Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

◎ Second Chance? - FanFict1 TMoA ◎

Gadis chubby yang bernama Davia itu sungguh tidak sabar akan kedatangan kakak kelasnya, Devan. Davia memperhatikan pantulan dirinya di depan cermin.

‘‘Sip, udah cocok!’’

Tiba-tiba, ponsel Davia bergetar. Pesan masuk dari kakak kelasnya.

Gue di bawah

Davia bergegas memasukkan ponselnya ke dalam tas selempangnya. Devan terlihat sedang berbincang dengan ibunya Davia.

‘‘Ma, Davia berangkat dulu, ya."

“Iya, hati-hati ya Davia, Nak Devan,” balas ibunya Davia.

“Ayo, kak!” Davia berseru senang. Melihat tingkah adik kelasnya itu, Devan tersenyum.

π

“Kita mau ke mana, Kak?” tanya Davia di perjalanan.

“Lihat aja nanti,” balas Devan.

Davia mengerucutkan bibirnya kesal. Devan yang melihatnya dari kaca spion diam-diam tersenyum geli. Cukup lama perjalanan yang ditempuh oleh Devan dan Davia. Begitu sampai, Davia langsung turun dari motor.

“Pantai?” Davia bertanya dengan heran.

Devan mengangguk. “Ayo, ikut gue,” ajak Devan dan Davia pun mengekori Devan.

Mereka sampai di depan sebuah warung kecil yang agak ramai. “Makan siang dulu, walaupun udah sore, sih,” ucap Devan. Davia mengangguk. Mereka memesan nasi goreng dan air putih.

Warung ini cukup tinggi, sehingga mereka dapat menikmati pemandangan pantai dari warung. Langit berwarna jingga, matahari berada di barat namun belum tenggelam.

“Dav,” Devan memulai pembicaraan.

Davia menoleh, “Iya, kak?”

Devan terlihat gugup. Ia membenarkan letak kacamatanya. “Ekhm, jadi gini,” Devan kembali berbicara. Devan memberi jeda sejenak kemudian melanjutkannya. “Davia, gue sadar gue suka sama lo, gue nyaman sama lo, gue cinta sama lo, gue sayang sama lo. Gue sangat berterima kasih atas semuanya. Kalo enggak ada lo, gue nggak tau apa yang bakal terjadi sekarang. Meskipun gitu, gue rasa semua perjanjian ada batas waktunya, jadi–”

“Perjanjiannya selesai?” potong Davia.

Devan meneguk ludah. “Iya.”

Davia menghela napas kasar. “Haha, iya, gue lupa,” Davia tertawa hambar. “Kak, lo nggak suka, cinta, sayang atau semacamnya sama gue. Itu cuma balas budi.”

Devan tersentak. “Dav, maafin gue,” ucap Devan.

Davia tersenyum kecut. “Lo nggak salah, Kak. Gue yang salah. Gue lupa sama perjanjian itu,” Davia menertawakan dirinya sendiri.

“Nggak, nggak gitu, Dav. Maksud gue–”

Tiba-tiba, muncul suara gemuruh dari arah pantai. Ada gulungan ombak yang sangat besar dari sana. Tsunami. Davia sangat terkejut, begitu pula Devan. Davia langsung berdiri. Namun, Devan menarik lengannya lalu memeluk Davia sangat erat.

“Gue minta maaf, Dav. Gue sayang banget sama lo,” Devan melepas pelukannya. Devan menarik Davia lalu berlari sekencang-kencangnya.

Tiba-tiba, di pandangan Davia, semuanya gelap. Davia meraba-raba sekelilingnya. Kosong.

“Kak Devan?” Davia bertanya setengah berteriak. Tidak ada jawaban. Davia ketakutan. Davia menangis sejadi-jadinya. Davia terduduk. “Kak, maafin gue, gue juga sayang sama lo!”

Davia menatap ke depan. Ada pintu berwarna putih dengan corak rumus matematika. Davia bangkit kemudian berjalan ke arah pintu itu. Davia menyentuh gagangnya, lalu membukanya. Cahaya yang sangat menyilaukan keluar dari sana, membutakan pandangannya.

π

“Woi, Dav! Bangun!” seru seseorang, membangunkan Davia. Davia mengerjap-erjapkan matanya.

Ergh,” Davia mengerang pelan.

“Tidur mulu, ini tolong kumpulin ke Bu Eka, sekalian gue izin pulang. Dista juga,” ujar Vina, salah satu teman kantornya sambil memberikan beberapa dokumen.

Davia mengangguk.

“Oh iya, Dav. Jangan lupa besok, anaknya Pak Akbar dateng,” ucap Dista. Davia hanya mengangkat jempolnya “Duluan ya, Dav,” ucap Dista lagi. Ia dan Vina melambaikan tangan. Davia membalasnya.

Davia bangkit dari kursinya lalu berjalan ke ruangan Bu Eka. Jadi, cuma mimpi? Kok rasanya aneh, ya? Eh, tunggu. Devan?

π

“Woi Kak! Bangun! Udah sampe!” seru seseorang kepada Devan. Devan mengerjap-ngerjapkan matanya. Di pesawat?

“Tuan Devan, kita sudah sampai,” ucap salah satu asisten Devan, Melisa. Devan mengangguk.

Devan turun dari pesawat bersama adiknya, Rendi diikuti Melisa di belakangnya. Mereka disambut oleh karpet merah dan bodyguard di sekelilingnya. Mereka di bandara milik keluarga mereka.

“Sini, Mel. Samping kita. Lo kan termasuk keluarga kita,” ucap Rendi. Melisa membalasnya dengan tersenyum lalu berjalan berdampingan.

“By the way Kak, tumben lo tadi di pesawat ketiduran?” tanya Rendi kepada kakaknya, Devan. Devan tidak membalas ucapan adiknya itu. Rendi menghela napas. Kakaknya memang penuh misteri.

“Devan, Rendi,” panggil Anna. Devan dan Rendi menghampiri orang tua mereka. Akbar dan Anna kemudian menyalami keduanya.

“Aku kembali, Pa, Ma," kata Devan. Ia sedikit menggumam. Hm, Davia, ya?

π

“Dav! Vin!"

Davia menengok, ternyata itu adalah Dista.

“Ck. Ck. Ck, perasaan kemaren lo ngingetin Davia, eh sekarang malah telat. Gimana, sih?” Vina mengomel kepada Dista bak seorang ibu yang melihat anak gadisnya belum mandi tujuh hari tujuh malam. Sementara itu Davia terkikik.

“Eh, itu mobilnya Pak Akbar!” seru seorang karyawan. Dista buru-buru memperbaiki rambutnya yang acak-acakan.

Pak Akbar keluar mobil, diikuti Anna, Devan, kemudian Rendi. Devan melihat ke arah Davia. Davia melihat ke arah Devan. Detik itu juga, jantung Davia melompat, kakinya melemas. Davia ingin menangis. Dan Devan ingin memeluknya pada waktu yang sama.

π

Yuhuuuu~
Ada fanfict pertama TMoA yang dibuat sama rainrainiaa dalam rangka event 'Make Your Own Ending' dalam Base of TMoA.

Jadi, AU story ini aku pilih sebagai FanFict pertama yang mejeng di work TMoA karena memenangkan event Make Your Own Ending itu.

Kenapa bisa menang? Cerita ini bikin aku merasa 'wow' sendiri dengan dunia yang dibuat. Dan aku kagum sama kepiawaian Nia dalam ide.

Eksekusinya okelah, siapa yang nggak setuju? Walaupun masih ada yang bisa ditingkatkan, tapi idenya cantik banget! Jadi, menurut kalian, cerita ini gimana?

Ayo coba kalian kenalan sama dia dan follow akun wp-nya yaaa!!

Buat yang lain, tenang. Masih banyak kesempatan untuk mejeng di work ini. Kirim terus cerita kalian atau apa pun hasil karya kalian ke aku untuk berkesempatan mejeng di sini.

Yang udah kirim, coba cek ada balasan dari aku atau nggak yaaa.

Oh iya, sekuel aku rilis awal Oktober kalo TMoA berhasil 1M view sebelum akhir bulan September ini. Terus promoin TMoA ke temen-temen kalian, yaaaaaa!

Dan follow ig official Base of TMoA di affection.baseoftmoa_ untuk update tentang kapan dan kayak apa proses terbit TMoA nanti. Mungkin banget juga miminnya bakal bocorin info soal cover atau ilustrasi TMoA hehehehe.

Last, jangan lupa baca juga spin-off The Memories of Algebra di akun wattpadku yang judulnya 'a Puzzling of Journalism'. Bakal tamat dalam waktu dekat ini. Kalo sayang TMoA, sayang aPoJ juga dong ya ㅋㅋㅋㅋ

Oke deh, sampai ketemu selanjutnyaaa! Abis ini mau konten apa?

1. Curhatan selama nulis TMoA
2. Tips nulis ala TMoA
3. Funfact TMoA

Ayo pilih~ see you soon!
Tamara

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro