Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Lembar 120

Setelah menghabiskan cukup waktu untuk berkeliling desa, Taehyung dan Sicheng kembali ke penginapan yang berada di sekitar Pelabuhan. Keduanya sempat saling bertegur sapa dengan anggota Kelompok Pedagang yang sempat berpapasan dengan mereka, hingga langkah keduanya terhenti ketika di pertemukan dengan Jung Hoseok yang sepertinya telah menunggu kedatangan mereka.

"Ketua sudah kembali?" Tegur nya dengan sedikit tundukan kepala. Meski berkali-kali Taehyung menolak tundukan kepala nya, namun tetap saja Hoseok tak ingin mendengarkan nya.

"Penginapan sudah siap jika Ketua ingin beristirahat." Ujar nya kembali.

"Bukan hanya aku yang membutuhkan istirahat. Melainkan kau juga, Hyeongnim."

Balasan lembut dengan senyuman hangat yang di sambut oleh seulas senyum dari Sicheng, namun tidak dengan Hoseok. Wajah pemuda itu masih terlihat datar, terkesan begitu dingin dan hal itu yang hingga kini mengusik batin Taehyung. Dia mengingat nya, mengingat sosok yang seperti Hoseok. Meski sebanyak apapun dia tersenyum, itupun tak cukup membuat orang di hadapan nya menarik segaris senyum di wajah nya.

"Di mana Agassi?" Memilih untuk mengalihkan pembicaraan ketika ia sadar hanya ada rasa sakit ketika ia mengingat sosok tersebut.

"Sejak tadi aku tidak melihat nya, aku pikir Agassi pergi bersama Ketua dan saudara Sicheng."

"Begitukah?" Respon tenang seakan ia tak mempermasalahkan tentang kepergian Hwagoon yang tak memberi kabar sebelumnya.

"Agassi mungkin sedang berkeliling Pelabuhan." Sicheng menyahuti, mengambil seluruh perhatian untuk sejenak tertuju pada nya sebelum Hoseok mengambil nya.

"Perlukah aku mencari Agassi?"

"Tidak perlu. Dia bukanlah wanita yang akan pulang ke tempat yang salah. Biarkan dia bersenang-senang di sana."

Kebijaksanaan yang tentu nya membuat Hoseok menangkap pengertian lain dari perkataan Taehyung. 'Tidak akan pulang ke tempat yang salah', bukankah itu seperti Taehyung yang hendak mengatakan bahwa di manapun dia berada, di situ lah rumah bagi Hwagoon.
Sebuah pemikiran yang mengusik batin Hoseok, meski seribu kalipun ia menolak perasaan tersebut. Pada akhirnya, seiring berjalan nya waktu, hati nya benar-benar terjatuh pada wanita yang salah.

Park Hwagoon, Bangsawan Muda yang telah mendapatkan hati nya meski ia sadar bahwa dia sudah melakukan pengkhianatan ketika menaruh hati pada wanita milik Ketua nya sendiri. Kendatipun dia menyadari nya, tetap saja perasaan aneh selalu menganggu nya setiap kali ia melihat Park Hwagoon. Terlebih jika Gadis Muda itu tersenyum riang ke arah Taehyung.

"Istirahatlah dan kita akan mencari nya ketika dia tidak kembali sore nanti."

"Ye, aku mengerti."

Hoseok kembali menundukkan kepala nya, menarik tatapan prihatin Taehyung tertuju padanya. Namun bukan prihatin kepada nya, melainkan pada seseorang yang tidak berada di sana.
Menepis semua perasaan yang kembali memberatkan langkah nya, dia pun bergegas melangkahkan kaki nya beriringan dengan Sicheng. Dengan Hoseok yang berjalan di belakang keduanya.

Perasaan Tersembunyi Sang Tuan Muda

Hwagoon terlihat menikmati kepulangan nya kali ini, bahkan dia sampai melupakan rombongan nya dan juga mengabaikan himbauan Taehyung untuk selalu pergi bersama dengan Hoseok.
Bermodalkan sebilah pedang yang selalu terlihat berada di tangan nya, dia berkeliling Pelabuhan. Sekedar melihat-lihat barang-barang yang datang dan pergi meninggalkan Pelabuhan.

Beberapa kali ia saling bertegur sapa dengan beberapa orang yang mengenal nya, entah itu dari Pedagang lain atau para Saudagar yang pernah terlibat kerja sama dengan ayah nya. Namun untuk urusan Saudagar, dia lebih memilih untuk segera melarikan diri. Karna jika sampai Taehyung melihat nya, mungkin saja akan terjadi kesalahpahaman.
Mereka memang tidak terikat dalam hubungan apapun, namun jauh di dalam lubuk hati mereka. Keduanya telah mengikat sebuah janji yang bahkan orang lain tak akan mengentahui nya.

Senyum itu merekah, membawa ketenangan dari musim gugur Joseon. Dan setelah hari semakin sore, dia memutuskan untuk kembali ke penginapan. Namun langkah nya terhenti ketika ia melihat sosok yang begitu familiar.
Raut wajah nya terlihat tengah mengingat-ingat kedua sosok tersebut sebelum akhirnya mata nya yang membulat dengan sempurna untuk beberapa detik, menegaskan bahwa ingatan nya mampu menjangkau kenangan yang telah di buat oleh kedua sosok tersebut.

"Hwajung Eonni....." Lantang nya dan membuat kedua sosok yang tidak lain adalah Kim Hwaseung dan Shin Hwajung tersebut menghentikan langkah mereka dan mengarahkan pandangan ke sekitar guna menemukan sosok yang baru memanggil Hwajung.

"Kau mendengar nya, Orabeoni?" Tanya Hwajung yang di angguki oleh Hwaseung.

"Sepertinya aku mengenal suara itu."

Mendengar gumaman menerawang Hwaseung, Hwajung segera menjatuhkan tatapan tajam nya pada tunangan nya tersebut. Karna tak di ragukan lagi sikap genit yang di miliki oleh pemuda tersebut memang sudah mendarah daging.

"Kenapa? Kenapa melihat ku seperti itu?" Ujar Hwaseung, menunjukkan gelagat kepanikan.

"Jika urusan wanita, telinga mu sangatlah peka." Gumam Hwajung dengan aura dingin yang tiba-tiba keluar di sekitar tempat nya berdiri.

"Eonni...." Hwagoon kembali berteriak ketika ia berlari ke arah keduanya dan membuat Hwajung terkejut akan kehadiran nya di sana.

"Agassi..." Senyum Hwajung mengembang dengan sempurna seiring dengan ia yang melangkah ke arah Hwagoon hingga keduanya saling berhadapan dan barulah Hwaseung menyusul dari belakang.

"Apa yang sedang Agassi lakukan di sini?"

"Kami baru saja kembali dari Pulau Jeju."

"Kebetulan sekali kita bertemu di sini." Hwaseung berdiri di samping Hwajung dan menengahi perbincangan para wanita tersebut.

"Lama tidak bertemu, senang bisa bertemu dengan kalian kembali." Senyum riang itu tak henti-hentinya terlihat menghiasi wajah Hwagoon.

"Omong-omong, di mana Ketua Park?" Cetus Hwaseung dengan pandangan yang terarah ke sekeliling dan seketika senyum di wajah Hwagoon memudar.

"Hwaseung Orabeoni tidak akan bisa bertemu lagi dengan ayah ku."

Sebelah alis Hwaseung terangkat ke atas. "Ada apa? Apa terjadi sesuatu dengan Ketua?"

"Ayah ku sudah tutup usia sejak dua tahun yang lalu."

"A-apa?" Gumam Hwaseung tak percaya, begitupun dengan Hwajung yang tampak terkejut.

"Bagaimana mungkin?" Lagi, Hwaseung bergumam menyampaikan rasa tidak percaya nya.

Hwajung kemudian meraih tangan Hwagoon yang terbebas. "Apa telah terjadi sesuatu sebelumnya?" Tuntut Hwajung.

"Sebaiknya kita mencari tempat yang nyaman untuk berbicara." Sahut Hwaseung dan setelah mendapat persetujuan dari Hwagoon, ketiganya pun berjalan menjauh dari keramaian dan berakhir dengan duduk di dalam sebuah kedai. Di mana hanya ada beberapa orang di sana.

"Sekarang katakan, apa yang terjadi sebenarnya?" Ujar Hwajung yang duduk berdampingan dengan Hwagoon dan menggenggam tangan dari yang lebih muda tersebut.

"Aku tidak tahu apa yang terjadi sebenarnya. Saat itu Abeoji berpamitan ingin memenuhi undangan dari Baginda Raja, namun dia kembali dalam keadaan tak bernyawa."

Hwaseung dan Hwajung sekilas saling bertukar pandang, tak ingin berkomentar dan lebih memilih untuk mendengarkan.

"Dan esok pagi nya, Naeuri membawa Kelompok Pedagang keluar dari Hanyang dan melupakan penyebab kematian Abeoji."

"Naeuri? Siapa dia?" Selidik Hwajung.

"Ketua Kelompok Pedagang yang baru, dia adalah putra dari sahabat ayah ku."

"Kau menyebut nya dengan sebutan 'Naeuri' bukankah itu berarti dia masih muda?" Ujar Hwaseung dengan nada menerawang.

"Benar, dia tidak lebih tua dari Hwaseung Orabeoni."

Pikiran Hwaseung tiba-tiba berkelana, menebak-nebak seperti apa sosok Tuan Muda yang di maksud oleh Hwagoon. Dan seakan mengerti apa yang tengah di pikirkan oleh sang kekasih, Hwajung pun mengarahkan pandangan nya pada Hwaseung sebelum kembali pada Hwagoon yang terlihat masih begitu terpukul akan kematian sang ayah.

"Aku minta maaf, seandainya aku bisa datang lebih awal." Sesal Hwajung.

Hwagoon menarik sudut bibir nya, memperlihatkan seulas senyum yang terlihat begitu di paksakan. "Eonni tidak perlu meminta maaf, sekarang semua sudah baik-baik saja."

"Lalu, dimana sekarang Ketua Kelompok Pedagang yang baru itu?" Hwaseung menyahuti dan menarik perhatian keduanya.

"Dia mungkin sedang berada di penginapan bersama dengan yang lain nya."

"Begitu rupanya. Jika tidak keberatan, bisakah Agassi mengantar ku untuk menemui nya?" Ujar Hwaseung kemudian yang di sambut dengan tangan terbuka oleh Hwagoon.

"Tentu saja, Naeuri pasti juga senang bertemu dengan kalian."

Sore itu, Hwagoon pun menyelesaikan perbincangan singkat mereka dan membimbing keduanya untuk pergi ke penginapan dengan sedikit perbincangan yang mengiringi langkah ketiganya dan bertemu dengan Taehyung yang tengah mengkhawatirkan nya dalam ketenangannya.

Selesai di tulis : 24.09.2019
Di publikasikan : 24.09.2019

Absen dulu sini.

Dari Kubu Lee Taehyung dulu.😁😁😁😁

Tahu kan kalau ini Lee Taehyung, calon Raja yang tersembunyi. Putra Mahkota yang selalu kalian tunggu😍😍😍😍

Park Hwagoon, Agassi kesayangan. Jodoh nya Lee Taehyung😍😍😍😍

Lee Jeon, Raja Joseon. Bapak nya Lee Taehyung sama Lee Jungkook.

Park Young In. Ini nih, sebenarnya namanya ketuker sama ibu nya Jungkook. Harus nya nama 'In' itu untuk selir dan 'Bin' itu untuk permaisuri😁😁😁😁 tak apalah, nanti di revisi besar-besaran. Dan masih ingatkan bahwa ini adalah sosok ibu dari Lee Taehyung.

Kim Namgil, Bapak nya Kim Changkyun dan Kim Hwaseung. Satu lagi, Bapak angkat nya Kim Taehyung😁😁😁😁😁

Kim Hwaseung, kalau kalian sudah lupa bagaimana sosok nya😁😁😁😁 Kakak nya si Rubah nih, sifat nya agak genit. Turunan dari bapak nya, tapi sama seperti bapak nya dia adalah pria yang setia terhadap satu wanita👍👍👍👍

Shin Hwajung, tunangan Kim Hwaseung. Calon kakak ipar nya si Rubah😁😁😁😁

Anggota terakhir, Jung Hoseok. Foto legend yang seketika merusak suasana dan tentu nya gak akan pas dengan karakter dia di sini😂😂😂😂




Sekarang dari kubu nya Lee Jungkook👍👍👍👍

Lee Jungkook, Pangeran Kecil yang ternistakan. Korban pengabdian dari si Rubah😭😭😭😭

Nih si Rubah, Kim Changkyun. Gak pake Hanbok karna masih saya cuci😁😁😁😁

Heo Junho, menyandang predikat kakek terkejam. Kakek nya Lee Jungkook yang selalu buat pembaca ngegas😂😂😂😂 Cenayang Min Ok nya gak akan di kasih visualisasi, kasian dia😁😁😁😁

Heo Youngbin, ibu nya Lee Jungkook.

Ini Jung Shin, orang paling setia di klan kakek nya Lee Jungkook. Tapi menyimpan rahasia besar🤔🤔🤔🤔

Bagaimana sudah tentukan di kubu mana kalian berada😁😁😁😁

Si Rubah sama Tuan nya berselisih jalan loh😱😱😱😱
Apa yang akan terjadi nanti nya?

Bapak sama kakak nya ikut Tuan nya, kenapa si Rubah malah ngikut Jungkook? Di sana kan ada Jung Shin yang dendam setengah mati sama bapak nya😢😢😢😢
Apa yang akan terjadi selanjut nya.
Dan sudah saya putuskan bahwa versi Wattpad dari Book ini akan Sad ending😖😖😖😖
Selamat menerka-nerka, asal jangan sampai menerkam😁😁😁😁
Selamat bertemu di episode selanjutnya, semakin banyak episode baru maka akan semakin anda sekalian menuju konflik klimaks dari Book yang menyedihkan ini😌😌😌😌

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro