Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

BAB 14: Inddy

Aku dan Sani kini telah kembali ke rumah setelah melayani para wartawan yang kekeh ingin mewawancarai ku. Kita langsung menuju studio untuk membahas hasil temuan kami bersama Andrew dan Sani.

Terlihat Andrew sedang memprint sesuatu, sedangkan Sasa menempelkan beberapa lembar kertas ke white board. Aku memperhatikan beberapa hasil screenshot yang sudah di print tertempel di papan.

"Dapat sesuatu yang kita duga?" Tanya Andrew yang kini sudah berdiri di sampingku.

"Sepertinya begitu. Apakah kamu mencari keduanya?" Tanyaku dan Andrew membalasnya dengan senyuman.

"Aku selalu mempercayai dugaanmu," ucapnya lalu mengambil beberapa lembar kertas yang telah Ia print tadi dan menyerahkan kepada ku.

"Kita mulai sekarang," ucap Sasa yang langsung duduk ditempat yang sering Ia duduk yaitu disamping papan tepat didepan ku.

Aku mengangguk lalu duduk ditempat ku yang berdampingan dengan Andrew.
"Aku dan Sani berhasil menemukan bukti."

Sani mengeluarkan sebuah kertas kecil berwarna abu-abu yang sudah kusut karena diremas-remas. Kertas tersebut merupakan sebuah Note yang kini telah ia masukkan ke dalam plastik klip. Aku mengambil plastik berisi kertas note tersebut dan menempelkannya ke papan menggunakan magnet.

"Sesuai dugaan awal, pelaku pembunuhan Tania Karmelita adalah pelaku yang sama yang telah membunuh Daffa Anggara," jelasku.

"Isi dari note tersebut sama dengan note yang kita temukan di rumah Daffa. Selain itu, tinta tulisan tersebut merupakan darah dan ada juga bercak darah sekitar note," jelas Sani.

"Jika itu adalah darah, bukankah seharusnya pihak kepolisian sudah tahu siapa pemilik darah tersebut?" Tanya Sasa. "Mungkin saja itu darah pembunuh yang sengaja Ia tuliskan di note tersebut," lanjut Sasa.

"Logikanya begini, jika pelaku menggunakan darahnya, tidak akan ada korban selanjutnya. Pelaku pasti sudah ditangkap sejak note itu ditemukan di rumah Daffa. Bukankah begitu?" Bantah Andrew.

"Pelaku pasti menggunakan darah hewan untuk menulis ancaman tersebut," tambahku.

"Jika kita menyerahkan bukti ini ke pihak kepolisian maka kasus ini akan berubah menjadi kasus pembunuhan berantai," ucap Sani.

"Aku belum mau menyerahkan itu. Ada barter antara aku dan Iptu Ezra. Harus ada informasi yang setimpal dengan bukti tersebut," ucapku.

"Kamu hanya memperlambat penyelidikannya," protes Sasa. "Serahkan bukti ini, kita jangan menganggu pihak kepolisian terlalu jauh. Mereka perlu menyelesaikan kasus ini sebelum ada korban selanjutnya, sedangkan kita hanya melakukan itu untuk menaikkan penonton." Aku membisu mendengar perkataan dari Sasa. Gadis itu benar-benar kritis dan selalu mengeritik jika ada yang tidak beres.

"Akan aku serahkan setelah kalian menjelaskan tentang foto-foto yang kalian pasang saat ini." Aku memperhatikan hasil print yang berisikan profil akun seseorang sampai foto biasa yang ditempel disisi kiri dan kanan papan.

"Sebelah kiri adalah orang-orang yang pernah punya masalah dengan Daffa di dunia nyata. Sebelah Kanan adalah haters yang selalu menyerang semua kolom komentar media sosial Daffa dan Tania. Andrew sengaja mencari haters yang membenci kedua korban karena dia percaya dugaan mu," jelas Sasa.

Aku mengambil dua lembar hasil print berisi biodata lengkap dua orang haters yang menyerang Daffa dan Tania. Aku membaca salah satu profil haters tersebut. Haters tersebut berjenis kelamin laki-laki dengan nama akun apelepa_

"Dia juga sering menyerang ku di semua kolom komentar sosial media ku." Entah apa yang membuat orang-orang membenciku dan menuangkan semua kata-kata kasar di kolom komentar ku padahal aku hanya menceritakan sebuah kisah nyata untuk mereka.

"Sepertinya dia menyerang semua YouTubers yang sedang naik daun saat ini," simpul Sani.

"Kamu benar. Aku juga menemukannya menyerang banyak YouTubers yang sedang naik daun," setuju Andrew.

"Lalu apa selanjutnya?" Tanya Sasa.

"Untuk orang-orang di dunia nyata. Kita cari orang yang sama yang pernah punya masalah dengan kedua korban," jawabku.

"Berdasarkan berita, Tania terakhir terlihat dibandara dan dibawah pergi oleh orang misterius. Aku rasa kamu harus menemui Iptu Ezra dan menawarkan barter," ucap Sasa.

Tadi dia mengatakan aku menghalangi penyelidikan polisi tapi sekarang di malah memintaku melanjutkan barter tersebut. "Kenapa? Apa yang ingin dibarter?" Tanyaku.

"Kita tinggal dikota besar dimana CCTV terpasang dimana saja bahkan di jalanan. Aku yakin Iptu Ezra dan timnya sudah tahu dimana mobil itu pergi melalui CCTV. Mereka punya akses untuk mencari di CCTV sesuka mereka," jawab Sasa.

Kenapa aku baru menyadari hal itu? Aku yakin Iptu Ezra sudah mengetahui kemana mobil itu pergi.
"Aku pergi sekarang," pamitku.

"Sekarang?" Tanya Andrew beranjak dari posisinya.

"Jangan bilang kamu mau ikut."

"Tentu saja aku ikut!" Tegasnya. aku menatap Andrew kesal.

To Be Continue...

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro