Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Lembar 074

Matahari yang membumbung tinggi dan bersiap untuk jatuh ke bawah, Kim Namgil masih setia berbaring di samping tubuh Taehyung. Entah apa yang membuatnya ingin tinggal di sana mengingat ia yang selalu berpindah pindah tempat di setiap waktu nya, mungkinkah anak ini yang telah menahan langkah kakinya? Dia sendiri pun tidak tahu pasti jawaban nya.

Yang dia lakukan sepanjang hari hanya menatap langit langit ruangan dan terkadangg hanya menggoda Hwagoon ketika ia masuk ke sana, perasaan sepi yang kembali menghampiri Namgil bahkan di saat ia yang selalu hidup dalam kesendirian selama ini.

Dia menurunkan tangan yang sebelumnya ia gunakan sebagai bantal dan tanpa sengaja tangan nya bersentuhan dengan tangan Taehyung yang terasa begitu dingin yang sempat membuatnya tersentak, dia kemudian kembali menggunakan tangan nya sebagai bantal seakan tak ingin jika ia sampai menyentuh Taehyung sekali lagi.

"Kenapa tidur mu lama sekali?, padahal ada Gadis cantik yang selalu menunggu mu. Jika aku jadi kau, aku pasti akan langsung bangun. Ya... setidaknya aku akan pura pura sakit agar dia memperhatikan ku."

Sebuah monolog seakan akan ia yang tengah berbicara pada Taehyung, namun sebagaimana sebuah monolog, dia hanya berbicara pada angin di saat Taehyung sendiri tidak mampu merespon apa yang baru saja di katakan oleh nya.

Namgil kemudian kembali menurunkan tangan nya dan bukan lagi ketidak sengajaan saat tangan keduanya saling bersentuhan karna Namgil melakukan nya dengan sengaja, dengan tatapan yang masih tertuju ke langit langit ruangan. Dia mengenggam punggung tangan Taehyung, merasakan seberapa rapuh dan dingin nya punggung tangan yang terasa kecil tersebut.

"Kau kemanakan Rubah mu itu? Bukankah seharusnya dia selalu berada di sisi mu?"

Namgil melepaskan tangan Taehyung dan beralih posisi, dia memiringkan tubuhnya menghadap Taehyung dan kembali menggunakan lengan nya sebagai bantal. Di perhatikan nya wajah Taehyung yang mungkin lebih pucat dari kemarin karna yang di lakukan Taehyung sejak Namgil menemukan nya hanyalah tidur, bahkan sekedar menggerakkan jemarinya pun Namgil tidak pernah melihat nya.

"Wajah mu begitu tampan, pantas Agassi menyukai mu."

Pintu kamar tiba tiba terbuka dan hal pertama yang di tangkap oleh penglihatan Namgil adalah siluet biru cerah yang tidak lain adalah rok yang di kenakan oleh Hwagoon yang bukannya masuk malah menghentikan langkahnya di ambang pintu.

"Ahjussi."

"Wae?"

"Pergilah keluar dan makan."

"Aku tidak lapar, kenapa aku harus makan?"

"Ne?"

Hwagoon terlihat bodoh saat mendengar perkataan Namgil.

"Bawakan air untuk anak ini!"

"Air minum? Bukankah Naeuri belum bangun, bagaimana dia bisa minum?" Ujar Hwagoon setelah melihat Taehyung yang masih sama seperti sebelumnya.

"Wajah anak ini sangat kotor, apa kau lupa untuk membersihkan nya?"

Wajah Hwagoon terlihat sedikit kesal, bagaimana mungkin dia membersihkan wajah Taehyung bahkan setiap Hwagoon mendekat sedikit saja Namgil selalu menggoda nya.

"Kenapa masih di situ? Pergi dan lekas kembali!"

Tanpa mengucapkan sepatah katapun, Hwagoon segera pergi dan hanya berselang beberapa waktu dia kembali dengan membawakan apa yang sebelumnya di minta oleh Namgil. Dia menaruh baskom berisi air tepat di samping Taehyung dan hendak beranjak kembali sebelum suara Namgil menghentikan pergerakan nya.

"Mau kemana kau?"

Hwagoon yang belum sampai berdiri langsung mengarahkan pandangan nya pada Namgil dengan tatapan kesal nya, dia berharap tidak melihat senyum Namgil seperti sebelum sebelumnya setiap kali ia mendekati Taehyung.

"Bersihkan wajah nya!"

"Ahjussi bisa melakukan nya sendiri."

"Aku pria, bagaimana aku bisa melakukan nya?"

"Justru karna Ahjussi seorang pria, Ahjussi bisa melakukan nya dengan nyaman."

"Apa maksud mu melakukan nya dengan nyaman? Apa kau pikir aku sudah tidak normal, Eoh!"

Hwagoon meremat kain yang berada dalam genggaman dengan mulut yang terkatup rapat, ingin rasanya dia benar benar menghajar Namgil saat itu juga.

"Wae? Kenapa melihat seperti itu?"

"Sebaiknya Ahjussi menghentikan pikiran kotor itu dari kepala Ahjussi." Kesal Hwagoon yang kemudian menjatuhkan dirinya dengan kasar dan membuat sudut bibir Namgil tertarik ke atas.

"Wajah ccantik mu akan cepat tua jika kau selalu marah marah seperti itu."

Hwagoon tak merespon dengan wajah yang masih terlihat begitu kesal dia menghadapkan tubuhnya ke arah Taehyung, mencelupkan kain di tangan nya pada air dalam baskom dan memerasnya sebelum kemudian menggunakan nya untuk membasuh tangan Taehyung.

"Mulai sekarang jangan berbicara dengan ku lagi." Kesal Hwagoon.

Namun sekesal apapun ia terhadap Namgil, cara ia menyentuh tangan Taehyung benar benar lembut seakan tak ingin jika tangan nya sampai melukai tangan yang begitu rapuh tersebut. Dan saat itu pula tak terdengar lagi suara Namgil, bukan karna ia yang tak ingin berbicara lagi pada Hwagoon melainkan karna pandangan nya melihat sesuatu yang membuatnya tak ingin berkata apapun lagi.

Mulut Namgil terkatup rapat tepat saat ia melihat bahwa kedua kelopak mata di hadapan nya yang perlahan terbuka dan langsung mengarah pada sosok Hwagoon, sepertinya Taehyung yang baru mendapatkan kembali kesadaran nya tak mampu menjangkau tempat Namgil berada meski dia tepat di samping nya.

Dia memperhatikan dalam diam, memperhatikan bagaimana pandangan itu yang mengarah pada Gadis Muda yang belum menyadari keadaan di sekitarnya hingga detik ini.

"Jika Ahjussi tidak memiliki pekerjaan lain, setidaknya pergilah keluar dan makan. Abeoji menyuruh Ahjussi untuk makan."

Tidak ada jawaban dan tentu saja Hwagoon tak mencurigainya karna sebelumnya dia sendiri yang melarang Namgil untuk berbicara dengan nya, setelah selesai dengan tangan Taehyung. Hwagoon beralih pada wajah nya, namun tangan nya terhenti tepat di depan wajah Taehyung ketika tatapan keduanya saling bertemu dan sempat membekukan tubuh Hwagoon untuk sepersekian detik.

Dan tepat setelah ia sadar akan keterkejutan nya dia segera menjauh dari Taehyung dan langsung mengarahkan pandangan nya pada Namgil yang juga tengah melihat nya, Hwagoon menatapnya seolah tengah memberikan sebuah tuntutan. Tuntutan karna Namgil yang diam saja meski melihat Taehyung yang telah sadar.

"Kenapa melakukan hal itu?, kau membuatnya terkejut."

Suara yang mengalun tepat di samping telinga Taehyung, dia menyadarinya namun sayang nya pergerakan bola matanya tak mampu menangkap siluet dari Namgil dalam posisinya sekarang. Namun hal itu tidak berlangsung lama karna Namgil segera bangkit dan menampakkakn dirinya di hadapan Taehyung yang mengarahkan tatapan sendu miliknya tepat pada wajah Namgil.

Kedua matanya berkedip pelan dan tanpa sengaja mendorong airmata keluar dari salah satu sudut matanya dan menarik perhatian dari Namgil, satu satunnya orang yang menyadari hal tersebut.

"Apa ada hal yang ingin kau katakan?" Namgil berujar, namun entah sadar atau tidak. Suara nya melembut ketika ia berbicara pada Taehyung.

"Siapa?"

Itulah pertanyaan pertama yang ingin di ucapkan oleh Taehyung jika saja ia mampu untuk mengatakan nya, namun sayang nya mulutnya yang terkatup rapat seakan tak ingin terbuka bahkan untuk sekedar mengambil oksigen sekalipun.

Namgil kemudian mencondongkan tubuhnya agar suaranya bisa lebih di dengar oleh Taehyung.

"Apa kau haus?"

Tidak ada jawaban dan justru Namgil kembali melihat air mata yang tiba tiba keluar dari sudut matanya, entah mendapat dorongan dari mana. Namgil tiba tiba menggerakkan tangan nya dan mengusap lembut air mata Taehyung.

"Jangan menangis, kau akan baik baik saja."

Pemandangan yang sungguh berada di luar nalar Hwagoon, dia tidak menyangka bahwa Namgil memiliki sikap hangat seorang Ayah, namun saat itu perhatiannya teralihkan oleh Tangan seseorang yang tiba tiba menggenggam lemah jemarinya dan tangan itu tidak lain adalah tangan milik Taehyung, dia kemudian kembali megarahkan pandangan nya pada Taehyung yang masih saling beradu pandang dengan Namgil. Namun genggaman lemah ini, mungkinkah Taehyung tidak menyadarinya?.

"Katakan apa yang kau inginkan."

"Kim Changkyun."

Satu nama yang berhasil keluar dari mulut Taehyung sebagai sebuah lirihan dan sepertinya Namgil tidak lagi terkejut setelah mengetahui kebenaran tentang Taehyung dengan putra bungsunya tersebut.

"Dia tidak ada di sini."

Seulas senyum lemah terukir di bibir pucatnya seiring matanya yang terpejam.

"Syukurlah."

12.04.2019

THE DYNASTY : CHAPTER 1
[THE LITTLE PRINCE]
13.04.2019

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro