Lembar 069
Music On!!!
Setelah selesai memeriksa keadaan Taehyung, Ketua Park dan Namgil duduk berhadapan dengan seorang Tabib yang sebelumnya di panggil oleh Ketua park, di dalam salah satu ruangan di Kediaman nya. dan malam yang gelap, menambah ketegangan yang menyelimuti ketiganya.
"Apa sebenarnya sakit yang di derita oleh Tuan Muda itu?" Ketua Park bertanya untuk mengawali pembicaraan di antara mereka.
Si Tabib menggeleng lemah dan tampak ragu atas apa yang akan ia sampaikan, dan Namgil yang menyadari nya pun kemudian bersuara.
"Entah itu hal baik atau buruk, sebaiknya kau segera mengatakan nya."
Si Tabib mempertemukan pandangan nya dengan Namgil dan dengan ragu ragu di mulai berbicara perihal kondisi yang sebenarnya dari Taehyung.
"Begini, Tuan Tuan. Hamba meminta maaf, tapi di manakah Tuan menemukan Tuan Muda ini?"
Namgil dan Ketua Park saling bertukar pandang, kedua orang tersebut tidak mungkin mengatakan kejujuran perlihal tentang asal usul dari taehyung. Dan Namgil pun mengambil keputsean tanpa berpikir terlebih dulu untuk melindungi identitas dari Taehyung yang sebenarnya.
"Dia adalah putra ku."
Ketua Park menatap Namgil dengan tatapan terkejut, namun seolah olah tak menyadari hal tersebut, Namgil tak mengalihkan pandangannya dari si Tabib.
"Jadi, bagaimana keadaan putra ku?"
"Hamba mohon maaf karna harus mengatakan hal ini, penyakit Tuan Muda Kim bukanlah suatu penyakit yang bisa di sembuhkan."
Kedua orang di hadapannya tampak begitu terkejut dengan penjelasannya.
"Apa maksud mu dengan tidak bisa di sembuhkan?"
Nada bicara Namgil yang tiba tiba meninggi, kembali menarik perhatian Ketua park yang sekilas menatapnya dengan tatapan yang tak bisa di artikan.
"Seseorang telah mengutuk nya."
Penjelasan yang semakin membuat keduanya tak habis pikir, kenapa seorang Lee Taehyung bisa menderita penyakit seperti itu.
"Apakah Tuan Tuan mengingat tentang Cenayang Seongsucheong yang menguasai sihir ilmu hitam?"
"Kenapa tiba tiba harus membawa bawa Seongsucheong?" Ketua Park bertanya dengan nada bicara yang berbanding terbalik dengan Namgil yang seperti ingin memakan lawan bicaranya.
"Buknkah Seongsucheong telah di tutup?"
"Benar, Seongsuheong memang telah di tutup. tapi, setelah melihat kondisi dari Tuan muda Kim saat ini. Tidak salah lagi, hamba yakin bahwa itu adalah perbuatan Cenayang Min Ok yang pernah menjabat di Seongsucheong."
Berbeda dengan raut wajah Ketua park yang begitu terkejut, kemarahan justru terrlihat dalam tatapan Namgil, seakan ia tengah mengutuk perbuatan Cenayang tersebut.
"Cenayang biadab! Dimana Cenayang itu berada sekarang?"
"Yang hamba dengar Cenayangg itu selalu berpindah pindah tempat dan tidak ada seorang pun yang mengetahui perihal tentang keberadaan nya."
"Lalu, apa kau tahu bagaimana cara menghilangkan kutukan tersebut?"
"Baru akan hilang jika Cenayang biadab itu yang mencabut nya sendiri." Sahut Namgil, bergerak selangkah di depan Ketua Park, karna baginya nama Cenayang tersebut bukanlah hal yang baru lagi.
"Jadi, jalan satu satunya adalah dengan menemkuan Cenayang itu." Ketua Park bergumam dan lebih di tujukan kepada dirinya sendiri.
"Hamba akan pergi untuk mencari bantuan, hamba dengar bahwa Cenayang itu pernah membuat keributan di salah satu desa yang terletak di sebelah timur Hanyang. Hamba akan berusaha untuk segera kembali."
"Bagaimana pun caranya, pastikan kau mendapatkan nya." Ujar Ketua Park dengan penuh harap dan setelahnya tinggallah kedua orang tersebut di dalam ruangan itu ketika sang Tabib pamit undur diri.
"Dari mana kau mendapatkan anak itu?"
Pertanyaan Ketua Park menginterupsi keheningan yang sempat terjadi di antara keduanya, seiring dengan pertanyaan nya yang terucap, Ketua Park mengarahkan tatapan nya pada Namgil yang justru menatapa ke arah lantai dengan kedua tangan yang terkepal di atas lutut nya.
"Anak itu sendirilah yang datang padaku."
Ketua Park sempat tersentak dengan jawaban yang di berikan oleh Namgil, dia pun mengalihkan pandangannya setelah mengerti maksud dari Namgil yang sebenarnya, yang berarti bahwa pertemuannya dengan Taehyung bukanlah hal yang di sengaja.
"Pasti ada sesuatu yang membuatnya berjalan sampai sejauh ini." Gumaman Ketua Park yang lagi lagi lebih di tujukan pada dirinya sendiri.
Mengakhiri masa berpikirnya, Namgil mengangkat pandangan nya dengan tatapan yang begitu dingin seakan akan menunjukkan kemarahan karna seseorang telah mengusik nya.
"Aku akan pergi ke Istana Gyeongbok untuk memastikan nya, selama itu. Jagalah anak itu baik baik hingga aku kembali."
Namgil kemudian beranjak dari duduk nya lalu kemudian berjalan keluar, dan tepat setelah pintu di hadapan nya tertutup kembali, Ketua Park menarik sudut bibirnya dan berujar pelan, tampak begitu tidak percaya.
"Di antara seribu alasan yang bisa kau berikan, kenapa justru kau mengakuinya sebagai putra mu. Tuan Ungeom?"
Namgil melangkahkan kakinya memasuki ruangan di mana Taehyung terbaring di balik selimut yang menutupi tubuhnya sebatas bahu, Namgil kemudian menjatuhkan satu lututnya tepat di samping Taehyung.
Tatapan yang begitu sulit untuk di artikan tertuju pada wajah pucat Taehyung, perlahan tangan Namgil tergerak untuk mendapatkan tangan lemah Taehyung, dan kemudian menggenggam lembut tangan rapuh yang terasa begitu dingin tersebut.
"Kau datang sejauh ini dan bertemu dengan ku, semua pasti memiliki alasan. Meski kau bodoh seperti Ayah mu sekalipun, tidak akan jadi masalah untuk ku. Bertahanlah!"
Layaknya kekhawatiran seorang Ayah kepada putra nya, kata kata itu terucap dengan begitu mudahnya dari mulut seorang Pendekar Pedang yang di sebutkan tidak memiliki belas kasihan. Tatapan yang melembut ketika ia melihat sosok Taehyung yang terbaring lemah di hadapan nya, seakan ingin mencurahkan kerinduannya terhadap putra nya sendiri.
"Jangan pergi kemana mana, sebelum Paman kembali!"
Ungkapan yang terdengar seperti sebuah janji sepihak yang kemudian mengiringi tangannya yang terlepas dari tangan Taehyung, dia kemudian beranjak dan berbalik hendak berjalan keluar.
"Changkyun-a..."
Suara yang terdengar begitu lemah terdengar dari balik punggung Namgil yang kemudian menghentikan langkahnya.
"Tetaplah....di sini."
Namgil kembali berbalik menghadap Taehyung dan tertegun saat mendapati mata yang sedikit terbuka di susul oleh seulas senyum tipis yang begitu lemah sebelum akhirnya mata itu tertutup kembali.
Penantian Panjang Gyeongbok-gung
Perlahan kesadaran Taehyung mulai kembali, dan hal pertama yang ia rasakan saat itu adalah tangan hangat Changkyun yang tengah menggenggam tangan nya, namun hanya sebentar dan genggaman itu terlepas. Dia ingin menahan tangan tersebut, namun sayang nya meski kesadaran nya telah pulih dia sama sekali tidak bisa menggerakkan tubuhnya dan hanya merasakan sakit yang tak kunjung hilang pada sekujur tubuh nya.
Ketika pendengaran menangkap langkah kaki yang berjalan menjauh, dengan segenap keinginan hatinya untuk melihat wajah Changkyun, perlahan kelopak mata itu sedikit terangkat dan menemukan siluet hitam yang berjalan menjauhi nya.
"Changkyun-a..."
Suara lirih yang tersamarkan oleh hembusan napas nya, samar samar dia melihat siluet tersebut menghentikan langkahnya.
"Tetaplah...di sini."
Kalimat kedua yang berhasil keluar dari mulut nya, namun perlahan kelopak matanya semakin memberat seiring dengan siluet hitam yang kemudian berbalik menghadap ke arah nya.
Seperti harapan Changkyun yang telah pudar, sosok yang kini berdiri di depan mata Taehyung bagai pematah harapan nya. Dengan perlahan kelopak mata itu terjatuh dan kembali menutup dengan sempurna di saat sudut bibirnya tertarik dengan begitu lemahnya, seakan ingin menertawai dirinya sendiri yang berhalusinasi bahwa Changkyun lah yang sebelumnya duduk di samping nya.
Namun kenyataan setelah ia membuka matanya justru menjadi sebuah pengingat akan penyesalan nya karna telah pergi meninggalkan Changkyun, dan air yang keluar dari sudut matanya menjadi penghujung dari sebuah harapan yang pernah merengkuh tangan nya dalam sekejap waktu sebelum kembali musnah oleh waktu yang terus berputar di sekitarnya.
"Maafkan aku."
Gumaman terakhir yang kemudian membuat Namgil terpanggil untuk kembali mendekati Taehyung, Dia kembali menjatuhkan satu lututnya di tempat sebelumnya dan kembali meraih telapak tangan Taehyung.
"Taehyung-a... Kau bisa mendengar ku?"
Tubuh lemah yang tak bisa merespon di saat jiwanya yang masih sadar seutuhnya dan ingin menanyakan bagaimana orang asing tersebut mengetahui namanya.
"Katakan sekali lagi nama anak itu!"
"Anak itu?, Kim Changkyun kah? Siapa sebenarnya orang ini?" Pertanyaan yang hanya mampu di dengar oleh Taehyung sendiri. Namun sesuatu yang terasa begitu akrab baginya, telapak tangan hangat yang kini menggenggam tangan nya sama seperti tangan milik Changkyun. Taehyung bisa merasakan nya, namun kenapa justru suara orang asing yang ia dengar. Perlahan jemarinya tergerak untuk menggenggam tangan Namgil dengan genggaman lemah nya untuk sekedar meredam penyesalan yang semakin memperparah rasa sakit nya.
THE DYNASTY : CHAPTER 1
THE LITTLE PRINCE
[어린 왕자]
28.03.2019
~Sampai di sini sudah ingatkah kalian dengan identitas dari Kim Namgil Ahjussi, adakah yang tahu?
Hubungan apakah yang terjalin antara Ahjussi, Lee Taehyung dan juga Kim Changkyun di masa lalu? adakah yang sudah bisa menyimpulkan?🤔🤔🤔🤔🤔
Komen nya di tunggu lho.....😊😊😊😊
Sampai jumpa di episode selanjut nya🐈🐈🐈🐈🐈.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro