Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

CHAPTER 16: Retaliation Plot

Alvin's View

"Huamh...."
Aku menguap lebar. Karena tadi sakit, sampai sekarang badanku masih ga enak.

Sial.
Padahal hari ini aku sudah janji sama Yue.

Kulirik jam dinding yang daritadi berdetak mengisi keheningan kamarku.

Pukul 16.57. Tampaknya aku tadi tertidur cukup lama di pelukan Kevin.
Oh iya. Kevin.
Kenapa dia bisa sampai memelukku?

Nyutt...

Ahh, kepalaku masih sakit. Aku ga bisa mengingat kejadian yang terjadi tadi sore. Yang pasti bergitu aku sadar, aku udah ada di atas Kevin, dan dia tertidur sambil memelukku.

"Anak aneh, tiba tiba datang, tiba tiba pergi"
Aku menghela nafas.

Entah kenapa, Kevin akhir akhir ini selalu ada saat aku berada dalam masalah, dan entah kenapa, masalahku selalu selesai saat aku berada di dekatnya.

"hmm....."
Akhirnya aku berjalan ke depan komputerku, kukenakan Google, Headphone dan Reseptorku, dan aku masuk ke dalam game ku.
=======================================

Arsais's View

Mataku mengerjap karena cahaya terang yang menyerang masuk ke dalam mataku.

"Sial, harusnya kemarin aku ga logout di depan jendela!"
Aku berlalu sambil mengucek-ucek mataku yang masih perih karena masih terkena efek dari sinar matahari tadi.

"Selamat siang, Bishop!"
Kuputar tubuhku, Axel rupanya.
Dia tersenyum manis kepadaku, dia masih memegang sebungkus coklat, mungkin dari hadiah yang kuberikan kemarin.

"Axel..."
Dia tampak berlari lari kecil ke padaku

"Bishop datang hari ini? Sir Caesar bilang Bishop sakit. Kok bisa online? Jangan dipaksakan lho! Lebih baik jangan berburu dulu. Kalo lagi sakit nanti efek dari Reseptor mungkin bisa bikin tambah sakit!"
Aku menghela nafas

"Cerewet. Aku tahu itu..."
Axel tersenyum manis kepadaku.

"Baiklahh, Jaga diri oke! Oh iya, Bishop, aku izin untuk pergi beberapa hari, bolehkah?"
Aku mengangguk pelan

"Kamu mau kemana?"

"Mau jalan, ada benda yang mau aku cari"
Aku kembali mengangguk padanya, dan dia membalasnya dengan senyum lebar.

"Terimakasih!"
Dia pun berlalu pergi sambil asik dengan cokelatnya.

"AH!"
Ternyata daritadi ada sebuah pesan di dalam kotak suratku, tapi aku tidak menyadarinya!
Kutekan icon surat yang muncul, dan sebuah pesan muncul di hadapanku

Message From: Yue
"Hei, Arsais! jangan lupa ya hari ini! Aku tunggu kamu di depan penginapan besar di kota."

Compose Message
To : Yue
"Okay... "

Kota Midlake ya....
Lumayan jauh dari sini. Aku harus pergi ke North Wall dan melanjutkan pergi berjalan kaki kesana, karena disana ga ada Teleport Point.
Kubuka tasku, kupandangi seikat anak panah yang kemarin aku beli bersama dengan hadiah untuk Axel.
Semoga dia menyukainya!

=======================================

Arsais's View
Midlake Village

Daerah yang damai ya, tampaknya desa ini ga banyak dikunjungi orang. Daerahnya juga agak sulit dicapai.
Aku mencari dengan teliti. Kota ini memang tidak terlalu besar, tapi semua bangunan disini tampaknya bentuknya hampir sama.

"Arsais...!"
Aku melongokkan kepalaku

"Yue..."
Yue tampak berjalan ke arahku dari sebuah bangunan beratap kayu yang berlumut dimana mana. Ia berjalan hingga berada tepat di depanku.

"Maaf membuatmu menunggu..." Ucapku

Dia tersenyum. Senyumnya khas, begitu lembut dan menenangkan. Tanpa tunggu waktu lagi, dia segera mengamit tanganku dan membawaku ke sebuah restoran tua di ujung kota.
Kami masuk ke dalam restoran itu dan mengambil tempat duduk di dekat jendela kayu dengan beberapa lumut menjulur dari atasnya.

"Jadi, bagaimana? Kamu suka tempat ini?"
Dia mulai membuka permbicaraan. Aku yang sedang asik membaca menu langsung mengarahkan lirikanku padanya.

"Kota yang tenang. Sepi sekali. Bagaimana kamu bisa tahu tempat ini?"
Dia kembali tersenyum. kemudian memindahkan tangannya ke bawah meja

"Aku berasal dari kota ini.."

"Err, maksudmu ini Born Pointmu?"

"Yeah, di kota inilah aku memulai permainanku di game ini. lagipula, aku menyukai kota ini. Kau tidak menyukainya?"
Aku menggeleng cepat.

"Tidak, bukan tidak suka, hanya saja, kota ini sepi sekali."

"yeah, memang, tapi aku suka berada disini"
Dia menatap ke luar jendela dengan tersenyum.

Aku tertegun menatap wajahnya. Dia benar benar membuatku tertarik! Dadaku berdebar kencang saat aku menatapnya.

Ia menatapku, senyuman lembutnya masih terus setia melengkapi wajah manisnya.

"Bagaimana dengan masalahmu..?" Ujarnya kemudian
Aku mengangkat bahuku

"Entahlah. . . . ."
Dia kembali tersenyum lembut kepadaku. Aku merasakan wajahku mulai memanas.

"Aku sudah tidak menyukainya lagi. Tapi aku ingin memenuhi janjiku kepadanya..."
Dia menatap tajam setelah mendengar sepotong kalimat itu.
Aku merasa salah tingkah saat aku berada bersamanya.

"Aku... Aku senang berada di dekatmu..."
Kata kata yang masih belum kupikir matang langsung meluncur keluar dari mulutku

"Aku selalu ingin berada di sampingmu, aku nyaman saat kau tersenyum padaku..."
Mulutku bergerak sendiri! Aku ga bisa mengontrolnya! mulutku mengeluarkan rentetan kata kata yang aku sendiri terkejut mendengarnya.

Yue melebarkan matanya saat menerima kalimat barusan, tetapi ia langsung tersenyum kepadaku.

"Begitukah? Aku juga senang aku mengenalmu!"
Dia memegang tanganku, dan menatapku dalam.

Aku langsung salah tingkah dibuatnya!

Deg Deg Deg Deg

Ahh, Aku balikkan wajahku. Aku ga mungkin menunjukkan wajahku sekarang! Wajahku sekarang pasti merah banget!

"Kenapa kamu membuang muka?"
Aku menatapnya lekat. Terlihat wajahnya juga bersemu merah

"K..kamu?"
Aku menatapnya. Dia menundukkan kepalanya, dan mengarahkan tanganku ke dadanya.
Deg Deg Deg Deg....
Dia, Berdebar debar?
Kurasakan wajahku semakin memanas di hadapannya

"Tapi, aku laki laki,,,," Ucapku terbata bata

"Yeah, kamu laki laki, lalu kenapa? Apakah menyukai seseorang harus melihat gendernya?"
Kata katanya barusan membuatku tersentak.

"Kamu... Gay..?" Ucapku hati hati

"Tidak bisa dibilang gay juga sih, tapi kalau memang orang yang kita sukai adalah laki laki, mengapa harus dipermasalahkan?"
Ia masih menundukkan kepalanya saat mengatakan hal tersebut. Wajahnya sedikit memerah.
Well,  berarti dia serius dengan perkataannya....

Aku tersenyum senang.
Untung di restoran ini hanya ada kami dan NPC yang bertugas menjalankan restoran kecil ini.

Tanpa kusadari Yue sudah berdiri dan dia mengamit tanganku, menarikku ke tubuhnya dan memeluknya. Aku hanya membatu saat menerima pelukannya. Tapi akhirnya dengan ragu aku melingkarkan tanganku di pinggangnya.

"Aku, kupikir aku menyukaimu..."
Kata kata itulah yang terlontar keluar dari mulutku.

Aku sudah tidak bisa berpikir lagi.
Senyumannya, dan semuanya, benar benar membuatku gila!
Kulepaskan pelukannya dariku. Aku kuatir jika diteruskan dadaku akan meledak! Dia menatapku dengan senyuman lembutnya.
Kurogoh tas ku, dan kuserahkan panah yang kemarin aku beli kepadanya.

"Nih, Magic Arrow..."
Aku mulai bisa menguasai diriku lagi.
Dia menatap panah yang kuberikan seakan akan mempelajarinya

"Itu, Aku belum pernah melihat benda ini?"

"Yeah, ini hanya bisa dibuat oleh Craftsman Harmonia, dan ini tidak bisa dibeli secara bebas. Hanya orang tertentu yang bisa mendapatkannya"

"Kamu bisa mendapatkan ini?"

"Yeah, anggap saja aku beruntung karena bisa mendapatkannya. Lagipula itu panah yang cocok untuk busurmu. Tidak ada orang lain yang memiliki ini, kecuali kamu di seluruh game ini,  karena panah ini dibuat sesuai dengan permintaanku..."

"Wow,  hadiah ini mahal sekali!  Terimakasih,...!"
Aku tersenyum simpul. Dia menyimpan benda itu kembali ke dalam tasnya.

"Siapa nama aslimu...? Boleh aku tau? Namaku Alvin..."
Ucapku takut takut.

Dia segera mengusap rambutku, dan tiba tiba dia mencuri cium pipiku
"Namaku Jyo, Dari Giovanny, tapi biasanya aku dipanggil Jyo..."
Aku masih mematung
Dia menciumku?
Rasanya aku pasti sudah gila sekarang!

"Jyo, Aku, Aku mau pulang dulu...."
Dia mengangguk pelan

"Aku juga pergi kalau begitu."
Aku memutar tubuhku dengan cepat, dan aku segera berlari pergi, meninggalkannya begitu saja.
Aku ga bisa menahan detak jantungku lagi!
Aku harus pergi!
=======================================

Silver's View

"Jadi, apa yang kau mau...?"
Ucap seorang lelaki berpakaian Cokelat. wajahnya sangat kaku dan keras, dia terlihat dingin dan licik.

"Aku mau, kau mencari cara untuk menyerang Harmonia..."
Seseorang lagi dengan mantel dan kerudung berwarna putih keemasan, wajahnya ditutupi dengan mantel itu untuk mencegahnya dikenali

"Tapi, Bukankah perjanjian damai baru saja dibuat? Dan kau meminta kami untuk menyerang Harmonia?"

"Yeah. Aku tidak memintamu untuk menyerang habis Harmonia. Aku hanya mau kau meluluh lantahkan Valerie Distric" Ujar lelaki berjubah putih itu hati hati
Lelaki berbaju cokelat itu tertawa keras.

"Kau tau, memecahkan perang antara dua negara bukanlah urusan mudah..."

Lelaki berjubah putih itu mengangguk
"Aku tahu. Begitu kau menghabisi Valerie beserta Arsais, Perjanjian damai baru akan segera dibuat. Kau adalah anggota parlemen di Aronia, kupikir untuk memperngaruhi anggota lain bukan pekerjaan sulit untukmu kan?"

Lelaki berjubah cokelat itu menatap tajam
"Arsais..? Jadi dia yang kau inginkan?"

"Yeah, dia selalu menghalangi pergerakanku. Terlalu banyak melawan...  Bila Arsais lenyap,  tidak ada lagi orang yang akan menentang agresi Harmonia..."

"Kekuasaan? Lalu apa yang akan aku dapatkan sebagai ganti kekacauan yang akan terjadi?"

Lelaki berjubah putih itu menatapnya tajam
"Aku yakin kau akan menerimanya... Aku akan memberikanmu... Suaka dan kuasa terhadap Valerie dibawah perlindungan Harmonia.... Atau lebih menarik lagi...  Setelah Arsais dihabisi,  aku akan menggunakan momentum ini untuk menyerang Aronia, dan menghabisi Cardinal,  setelah itu,  kau boleh berkuasa atas wilayah Aronia. "

Lelaki berjubah cokelat itu pun berdiri dari kursinya dan terkekeh
"Ini mulai menarik..... memang. Ini adalah hal yang menarik! Baiklah,  berjanjilah kau akan memenuhi janjimu,  karena jika Cardinal mengetahuinya,  dia pasti akan menghabisiku! Selain itu, perjanjian damai ini memang sudah mulai memuakkan,  bukankah kita ada disini untuk berperang...? "

"Tentu saja, Harmonia memang kalah dalam jumlah pasukan terhadap Aronia,  tapi kami memiliki banyak true rune yang akan menjamin kemenangan kami.  Yang kuperlukan hanyalah momen tepat untuk menolak perjanjian damai. Bila Valerie jatuh dan Arsais terbunuh,  itu bisa menjadi alasan yang lebih dari cukup untuk memulai perang."

Lelaki berjubah putih itu tersenyum puas.
Ia segera berdiri dan pergi meninggalkan lawan bicaranya.
Ia membuka pintu dan berjalan keluar. Tampak lambang Harmonia berwarna emas berkilatan pada pakaian putihnya saat jubahnya tersingkap ditiup angin...

"Kekuasaan..... Satu lagi orang jatuh menjadi pionku dengan janji kekuasaan.....  Tentu aku tidak akan membiarkan dia berkuasa terlalu besar....  Atau...... Akan kuhabisi dia saat semua yang kuinginkan sudah terjadi. "

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro