Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

BAB 19: Inddy

"jad-jadi kam-kami menemukan..."

"Ciuman itu adalah hal normal, intinya yang dicium bukan pacar orang apa lagi suami orang," ucap detektif Ezra memotong kalimat ku.

Kenapa aku harus gagap. Dan kenapa harus membahas tentang ciuman?

"Jangan bilang itu ciuman pertama, nddy?" Tanya Sani.

"Melihat reaksinya sudah pasti itu yang pertama. Selamat, ndrew." Sani menjabat tangan Andrew dan tersenyum "ternyata sama-sama ciuman pertama." Komentarnya.

Jika itu ciuman pertama kenapa dia begitu lihai. Eh! Apa yang aku pikirkan?

"Kenapa? Kamu heran itu adalah ciuman pertama Andrew?" Tanya Sani dan aku langsung menarik tanganku yang mengetuk-ngetuk dahiku.

"Eh, sudah cukup. Lihat raut wajah mereka, sama-sama melakukannya tapi seperti korban," komentar detektif Ezra sambil tertawa dan diikuti oleh Sasa dan Sani.

"Memangnya kalian pernah?" Tanyaku.

"Tidak." Jawab keduanya secara bersamaan.

Sontak aku dan Andrew tertawa terbahak-bahak.
"Setidaknya kami pernah," ucapku.

Aku langsung menutup mulutku, sedangkan Andrew langsung terdiam. Hal tersebut membuat detektif Ezra tertawa terbahak-bahak.

"Memangnya pernah?" tanya Andrew.

"Belum pernah," jawab detektif Ezra dan sukses membuat kami semua tertawa.

"Sudah-sudah. Mari langsung ke membahasan kita," ucap Sasa.

"Mang, minta tolong cola 5 kaleng ya," pintaku ku kepada mang Dadan melalui HT yang ada di atas meja.

"Oke, Non," jawab mang Dadan.

"Dugaan sementara, kasus ini adalah dendam pribadi bukan begitu detektif Ezra?" Tanya Andrew dan detektif Ezra mengangguk setuju.

"Maka, kami memutuskan untuk menyelidiki keluarga korban, haters, dan masa lalu korban dan kami menemukan ini,"  Sasa menunjukan akun smnth yang membuat tweet yang menyertakan foto Daffa dan Tania saat keduanya masih SMA. Sasa juga menunjukkan tweet terbaru dari akun smnth yang mengaku sebagai teman akrab kedua korban.

"Andrew melacak lokasi korban agar kami bisa menanyai tentang masa lalu korban namun kami menemukan ini," Sani mengarahkan detektif Ezra ke arah Andrew yang didepannya terdapat layar monitor yang menunjukan peta satelit dengan titik merah.

"Bukankah ini adalah lokasi korban pertama ditemukan?" Tanya Detektif Ezra.

"Betul sekali. Maka dari itu kami butuh detektif Ezra untuk menanyakan alibi-nya," ucapku.

"Dan juga menanyai tentang masa lalu korban. Mungkin saja ada orang yang membenci kedua korban. Bukankah kita harus menanyakan semua alibi orang yang kita curiga?" Tanya Andrew.

"Tentu saja. Kami sudah menanyai beberapa haters kedua korban, tinggal membuktikan alibi mereka saja," ucap detektif Ezra.

"Keluarga korban?" Tanya ku.

"Kedua keluarga korban masih berduka dan menolak bekerja sama," ucap detektif Ezra lalu kembali ke tempat duduknya.

"Bukankah itu mencurigakan? Darah yang ada di Notes tersebut merupakan darah korban dan Notes tersebut sudah di baca korban sebelum menghilang. Apa mungkin korban menulis Notes tersebut sendiri?" Tanya Sasa.

"Jika seperti itu maka akan ada dua kemungkinan. Kemungkinan yang pertama korban di ancam untuk menulis Notes tersebut menggunakan darahnya dan kemungkinan yang kedua adalah korban dengan sengaja menulis Notes itu sendiri lalu menghilang," analisis Andrew.

"Maksud kamu kemungkinan kedua adalah korban melakukan bunuh diri?" Tanyaku dan Andrew mengangguk.

"Jika tidak seperti itu, seharusnya pelaku tertangkap cctv ketika masuk ke kamar korban atau memberikan korban Notes tersebut," ucap Andrew.

"Kemungkinan kedua adalah hal yang mustahil melihat luka yang korban dapatkan dan keadaan ketika korban ditemukan. Itu jelas adalah pembunuhan bukan bunuh diri," bantah Detektif Ezra.

"Mungkinkah korban mendapatkan Notes tersebut ketika korban berada di luar atau melalui hadia? Aku sering mendapatkan surat sampai hadia dari fans-fans ku," ucapku.

"Permisi, Non. Ini kolaknya, maaf lama non tadi mang keluar cari kolak yang dijual di dalam kaleng namun tidak ada, hasil akhirnya mang buat sendiri kolaknya. Semoga suka, Non"

Aku menepuk jidatku melihat 5 mangkuk kolak yang dihidangkan mang Dadan di atas meja.

"Cola mang bukan kolak," protesku.

"Ya ini kolaknya, Non. Ini mang buatkan spesial untuk kalian semua," ucap mang Dadan terlihat bangga.

Aku menghembuskan nafas kasar.

"Sabar, nddy." Sani menepuk pundak ku dengan senyum mengejeknya. "Makasih, mang," ucap Sani membuat mang Dadan tersenyum senang.

"Oh iya, Non. Tadi ada paket lagi dari fans-fans, Non. Sudah mang letakan di kamar, Non."

"Makasih, Mang."

"Oh iya. Kurir. Mungkin saja pelaku menyamar sebagai kurir." Sani terlihat bersemangat.

"Selidiki semua alibi orang yang masuk ke dalam rumah korban sampai hari korban menghilang," ucap Andrew.

"Tapi, kita tidak tahu kapan Notes itu sampai pada ke tangan korban" ucap detektif Ezra.

"Bukankah tim forensik bisa melakukannya menggunakan darah yang ditemukan di Notes tersebut?" Tanyaku dan detektif Ezra langsung tersenyum senang.

"Tapi, bagaimana jika Notes tersebut dikirim dan juga bagaimana jika darah itu di ambil diluar rumah korban?" Tanya Sasa.

"Korban adalah tokoh terkenal sudah pasti akan selalu didampingi bodyguard dan asisten pribadi, kita bisa menanyai mereka," jawab Sani.

"Kalau begitu, Detektif Ezra mencari tahu kapan darah tersebut di ambil dan juga alibi semua orang yang masuk ke rumah korban sekaligus membuktikan alibi mereka. Aku sama Sani menemui asisten dan bodyguard korban. Andrew dan Inddy menemui pemilik akun smnth," Sasa lalu membagikan tugas kami masing-masing.

"Aku dan  Sani yang pergi menemui asisten dan bodyguard kedua korban saja agar lebih mudah," ucapku. Sungguh aku tidak ingin berada dalam posisi berduaan dengan Andrew.

"Karena kamu terkenal?" Tanya Sasa membuatku diam. Aku tidak berniat untuk sombong.

"Jangan memisahkan anak kembar," pintah Sani dengan raut melas yang dibuat-buat. Aku tahu dia dan Sasa tidak seakur anak kembar lain. Mereka hanya kadang-kadang akur.

"Aku sengaja membagi seperti itu agar tidak memisahkan pasangan baru. Bukankah kalian butuh ruang untuk berduaan? Masa harus diganggu tim Devannka Story, ia nggak detektif Ezra?"

"Sejak kapan saya  menjadi salah satu dari kelompok Devannka Story?" Tanya detektif Ezra.

Aku tersenyum. "Sejak kita barter informasi."

"Bagaimana setuju?" Tanya Sani.

"Setuju," jawab Andrew tersenyum simpul.

"Begadang lagi malam ini," keluh detektif Ezra lalu mulai menyantap kolak yang ada di atas meja hingga habis. "Oh iya, Andrew dan Inddy akan ditemani salah satu rekam kerja ku. Karena harus menanyakan alibi pemilik akun tersebut," ucap detektif Ezra lalu pergi.

"Kita juga bergerak," ucap Sani lalu mulai melahap kolaknya.

"Bergerak makan kolak atau bergerak untuk memulai penyelidikan kita?" Tanyaku ikut memakan kolak dan diikuti oleh Sasa dan Andrew.

"Keduanya," jawabannya.


Hope you like it

Jessie Toji


Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro