Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

CHAPTER 2.40: Annihilated

Rex's View

"........................."
Aku terbangun saat samar aku mendengar seseorang menyibakkan tirai pintu dan membuat cahaya menerjang masuk menggelitik wajahku.

"Ah, kamu udah sadar...?"
Kupicingkan mataku menatap wajah yang masih tampak samar di hadapanku.
Samar aku mengenali jubah hijaunya, rambut cokelatnya tampak sedikit kotor dan mengkilap.

"Ah, Axel...?"
Wajah orang di depanku segera berubah cerah, ia segera memelukku.

"Ahhh! Akhirnya kamu sadar juga!"

"Stop! Jangan teriak di telingaku!"
Axel segera menarik pelukannya dariku, dan mengeluarkan lidahnya.

"Maaff Maaf! Abisnya kamu udah tidur seharian! Kami hampir mau ninggalin kamu disini kalo kamu ga bangun juga!"

"Memangnya sekarang jam berapa?"

"Jam 5 pagi, 2 jam lagi kita advancing...."

"HAH?!"
Aku melirik ke arah jendela option karakterku.
Benar juga, sudah pukul 5.17 subuh.

Nyaris saja.
Aku segera berdiri, dan menyadari armorku sudah terlepas dari tubuhku.

"Mana pakaianku?"

"Ada di pojok ruangan, soalnya keliatan ga enak tidur pake baju begitu, jadi aku lepas..."
Ujar Axel dengan kalemnya, dia mengambil sebuah benda dari dalam lemari, kemudian berjalan ke arahku.

"Rex, mau permen cicak....?"
Aku memandanginya sejenak, dia tersenyum lebar sambil memamerkan serentengan permen berkemasan warna warni padaku.

"...........ga.............."

"..............."
================================

"Lord Rex, anda sudah siuman..."
Aku mengangguk pada Kanna yang tampaknya sedang sibuk memberikan aba aba pada pasukan persiapan, beberapa dari para bebek itu memasukkan perimeter gun yang sudah di bongkar ke dalam supply wagoon kami.

"Kami sudah kebingungan, takut kau tak akan bangun! Untungnya Cardinal sadar lebih cepat."

"Cardinal juga pingsan?"

"Yeah, Cardinal dan Kelima bishop juga kami temukan kehilangan kesadaran di lokasi dimana kami melihat The Beast Rune menghambur udara dan menghilang..."

"Mereka tidak menyegelnya?"

"Mereka mengalahkannya..."

"The Beast Rune kalah...............?"

Mereka mengalahkan The Beast Rune?
Sekuat apa kekuatan mereka?
Sampai serigala raksasa yang empat tahun lalu kami segel karena tak bisa kami kalahkan bisa mereka habisi?
Serangan yang luarbiasa.

"Sekarang dimana Cardinal dan Kelima Bishop?"

"Kelima Bishop dan Cardinal ada di utara kemah bersama para kepala pasukan lainnya, mereka sedang menyiapkan pasukan sebelum maju ke Great Temple."

"Aku akan kesana sekarang...."
Kanna mengangguk padaku tepat sebelum aku membalik tubuhku dan berlari pergi ke arah mereka.

=Hei bocah, perasaanku tidak enak hari ini...=

+Maksudmu?+

=Entahlah, cuma tidak enak, mungkin berhubungan dengan perang ini, aku ada firasat buruk...=

Aku nyaris tertawa mendengar bisikan Life and Death Rune di kepalaku.

+Memangnya Rune sepertimu bisa punya firasat?+

=Kurang Ajar!=

+Perang ini harus selesai hari ini+

=Terserahmu!=

Aku bergegas berlari menembus pohon yang berada di utara kemah kami, dan tepat di utara kami, barisan besar pasukanku sudah berderet rapi, dan Yue terlihat berbicara pada mereka dengan nada nyaring.

"Rex!"
Viktor yang melihatku berteriak lantang, membuat Yue dan para Bishop menoleh ke arahku.
Yue segera menghentikan ceramahnya, dan berlari mendatangiku.

"Kamu sadar! Apa kamu ga kenapa kenapa?"
Aku menggeleng, tapi Yue segera menarik tubuhku ke arah pepohonan, membawaku sampai pada sebuah batu besar di dalam hutan.

"Apa tubuhmu sudah benar benar sehat? Kau bisa terus beristirahat kalau kau mau, aku akan memimpin perang ini, jangan paksakan dirimu..."
Aku menggeleng dan menatap padanya.

"Aku tidak apa apa, jangan kuatir, aku sudah sehat se-"
Suaraku teredam saat ia memelukku dengan kencang, membuat wajahku terbenam dalam pakaian merah tebalnya.

"Aku sungguh menguatirkanmu...."
Tubuhku yang jauh lebih kecil darinya nyaris hilang karena terbenam dalam pakaiannya. Ia terus memelukku, dan mengusap rambutku.

"Syukurlah kalau kamu sudah tidak apa apa! Ah!"
Yue mengeluarkan sebuah kain hijau dari dalam sakunya.

"Ini! Aku tadi mendapatkannya di kota dekat sini, Bandanamu kemarin terlepas saat Silver Wolf menyerangmu, aku sudah mencarinya tadi pagi, tapi ga bisa menemukannya..."
Aku mengambil bandana itu dan kembali memakainya di kepalaku.

"Ngomong ngomong terimakasih ya..."
Yue sekali lagi memeluk tubuhku.

"Kamu kemarin datang menolongku, padahal Rune mu masih belum reload. Makasih..."
Dia memelukku erat, aku mulai merasakan mukaku memerah karena perkataannya.

"Sudahlah! Jangan banyak bicara!"
Aku berceletuk ketus, melepaskan pelukannya dan pergi meninggalkannya, tetapi dia kembali menarikku, dan mendadak memaksakan ciumannya ke bibirku.
Otakku langsung bereaksi menolaknya, memerintahkan tubuhku untuk mendorongnya keras, tapi tubuhku seakan berkomplot dengan hatiku, menolak untuk melepaskannya dari tubuhku.

"Kau masih memiliki perasaan padaku kan, aku tahu itu! Aku tak akan membiarkan siapapun mengambilmu dariku!"
Ia berkata sambil tersenyum, membuatku harus susah payah menyembunyikan wajahku yang memerah karena perkataannya barusan.

Otakku memerintahkanku untuk membangun pagar, kembali membatasinya dari hatiku, tapi tampaknya hatiku telah dengan lancang melompati pagar yang telah susah payah kubuat.

"I Won't Lose!"
Dia bergumam pelan.

"Apa?"

"Tidak... Ayo kita kembali, waktunya sempit..."
Aku mengangguk, berjalan beriringan dengannya menuju tempat berkumpulnya pasukan kami.

Saat aku mencapai ujung pasukanku, team Kanna tampaknya sudah selesai dengan persiapan mereka dan membawa semua Supply Wagoon mereka ke ujung belakang pasukan.
Aku mengangkat tanganku, diikuti dengan semua True Rune Bearer, dan segera, lambang semua True Rune yang bergabung dengan pasukanku menampilkan wujudnya di udara, dengan lambang Life and Death Rune berada di tengah semuanya.

"Semuanya! Yang ada disini! Hari ini kita akan mencetak sejarah baru bagi kita, perang besar yang melibatkan aliansi banyak negara di Suikoworld! Hari ini kita akan menentukan hasil akhir dari semua perang ini! Mengakhiri semua kisah tragis ini, menghapus airmata dari wajah mereka yang menjadi korban!"
Yue berseru dengan lantang, semua orang bersorak saat ia mengankat tangannya, mengacungkannya ke udara.

"Kita akan diingat sebagai orang yang berhasil menghapuskan kekejaman rezim Harmonia, semua nama kita akan dicatat di sejarah sebagai para pemberani yang menghancurkan penindas, dan semua yang gugur, aku berjanji mereka semua akan diingat pada saat negara baru berdiri, dan nama mereka semua akan tertulis sebagai pahlawan negara ini!"
Semua orang kembali berteriak, disambut dengan teriakan lainnya.

"Ayo, Hari ini! Angkat bendera kalian, bendera negara kalian, agar semua orang tahu, siapa yang berada di sisi kebenaran, dan hari ini, seluruh bendera negara ini akan berkibar di atas Great Temple, sebagai lambang dari aliansi yang berhasil menaklukan Pontiff Harmonia!"

"Dia Hebat..."
Bisik Viktor padaku.

"Dia pasti calon presiden berikutnya di negaranya..."
Viktor kembali berbisik padaku.
Aku hanya diam menatap ke arah pasukanku.

Andaikan Viktor tahu bahwa orang yang saat ini sedang berorasi berapi api itu adalah seorang dokter magang, entah apa komentarnya.

"Sudah saatnya..."
Aku berbisik pada diriku sendiri, saat aku melihat jam di jendela option sudah menunjuk pada pukul 8 tepat.
Yue pun tampaknya menyadari hal yang sama, ia segera mengangkat tangannya.

"Kita berangkat! Ke Great Temple!"

"YAAAA!!!!!"
Pasukan kami segera berteriak menyambut perintah dari Yue, Perlahan pasukanku mulai berderap maju, membuat tanah sedikit bergetar karena hentakan kaki mereka.

"Kevin, kamu melamun terus daritadi? Ada apa...?"
Aku menoleh, tepat saat Arsais melirik kepadaku dan dengan cepat menggelengkan kepalanya menjawab pertanyaan Axel.

"Ga, ga kenapa kenapa kok, Kamu cape?"

"Enggak!"
Axel menggeleng, Arsais kembali menatap ke arah depan.

"Tuh kan melamun lagi!"
Axel mendengus sebal dan mencubit Arsais.

Benar juga, sedari tadi Arsais tidak seperti biasanya.

Biasanya dia akan segera menyambutku dan menegurku saat dia melihatku, tapi tadi pagi, jangankan melihat, dia justru malah membuang pandang seakan tidak melihatku saat aku datang.
Dan bukan hanya Arsais, kelima bishop lain tampaknya juga bertingkah sama, mereka tampak lebih diam dari biasanya.
Apa yang lolos dari pengamatanku?
Apa yang terjadi?
================================

Last Central Defense, Crystal Valley, 12.45

"Akhirnya setelah dua dinding kita lalui tanpa penjaga, mereka menampakkan wujud mereka juga..."
Lazlo yang berada disampingku memicingkan matanya sambil bergumam singkat, sinar matahari yang bersinar begitu terang tampaknya membuat pandangan menjadi terbatasi.

"Pasukanku akan sulit bertarung di keadaan seperti ini, bisa aku mengurangi terangnya sedikit...?"
Sierra bergumam rendah padaku.

Aku mengangguk padanya, memberikan izin.
Tanpa membuang waktu, Sierra segera menengadahkan kedua tangannya, aura kemerahan mengalir dari tangannya dan menguap di udara.

"Moon Rune, Rune of devastatingly force of darkness, bring the darkness upon the earth, dim the sun within your shadow! Eclipse!"
Matahari yang tadinya bersinar segera ditutup oleh bayangan hitam yang tampaknya adalah bulan, membuatnya jadi sebuah benda bulat bersinar kebiruan, dan membuat seluruh wilayah tempat kami berdiri menjadi temaram dengan cahaya biru kelam.

"Definisi sedikit mereka mungkin perlu dikaji ulang..."
Viktor berbisik setengah jengah sambil melihat para Blue Moon Clan yang tampak menguat, taring panjang mencuat dari kedua sisi bibir mereka. Beberapa dari mereka bahkan menyeringai lebar, menampilkan taringnya dengan jelas.

"Kami menunggu perintahmu, Commander..."
Axel berseru padaku, membuatku tersadar dari lamunanku.

Aku segera menoleh ke Loraine Wall, tempat dimana pasukan Harmonia berkerumun.

Loraine Wall adalah gerbang terakhir dari 3 lapis gerbang yang melapisi Crystal Valley, Ibukota Harmonia, tempat Great Temple berdiri di tengahnya.

Tampaknya Marty menyadari kalau pertahanannya akan melemah dan mudah dihancurkan jika ia meletakkan sisa pasukannya pada ketiga gerbang, sehingga akhirnya memutuskan untuk mengkonsentrasikan pasukannya di Loraine.

Dan itu mempermudah kerja pasukan kami.

Karena di dalam Loraine adalah Kota Crystal Valley, dan tidak mungkin dijadikan area pertempuran karena keadaan geologisnya, sehingga bila kami berhasil menjatuhkan Loraine, maka Great Temple dengan otomatis jatuh ke depan taring kami.
Aku melemparkan pandanganku, menatap ke seluruh pasukan mereka.

"Lord Marty memimpin pasukan ini, beberapa General dari negara lain juga menemaninya, tapi tak ada musuh yang berarti..."
Kanna menggunakan teropong kecilnya, ia mempelajari seluruh keadaan musuh.

"Pasukan mereka tidak lebih banyak dari kita, mungkin hanya itu yang tersisa...?"
Kanna kembali bergumam sendiri.

"Berarti perang ini akan dengan mudah kita menangkan? Mereka hanya punya satu true Rune, dan jelas bukan tandingan kumpulan true rune mereka.

"Itu pemikiran naif Sir Viktor, Circle Rune sendiri mungkin cukup untuk membuat seluruh Rune kita bungkam, dan dengan pemakai yang handal, bukan tidak mungkin dia bisa menghancurkan pasukan yang lebih banyak dari mereka dengan mudah jika dibantu Circle Rune..."
Leknaat menjelaskan hal yang baru akan aku jelaskan pada Viktor.

Ya, Circle Rune, master of Support and Binding Magic.

Rune ini memang tidak memiliki daya serang yang berarti, tapi Rune itu jelas merupakan sihir yang merepotkan jika didukung oleh cukup banyak pasukan.
Rune ini bisa menaikkan kemampuan pasukan mereka menjadi berkali kali lipat, sekaligus melemahkan kami jika kami bergerak mendekati Circle Rune.

"Marty sudah menggunakan Circle Runenya..."
Lazlo bergumam rendah, saat sebuah lambang lingkaran berwarna kehijauan menyala di tanah dengan Marty menjadi pusatnya. Lingkarang itu berkedap kedip, dan puluhan cahaya berbagai warna meliuk liuk di dalam lingkaran hijau itu

"Dia menaikkan status pasukannya, sebaiknya kita menghabisi pasukannya dengan cepat, sebelum ia menggunakan lebih banyak lagi jampi jampinya!"
Viktor meremas pedangnya dengan tidak sabar, ia terus melirik padaku.

"Arvyn, bisa kau Cast Purging Wind secara berkala pada pasukan Marty? Lucuti semua status yang dikeluarkan Marty."

"Tidak bisa...."
Aku mengerutkan keningku mendengar jawabannya.

"Purging wind hanya untuk skill yang diberikan secara langsung, sedangkan Circle Rune memiliki sihir yang bersifat Aura, bila kita harus menghentikannya, kita harus membungkam Marty, dan membuatnya kehilangan kemampuan sihirnya."
Aku mengangguk.

"Dan itu hanya bisa didapatkan dengan 3 pilihan, melakukan Casting Silent Lake dengan True Water Rune, tapi juga membuat kita tidak bisa menggunakan True Rune kita, kedua, membuatnya menghabiskan MP nya, atau ketiga, membunuhnya dengan cepat."
Aku tertegun mendengar perkataan Arvyn.

"Untuk sementara kita coba mendekati mereka, bila keadaan memungkinkan, Wyatt akan Cast Silent Lake, tapi usahakan dengan imbas terkecil ke pasukan kita, bila tidak memungkinkan, mungkin kita harus memaksanya me-replenish Auranya terus menerus, dengan menggunakan Purging Wind Arvyn. dan jika tidak mungkin juga, kita harus membunuhnya...."
Kelima bishop mengangguk mendengar perintahku, aku menoleh kembali ke pasukanku.

"MAIN TARGET ADALAH LORD MARTY! PARA MAGICIAN! BEGITU IA ADA DALAM WILAYAH SERANG KALIAN! GUNAKAN SERANGAN TERBAIKMU UNTUKNYA!"

"Viktor, Lazlo, Sierra, target kalian adalah Zeravin yang berpakaian hitam! Pastikan dia tidak sempat menggunakan Stagnation Rune nya, karena itu akan merusak pertahanan kita!"

"Siap...."
Ketiga orang itu mengangguk bersamaan.

"Kanna, kau ambil alih komando, aku harus menghabisi sisa kepala negara lainnya, Cardinal, tolong support pasukan kita, supaya bisa sedikit mengimbangi kekuatan Circle Rune, bisa kau pasang Battle Oath dan memberikan status Fury pada pasukan depan?"
Yue mengangguk, dan membalik tubuhnya ke arah pasukan kami.

"Shield of Divine Protection, now give us the Vow of the divine Warrior! Battle Oath!"
Setetes cahaya kehijauan menetes ke tanah, dan membuat banyak lubang dengan cahaya kehijauan.

Sinar sinar itu perlahan membesar, melingkupi pasukanku dengan cahaya hijau.
Aku merasakan tubuhku perlahan diselimuti oleh aura kemerahan, dan aku merasakan seluruh tubuhku diisi oleh kekuatan dari Rune Cardinal.

"Oke, selesai, kita siap."

"Skill pertahanan sudah selesai...?"

"Sudah..!"
Axel berteriak dari belakang pasukan, menjawab pertanyaanku.

"Mereka tampaknya akan bertahan, mereka menunggu kita maju..."
Kanna kembali berseru padaku sambil memandang ke seberang dari balik teropong kecilnya.

"Kalau begitu apa yang kita tunggu! Terobos!"
Aku mengangkat Sabitku, dan berlari maju, diikuti oleh pasukanku.

"Earth Rune! Oh rune of true protection! Turn the skin into steel, turn all the human weakness to flawless defense! Copper Flesh!"
Arsais berhenti dan melebarkan tangannya ke seluruh garis depan yang berjalan mendahuluinya, membuat kulit semua bagian pertahanan kami menjadi berwarna merah berkilap.

"Wind Rune! O exalted rune of raiders! Cover us and Protect us! May you avenge all that may harm us! Storm Warning!"
Cincin angin bermunculan, dan berputar di sekitar Arvyn dan beberapa orang dalam sebuah area besar.

"Awas! Mereka mulai menggunakan sihir! Water Mage ke garis depan!"
Kanna berteriak lantang, beberapa orang berpakaian biru diikuti Wyatt segera berbaris.

"Flowing Rune! Ice Shell!"

"Water! Freze! Morph the subtle water into impenetrable barrier of ice! Protect us with your wall! Ice Wall!"
Ribuan tiang es berjatuhan, membentuk tameng es yang melindungi kami saat sihir mereka bergerak mencapai kami.

"Water Rune! Freeze all the water in the air, set the ultimate shield upon us! Frozen Dome!"
Wyatt membuka tangannya, dan segera sebuah tameng es raksasa muncul mengikuti arah tangannya, menutup arah serangan beberapa sihir yang melayang tinggi melebihi dinding es sebelumnya.

"Gate Rune! I Open the gate to the Netherworld! Release the fury of your dweller to human world! Empty World!"
Leknaat membuka kedua tangannya, dan mendadak tanah di depannya berubah menjadi sebuah lubang.
Monster mengerikan muncul dari dalam lubang itu, kemudian menyemburkan sinar ke arah pasukan musuh.

"Bishop Putih itu membelokkan arah serangan kita..."

"Sendirian?"
Lazlo berseru tak percaya melihat dengan satu sapuan tangan Edmund membelokkan arah serangan True Rune Leknaat.

"Tidak aneh, karena dia memegang pecahan dari Circle Rune..."

"Apa yang harus kita lakukan?"

"Bingungkan dia, serang secara berantai. Axel! Mulai serangan pasukan sihir! Garis depan maju! Viktor pimpin garis depan! Rover! Pasukan berada di bawah komandomu!"

"Siap!"
Pasukan garis depan kami segera bergerak maju.

"Water Wizard! Ikuti garis depan! Lindungi mereka dari Rune! Wind Wizard! Pergi ke belakang! Lindungi bagian Ranger!"
Kanna memberikan perintah dengan tegas, dan para pasukan segera membagi diri mereka menjadi dua.

"Controller of Live and Death! steal their Soul, and Grant me Immortallity! Stealer Soul!"
Lantai tempat Marty dan para anak buahnya berdiri segera bersinar, ribuan roh melayang dari bawahnya, beberapa dari mereka menarik aura putih dari dalam tubuh mereka.

"Kena kau..."
Gumamku.
Begitu cahaya putih itu meredup, yang kulihat adalah Marty yang tetap berdiri dengan tegap, tampak tak terkena serangan sama sekali, dan disampingnya Edmund tampak merapalkan mantranya, menciptakan lantai berkilat yang tampaknya menihilkan semua seranganku.

"Sialan! Bishop putih itu benar benar sigap!"
Aku mengumpat sejadi jadinya.

"Judge of Death! Ring the Bell of death! Bring them to the gate of the death! Death Bell!"
Aku mengarahkan seranganku tepat pada pasukan depan mereka, dan sesuai dugaanku, Edmund segera merapalkan mantranya pada pasukannya.

"Lazlo! Serang Marty Sekarang!"
Aku berteriak, Lazlo dengan sigap segera mengangkat tangannya.

"The true Punisher! Arch! Summon the ARGH!"
Aku melongo saat mendadak kilatan ledakan dari sebuah bola berbentuk matahari muncul dan meledak tepat di belakang Lazlo.

"Mustahil! Sun Rune?!"
Aku menoleh kembali ke arah Marty, dan melebarkan kedua mataku.

"A...Arshtat?"
Sebuah sosok wanita dengan wajah pucat dan pakaian khas Falenas berdiri di samping Edmund.

"M...Mustahil! Dia sudah mati! Dan Sun Rune bukankah sudah lenyap?"

"Itu bukan Arshtat, tampaknya Marty menggunakan True Runenya untuk membangkitkan mayat dan menggunakannya sebagai wadah untuk Sun Rune, mungkin Sun Rune itu berhasil ditangkap oleh Marty menggunakan Circle Rune, dan diletakkan di boneka itu..."

Windy yang mendadak sudah berada disisiku berbicara sambil memandang garis depan kami yang sudah mulai bertemu dengan pasukan mereka, membuat Marty dan kedua Bishopnya mundur sampai ke lapisan kedua.

"Awas..."
Aku segera memicingkan mataku, saat Arshtat palsu itu membuka tangan kanannya di udara.
Matahari yang meredup mendadak kembali bercahaya, dan sebuah sinar besar segera muncul, membungkus garis depan kami dalam kobaran api.
Aku hendak berteriak memperingatkan, tapi tampaknya terlambat.

Kobaran api itu mendadak terkumpul, dan banyak cincin angin mengelilinginya, kemudian menyerap semua api yang muncul.
Cincin itu terbang ke langit, dan berjatuhan ke atas Arshtat palsu.
Tubuh Arshtat segera melebur menjadi pasir, dan sesosok tubuh lain tampak muncul dari pasir itu.
Arvyn mendengus dengan sebal.

"ITU AKIBATNYA KALAU KAU MEREMEHKAN TRUE WIND RUNE!"
Sierra mengangkat tangannya ke udara dan menggenggamkannya, membuat langit yang tadinya terang kembali menggelap.

"Moon Rune! May your light turn to a razor sharp blade and cut all of the mortal flesh for me! Crescent Blade!"
Ratusan sinar berbentuk bulan sabit muncul, menghujani pasukan musuh dengan sabit sabit dari sinar kebiruan.

"Lightning Rune! Lend me the power of the Thunder God! Thor Shoot!"
Enam bola dengan kilatan petir di sekitarnya muncul di sekeliling Marty, kemudian menghantamnya dengan serangan telak.

"Tepat! Edmund sedang tidak melindunginya! Itu pasti cukup untuk menyakitinya!"
Aku meraung keras saat melihat Marty membungkuk menahan sambaran petir yang begitu keras muncul.

"Apa....?"
Aku menatap seakan tak percaya, saat Marty kembali menegakkan tubuhnya dan hanya menepuk pakaiannya dengan santai.

"Tidak ada damage sama sekali...?"
Greg menatap tak percaya pada Marty yang barusaja diserangnya.

"Itu, yang ada di tongkatnya..."
Lazlo menunjuk pada Tongkat keemasan Marty.
Aku segera memicingkan mataku, menangkap sebuah bola kehijauan dengan ukiran Rune.

"Souvereign Rune....."
Aku berseru tak percaya pada penglihatanku sendiri.
Pikiran pintar!
Manusia memang tidak bisa menggunakan lebih dari satu true rune, tapi lain cerita kalau true rune itu di embedd pada weaponnya.
Dan sekarang dengan Souvereign Rune di tongkatnya, itu berarti dia sekarang tidak bisa dipengaruhi Rune apapun.

"Hentikan serangan pada Marty..."
Aku bergumam tak percaya.

"Dia memegang Souvereign Rune. Sia sia kita menyerangnya..."

"Jadi Maksudmu...?"
Sierra berbicara dengan nada seakan tidak ingin aku menjawab pertanyaannya.

"Kita harus membunuhnya dengan serangan fisik, yang artinya, kita harus menerobos sampai tempatnya berdiri."

"Apa kau bercanda? Kau tahu dengan Circle Rune itu dia membuat pasukannya jadi alot bagaikan boss monster? Garis depan kita sudah kewalahan menghabisi mereka....!"
Viktor berseru dengan panik.

"Tidak ada cara lain! Ubah mode serangan kita. Semua! Habisi Garis depan mereka!"
Aku berteriak memberikan perintah.

Semua orang tampaknya mulai panik, kebingungan.
Aku sendiri pun kebingungan dengan keadaan yang sedang terjadi.
Apa yang harus aku lakukan?
Otakku berputar keras, berusaha mencari cara untuk mencari celah di balik pertahanan sempurna yang sekarang ada di depanku.

"Circle Rune! May you bring the devastation upon my enemy! Weaken their Power! Magnus Inferioritatem!"

"Shield Of Beginning! Clean up our soul! Lift all the pain and impurity that foul our heart! Great Blessing!"
Aku mendegar pertempuran sihir antara Circle Rune dan Beginning Rune di garis depan pasukanku, samar aku mendengar para captain memberikan perintah mereka pada setiap pasukan.

Aku terus memutar otakku
Apa yang harus aku lakukan?
Bila keadaan ini terus berlangsung, kami pasti akan segera dipukul mundur.
Pasti ada cara, tapi apa?

Marty mengangkat tangannya, sekejab aku melihat sebuah kilatan berwarna pelangi muncul, mendekat ke tangannya.

"O Rune of perfect order! Show your power! Grant me the power to control the Runes! OMNIPOTENT IMPERIUM!"

Kilatan sinar berbentuk rantai muncul dari lingkaran di tanah tempat Marty berpijak, mengikat kilatan yang terbang berputar di sekelilingnya.

"Dia..... Menggunakan Circle Rune untuk menangkap Sun Rune!"

Aku tertegun menatap pemandangan di depanku, rantai rantai sihir itu mengikat kuat Sun Rune, sementara Marty memejamkan mata, merapalkan mantra.

Apa yang dilakukannya?

Pertanyaanku terjawab, saat tiba tiba sepasang sayap mencuat dari Sun Rune.

DIA MEMBANGUNKAN SUN RUNE

"MUNDUR! SEMUA MUNDURRRR!!! "

Terlambat!

Sebuah kepala serangga muncul, memuntahkan kilatan sinar yang membakar garis depanku, melenyapkan mereka dalam satu serangan.
================================

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro