CHAPTER 2.42: Betrayal
Maaf, karena error jd harus repost....
Yue's View
"NAIF.... KALIAN SEMUA NAIF..... "
Sosok raksasa yang melayang dan seakan memiliki tinggi sampai kelangit itu tertawa, sementara satu malaikat hitam lain terbang di sisinya.
"Apapun yang terjadi, monster itu harus dikalahkan, dia akan membawa kekacauan besar untuk Suikoworld. Lord of Death, dia memiliki kemampuan untuk memanggil ketujuh Lords of Hell, monster terkuat di Suikoworld yang disegel bersama dengan Life and Death Rune. Luciel, Lord of Pride, adalah yang terkuat. Kalau sampai ketujuh monster itu keluar, nyaris tidak mungkin bahkan bagi semua orang disini untuk mengalahkannya."
Windy bergumam sambil mengernyit, tampak berpikir keras cara untuk melenyapkan sosok raksasa yang tampak tak akan lecet sedikitpun dengan serangan besar kami.
"Kalau aku membangunkan Alvin, Rex akan menghilang, berarti monster itu juga bakal hilang kan?"
Arsais bergumam ragu, sambil menatap langit, sosok itu tampak terbang melayang dengan santai, tahu bahwa mental kami sudah menciut melihat kekuatannya.
"Itu masalahnya, dalam keadaan ini, Life and Death Rune memiliki bug, dan bug itu membuat dia bisa merebut karakter pemiliknya, berserta kesadarannya di dunia nyata... Membangunkan Rex di dunia nyata tidak akan mungkin saat ini, kesadarannya penuh direbut oleh Rune itu... "
Aku terhenyak mendengar penjelasannya, emosiku membuncah dan aku segera memberomdongnya dengan luapan kekesalanku.
"APA MAKSUDMU?! KALAU KALIAN TAHU ADA BUG BERBAHAYA SEPERTI ITU, KENAPA KALIAN MEMBIARKAN REX MENGGUNAKANNYA?!"
"Cardinal, tenanglah, aku sudah menjelaskannya, life and death rune sendiri sudah memberikan peringatan, dan Rex mengambilnya murni karena keinginannya secara pribadi. Kami pun, yakin Rex takkan membiarkan kesadarannya direbut dengan sukarela, karena itulah, hal ini, diluar perkiraanku.... "
" DILUAR PERKIRAAN KATAMU? APA KAU BARUSAJA BERKATA, KAU BERJUDI DENGAN NYAWA SESEORANG, DAN KAU BARU SAJA KALAH?! SEMUDAH ITU?!"
"Tenanglah Cardinal! Tenangkan dirimu.... "
" Lady Kana,aku tenang, ini sudah cukup tenang, dalam keadaan ini. Sudah cukup banyak aku kehilangan, dan aku tidak akan membiarkan diriku kehilangan lebih dari ini!"
RRRRR!
Sebuah ukiran rantai tiba tiba melecut, melilitkan dirinya di kaki dari sosok Luciel, membantingnya ke lantai. Sesaat kemudian lima buah rantai lain melecut, mengikat kaki tangan dan kepala Lord of Death, membuatnya tertunduk ke lantai.
"AAAAAAAAARGH, BERANINYA!"
"P.... Pontiff Marty, apa yang dilakukannya?!"
Sosok berpakaian putih dan emas menyeruak, dengan sebuah rantai keluar dari tubuhnya, berjalan, membuat semua orang menyingkir tanpa sadar.
"Apa hanya kemarahan yang bisa kau lakukan? Penting katamu? Tapi kamu hanya bisa meluapkan kekecewaan kepada ketidakmampuan dirimu kepada orang lain ....."
Marty tersenyum tipis, kemudian menarik rantai di tubuhnya, menghempaskan tubuh raksasa monster itu ke tanah.
Sosok itu tampak murka, dan dalam sekejab kilatan kilatan cahaya bermunculan, tanda Lord of Death sedang menghujamkan serangannya kepada Marty, yang hanya menepisnya dengan tameng dari Circle Rune.
"Gencatan senjata, monster ini, akan memusnahkan pasukanku.... Dan dia menahan pemimpin kalian, kita bersatu untuk memusnahkannya. Aku akan membantu kalian menahan mereka, kalian habisi mereka.... Apakah cukup adil...? "
Ujarnya, sambil kemudian tanpa menunggu jawaban kami membalik tubuhnya selagi terus menahan serangan bertubi tubi monster di atas kami tanpa usaha berarti.
Marty berdehem, kemudian berbicara dalam suara membahana
" HARMONIA, ARONIA, DENGARKAN AKU! MONSTER INI, AKAN MENGHABISI KITA, SAAT INI PEPERANGAN TIDAK ADA GUNANYA DILANJUTKAN, KARENA HANYA SOSOK INILAH YANG AKAN MENANG DIATAS TUMPUKAN MAYAT KITA.... BERBALIK! RANGKUL MUSUH KALIAN, DAN BANTU AKU HABISI MUSUH INI, SEMUA KOMANDO YG DIBERIKAN OLEH SIAPAPUN, ADALAH KOMANDO BAGI SETIAP ORANG! YANG MENENTANG AKAN KUHUKUM DENGAN BERAT!"
Marty kembali membalik badannya, kemudian tersenyum.
"Jadi... Apa yang kita tunggu? Aku bisa menahan serangan tujuh makhluk itu selama yang kalian mau, kalau kalian masih mau berpikir.... "
Ucapnya dengan nada mengejek,kemudian mulai melesat, tujuh buah rantai lagi muncul, dan melesat, mencengkram ketujuh monster yang barusaja muncul dari cakram di belakang Lord of Death, membuat mereka terpasung di udara.
"Lady Leknaat, Lady Windy, bisakah kamu membantuku memberitahu apa yang harus kulakukan...?"
Marty menyadarkan kami semua dari lamunan, dengan tegap berdiri, menjadikan tubuhnya tambatan dari rantai yang mencengkram kedelapan sosok yang melayang di langit, sosok yang tadinya Rex menggelepar berusaha melepaskan diri, sementara ketujuh sosok lainnya tampak berdiam dalam lilitan rantai Circle Rune.
"Ketujuh sosok yang ada di atas, bersama dengan sosok utama Life and Death Rune, masing masing memiliki jiwa Lord Rex, semuanya memiliki kesadaran yang dibagi untuk membuat kedelapan sosok itu bisa dipanggil ke Suikoworld."
"Jadi, maksudmu Lady Windy, kita tidak bisa menghabisi mereka?"
"Bukan begitu Lord Wyatt, mereka semua memiliki kesadaran Lord Rex sebagai syarat kehadiran mereka, yang berarti, kalau kesadaran itu diambil, mereka juga akan hilang, atau sebaliknya, saat mereka lenyap, kesadaran itu akan kembali menjadi satu bagian, maka... "
" AAARGH BERTELE TELE! BERARTI HABISI MEREKA BEGITU KAN?! "
" Benar.... "
" Dari tadi kek.... Susah banget! Mau ngomong gitu aja....!"
================================
Aku masih merapikan napasku, begitu juga dengan semua orang di sekitarku, sambil menatap sosok Luciel, Malaikat terkuat dari Lord of Death ambruk, dan hilang menjadi helai2 bulu kehitaman yang tertiup angin.
"Ternyata..... Tidak...
Semudah... Hah... Hhah... Yang..
Hahh kupikirkan... Hahh"
Pixel menata nafasnya, bajunya sudah hampir habis termakan oleh api dalam pertempuran, ikat kepalanya terlepas entah kemana, ia menumbukkan tongkatnya kelantai untuk membantunya berdiri.
"Yeah... Rasanya... Kayak... Habis.... Boss Rush... Tapi... Semacam... Mode Nightmare.. "
Bruk!
Axel ambruk setelah menyelesaikan kalimatnya, aku menatap ke sekeliling, tanah yang jadi area pertempuran kami sudah hancur menjadi rombakan tanah tak berbentuk, semua kehidupan yang ada diatasnya habis terbakar, tak lagi terlihat bahwa sebelumnya ini adalah padang rumput yang hijau.
Di sekelilingku semua orang tampak sangat kelelahan, tapi kami tidak bisa menyerah sekarang.
"Bagus, sekarang, hanya tersisa Lord of Death.... Habisi dia, dan semuanya akan selesai betul?"
Aku mencoba meraut seujung senyum di bibirku, walaupun aku rasanya sudah tidak bisa merasakan tubuhku lagi.
"Lady Leknaat, Lady Windy, beritahu kami, apakah ada yang perlu kami perhatikan untuk mengalahkan Death Lord? Sebelumnya juga dia pernah disegel, berarti kejadian ini pernah terjadi, apa yang terjadi kepada pemilik sebelumnya setelah dia terlepas dari Life and Death Rune...?"
"..............."
"................"
"Hei hei, nona nona, sekarang bukan waktunya kalian diam cepat beritahu kami, bagaimana kami bisa sesegeranya menghabisi Death Lord dan melepaskan Bos kami? Lord Pixel sedang bertanya, masa kalian diam saja? "
Viktor tampak sama tidak sabarnya dengan kami, hanya saja kami memilih diam.
" Cepatlah, aku tidak bisa menahannya terlalu lama.... Dia semakin menguat.... "
"Lady Windy? Lady Leknaat?"
KRAK! BRRAK!
Pertanyaanku tertahan, saat suara mengerikan muncul dari belakangku, dan saat aku menatap ke belakang, sosok Marty sudah terkapar di ujung sabit Death Lord, yang menyeringai, rantai rantai keemasan itu terpatah, saat ia meremasnya dengan tangannya yang berwarna kelabu kelam.
"KEJUTAN.... APA KALIAN SUDAH SELESAI BICARANYA? APA KALIAN MAU TAHU APA YANG TERJADI PADA PEMILIKKU SEBELUMNYA SAAT AKU DIKALAHKAN? BIAR KUBERITAHU...."
Sosok monster itu menegakkan badannya, dengan ujung jarinya, ia mengebaskan tubuh limbung Marty yang bersimbah darah dari ujung sabitnya, kemudian membuka jam pasirnya, menunjukkan sebuah cahaya putih, dengan tubuh seseorang di dalamnya, menggedor keras, berusaha pergi dari bola cahaya yang mengekangnya.
"KEJUTAN.... DIA TIDAK PERNAH BANGUN.... DIA... MATI BERSAMAKU... KALIAN TIDAK PERNAH MENDENGAR ADA KEMATIAN KARENA GAME INI...?"
Aku terhenyak, menatap wajah yang tampak sayu dari dalam bola cahaya itu.
"Tahun XX, saat itu ada seorang lelaki, mengalami gagal jantung, dan tewas saat bermain game ini.... Aku mengingat kasus itu saat mencari artikel kuliah... Jadi semua ada hubungannya dengan ini"
Sosok lemah Marty berusaha berbicara, Death Lord hanya menatapnya, kemudian tertawa.
"OH?! ITU YANG DIKETAHUI PUBLIK DI DUNIA NYATA?! BAGUS, BAGUS, KALIAN BEKERJA KERAS UNTUK MENUTUPI INI RUPANYA?"
Tawanya menggelegak, sementara Leknaat dan Windy hanya terdiam tanpa suara, menunduk tanpa berani menatap ke arah kami.
"TAMPAKNYA, SEMUA TERDENGAR BEGITU ALAMI, TIDAK ADA YANG MENCURIGAI, KALAU JIWA ORANG ITU..... TERPERANGKAP DI DALAM GAME INI.... SELAMANYA, DAN SEKARANG, TEMAN KALIAN, AKAN MENEMANINYA.... BILA KALIAN MENENTANGKU.... KALIAN SEMUA AKAN KUJADIKAN PASUKAN MAYAT HIDUP.... UNTUK MENGHIASI ISTANAKU"
Sosok itu tertawa lagi, tertawa dalam kemenangan saat kami semua hanya bisa menatap dengan kecut, kehilangan semua harapan kami, karena kami harus memilih kehilangan Alvin atau kami semua dihabisi olehnya. kemudian ia melirik ke arah ketujuh bintang di cakramnya yang meredup.
" KALIAN MEMBUNUH SEMUA ANAK ANAKKU.... UNTUK MENGHIDUPKAN MEREKA... AKU PERLU JIWA LAGI.... HARUSKAH..... AKU.... HMM..."
Tangannya yang tampak seperti tungkai kering tampak menunjuk nunjuk, memilih diantara kami,sampai dia menunjuk dengan kuat ke arah Arsais.
"KAU! JIWAMU KUAT, KAU PASTI BISA MENJADI PENGGANTI YANG... EHH...?! "
Tangan keringnya yang tadi menunjuk tampak terbelah, kemudian terpotong dan menghilang, Api hitam membakar sisa tungkainya.
" Jangan... Sembarangan menunjuk PACARKU!!!! O DARKNESS! THE POWER OF UNDENIABLE DEATH! BURN THEM WITH ETERNAL FIRE OF THE HELL! DARK FLAME!"
Tubuh besar itu berusaha menangkis, saat sosok berbentuk kepala naga raksasa muncul dari mantra Axel, menelannya, kemudian berubah menjadi gumpalan api.
"Hufhh... Hufh.... Hufhh..."
"Itu rune apa yang kamu tiru...?"
"Life and Death Rune.... "
".........."
"............"
Kami hanya terpana, saat sosok itu mulai muncul dari balik api hitam tanpa terluka sama sekali. Ia mengepalkan api hitam itu menjadi satu, dan melemparkannya kembali kepada Axel.
"GUARDIAN SHIELD.. AAKH!"
Axel berhasil membuat pertahanan tepat sebelum gumpalan api itu menghabisinya, tapi tampak tidak cukup kuat untuk menahannya. Tubuh kecilnya terlempar, dan dalam sekejap ia kehilangan kesadarannya.
"ANAK KECIL, TIDAKKAH KAMU DENGAR TADI? KALAU AKU MATI.... TEMANMU... JUGA MATI..... WOHAHAHAHAHAHA, DAN MENYERANGKU DENGAN RUNEKU SENDIRI, APA KAMU BODOH...? ATAU KAMU... ARRGH! LAGI LAGI! KAUUU?! "
Sosok raksasa itu terjatuh ke tanah, dan di belakangnya, Marty berdiri dengan sanggaan tongkatnya, dengan sebuah rantai besar berwarna emas keluar dari tubuhnya.
"Cukup.... Cukup aku muak dengan keangkuhanmu.... Kau pikir... Dengan mengancam akan membunuh Alvin kamu bisa bebas....? Aku akan melenyapkanmu, tanpa membunuhmu... "
" APA... APA...?! TIDAK MUNGKIN.... APA YANG... HELL FLAME! "
Sosok itu tampak ketakutan dengan tatapan yakin Marty, ia berusaha menyerang, tapi serangan itu tidak berarti bagi Marty.
" Sovereign rune masih ada padaku, yang artinya, serangan runemu, takkan bisa membunuhku.... Dan tanganmu, tidak akan bisa melakukan serangan fisik untuk menjegalku.... "
Marty menutup matanya, secercah cahaya berwarna emas muncul, menyinari tubuhnya yang melayang di udara
"O CIRCLE RUNE THE TRUE ORDER OF STAGNATION, THE FINAL FORM OF THE STAGGERED JUSTICE, THE TRUE INCANTATION OF CHAOS, MAY YOU ENTRAP THE UNHOLY DARKNESS WITH YOUR ETERNAL CHAIN, LOCK IT IN ETERNAL PRISON! SIGILIUM LINEA!"
Rantai yang mengikat sosok besar itu menyala, mengangkatnya ke langit, sementara dua buah segel berbentuk ukiran rune dengan warna keemasan muncul di tanah dan di langit, sinarnya menyatu membentuk kolom cahaya membungkus Death Lord.
Marty tampak berkonsentrasi, kedua tangannya didekatkan di ulu hatinya, dan tampak dengan segenap kekuatan mendorong keduanya, berusaha mengatupkannya, seiring dengan semakin menyempitnya kolom cahaya yang menjebak Death Lord di dalamnya.
"K.... KEKUATAN INI..... MUSTAHIL..... FINAL SKILL DARI SISI STAGNATION CIRCLE RUNE?! ITU BERARTI KAU MENYEGEL SISI ORDERMU... KAU, KAU MENYEGEL KEKUATANMU SENDIRI UNTUK MENGHENTIKANKU?! KAU RELA KEHILANGAN KEKUATANMU UNTUK MEMENJARAKANKU....?! KAU AKAN KEHILANGAN KEKUATANMU! RUNE ITU AKAN KEHILANGAN KESEIMBANGAN, KAU AKAN KEHILANGAN KONTROL ATAS PASUKANMU!"
Marty tersenyum kecut, menatap kearahnya, bulir bulir keringat tampak mengucur deras dari keningnya.
"Kekuatan? Kontrol? Aku sudah lama kehilangan semua kapabilitasku sebagai pemimpin. Karena Rune ini aku membunuh sosok pemimpin dalam diriku, bersamaan dengan perwiraku yang paling setia. Sekarang dengan Rune ini, aku mendapatkan kesempatan untuk menebusnya, kehilangan kendali atas rune ini, harga yang pantas bagiku!"
Monster itu tampak kehilangan kepercayaan dirinya, berkali kali tubuh besarnya menyentak, mencoba melepaskan rantai emas yang membalut tubuhnya, tetapi semakin sosoknya melawan, semakin kencang tampak rantai yang berdencing dan berkilat seakan memantulkan cahaya matahari.
"SELAMANYA, SELAMA LAMANYA KEGELAPANMU AKAN TERSEGEL, SELAMA LAMANYA ENGKAU TIDAK AKAN LAGI TERBANGUN, KARENA SAAT INI, DENGAN KEKUATAN YANG DIBERIKAN CIRCLE RUNE PADAKU, AKU, MARTY, PONTIFF DARI HARMONIA MENGUNCIMU SELAMA LAMANYA DI DALAM TUBUH REX, KEKUATANMI BUKAN LAGI MILIK KESADARANMU, SELAMA LAMANYA, JIWAMU AKAN TERSEGEL DALAM KEGELAPAN ABADI!"
Dengan usaha terakhirnya, Marty mengatupkan kedua tangannya, dan dalam satu lolongan marah, sosok besar itu menghilang bersama dengan kolom cahaya yang menyempit dan menghilang.
"Sudah... Selesai...."
Marty jatuh berlutut, sambil menatap sosok Rex yang tergeletak di tempat dimana kolom cahaya itu menghilang.
Bernafas, dan tidak terluka sama sekali...
"K....Kita menang....!"
Lazlo menjerit saat melihat sosok Rex, ia melompat girang sambil memeluk Viktor.
"Belum.... "
"Perang ini baru selesai, setelah Harmonia, atau kalian... dikalahkan..."
Marty tersenyum, kemudian kembali berdiri. Perkataannya sendiri mendeklarasikan bahwa Harmonia masih akan berperang melawan kami.
"Sekarang musuh kita bersama sudah kalah, kita kembali menjadi musuh. Tidak ada hutang budi, rebut kemenangan kalian, disini..."
Ia menunjuk ke arah lehernya, kemudian menatap remeh ke arahku.
"Tapi... Lord Rex kehilangan kesadarannya, dan hanya Cardinal manja yang cuma bisa meluapkan ketidak-becusannya kepada orang lain, apa kalian bisa....?"
Dia tertawa kecil, kemudian menjetikkan jarinya.
"Sudah cukup main mainnya, sampai jumpa.... HARMONIA, MUNDUR! BERTAHAN KE DALAM BENTENG!"
Sial...
Dia dengan sengaja memancing emosiku kemudian mundur dari medan perang?
Aku bergegas melesat, menarik anak panahku dan mengarahkannya kepada Marty.
Anak panah itu melesat tepat menuju Marty, tapi Zeravin dengan mudah membelahnya menjadi dua sebelum bisa mencapai Marty.
Zeravin membuka portal teleportnya, dan dengan cepat membawa Marty memasukinya.
SIAL!
Aku melemparkan panahku menarik glaiveku, dan segera berlari masuk ke dalam Great Temple.
================================
Silver's View
"C... Cardinal masuk sendirian ke dalam Great Temple! PASUKAN! ATUR FORMASI! SEGERA BERSIAP MASUK KE DALAM GREAT TEMPLE! MEDIS! RAWAT LORD REX SEGERA!"
Kana melengos kesal sambil terus berpikir, memberikan perintah untuk mengatur pasukannya, dibantu dengan para kepala negara yang ada di sekitarnya.
"Kita harus mendobrak masuk, mereka sudah tidak memiliki kekuatan sama sekali, Lord Marty tampaknya kehilangan kekuatannya, karena itulah mereka lari ke dalam Great Temple. PASUKAN! MAJU! "
Kana memberikan perintah dengan mantap, dan pasukannya mulai bergerak maju, seiring dengan mundurnya pasukan Harmonia ke dalam benteng Great Temple.
"MEREKA MAU MENUTUP GERBANG! TIM MAGIC! SIAPKAN SERANGAN! ARAHKAN KE PENJAGA GERBANGNYA!"
Kilatan kilatan sinar segera menjawab perintah Kanna, ribuan kilatan cahaya berbagai warna segera terlontar, mengarah tepat ke arah pasukan Harmonia yang berlari masuk
"O GREAT EARTH! GRANT US YOUR IMPENETRABLE PROTECTION! GUARDIAN EARTH!"
Sebuah benteng dari tanah tiba tiba muncul, menahan semua kilatan serangan sihir yang diberikan oleh pasukan Rex.
"L.... Lord Arsais.... Apa yang anda lakukan....?!"
"L...Lord Wyatt....!"
"Calm and tranquil water, silence the mouth of the wizards, may you protect us from their evil magic.... SILENT LAKE! "
Cahaya kebiruan segera mengisi barisan penyihir pasukan Rex, membuat semua orang bisu, dan kehilangan kemampuan sihirnya....
" P... Para bishops.... Apa yang kalian lakukan....? "
Kelima bishops hanya terdiam, dan tepat setelah benteng harmonia tertutup, sosok Zeravin muncul, membukakan portal bagi mereka untuk menghilang di dalamnya....
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro