Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

『• ✎2 ••』

-3rd person POV-


Guru pun masuk, diikuti seorang gadis dibelakangnya.


Halilintar mengedipkan matanya berkali kali, sambil melihat orang yang berada di depan kelas.

“ gempa? ” gumamnya.


Guru mereka, bu Elaine pun menaruh buku buku yang ia bawa dimeja lalu beralih melihat murid murid di depannya.


“ baiklah semua, mungkin beberapa dari kalian tau bahwa kita kedatangan murid baru. Nah, silahkan perkenalkan diri dulu nak. ” ujar Sang guru.

Gempa pun melangkah sekali kedepan, menghadap ke murid lainnya. “ Halo! Namaku Gempa Earth, salam kenal semua. ” ujarnya. Lalu tiba-tiba seisi kelas kini penuh dengan bisikan orang orang.

“ Baiklah semua harap diam! Nah Gempa, tempat dudukmu di belakang yang bangku dan mejanya kosong ” Gempa pun mengangguk dengan arahan Bu Elaine, lalu mulai berjalan kearah meja tersebut.


Gempa melirik ke sebelahnya dan tak sengaja mata caramel keemasannya bertemu dengan mata merah pekat seseorang, dan ia merasa familiar.

“ Hali? ” sapa Gempa.

Sang empu pun membalikkan mukanya ke depan “ hm? ” gumamnya yang dapat didengar oleh si gadis.

“ ternyata kita sekelas ya. ” ucap Gempa lalu tertawa kecil.


Halilintar pun meliriknya sebentar, lalu melihat lagi ke guru yang tengah menjelaskan pelajaran.

Selama jam pelajaran itu pun, mereka sama sekali tidak berbicara dan cuma fokus dengan pelajaran.


—TLMOE

Sekarang sudah jam istirahat. Halilintar berjalan ke kantin tuk sekedar membeli sekotak susu lalu pergi ke atap sekolah, ya itu sih cuma rencananya.

Di lorong sebelum menaiki tangga, ia melihat 2 adiknya serta 1 temannya mengobrol dengan 4 perempuan yang tak asing. Blaze pun melihat sang kakak tertua, lalu memanggilnya. “ HALII! ” tentu saja, dengan nada yang tidak santai.

Setelah mendengar teriakan toa milik sangat adik, akhirnya Halilintar memutuskan untuk tak pergi ke atap dan berbalik arah. Yah sekali lagi, itu yang dia inginkan. Namun kedua pundaknya sudah di pegang oleh sang adik. “ Hali! Udah gausah pura pura ga denger, sini lah sekali kali nongki bareng. ” ujar Blaze sambil merangkul sang abang, sedangkan yang diajak ngomong hanya melotot bete.

“ ngapain sih lu pada? ” ujar Halilintar risih.

“ itu, si yaya sama ying ngajak murid baru buat temenan. Kali kali lah bang ke kantin bareng anak2 lain, ga bosen apa diatap terus? ” ujar Taufan yang ada disamping Halilintar.

Manusia Halilintar satu ini mah kalo diajak oke oke aja, masalahnya cuma satu.

Ya, masalahnya yakni orang-orang yang dia anggap 'temen' ini pada suka nge-Reog.

Ada Gopal yang suka maling mangga tetangga sebelah, ada fang yang pernah masang mukanya sendiri dipapan jalanan, ada yaya yang disekolah Ketos padahal diluar sekolah sering ngewarnet sama ying.

Kalo adik- adiknya gausah ditanya, :))


Halilintar menatap semua orang disana dengan tatapan kosong, lalu matanya tertuju pada perempuan yang berjalan kearah mereka.

“ eh, Ice! Thorn! ”

“ oh, itu orangnya ”

“ kakak~! ”

Semua mata langsung tertuju pada satu orang, tak lain adalah Gempa.

“ ohh ini orangnyaa ” ujar Gopal yang sedari tadi diam.

Gempa melihat sekeliling, menatap orang- orang yang ia kenal dan tak ia kenal. “ Hai semua. Aku Gempa, murid baru kelas 2A. Aku juga kakak kembar Ice sama Thorn, Salam kenal ya semua ” ujar sang perempuan sambil tersenyum.

Oh iya, 2 orang belum diperkenalkan.
Pertama, ada Ice yang sekelas dengan Blaze dan ying dikelas 2C, sementara Thorn teman sekelas Solar, Yaya serta Gopal yang berada di 2A.

“ Emangnya kamu pindahan dari mana Gem? ” Tanya Ying.

Belum sempat Gempa menjawab, Daun sudah menjawab duluan “ Kakak sebelumnya sekolah diluar negri selama 4 tahun, tapii karena dipanggil Ayah jadi kakak balik lagi ke negara ini. ”

“ Negara mana? ” tanya Taufan.

“ singapur. ” jawab Gempa tersenyum sambil menutup mulut adik perempuannya yakni si Thorn yang tadi hendak bicara lagi.

“ Wahh, Gempa hebat ya. Oiya salam kenal. Aku Yaya, ketua OSIS disekolah ini. ” Gempa pun mengangguk pada sang perempuan.

Semua mulai memperkenalkan diri mereka, dan akhirnya mereka mulai ngobrol santai. Sementara ada satu lelaki yang hanya mendengarkan percakapan mereka, sambil menatap lantai. Gempa tak sengaja melihat Halilintar yang berdiri dibelakang.

“ Eh Hali, kayaknya kita hari ini ketemu terus ya. ” ujarnya sambil menatap Halilintar.

Dan disaat itu pun semua yang berada disana selain kedua orang tersebut memiliki pikiran yang sama.

“ LOH, BARU KETEMU UDAH PAKE NAMA PANGGILAN? KE HALILINTAR LAGI. ”

Yah, intinya begitu.


Sementara yang lain cengo melihat mereka, Blaze pun berdiri diantara Halilintar dan Gempa. “ Loh, kakak ipar deket ya sama Hali? Aku Blaze, adek kembarnya bang Hali hehe. Aku juga cowoknya Ice- ”

PLETAK
PLAK

Blaze pun terkampar ditempat karena mendapat pukulan dari dua arah.

“ Ngadi- ngadi ni orang. ” ujar Ice sambil memeluk tubuhnya(?) sendiri.

“ Ga sopan. ” ujar Halilintar yang menaruh tangannya di kantong celananya.

Sedangkan yang dimarahin cuma cemberut.

Dan sekarang malah Gempa yang bingung. “ Loh? Loh loh loh, Ice ternyata udah punya pacar? Ga nyangka, padahal baru ku tinggal beberapa tahun doang. ” ujar Gempa dengan nada sedih yang dibuat- buat.

Ice hanya menatap datar sang kakak yang cuma beda 5 menit darinya itu. “ Ngga kok, aku aja ga kenal. Ngapain ngaku- ngaku? ” ujarnya dengan kesal.

Blaze yang masih terduduk dilantai pun berpose sedih “ parah banget, apakah perjuangan ku selama ini itu hanya sebatang kara yang bisa dihapus dengan satu hembusan napas? ” ujarnya dengan dramatis.

“ apaan sih najis ” ujar Ice jijik.


Sementara yang lain sedang berbincang- bincang, Halilintar menghampiri Gopal yang enak enaknya lagi makan sosis bakar. “ Fang kemana? ” Tanya Halilintar.

Gopal pun berpikir sejenak, “ oh! Itu tadi dia ketemu sama kakak kelas cewek, cantik lagi. Awalnya cuma sapa- sapaan doang eh lama- lama malah gibah, yaudah gw tinggal. ”

“ emangnya kenapa nyariin? ” Tanya Ying yang berada disamping Gopal.

“ ngga, cuma pengen nanya dia liat dompet jatoh ga dikelas. ” jawab Halilintar.

“ Ohh. yaudah mending lu tinggi aja, paling bentar lagi juga dateng tu orang. ” ujar Ying.

Halilintar pun cuma mengangguk karena tidak tertarik dengan terperinci. Lalu mulai berjalan pergi (a.k.a kabur) begitu sadar adik- adiknya sedang terlalu sibuk bercanda.


—TLMOE

“ Hali! ”

Sang empu yang sedang berjalan sambil meminum susunya yang tadi ia beli pun terhenti lalu menengok, melihat Gempa yang berlari kearahnya.

Gempa pun berhenti saat sudah didepan Halilintar, lalu mengatur napasnya. “ Ada keperluan apa? ” Tanya Halilintar.

Gempa pun merongoh kantong roknya, mengeluarkan sebuah dompet dan memberikannya “ punyamu bukan? ” Tanyanya.

Halilintar terdiam melihat dompet tersebut, lalu mengangguk. “ iya, ketemu dimana? ” Tanyanya lagi sambil mengambil dompet itu.

“ Tadi ketemu dilantai kelas, aku pengen kembaliin tapi kamunya udah keluar kelas. Yaudah deh ku simpen dulu takut ilang kalo ditaro dimeja. ” jelas Gempa, Halilintar pun mengangguk.

“ Terimakasih ” ujar Halilintar.

Gempa pun tersenyum, “ Sama- sama lain kali taro yang bener, nanti ilang lagi. ” Si cowok pun mengangguk.


“ Loh Hali? ”

Dua orang itu pun menengok.

“ Fang? ” ujar Halilintar, melihat teman sekelasnya itu datang dengan seorang perempuan disebelahnya.



.
..

.
..

.
..

To be Continued
﹌﹌﹌﹌﹌﹌﹌﹌﹌﹌﹌﹌﹌﹌﹌﹌﹌﹌﹌

Udah berapa abad nie😃

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro