『• ✎5 ••』
“ Gak habis pikir.. ”
Gempa menatap adiknya dengan tatapan yang sulit diartikan, melihatnya masih tertidur pulas di meja yang mungkin ia duduki sejak sebelum istirahat.
“ Ice? bangun ” Panggil sang kakak sambil mengguncangkan adiknya yang sudah seperti hibernasi itu.
Sebenarnya mereka masih ada kelas lagi, tapi karena tiba- tiba ada pengumuman bahwa semua guru mata pelajaran akan rapat jadi semua siswa dan siswi dipulangkan.
Gempa yang bermaksud ingin menjemput adik kembarnya ke kelasnya itu agar bisa pulang bersama pun hanya menghela nafas melihat sang adik yang terlihat sangat nyaman didalam mimpinya bahkan tidak mendengar pengumuman yang sangat keras itu.
“ Ice ayo pulangg, emangnya kamu gak mau tidur di kamar mu aja? ” Ujarnya kembali sambil mengusap kepala Ice, yang justru membuatnya keenakan.
Kelasnya Ice sekarang sudah tak ada siapapun lagi kecuali mereka, semua murid langsung huru- hara pulang setelah mendengar pengumuman tersebut. Tak lama tiba- tiba ada seseorang masuk ke kelas yang sudah sepi itu.
“ Loh, Gempa? Ngapain disini? ”
Gempa terkejut dan langsung menengok kearah pintu. “ Oh Blaze ternyata, ini Ice ga bangun- bangun. ” Ucapnya masih mengguncang kan badan Ice.
Sambil berjalan menuju mejanya yang bersebelahan dengan Ice, Blaze pun tertawa kecil sambil mengambil sesuatu di kolong mejanya.
“ Ah udah biasa ini mah, biasanya kalo udah gini dia jam 5 baru bangun. ” Ujar Blaze yang sedang mencari sesuatu dikolong mejanya.
“ Walah? Kirain ada kegiatan klub pulang sore banget, ternyata dia tidur. ” Pikir Gempa sambil menggelengkan kepalanya pusing.
Setelah mengambil barangnya, Blaze pun berdiri kembali sambil memegang sebuah console game yang entah kenapa bisa ia bawa ke sekolah. “ Mau gue yang bangunin gak? Sebenernya bangunin Ice tuh gampang loh. ” Tawarnya.
Hah, Gempa gak salah denger nih?
Adiknya yang sudah bersamanya dari baru lahir itu bahkan susah dibangunkan oleh dirinya, tapi Blaze yang nota- benenya sebagai temannya yang baru bertemu kurang dari 500 hari itu bisa dengan santainya bilang bahwa membangunkan Ice itu hal yang mudah?
“ Y- Yaudahlah kalo beneran bisa, tolong bangunin. ” Ujar Gempa yang sudah pusing.
Blaze pun tersenyum miring. Ia mendekati Ice yang masih tertidur lelap lalu membisikkan sesuatu di samping telinga sang gadis.
“ Ice~ Bangun dong, atau mau kiss dulu baru bisa bangun? ”
Dan setelah itu dia meniup telinga Ice.
Semenit pun berlalu. Blaze sudah berdiri dan dengan santainya bersiul, sementara Gempa masih tercengang dengan apa yang baru saja ia lihat.
“ Ini di pelet atau tergoda dengan sendirinya? ” Pikir Gempa.
Tapi saat Ice tak kunjung bangun, Gempa jadi merasa tak yakin bahwa apa yang dilakukan Blaze berhasil. “ Blaze, kayaknya dia bener- bener tidur pules banget deh— ”
Tiba- tiba saja Ice berdiri membuat Gempa terkejut, dengan cepat ia mengambil tasnya dan menggenggam tangan Gempa lalu berjalan cepat keluar dari kelas itu.
Gempa yang masih terkejut dan bingung pun hanya bisa mengikuti Ice yang memegang erat lengannya, apa mungkin adiknya itu termakan oleh omongan Blaze? Gempa pun bertanya “ Eh loh Ice? Kok tiba-tiba— ”
“ Blaze baj*ngan ”
Ah? Gempa menengok kedepan, melihat telinga adiknya yang memerah.
“ Oh, apakah aku sedang berada didalam drama genre romcom? ” Pikir Gempa yang melihat kelakuan dua orang itu, dan mungkin ia bisa melihat bagaimana masa depan akan menanti mereka.
Sedangkan disatu sisi, Blaze yang masih berada di dalam kelas pun tertawa keras.
“ Ah lucu banget, kalo salting kenapa nolak terus sih? Dasar Ice ku ini. ” Gumam Blaze sambil mengelap air matanya yang keluar akibat tawaannya dengan punggung tangannya.
Taufan yang baru masuk kelas itu pun bingung melihat kembarnya itu. “ Lah lu ngapa ketawa- tawa sendiri? Serem anjir. ” Ujarnya diambang pintu.
Blaze pun melihatnya malas lalu memajukan sedikit bangku Ice agar sama seperti bangku yang lain. “ Bacot, makannya cari cewek. ”
Wah ngelunjak ni bocah. Pikir Taufan lalu menatap tajam Blaze yang berjalan melaluinya dan pergi dari kelas itu.
“ Minimal ga ditolak lah. ”
“ Sembarangan, ini tuh namanya progres! ”
“ Halah sok progres amat lo. ”
───────『 ᴛʟᴍᴏᴇ 』───────
Ice melempar tasnya ke lantai dan menidurkan dirinya diatas kasur kesayangannya, lalu menutup matanya dengan kedua punggung tangannya
“ Ah.. Bisa gila gue. ” Gumamnya.
Sang gadis berusaha untuk menghilangkan apa yang ia pikirkan dari tadi, ia mencoba untuk tidur namun ajaibnya setelah 10 menit berlalu dia tetap saja tidak bisa tidur.
“ Apa gara- gara gue udah tidur tadi ya? Tapi padahal biasanya juga gue habis pulang tidur lagi. ” Pikirnya
Ice mengganti posisi tidurnya menjadi tengkurap, lalu melihat kearah jam yang berada diatas mejanya. “ Masih jam 2 juga.. ” Gumamnya.
Ia masih mengingat- ingat kejadian tadi. Walau sudah biasa digoda seperti itu oleh Blaze tapi tentu saja Ice terkadang salah tingkah, ya namanya juga cewek.
Ice yang tadinya bengong pun menenggelamkan wajahnya ke bantal kepalanya. “ Kira-kira sejak kapan si kepala kosong itu jadi kayak gitu? Perasaan dulu gue sama dia malah sering berantem.. ” Isi benaknya.
───────────
Hari- hari awal masuk SMA. Walau Ice sudah banyak lupa dengan ingatan- ingatan kelas X nya, tetapi dia mengingat jelas pertemuan pertamanya dengan pemuda bermata oranye itu.
Saat itu baru satu minggu setelah penerimaan murid baru, Ice yang baru saja keluar dari toilet perempuan dan masih mengantuk tidak sengaja menyenggol orang yang mengakibatkan es teh yang dipegang orang tersebut jatuh.
Ice menatap lantai yang basah akibat jatuhnya es tersebut “ Oh.. Maaf. ” Tuturnya.
Ia kira orang itu tidak akan terlalu marah, toh gak sengaja. Namun Ice tak menyangka setelah melihat wajah sang murid yang ia tak kenal, pemuda tersebut terlihat sangat marah.
“ Eh anj*ng gue baru beli ini! Mau ngajak ribut lo?! ” Marah pemuda tersebut sembari menunjuk ke lantai.
Ice memutar bola matanya malas. “ Nggak. Yaudah sini gue gantiin, berapa sih? Paling cuma 5 ribu” Ucapnya dengan santai sambil merongoh kantong roknya.
Tetapi pemuda itu terlihat makin kesal. “ Ya tetep aja, lo sengaja ya nabrak gue?! ”
Sang gadis mengulurkan tangannya untuk memberi uang, ia tak ada maksud untuk menangkap apapun omong kosong yang dikeluarkan oleh orang di depannya itu. Ini baru awal masuk sekolah dan Ice terlalu malas untuk meladeni orang yang emosian kayak gini.
“ Ngapain juga gue sengaja nabrak lo? Kepedean banget jadi orang. ” Ujar Ice.
“ Udahlah Blaze, mending lo ambil aja duit yang dia kasih terus kita beli yang baru. ” Ujar lelaki disamping pemuda itu.
Blaze yang masih emosi bak perempuan lagi pms pun akhirnya mengambil uang yang Ice berikan “ Liat aja lo kalo ketemu lagi. ” Ucapnya lalu berjalan pergi bersama temannya.
Dan mulai saat itulah mereka sering bertemu disekolah. Namun ya kapanpun mereka bertemu pasti ada hal yang membuat mereka bertengkar, entah gara-gara penghapus papan tulis ataupun sebatas penghapus dibelah jadi dua.
Mereka sudah seperti kucing dan tikus yang tak pernah akur, tapi entah kenapa tiba-tiba suatu hari Ice merasa bahwa ada yang tidak beres dari pemuda itu. Bukan hanya itu, Ice juga pernah tiba-tiba menemukan sebuah permen beserta secarik kertas dikolong mejanya.
' Buat neng geulis '
Wah Ice jadi ngeri.
Dan Blaze juga makin berubah, mereka berdua jadi jarang bertengkar dan bahkan pemuda itu malah mendekatkan diri kepada Ice yang sudah pasti gadis itu langsung tau.
Dan akhirnya di saat pulang sekolah pada hari rabu itu, semuanya langsung terungkap.
“ Ice, lo lucu deh. ”
Ice menatap lelaki didepannya dengan tatapan horor. “ Dih, najis. Kenapa lo tiba-tiba bilang gitu? ” Ujar Ice yang baru saja bangun dari tidurnya.
Mereka hanya berdua dikelas sekarang, yang mana memang sering saat pulang sekolah cuma mereka yang masih disana. Ice yang baru bangun dari tidurnya dan Blaze yang ntah apa yang ia lakukan selain menjahili Ice.
Blaze hanya diam, ia menatap dalam mata berwarna biru yang Ice punya dan menyebabkan sang pemilik mata bingung.
“ Sumpah lo kenapa sih akhir-akhir ini? Makin serem sumpah. ” Ujar Ice sedikit mendongak untuk melihat sang lelaki.
“ Kayaknya gue suka deh,”
Ice kembali menatapnya bingung. “ Maksud lo? ”
Tak langsung dijawab, malah Blaze berdiri dari duduknya dan melihat kearah pintu kelas yang terbuka lebar.
“ Kayaknya gue suka sama lo, Ice. ”
──────────
· · ┄┄┄╼ TBC
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro