksud kamu apa mencuri ide kami!" Bentak Sani menghampiri Stefa.

"Mencuri? Kenapa aku selalu dituduh mencuri padahal aku tidak melakukannya," santainya menatap tajam Sani.

"Sudah jelas kamu mencurinya. Buktinya kamu memerintahkan kacung-kacung kamu itu untuk mencari bukti sesuai arahan yang disampaikan Inddy." Sani balas menatap tajam Stefa yang tinggi badanya 5 centi dariny membuat ia harus mendongak.

"Itu bukan namanya mencuri tapi tidak sengaja menemukan ide. Siapa suruh membahas hal sepenting itu di area terbuka. Bukan salah sayalah."

"F*ck! Tidak semua orang harus kami waspadai. Seandainya kami tahu kamu ada disini kami akan berhati-hati karena hanya kamu tukang mencuri ide orang lain!" Tajam Sani.

"What the H*ck!"

"Sudah! Hentikan, Sani, kita harus bergerak sekarang. Cukup ide kita yang dicuri jangan sampai bukti yang kita cari juga dicuri." Aku menarik Sani menjauh dari Stefa setelah memberikannya tatapan tajam.

"Sesekali kita harus memberikan pelajaran kepada orang seperti Stefa itu," komentar Sani masih terlihat kesal.

"Itu hal yang bisa kita urus nanti. Bukti yang kita cari jangan sampai jatuh ke tangan mereka," ucap Sasa.

Aku mengangguk setuju. Saat ini kami mulai memasuki area pemukiman penduduk yang cukup padat. Terlihat banyak anak kecil dan ibu-ibu yang menghentikan aktivitasnya ketika melihat kami. Mungkin sebagian ada yang mengenal ku atau perilaku kami yang celingak-celinguk menarik perhatian mereka.

"Permisi, dek. Permisi, Bu," ucap Andrew ramah.

"Cari apa, dek?" Tanya seorang ibu-ibu. Sudah ku tebak kami akan mendapatkan pertanyaan dari ibu-ibu yang memiliki tingkat penasaran tinggi.

"Kita cari rumah yang ada gudangnya buk," jawab Sasa.

"Waduh, ini area pemukiman yang cukup sempit dek. Tidak ada rumah seperti itu disini. Jarak antara satu rumah dan rumah lainnya saja tidak ada apa lagi membangun gudang atau garasi mobil, itu hal yang mustahil, dek, " jelas ibu itu.

"Terima kasih Bu untuk informasinya. Permisi," jawab Sasa.

Kami kembali melanjutkan pencarian kami meninggalkan ibu-ibu itu yang menatap kami masih dengan raut penasaran.

"Kita berpisah disini," ucap ku ketika kami telah sampai di pertigaan. "Sesuai peta aku dan Andrew ke arah kanan sedangkan kalian ke arah kiri. Kita bertemu di titik ini," aku menunjuk garis ujung di petah yang aku buat.

"Baiklah. Jika ada apa-apa langsung beritahu kami," ucap Sani.

"Saya sudah memasang GPS di hp kalian. Lokasi kalian terpantau oleh saya. Kalian aman," ucap Andrew menunjukkan peta di tablet yang menunjukkan tiga titik merah.

"Baiklah. Sampai ketemu," singkat Sasa lalu melangkah pergi diikuti oleh Sani.

Aku dan Andrew melanjutkan pencarian kami. Benar apa yang disampaikan ibu-ibu itu. Hampir semua rumah tidak ada jarak karena luas tanahnya yang sangat sempit dan padat. Namun, aku dan Andrew tidak pantang menyerah. Kami terus menyusuri lorong demi lorong sampai akhirnya menemukan sebuah rumah yang memiliki garasi mobil.

Aku dan Andrew menghentikan pencarian kami dan memperhatikan rumah tersebut. Mengapa rumah ini memiliki garasi padahal jalan disini tidak bisa dilalui mobil sama sekali. Keadaan rumah itu pun terlihat sepi dengan halaman depan yang tidak terawat. Dari keadaan rumahnya sudah cukup memenuhi kriteria kemungkinan pembunuhan itu terjadi disini.

"Apa perlu kita masuk?" Tanyaku pada Andrew yang terlihat memotret rumah tersebut.

"Jangan. Seandainya rumah itu ada pemiliknya kita akan dianggap tidak sopan memeriksa garasinya atau bahkan kita akan dianggap pencuri oleh warga sekitar karena memasuki rumah orang tanpa izin. Kit..."

"Arghh..."

To Be Continue...

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro