Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

List - 1

Yuhuu update🤗🤗🤗

Cerita ini sebagian ditulis dengan azizahazeha yaa❤️ jangan lupa baca kisah Nahla ^^

#Playlist: Jennifer Lopez - On The Floor (Remix)

Nahla menghampiri Duda, seperti biasa Nahla bertemu dengan Duda untuk sekedar merumpi. Kali ini bukan di bar seperti tempo hari, melainkan di sebuah cafe. "Sorry gue telat, muachet shayyy," tutur Nahla dengan wajah cemberut, dia menyambar minuman dingin milik Duda, menyeruputnya hingga tinggal setengah.

"Habisin, deh, daripada kehausan." Duda menyodorkan minumannya kepada Nahla agar dihabiskan. "Gue mau pesan lagi. Mau sekalian nggak? Btw, gimana sama Kak Mario?" tanyanya seraya melambaikan tangan pada sang pelayan hingga datang menghampiri. "Mbak, saya mau matcha latte lagi, ya. Lo mau apa, La?"

"Lemon tea aja, gue gerah banget," sebut Nahla yang langsung membuat pelayan menyatat pesanan mereka. Kini Nahla dan Duda kembali fokus setelah pelayan pergi. "Nggak gimana-gimana, gue belum sempat hubungi Kak Mario," lanjut Nahla yang menggembungkan pipi bagian kanannya, pertanda dia sedang kesal.

"Yah ... kenapa nggak hubungi?" Duda memicingkan mata, menatap penuh ingin tahu. "Tunggu. Kenapa muka lo begitu? Ada apa, nih? Cerita, cepetan!"

Nahla menopang dagunya. "Gue cuma lagi sibuk sama kerjaan yang banyak! Dan, lo tahu nggak? Perusahaannya Kak Mario ngajuin kerja sama, gue lagi usaha biar bisa masuk tim projek perusahaannya Kak Mario," cerita Nahla. Kemudian Nahla duduk tegak, dia bertepuk tangan dan kembali berkata, "Makanya gue sekarang sibuk selesaiin projek yang masih on proses." Setelah berkata demikian Nahla segera menopang kembali dagunya, dia cemberut lagi.

Duda manggut-manggut mendengar celotehan Nahla. "Terus proyeknya gimana? Kak Mario ada kasih tanggapan?" Mata Duda memicing lagi. "Ini cerita lo belum lengkap, ya? Cemberut mulu macam mangga asem, La."

"Nanti lagi aja, gue lagi males beneran deh. Gantian lo yang cerita, gue mau tahu kisah seru lo berapa hari ini," ungkap Nahla. Bukan Nahla jika tidak random seperti ini, kadang ngomel kadang males ngomong. Duda sudah terbiasa dengan sikap Nahla tersebut. Manusia yang lagi nangis bisa tiba-tiba langsung tertawa, ya Nahla ini.

"Duh, anak random ini." Duda berdecak seraya mengibas rambut panjangnya. Sedikit bersandar pada punggung kursi, dia bersedekap di dada. "Nggak ada cerita apa-apa, sih. Gue mau liburan ke Australia nonton Magic Men. Ikut nggak? Nontonin cogan telanjang dada." Senyum semringah Duda muncul. Nahla pasti tahu maksud senyumnya ini.

Nahla langsung tersenyum dan berubah ceria, matanya berbinar penuh semangat. Posisi duduk Nahla bahkan sudah berubah, menjadi posisi duduk sempurna. "Ikut lah! Gila aja gue nggak ikut nonton cogan!" seru Nahla.

"Asyik!" Duda tersenyum lebar. "Eh, tapi abang gue ikut. Apa ajak Kak Mario sekalian?" Duda kedip-kedip penuh arti.

"Emang Kak Mario mau?" Nahla tambah bersemangat mendengar Duda ingin mengajak Mario.

"Mungkin aja, kan? Nanti gue minta Kak Alim ajak Kak Mario. Lo mau, kan, dia ikut?" Duda memainkan kedua alisnya naik-turun menggoda Nahla.

"Gila aja gue nggak mau! Gas hari ini juga hayok!" seru Nahla semangat, seperti prajurit yang siap menang perang. "Sekalian ntar gue godain Kak Mario, siapa tau bisa ehem-ehem di sono," lanjut Nahla sambil mesem-mesem muka mesum.

"Kalau hari ini gue sibuk mau ketemu cogan. Dua minggu lagi, deh, ya, sekalian ambil cuti." Duda menyadari kehadiran sang pelayan membawakan pesanan mereka. Duda meneguk matcha latte lebih dulu sebelum menggoda Nahla. "Duh, Kak Mario memang hot, sih. Sayang aja Mas Aga udah ada kucing garong. Kalau nggak, mau gue gebet kakaknya Kak Mario," ucapnya tertawa geli.

Nahla mengangguk setuju. "Tapi Kak Mario sih tipe gue. Agak beda gitu dari Mas Aga. Lebih kelihatan badboy, jadi lebih menggoda," tutur Nahla sambil membayangkan Mario. "Oke, nanti gue ajuin cuti. Bisa sih harusnya!" lanjut Nahla setuju.

"Duh, duh, tipe gue yang jinak-jinak kucing garong, sih. Mas Aga sesuai kriteria, nih. Berhubung Mas Aga udah dimiliki orang, gue ambil yang lain aja." Duda tertawa keras. "Oke, gue tunggu kabar lo, ya. Pokoknya kita harus pergi nonton cogan! Awas kalau nggak lo."

"Tiap hari kan lo liat cogan. Gimana sih? Kak Alim cogan noh di rumah lo." Nahla menaik turunkan alisnya. "Kak Alim ikutkan?" tanya Nahla kemudian.

"Yeeeu ... dia, kan, kakak gue. Nggak bisa dihitung cogan." Duda menyeruput matcha latte lagi. "Ikut. Terpaksa ikut, sih, soalnya dia nggak mau. Gue ancam dulu baru mau. Nyebelin."

"Duh galau nih gue mau Kak Alim apa Kak Mario. Dua-duanya bisa nggak seehh." Nahla berkata sambil terkikik geli. "Baidewei, lo nggak mau ajak Kak Mercu sekalian? Mayan banyak cogan, tambah senang gue," lanjut Nahla yang menaik-turunkan alisnya menggoda Duda.

"Gimana, ya? Kak Alim larang gue." Duda merengut sebal setiap ingat respons sang kakak akan sosok yang dibahas. Kemudian, dia tersenyum lebar. "Tapi kalau gue ajak Kak Mercu diam-diam, kakak gue nggak bakal tahu, kan?" Duda balas memainkan alisnya penuh cengiran. "Oke, gue akan hubungi dia setelah ini. Biar seru. Siapa tahu bisa gemas-gemas sama Kak Mercu."

"Gue nggak sabar banget! Keknya gue nggak mau pulang liburan kali ini. Selamanya aja sama mereka," timpal Nahla.

Sudah cukup lama Nahla dan Duda mengobrol. Isinya seputaran cogan dan liburan. Begitu lah Nahla dan Duda, bahaya jika disatukan jdi CEGIL kuadrat.

💋💋💋

Salah satu kegilaan yang dilakukan Duda adalah berganti teman make out. Kalau Duda suka, dia akan mengajak partner-nya itu ke tahap yang lebih jauh. Namun, bukan jauh dalam arti pelaminan. Tidak. Duda belum siap menikah meskipun umur sudah menginjak kepala tiga. Bagi Duda pernikahan bukan sebuah mainan. Dia ingin menikah dengan seseorang yang bisa membuatnya mantap dan yakin. Jika tidak, maka dia akan menjomlo lebih lama.

Duda baru saja selesai mencumbu bibir salah satu personel boyband Five Prince, Yoga. Si berondong kesukaan Duda sering mendatanginya ke kelab malam. Duda memeluk leher Yoga, duduk di atas pangkuan berondong kesayangannya.

"Yog," ucap Duda.

"Yes, Sissy?"

"Bosan, deh." Duda berdiri, mengusap kepala Yoga. "Tunggu sini, ya, Dek. Tante mau cari target baru dulu. Kalau nemu, harus akur."

Yoga tergelak. "Haha ... siap, Bunda."

Baik Duda maupun Yoga tahu kalau kata-katanya ini cuma sebatas lawakan semata. Ya, meskipun soal cari target baru bukan isapan jempol saja, tapi sungguh-sungguh. Namun, Yoga juga sama gilanya, senang mencari tante-tante lain seakan tidak cukup hanya satu tante saja.

Duda membaur dengan para pengunjung kelab malam yang tengah berjoget ria dengan diiri lagu On The Floor versi remix. Semua orang menggoyangkan tubuh mereka, entah sambil memegang minuman alkohol atau menelan pil terlarang. Bukan rahasia umum di beberapa kelab malam terdapat oknum-oknum nakal penyuplai obat terlarang. Duda menjauhi hal-hal berbau obat-obatan. Tidak mau terlibat dunia kelam dan berbau hukum.

"Ck, ck, nyari target mulu."

Bisikan paling jelas mengudara di telinga Duda. Tegas dan jelas. Duda bisa mengenal suara familier itu.

Tepat saat menoleh, hidung mancungnya berpapasan dengan pipi laki-laki itu. Duda sedikit mundur, melempar senyum pada sosok yang kini menyapa dengan senyum manis.

"Hai, Kak Mercu," goda Duda dengan kerlingan nakalnya. Suaranya dibuat sekeras mungkin agar tidak kalah dengan suara musik.

Duda sengaja datang ke kelab malam JackBlack ini untuk bisa bertemu dengan Mercurius. Siapa sangka target yang ingin ditemuinya malah datang sendiri menyapa?

"Pulang sana, Bocil."

Duda tertawa. Entah mengapa di mata Mercurius dia seperti anak kecil yang perlu dilindungi. Padahal dia sudah cukup tua untuk menikmati semua kesenangan di kelab malam.

Tanpa pikir panjang, Duda maju selangkah, berjinjit cukup tinggi dan melingkarkan tangan di leher Mercurius. Memasang wajah nakal khasnya, dia menurunkan satu tangannya menyentuh dada Mercurius. Bibirnya mendekati telinga Mercurius.

"Bocil nggak mungkin bisa godain sampai bikin lo turn on, Kak." Lalu, Duda mengakhiri dengan jilatan nakalnya pada daun telinga Mercurius.

Mercurius menarik senyum miring. Tidak tinggal diam, dia menarik pinggang Duda hingga tidak menyisakan jarak di antara mereka. "Turn on? Siapa yang bilang? Gue belum turn on, nih."

"Kalau gitu gue siap-siap. Gue jagonya bikin orang turn on," bisik Duda dengan suara seraknya.

Sebelum Mercurius membalas, Duda mengambil permen dari saku rok mininya. Dia meletakkan permen di lidahnya, lalu menarik tengkuk leher Mercurius––masih dengan kaki berjinjit. Duda sedang tidak mengenakan sepatu hak tinggi jadi perlu berjinjit sedikit untuk menjangkau tinggi Mercurius yang mencapai 189cm. Sedangkan tinggi Duda 175cm.

Saat tarikan penuh itu, Duda berhasil menyatukan bibir mereka. Mercurius memeluk pinggang ramping Duda, membalas setiap pergerakan ciuman yang berlangsung. Permainan bibir mereka bukan cuma melibatkan lidah, tapi juga permen yang sedang terombang-ambing di antara lidah mereka sebagai rebutan mainan baru.

Di bawah gemerlap lampu disko dan suara musik yang bersahut-sahutan dengan kehebohan pengunjung, ciuman mereka terus berlangsung tanpa terganggu oleh sekitar. Mereka terus berciuman, berebut permen hingga saliva bertukar.

Ketika tubuh semakin merapat, Duda berhenti. Senyum miringnya terbit saat melihat Mercurius menahan diri. Duda tahu dia menang. Milik Mercurius terasa tegang dan siap menghujamnya kapan pun.

"Ready for another game?" goda Duda.

Mercurius mengacak rambutnya. Seharusnya dia menolak, tapi pesona Duda malam ini terlalu terang untuk ditolak. Alhasil tanpa mengatakan apa-apa, Mercurius menarik Duda, menggendongnya dari depan dan mencumbu kembali bibir yang sejak tadi bergulat dengan bibirnya.

Detik itu Duda tersenyum penuh kemenangan. Dia akan meruntuhkan Mercurius. Pasti. Duda harus melakukannya untuk menyenangkan egonya yang selama ini tidak pernah dianggap dewasa oleh Mercurius.

Duda tidak akan berhenti sampai keinginannya tercapai. Mercurius perlu masuk dalam daftar laki-laki yang dia taklukan. Persetan dengan ketidaksukaan kakaknya pada Mercurius. Toh, semua ini hanyalah mainan semata. Duda ingin punya mainan baru.

❤️‍🩹❤️‍🩹❤️‍🩹

Jangan lupa vote dan komen kalian😘😘🤗❤️

Follow IG: anothermissjo

Cerita ini tidak cocok buat yang gak suka player, playgirl atau playboy😂😂 cuma mo ingpo aja. Cerita ini lebih gila ketimbang cerita2ku yang lain wkwkwk👍

Salam dari Mercurius😘😘😘

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro