Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Lembar 090

    Kasim Seo kembali menapakkan kakinya di Paviliun Putra Mahkota setelah sebelumnya Jungkook yang menyuruhnya untuk mencari keberadaan Changkyun yang bahkan belum memberi tanda-tanda bahwa ia akan kembali, dan hal itu pula yang membuat Jungkook tidak bisa duduk dengan tenang dan hanya mondar-mandir sejak kepergian Kasim Seo pagi tadi.
    Teguran Kasim Cha yang menunjukkan kekhawatiran nya pun hanya mampu membuatnya berteriak mengusir Kasim Cha yang bukan nya pergi malah duduk terdiam meski terkadang mulutnya tidak bisa diam.

    Setelah menunggu dalam waktu yang cukup lama, pada akhirnya yang di tunggu-tunggu datang. Jungkook segera menghampiri Kasim Seo di saat melihat Kasim Seo membuka pintu kamar nya, dan Kasim Cha yang tidak ingin tertinggal pun mengikuti di belakang nya.

    "Bagaimana? Apa kau menemukan nya?" Tanya Jungkook dengan tidak sabaran.

    "Hamba baru saja kembali dari Seongsucheong, dan benar perkataan hamba sebelumnya bahwa semalam Tuan Muda pergi ke sana."

    "Lalu di mana dia sekarang? Dia tidak datang bersama mu?" Ujar Jungkook yang kemudian celingukan menatap ke arah pintu yang sudah tertutup.

    "Tuan Muda tidak bisa kembali kemari."

    Pernyataan yang membuat tatapan terkejut dari Jungkook dan Kasim Cha mengarah padanya.

    "Apa maksud mu? Kenapa dia tidak bisa kembali ke sini?" Tuntut Jungkook, hanya mendengar pernyataan tersebut sudah membuat perasaan nya berkecamuk dan menimbulkan prasangka buruk yang tiba-tiba menguasai pikiran nya, mungkinkah Changkyun pergi meninggalkan nya?.

    "Dari apa yang hamba dengar, tadi malam Tuan Muda di temukan tak sadarkan diri di halaman Seongsucheong."

    Mata Jungkook membulat sempurna dan tampak lebih terkejut dari sebelumnya. "Di mana dia sekarang?"

    "Yang hamba dengar Guru Besar Dong Il membawa beliau ke Paviliun selatan Gwansanggam."

    Mendengar hal tersebut, tanpa membuang-buang waktu lebih lama lagi dia segera bergegas keluar dari Paviliun nya dengan langkah yang terburu-buru dan membuat Kasim Cha menyusulnya dengan tergopoh-gopoh.

    "Putra Mahkota.... Tunggu sebentar...."



Pangeran Tersembunyi Joseon



    Guru Dong Il keluar dari Paviliun selatan Gwansanggam, namun langkahnya terhenti tepat setelah ia menginjakkan kakinya di halaman ketika ia mendapati Guru Heojoon serta Guru Kiseung datang menghampirinya dan hanya selang beberapa waktu kemudian mereka saling berhadapan.

    "Bagaimana keadaan nya?" Ujar Guru Kiseung, menjadi orang pertama yang memulai pembicaraan.

    "Tabib Istana sudah memeriksanya, mereka bilang Pangeran hanya kelelahan."

    "Semua itu pasti karna ulah mu." Sahut Guru Heojoon dengan santai.

    "Apa maksud mu? Kenapa tiba-tiba menyalahkan ku?" Sahut Guru Dong Il tak terima.

    "Itu karna kau menceritakan semuanya padanya, mungkin saja batin nya masih sangat terguncang karna cerita mu itu."

    "Apa hubungan nya dengan hal ini?" Kesal Guru Dong Il.

    "Tentu saja ada, kau kira manusia hanya bisa sakit karna luka fisik? Apa kau orang bodoh, eoh...? Meski dia terlihat baik-baik saja dan tidak perduli dengan cerita mu itu, tapi bukan berarti dia tidak memikirkan nya."

    "Aish... Kau ini, benar-benar."

    Perhatian mereka kemudian teralihkan oleh suara pintu Paviliun yang di buka dari dalam, dan saat itu kedua alis Guru Heojoon dan Guru Kiseung terangkat ke atas ketika mendapati seorang Dayang muda yang keluar dari Paviliun. Dan Dayang tersebut tidak lain adalah Yeon, dia sekilas menundukkan kepalanya ke arah ketiga Guru Besar Gwansanggam tersebut sebelum akhirnya berjalan menyusuri teras Paviliun dengan membawa nampan dengan kedua tangan nya.

    "Siapa dia? Kenapa dia bisa ada di sini?" Heran Guru Heojoon dengan pandangan yang masih mengekori kepergian Yeon, namun Guru Dong Il yang berbicara kembali menarik perhatian keduanya.

    "Dia adalah Dayang yang menemukan Pangeran yang tak sadarkan diri di halaman Seongsucheong."

    "Seongsucheong?" Ulang Guru Heojoon memastikan.

    "Aku pernah mendengar sebelumnya bahwa anak itu sering terlihat di Seongsucheong, aku tidak tahu jika hal itu memang benar adanya." Sahut Guru Kiseung.

    "Apa yang di lakukan nya di Seongsucheong malam-malam?" Gumam Guru Heojoon yang kemudian melewati Guru Dong Il, berjalan menaiki tangga dan di susul oleh kedua rekan nya.

    Ketiga Guru Besar Gwansanggam tersebut kini duduk mengapit tubuh Changkyun yang terbaring di balik selimut yang menutupi tubuhnya sebatas bahu, dan melihat wajah yang tertidur dengan begitu damai membuat Guru Kiseung mengulas senyum tipis nya.

    "Jika di lihat-lihat, dia sudah besar sekarang." Gumam Guru Kiseung.

    "Semua juga akan semakin bertambah tua, entah mereka menginginkan nya atau tidak." Acuh Guru Heojoon sembari sedikit mnyibakkan selimut Changkyun dan meraih tangan nya.

    Guru Heojoon memeriksa denyut nadi Changkyun dan setelah sempat terdiam dia kembali mengarahkan pandangan nya pada wajah Changkyun, dia kemudian mengembalikan pandangan nya pada tangan Changkyun dan sedikit membolak-baliknya. Mengamati buku tangan yang terasa sedikit dingin tersebut.

    "Apa Putra Mahkota sudah di beritahu, dia pasti khawatir mencari anak ini." Gumam Guru Heojoon dan tiba-tiba mereka di kejutkan oleh pintu Paviliun yang di buka dengan kasar dari luar.

    Ketiga Guru Besar Gwansanggam tersebut segera berdiri ketika mendapati bahwa Jungkook lah yang membuka pintu dengan raut wajah yang terlihat begitu khawatir dan napas yang sedikit terputus-putus, seakan menegaskan bahwa dia baru saja berlari dari Paviliun nya untuk bisa sampai di sana. Dia pun segera berjalan menghampiri Changkyun ketika Ketiga Guru Besar Gwansanggam tersebut menyingkir dan membuatnya bisa melihat dengan jelas Changkyun yang terbaring di sana.

    "Putra Mahkota ada di sini? Mohon maaf atas kelalaian kami yang tidak memberitahukan hal ini lebih awal kepada Putra Mahkota." Ujar Guru Kiseung mewakilkan dua Guru lain nya.

    "Apa yang terjadi padanya?" Ujar Jungkook dengan anda bicara yang begitu khawatir di saat dia menjatuhkan kedua lututnya di samping Changkyun dan segera memastikan keadaan nya.

    Melihat hal tersebut, ketiga Guru Besar Gwansanggam tersebut kemudian duduk bersebelahan di lantai dan memberi jarak antara mereka dan Jungkook.

    "Hamba menemukan Tuan Muda tidak sadarkan diri di halaman Seongsucheong."

    "Seongsucheong?" Dahi Jungkook sedikit mengernyit, meski sebelumnya Kasim Seo sudah memberi tahunya tampaknya dia tidak memperhatikan nya. Dia kemudian mempertemukan pandangan nya dengan ketiga Guru Besar Gwansanggam tersebut.

    "Apa yang dia lakukan di Seongsucheong?"

    "Untuk itu hamba kurang tahu, tapi sebelumnya Tuan Muda telah mengunjungi hamba di sini."

    Jungkook mengalihkan pandangan nya dan jika benar yang di katakan oleh Guru Dong Il, itu berarti Changkyun pergi ke tempat lain sebelumnya dan bukan nya Seongsucheong. Setelah berpikir sejenak, Jungkook mengembalikan pandangan nya pada ketiga Guru Besar tersebut.

    "Bagaimana keadaan nya?"

    "Tabib Istana mengatakan bahwa beliau hanya kelelahan, Putra Mahkota tidak perlu mengkhawatirkan hal itu. Sebentar lagi Tuan Muda juga pasti sadarkan diri."

    Jungkook menjatuhkan pandangan nya dan meraih telapak tangan Changkyun, dia menggenggam telapak tangan tersebut. Menyampaikan rasa khawatirnya yang kemudian membimbing pandangan nya untuk melihat wajah Changkyun yang tertidur dengan damai.

    "Istirahatlah jika memang kau lelah, tapi jangan lama-lama." Batin nya yang perlahan melunturkan sedikit kekhawatiran nya di saat ia telah mengetahui keadaan Changkyun yang sebenarnya, dia hanya kelelahan.

    Setidaknya itulah yang di ketahui oleh orang-orang di dekatnya namun tidak bagi Yeon, semua terlalu jelas untuk di katakan baik-baik saja. Perlahan semua akan berakhir begitu saja bagi Tuan Muda nya jika dia tetap berdiam diri, namun bisakah ia melawan kehendak ibu asuh nya dan menyelamatkan Tuan Muda yang selalu ingin ia temui dari jauh-jauh hari. Bisakah semua tetap berada di tempatnya setelah ini? Bisakah?.



Selesai di tulis : 21.05.2019
Di publikasikan : 28.05.2019



SATU AJA, JANGAN BANYAK-BANYAK, NANTI GAK PENASARAN LAGI😑😑😑😑

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro