CHAPTER 48: So EW Couple
Axel's View
"Siap, mundur, kita mundur sekarang!"
Aku memberikan aba aba pada pasukanku dan pasukanku segera bergerak mundur sejauh yang kami bisa.
"Siap! Tetap perhatikan Lord Arsais! Perhatikan gerakannya!"
Barisan tentara Valerie kembali membariskan diri mereka di hadapan sebuah benteng karang, membentuk formasi perang dengan rapih kembali. Aku berdiri tegap di hadapan mereka, melihat ke arah seberang.
"Lord Arsais..."
Lord Arsais tampak menyeringai pelan, kemudian segera menjentikkan jarinya, dan sepasukan kadal dengan baju zirah lengkap dan kapak di tangan kirinya segera menyeruak keluar dari tanah dan merayap ke arah kami.
"Bersiap! SERANG!"
Pasukanku segera mendobrak maju, menyerang rentetan Kadal yang terus bermunculan.
"Jangan sampai mati! Serang terus!"
Aku terus memberikan aba aba, dan melayangkan pandanganku ke segala arah.
Lord Arsais menatap dari kejauhan, pandangan tajamnya memperhatikan kami dari jauh, sebelum akhirnya dia menjentikkan jari dan semua kadal raksasa tiba tiba menghilang.
"Cukup sampai disini! Kalian boleh bubar!"
Aku menyibakkan tanganku, dan kesepuluh tongkatku segera merapat dan kembali bertengger di punggungku.
Hufh.......
Repot banget bawa bawa benda berat gini....
Coba bisa diganti ama tusuk gigi yah...
Kan bisa disakuin
Sayang gabisa
(gapenting dibahas)
"Terimakasih teman teman! Sampai jumpa di latihan nanti!"
Aku melambaikan tanganku ke arah pasukanku yang mulai merapikan diri mereka dan beranjak pergi ke sembarang arah.
"Axel, naik ke atas!"
Suara Lord Arsais terasa bergaung di seluruh ruangan, Wajar sih, soalnya ruangannya benar benar tertutup dan terbuat dari batu, jadi kalau suara keras sedikit pasti bergaung kemana mana..
"Siap Lord Arsais!"
Aku segera beranjak keluar dari ruangan dan menuju tangga putar dari batu yang berada tepat di samping pintu itu.
"Axel, ayo turun"
Lord Arsais ternyata sudah berada di ujung tangga saat aku berhasil menaiki semua anak tangga, dan mengajakku turun.
=_="
Gimana sih orang ini!
tadi disuruh naik, sekarang disuruh turun
Cih...
"Okay..."
Aku menggembungkan pipiku dan mendengus kesal.
"Kamu memperhatikan cara mereka bertempur, Axel?"
Bishop berbicara sambil terus menatap ke depan, kakinya seakan tergesa melangkah menyusuri lorong panjang.
"Valerie 12th Division? Yeah. Mereka benar benar parah"
Bishop mengangguk membenarkan.
Aku tahu, alasan Bishop tadi mendadak menghentikan latihan adalah karena dia tidak puas dengan kemampuan pasukannya. Divisi keduabelas, divisi terakhir sekaligus divisi terlemah yang ada di Valerie.
"Kita harus kejar target untuk melatih mereka dengan keras, kalau tidak, mungkin mereka harus puas kalau hanya jadi tim pembantu saat peperangan..."
Aku mengangguk pelan membenarkan perkataan Lord Arsais.
"Yeah, maaf Bishop..."
"Maaf untuk?"
"Karena aku ga bisa maksimal melatih mereka"
"Ha?"
Lord Arsais terkekeh pelan, dia memegangi keningnya.
Eh...
"Ehh..."
Lord Arsais segera menghentikan tawanya kemudian menatap ke arahku.
"Kenapa?"
"Ti.... tidak, hanya rasanya pernah melihat Bishop di suatu tempat"
Lord Arsais kembali tersenyum, menampilkan wajah manisnya.
"Yeah, memang!"
Lagi lagiii!!!
>,<
Dia bikin aku penasaran!
"Lord Arsais kita ketemu dimana siih!"
Lord Arsais kembali memasang tampang dinginnya dan menatap ke arahku.
"Kalau kamu mau tahu, kenapa kamu ga coba nyari tau aja?"
Hmph!
Apaan sih orang ini!
nyebelin banget
"Oh, kamu sudah kasih cincin itu ke Caesar?"
BLUSH
Aku merasakan mukaku langsung memanas saat aku mendengar perkataannya.
"C..Cincin?"
Bener juga! Aku belum kasih cincin itu ke Sir Caesar!
"Belum kamu kasih ya?"
"Umm.."
Aku mengangguk dengan berat, dan langsung disambut dengan helaan nafas dari Lord Arsais.
"Kapan mau jadian kalo pada malu malu begini.. ck"
"Apa Bishop?"
"Ga kenapa kenapa. Sana temui Caesar..."
"Trus Lord Arsais mau kemana?"
"Bukan urusanmu"
>,<
Hyaa, Galak kayak biasa dia!
Aku langsung berlari pergi meninggalkannya dan berjalan ke arah ruang strategi.
Krieekk...
Pintu terdengar berderik pelan saat aku mendorong pelan.
"Commander Axel? Ada apa? jarang jarang melihat anda disini? Bukannya sedang ada latihan perang?"
Seorang pemuda dengan rambut kuning muda dan pakaian hijau dengan celana pendek menatap kearahku dari balik meja strategi. Baju khas apprentice strategist Harmonia. Dulu aku pun berseragam begitu waktu masih belajar ke Lord Arsais...
"Chief Strategist ada dimana? Ga ada disini ya?"
Cowok itu sejenak mengingat ingat, kemudian dia segera menjentikkan jarinya.
"Ah! Sir Caesar! Kalau ga salah dia bilang dia mau pergi jalan jalan ke taman belakang. Kalau sudah disana dia pasti lupa waktu! Coba Sir Axel lihat kesana! Aku yakin dia pasti ada di dekat kolam ikan!"
"Uh huh? Thanks!"
Cowok berbadan tinggi itu segera tersenyum dan mengangguk ramah, kemudian kembali asik berkutat dengan peta dan buku yang ada di dekatnya. Beberapa orang yang berada di sekitar ruangan itu juga tampak asyik menorehkan beragam garis ke peta tersebut, selagi beberapa memperhatikan, dan memberikan aba aba kepada mereka.
Semua orang tampaknya jadi sangat sibuk karena status siaga perang ini.
"Humph.."
Aku berjalan keluar melewati tumpukan berbagai peta Valerie yang dicoret disana sini dan diremas sekenanya yang teronggok dilantai untuk mencapai pintu keluar. Aku menutup pelan pintu ruang strategi, kemudian menaiki tangga menuju ke Aula Utama.
Aku bergegas menyeberangi aula utama dan menaiki jendela kecil yang berada di sana untuk melompat ke lorong yang berada sekitar setengah meter di hadapanku.
Bahaya?
Emang!
XD
Tapi cara ini yang paling cepat! Lagipula jendela yang aku lompati ga terlalu tinggi, jadi ya kalau jatuh ga akan terlalu beresiko.
Lagipula, kalau terluka di tengah sarang priest seperti ini, bisa dengan cepat aku diobati ya kan.
*penuhperhitungan*
Aku mengambil ancang ancang, dan segera melompat dari tumpuanku.
"Ehh, Wua!!"
Perhitungan gagal....
Aku terpeleset saat akan melompat, dan gagal menggapai dinding seberang. Tubuhku segera terjatuh tanpa perlawanan.
"Hup.."
Aku memejamkan mataku, tapi.
Eh, kok ga sakit?
Aku malah merasa tubuhku sedang digendong sekarang.
"Lho lho lho, ada cowok cakep jatuh dari langit?"
>,<""
Aku membuka mataku, dan baru menyadari, kalau ternyata aku terjatuh tepat di atas Sir Caesar yang dengan sigap segera menangkapku dalam kedua tangannya.
"Sir Caesar!"
"Kok bisa kamu jatuh dari langit sih?"
Sir Caesar menatap ke arah langit, mengerutkan keningnya.
"Cuaca nggak mendung, kok bisa tiba tiba bisa hujan Axel ya? Axelku darimana?"
BLUSH!
Mukaku kembali memerah saat mendengar Sir Caesar memanggilku dengan sebutan "Axelku"
"T..turuniin turuniiin!"
"Kalo gamau gimanaa?"
"Gamau gimana! Sir Caesar turunin akuu"
Sir Caesar hanya tertawa pelan, kemudian menggendongku ke bawah sebuah pohon besar yang berada di dekat lorong.
Dia meletakkan tubuhku dengan hati hati di dekat akar pohon yang sedikit menyembul, kemudian mendudukan dirinya di sampingku.
"Kok bisa ya..."
Katanya sambil meletakkan tangannya di alis dan melihat ke arah langit seakan mencari sesuatu.
"Bisa apa sih?"
Aku mengerutkan keningku. Sir Caesar aneh deh
Zzz
"Kok bisa ada cowok manis kayak gini jatuh dari langit"
Blush!
Aaa!
Aku bisa mati malu kalo gini terusss!
"Sir Caesar gomballl!!"
"Siapa yang gombaal! Yeehh"
Aku memukul mukul pelindung bahu dari besi yang digunakannya.
"Aduh!"
"Tuh, kan! Sakit kan! Makanya jangan dipukulin baju besi! Dasar odong!"
Sir Caesar memegang tanganku, kemudian mengecupnya pelan
>,<
Hyaaa
Aku terpaku, kurasakan wajahku jadi luarbiasa panas
"Pasti udah ga sakit kan?"
Dia tersenyum dan mengelus pelan rambutku
"Ahh..."
Aku mendadak teringat kembali pada kejadian yang terjadi di sekolah.
"Sir Caesar"
"Axel"
Kami tersenyum bersamaan saat sadar kami memanggil nama satu sama lain dalam waktu yang bersamaan
"Yaudah Axelku aja yang omong duluan"
"Aku mau dengar Sir Caesar yang ngomong duluann.."
"..."
"..."
"Oke aku yang ngomong duluan deh"
Sir Caesar merubah mukanya, kemudian segera duduk tegap. Raut wajahnya terlihat begitu serius.
"Aku mau minta maaf..."
Aku mengernyitkan dahiku, memberikan ekspresi bertanya.
"Ha? Maaf kenapa?"
"Aku,, ga sengaja mencium orang di sekolah. Bener bener minta maaf! Aku gatau apa yang aku pikirkan!"
Aku melebarkan mataku, kemudian segera memasang senyuman kuda di wajahku.
"Aku, juga mau bilang hal yang sama! Aku tanpa sengaja dicium orang!"
Sir Caesar tampak terkejut, kemudian dia segera menarik nafas.
"Yahh, Axelku direbut orang deh ciuman pertamanya..."
Dia mendengus sebal, kemudian tersenyum ke arahku.
"Aku harus rampas balik!"
Dia dengan cepat merengkuh daguku kemudian melumat bibirku secepat kilat.
"mmfhh.."
Kaget! Aku kaget! Sampe ga sempat menghindar! Saat aku baru mengeluarkan reaksi kaget, aku merasakan lidahnya menyapu lembut seluruh bagian bibirku, kemudian menghisapnya pelan.
"Ummhh..."
Aku menutup mataku, membiarkan Sir Caesar menghisap dan menjilat lembut seluruh sisi bibirku, sebelum akhirnya melepaskan ciumannya.
"Nah, Impas! Sudah kubersihkan bibirmu dari bekas bibir orang terkutuk itu!!! BERANINYA DIA! "
Aku cuma tersenyum geli melihat kelakuannya.
"Sir Caesar! Gabole nakal! Kita belum jadian lho..."
Aku menggembungkan pipiku, kemudian memajukan bibirku sedikit.
Sir Caesar menepuk keningnya kemudian melebarkan matanya.
"Oh Iya! Kita belum jadian! Aduh! Mesti kubalikin lagi ciuman tadi!"
Dia segera memajukan bibirnya kearahku, dan dengan sigap segera aku dorong menjauh
"Sir Caesar mesuum!"
Aku mencabut sebuah tongkatku, dan menghajarkannya ke baju besinya, membuat suara dentingan keras.
"Aww, Sakitt!"
"Biarinn!"
Aku memanyunkan bibirku sambil membuang muka. hufh! Dia emang nyebelin banget!
Cupp..
Egh!
Sir Caesar menggunakan skill knight, meningkatkan kecepatan geraknya, untuk membuatnya secepat kilat menyambar mukaku dan sekali lagi mencuri ciuman dari wajahku.
"Sir Caesarr!"
Sir Caesar kembali terkikik pelan dan duduk sambil menyandarkan dirinya di tubuhku.
"Umm, Sir Caesar, umm..."
"Iyah...?"
Aku merogoh tasku, kemudian mengeluarkan sebuah kotak kayu cokelat kecil berisi cincin yang kemarin aku beli di Pawn Shop.
"Ini, aku kemarin beli.. Untuk,... Kita..."
Mulutku terasa gagap mendadak!
Tanganku bergetar hebat saat aku membuka kotak kecil itu dan memperlihatkan isinya.
Sir Caesar membelalakkan matanya lebar, kemudian memeriksa isi kotak itu.
"Ini, buat kita?"
Aku mengangguk pelan, kemudian melihat ke arah wajahnya
"Ehh...!"
Wajah Sir Caesar bersemu merah sambil memperhatikan kotak itu.
"Cincin kembar untuk kita?"
Aku kembali mengangguk perlahan, kemudian melepaskan sebuah cincin dan meletakkannya di jari manis kirinya.
"Ehh..."
Sir Caesar memegang lembut tanganku, kemudian menuntunnya ke tangan kanannya.
"Kanan ajah..."
Aku mengangguk, kekakuan mengisi saat saat penyematan cincin itu. Aku dan dia sama sama ga berani saling berbicara atau bahkan menatap kearah wajah kami satu sama lain.
Sir Caesar kemudian mengambil sebuah cincin lagi, dan memasukkannya ke jari manis kananku.
Uhh....
>,<
Deg deg deg deg
Aku merasakan degupan kencang jantungku berpacu kencang dengan jantungnya
Ya Ampuun, kenapa aku bisa tergila gila pada laki laki ini.
Cinta memang buta!
T_T
Sir Caesar tersenyum lembut setelah dia berhasil memasangkan cincin itu di tanganku, dan memelukku dengan lembut.
"Untung gak kekecilan.... AW! "
" ENAK AJA INI ALL SIZE! "
Sir Caesar menggaruk kepalanya yang barusaja mendapatkan pendaratan bogem mentahku.
Dia tersenyum sejenak, kemudian kembali berbicara.
"Thanks
Aku mengangguk santai walau di dalam hati aku sedang mati matian yoga batin menenangkan debaran hebat yang saling menghantam di daerah dadaku
Debaran jantungku, tenaaang
Iiiiiinnnn, ouuuuutttt iiiiiiinnnn ouuutttt
>,<
Ahh!
Sir Caesar kemudian memegangi kedua bahuku, dan menatapku dengan lekat.
"Axel. K..Kamu, mau jadi... ung... pacarku...? Ung..."
Dia menggaruk belakang kepalanya dan melihat kearah lain, dengan wajah yang luarbiasa merah
Lucu banget!
"Aku, aku gabisa..."
Sir Caesar segera menatap ke arahku dan membelalakkan matanya.
"Aku mau, kalo kita udah ketemu di dunia nyata."
Aku tahu ini mungkin terdengar egois! Tapi aku cuma mau mengetahui, siapa dia sebenarnya dan kalau yang dikatakan Lord Arsais benar, dia pasti berada di kota yang sama denganku!
"Ke.. ketemu? Benar juga! Kalo pacaran tapi ga saling kenal sama aja boong. Memang kamu ada di mana?"
Aku mengerjapkan mataku, kemudian menatap (sok) serius ke arahnya
"Di Kota XxX!"
"Hah? Satu kota dong!"
Sir Caesar melebarkan matanya dan segeramenampar nampar pipinya.
"Aku ga percaya! Yaudah! Kita ketemu di Mall aja! Sore ini jam 6! Gimana?"
Jam 6?
Hmmm...
Aku mengangguk setuju, kemudian segera memasang senyuman termanis yang aku bisa.
"Yaudah di mall ya! Aku tunggu di Food Court lantai atas, di West Districnya ya! Aku nanti pakai baju... Mmm.. Biru, gatau celananya apa! Kamu?"
Aku berpikir sejenak, kemudian segera menjentikkan jariku
"Aku baju Hijau muda! Oke! Ketemu disana ya!"
Sir Caesar segera memelukku erat dan berdiri
"Yaudah! Aku mau siap siap dulu ahh!"
Dia segera merapikan pakaiannya, kemudian menatap nakal ke arahku.
CUP!
"SIR CAESAAARR!!!!!"
Sir Caesar segera berlari lari sambil menjulurkan lidahnya meninggalkankudi bawah rindangan pohon.
Aku kembali mengambil posisi duduk.
Sore ini, ketemui Sir Caesar!
Aduh...
Aku memegangi dadaku yang terus bergemuruh.
Jujur! Aku ga sabar nunggu sore! Semoga waktu bisa berlalu lebih cepat!
Ahh!!!
Aku kembali bersandar dan memain mainkan kakiku dengan bersemangat. Aku ga bisa menghentikan tubuhku! Terlalu deg degan!
>,<
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro