Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

CHAPTER 47: Chibi Bishie Showdown!

Kenny's View

"....ny...."
Hummmh

"Ny...."

"KEEENNNNNEEEIIIIIIIIIIII!!!!!!!!!!!!!"

"WUAAA!!!!"

"KENNY AWAS TANGANMU ITU ASAM KLORIDA KENNY KENNY!!"
Csss~!
Bau apa nih?

"WUAAAA!!! AAA!!!"

"HAA! HYAAA!! TANGANKU TANGANKU TANGANKUUUUUUUUU"

"ANAK ANAK TENANG!  DEEENANG! GONSENDERASIIII!!!! "

=_=
========end of flashback=========

Yahh, jadi ya begitulah, kiranya ceritanya(apaancoba) Mengapa sekarang aku ada di UKS, dan tangan kiriku sedang dibalut kain kasa oleh Kevin.

"Gila! Masa ada orang bisa melamun pas lagi percobaan kimia! Kamu juga! Bisa bisanya melamun pas lagi keadaan kayak gitu!"
Aku menutup kedua mataku dan meringis pelan, meminta maaf dengan isyarat kepada Kevin yang mendengus kesal ke arahku.

"Gila aja! Untung asamnya udah diencerin! Kalo nggak habis udah tanganmu kebakar! Kamu mau tanganmu jadi lembek kayak karet?"

"Masa sih? Ga ampe gitu juga lahh"

"Masi ga percaya lagi!"

"Emang enggak!"
Kevin kembali mendengus kesal, kemudian segera merapikan kotak P3K yang diambilnya dari laci kabinet di ujung ruangan.

"Lain kali jangan sampai melamun! Ngelamunin apa sih?"

"Ah, maaf dong ah! Cerewet amat sihh.."

"Berani bilang cerewet pula?"
Kevin menaikkan sebelah alisnya sambil mengepalkan tinjunya di depanku. Bukannya takut aku malah tertawa melihat kelakuannya.

"Apaan sih!"
Kevin mendengus kesal(lagi) kemudian memasukkan kotak itu kembali ke laci, dan menutupnya.

"Nanti aku yang jaga kamu disini, aku mau lapor ke Bu Mitha dulu kalo kamu udah ga apa apa"

"Aku ga perlu ditemenin kok"

"Jangan gaya deh!"
>,<
Aku meringis mendengar jawaban ketusnya.

"Lagipula, di sini kan, ada...."

"Ada apaan?"

"Gajadi deh! Nanti kamu takut!"
Kevin memandang ke sekelilingnya sambil meraba tengkuknya dan menggigil pelan
O.o

"Ada hantu ya!!"

"Maybe..."

"Yaudah kamu temani aku disini!"
Kevin terkikik pelan, kemudian segera memakai kembali sepatunya dan melambai ke arahku.

"Tunggu sebentar ya!"
Kevin bergegas berlari ke lab untuk melapor pada guru kami tentang keadaanku.
Mau tau yang terjadi barusan?
Barusan aku melamun, pas aku lagi nuang larutan asam ke tabung reaksi, dan akhirnya cairan asam itu meluber keluar dan sukses menghanyutkan(?) tanganku.

Berapa hari ini memang aku jadi sering melamun sendiri, aku berpikir, siapa sebenarnya Lord Arsais? Dan kalau memang orang itu adalah Lord Arsais, bisa dipastikan orang yang ada disampingnya adalah Sir Caesar, ya kan?

Emblem Harmonia?
Emblem Harmonia adalah sebuah lencana yang diberikan pada karakter asli yang bermain dan memiliki jabatan yang cukup tinggi di Harmonia, dan Emblem itu juga memiliki kode warna yang menunjukkan distrik kami berada.

"Hmph, Siapa ya Lord Arsais?"
Aku bergumam pelan, sambil merogoh ke dalam sakuku, mengeluarkan sebuah lencana dengan lambang Lingkaran dengan latar belakang warna cokelat emas. Warna khas Lord Arsais. Di Distric Valerie, yang memiliki Lencana ini hanya aku, Sir Caesar, dan Lord Arsais sendiri, jadi ya ga aneh kalau dia bisa menebak kalau aku adalah Axel.

Tapi, ketemunya dimana siiihhh!!!
Aku mengacak acak rambutku sambil berdesis jengah.
Dimana aku pernah menunjukkan Lencana ini?
Aku menoleh ke sekelilingku, kemudian kembali menyimpan lencana itu dengan hati hati.

"AH! Game Centre!"
Aku mendadak teringat pada kejadian (memalukan) antara aku dan Kevin di game centre itu.
Ya! Bener! Waktu itu lencanaku jatuh!
XD
Berarti itulah saat dimana Lord Arsais melihatku.

Hmm...
Wajar sih kalau dia ada disana, kan disana pasti banyak gamers yang ada disana! Dan Lord Arsais bukan tidak mungkin adalah salah satunya!

"Hmm..."
Aku menggaruk rambutku
Tapi dia tahu namaku, bahkan nama lengkapku!
Berarti dia orang yang aku kenal!
Atau jangan jangan dia menguntitku.....

.........

Segera terbayang di kepalaku bayangan Lord Arsais yang mengenakan penutup muka dan ngintip ngintip di jendela kamarku.

"Pffhh! Bhahahaha!"
Lucu banget!
Aku gabisa nahan ketawaku!
Kuseka airmata yang muncul di pelupuk mataku karena tawaku yang berlebihan.

"Hmm"
Apa mungkin dia temanku?
Dan yang melihat itu, cuma dua orang...
Kevin dan
DEG!
Aku terhenyak memandang ke arah jendela, sebuah raut wajah dingin menatap ke arahku.

Alvin!
Dia menatap tanpa ekspresi ke arahku, kemudian menarik jendelanya agar sedikit terbuka.

"Enakan?"

"Yeah"

"Okay...."

Alvin tanpa ekspresi segera menutup jendela kembali dan beranjak pergi ke arah toilet yang memang harus melewati jendela UKS sekolah
Alvin? Jangan jangan Alvin itu Lord Arsais! Dia juga jutek jaya kayak Lord Arsais! Selain itu keahlian gaming nya juga jempolan!

Hmm...........................
Ga mungkin ah.
ckckckck
pikiran bodoh darimana
masa bisa duo autis itu.

Hmm! Binguuung!
>,<

Kurapatkan kakiku, kemudian meringkuk diam dengan bersandar di kepala kasur yang terbuat dari besi.

Hmmm...  Kok Kevin lama ya....  Apa dia ga boleh balik kesini??

"Marco..."
Eh? Suara Kak Yuuji ?
Hmm
Jadi Kak Yujii ada di bilik sebelah ya? Kak Yujii sakit jugaa ternyata!

"Kamu udah enakan Yuuji ? Lain kali jangan terlalu lelah gitu! Kamu sih! bla bla bla"
Dan mulut cerewet itu! Pasti Marco
=_=

"Yeah, lain kali... Mffh~! Marco! Mmh ahh...... "

o. O!!!
Suara desahan kak Yuuji teredam,  digantikan suara decakan dan suara benda basah beradu.
Eh! 
Apa itu?!
JANGAN JANGAN HANTUUU!!!

"hh... Mfhh.. S..stop.."
Eeehh! Kak Yuuji kenapa! Jangan jangan dijahatin Kak Marco!
Errhh....
Aku mau ngintip, tapi kan ga sopann.

"Mhh.... M..Marco.. S..stop..."
>,<
penasaran! Pasti kak Yuuji dijahatin Kak Marcoo!
Aku perlahan mendirikan tubuhku di atas tumpuan kepala kasur, dan menggenggam mantap pembatas bilik kami. Aku melakukannya dengan sangat hati hati agar tidak terdengar oleh Kak Marco
Aku perlahan melongokkan kepalaku ke bilik yang berada tepat di sebelahku.

''......................................................."
DUENG~!
O.o
HYAA!
Aku merasakan wajahku mulai memanas saat menatap pemandangan yang tersaji(?) Di bawahku.

Kak Marco tampak membenamkan wajahnya di dada Kak Yuuji yang kancing bajunya sudah terbuka seluruhnya, Kak Yuuji menutup mulutnya dengan sebelah tangan, sedangkan sebelah tangan lain digunakannya untuk memegangi sandaran kasur.

"M..Marco.."
Kak Yujii tampak tepekik pelan saat Marco menggerakan wajahnya ke leher Kak Yuuji. Sebelah tangan Kak Marco tampak menggapai ke dalam celana Kak Yuuji . Kak Yuuji mendesah tertahan sambil berusaha menutupi daerah selangkangannya saat tangan Kak Marco bergerak turun menyapu perut tipis milik kak Yuuji Tapi tampaknya usahanya sia sia karena tangan Kak Marco sudah tertanam rapi di dalam celananya.

"mmfh...."
Tangan Kak Marco tampaknya sukses mendapatkan dan menggenggam benda yang diinginkannya, tangannya mulai bergerak naik turun,  dan tubuh kak Yuuji tampak dipenuhi peluh yang tampak berkilat.

Ahh!
>.<
Aku ga boleh liat ini!
Aku merasakan tubuhku memanas saat melihat pemandangan di bawahku, ingin rasanya segera turun dan berpura pura tidak melihat apa apa, tapi tubuhku seakan membatu di tempatnya. Perasaan panas yang aneh mulai menjalari tubuhku, aku mulai merasakan sensasi yang sama sekali ga enak di daerah celanaku.

"Kenny, ngapain kamu?"

@,@

Oh No!

Aku segera menoleh

Oh My!

Kevin! Dia tampak memegang sebuah bungkusan plastik berisi kue sambil menatap bingung ke arahku.

"T..tidak ada apa apa...!"

Kevin mengernyitkan dahinya, kemudian melangkah maju ke arahku.

"Ada apa sih...?"

"Ga! Ga ada apa apa! Jangan lih.. Wuaaa!!!"

Aku berteriak saat aku kehilangan keseimbanganku, aku terjatuh, tapi Kevin dengan sigap menangkap tubuhku, tapi tampaknya gagal menjaga keseimbangan, dan akhirnya ikut terjatuh bersamaku

GUBRAK!

Aku membuka mataku pelan

Kepalaku sakiit
T_T

Hmm?
Ahh...
Kevin tampaknya memelukku saat kami terjatuh agar kepalaku ga terbentur lantai. Dia dengan sigap menutupi daerah rawan dengan tangan agar aku tidak cidera.

"Kamu ga apa apa?"
Kevin merenggangkan pelukannya, kemudian menatap ke arahku.

"Ada yang sakit?"

"Uhh..."
Dia mengusap pelan rambutku kemudian tersenyum ke arahku.

Senyumannya...
Mirip senyuman Sir Caesar....
Aku terpana sejenak, aku merasa seakan sedang menatap kedua bola mata Sir Caesar.
Aku mengerjap pelan, kemudian memasang senyuman lebar ke arahnya.

"Aku gapapa! Makasih!"
Dia sejenak terperanjat, kemudian memicingkan matanya dan menatap ke arahku.

"Kamu..."
Sejenak Kevin menatapku dalam.
Tatapan ini.
Benar benar mirip tatapan Sir Caesar!
Kevin masih terus memandangiku, kemudian dia memajukan sedikit wajahnya
Apa dia mau menciumku?
Ga boleh! Aku cuma punya Sir Caesar!
Tapi, kenapa tubuhku ga mau bereaksi pada perintah otakku?
Aku malah memasrahkan diriku, dan tidak bergeming saat wajahnya semakin mendekati wajahku

Cup...

@_@
Woahh!
Bibir Kevin tiba tiba sudah mengunci bibirku.

"WUAAA!!!"

"M..MAAF!"
Aku mendorong kencang tubuhnya, kemudian segera berlari ke pojok ruangan.

"A..ada apa!"
Kak Marco dan Kak Yuuji tampaknya mendengar semua keributan yang terjadi dan segera membereskan diri dan melihat keadaan kami.

"Dia... Dia cium aku..."
Kak Marco segera membelalak, kemudian menatap ke arah Kevin.

"Apa yang kamu lakukan?!"

"Aku...A..."
Kevin menundukkan wajahnya, tampak kehilangan kata katanya, Aku sendiri terus bergetar dan meringkuk di pojok bilikku.

"AKU TANYA KAMU NGAPAIN HAH?!"
Kak Marco merengkuh kerah bajunya,  ia kemudian menghentak tubuh tinggi Kevin dan menghantamkan Kevin ke dinding bilik, Kevin tampak meringis kesakitan tapi tidak bisa menjawab apapun.

"Marco... Stop..."
Kak Yuuji yang sedaritadi hanya diam akhirnya berbicara, Kak Marco segera melepaskan pegangan tangannya, kemudian melihat ke arah Kak Yuuji.
Kak Yuuji tampak tersenyum manis, tapi entah kenapa rasanya udara dingin sudah memenuhi ruangan ini.

Dan itu berarti.

Kak Yuuji marahh!
>,<

Aku menggigil pelan saat Kak Yuuji tetap dengan senyum terpancang mendekati Kevin. Menggigil karena seakan akan es kering yang meleleh,  ruangan ini mulai diisi oleh uap dingin membeku yang muncul entah darimana.

"Kamu ngapain?"
Kak Yuuji bertanya dengan senyum manis yang terus setia menghiasi wajah manisnya. Dia menatap Kevin,  bahkan tidak perlu susah meremas kerah atau menguncinya,  tatapan kak Yuuji cukup membuat Kevin mematung tak bergerak.

"Aku ga sengaja kak, maaf..."
Kevin tampak kayak anak anak yang lagi disiksa sama kakak angkatannya. Jadi ingat berita penyiksaan adik kelas oleh kaka angkatan yang rame ada di tivi nih!

Kevin tampak lebih tertekan dari pada saat Kak Marco yang menginterogasinya.
"Kamu lebih baik beri alasan yang benar, sebelum mulutmu, gabisa kamu pakai lagi..."
Sebaris kalimat lembut mengalir dari mulut Kak Yuuji, membuat Kevin membelalak ngeri, sedangkan senyuman tulus yang entah darimana masih menghiasi wajah Kak Yuuji, sementara Kak Marco membalikkan tubuhnya,  menghindari tatap mata lebih jauh dengan Kak Yuuji.

Hmm, Mau ada kejadian seram ya?
Aduh, aku jadi merasa bersalah ama Kevin!
"Kamu bisu? Ayo bicara, kamu bisa bicara kan?"
Kak Yuuji bertanya dengan kalimat yang luarbiasa lembut, tapi entah kenapa aku bergidik ngeri saat mendengarnya. Aku gabisa membayangkan kalo aku jadi Kevin!
>,<

"Perbuatanmu gabisa ditolerir, kamu melecehkan siswa lain di sekolah, kamu punya otak kan, Kevin? Benar Kevin namamu?"
Kevin mengangguk, seraut ketakutan tercetak jelas, wajahnya tampak pucat pasi, padahal seujung rambutpun Kak Yuuji tidak menyentuhnya.

"Aku.. Tidak tahu, saat menatapnya, aku hanya berpikir, aku ingin menciumnya. Dia, mirip seseorang yang aku suka..."
Kak Yuuji terkekeh pelan, kemudian menyisir jari rambutnya, dan kembali mengarahkan pandangannya ke Kevin, yang segera merapatkan tubuhnya dalam sikap sempurna kearah dinding.

"Klise.... "
Cercanya singkat, membuatku merasa seakan ada es batu mencair menuruni tengkukku.

"Stop..."
Kami serentak (kecuali Kevin) segera menoleh ke arah pintu, Alvin berdiri di ambang pintu, dengan sebuah plastik hitam di tangannya.

"Alvin, benar? Ada apa?"
Alvin berjalan santai, kemudian menatap dingin ke arah Yuuji yang tersenyum ke arahnya.

"Tolong hentikan..."

"Kenapa?"

"kekerasan di sekolah juga tidak ditolerir..."
Kak Yuuji tampak tersenyum semakin manis, membalas tatapan dingin Yuuji , tapi entah kenapa, aura di dalam ruangan jadi semakin membeku. Tampaknya Kak Yuuji mendapatkan lawan yang seimbang.

"Temanmu ini melecehkan temannya di UKS. Menurutmu itu wajar? Kenny sampai ketakutan seperti itu?"
Kak Yuuji menunjuk ke arahku. Alvin hanya melirik sejenak, kemudian kembali menusukkan tatapan tajamnya ke arah wajah Yuuji . Kak Marco tampak tertarik, dan memperhatikan dengan serius perseteruan dua makhluk berwajah manis di hadapan kami.

"Kevin bukan melakukannya karena niat buruk... Dia sudah bilang dia tidak sengaja....."
Kak Yuuji terhenyak, kemudian memicingkan matanya.  Bukan marah,  tapi Kak Yuuji terlihat tertarik pada Alvin.

"Kamu..."
Kak Yuuji memeriksa wajah Alvin dengan seksama, untuk beberapa saar mereka saling beradu pandang satu sama lain.

"Hmm,, Hehehehehe..."
Kak Yuuji terkekeh pelan, kemudian segera menepuk pundak Alvin dengan lembut

"Tidak ada rasa takut dimatamu... ?"
Dia tertawa pelan, kemudian segera menoleh ke arah Kevin

"Temanmu menyelamatkanmu.... Kuharap memang bukan niat buruk yang ada di kepalamu..... "
Kak Yujii kemudian memberikan isyarat kedipan mata ke arah Kak Marco, kemudian segera berlalu kembali ke bilik sebelah dengan diikuti Kak Marco.

"Kenny..."
Alvin memindahkan pandangannya ke arahku, membuat pandangan kami beradu.

"Kevin tidak bermaksud, maafkan dia, ok..?"
Alvin mengelus lembut rambutku, entah kenapa, semua rasa takut yang tadi aku rasakan mencair begitu saja di hadapan wajah dinginnya.

"Yeah..."
Alvin mengeluarkan sebatang cokelat dari kantong plastik, dan memberikannya padaku.

"Nih, Nanti suatu hari pasti aku jelaskan..."
Alvin kemudian berdiri, dan menoleh ke arah Kevin.

"Mau sampai kapan membatu?"
Kevin tampaknya segera tersadar, dan dia segera jatuh lemas ke lantai.

"Mengerikan..."

Alvin terkekeh pelan
Sebentar.
Terkekeh!
@_@
Ini pertama kalinya aku melihat Alvin tertawa!

Hmm, Wajahnya manis banget kalo dia lagi tertawa! Kedua lesung pipinya terlihat jelas saat senyumnya merekah.

"Aku duluan ya..."
Alvin mengambil kantong plastiknya dan bergegas keluar, tapi berhenti sejenak sebelum menginjak teras.

"Kenny..."

"Yeah?"

"Kayaknya ga perlu kujelaskan. Apalagi,  karena kamu tidak mencegahnya sama sekali, kupikir hatimu pun sudah mengerti...."
Tanpa mengizinkanku bertanya lebih lanjut, dia dengan cepat berjalan meninggalkan kami yang terbengong bengong menatap ke arah pintu.
Apa maksud Alvin sih?
>:(

Aku mengarahkan mataku ke arah benda yang tadi diberikannya padaku.
Cokelat?
Kok dia tau aku suka cokelat?
================================

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro