Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Lembar 059

Music On!!!!.

Mata itu terbuka. Merasakan dinginnya semilir angin yang menyusup ke dalam helaian kain yang membalut tubuhnya, merasakan kehangatan yang merengkuh dadanya. Tertutup dan terbuka kembali secara perlahan, kesadarannya menuntut untuk mengenali punggung yang saat ini membawanya pergi.
Kim Changkyun, setelah sejauh ini anak itu baru bisa mengerti bagaimana cara untuk bersikap hangat, Taehyung tersenyum tipis seiring dengan matanya yang kembali tertutup, dia mengeratkan pelukannya pada Changkyun dan membuat Changkyun menyadari bahwa dia sudah terbangun.

"Naeuri sudah bangun?"

"Ne."

"Kenapa harus pergi ke kebun bunga jika ingin tidur?"

Dengan mata yang masih tertutup dan kepala yang menyandar pada bahu Changkyun, Taehyung kembali mengulas senyum namun sesuatu berhasil jatuh dari sudut matanya. Benarkah dia tertidur?. Tanpa bisa mengungkap jawaban akan pertanyaan tersebut, Taehyung berujar sebagai jawaban akan pertanyaan Changkyun sebelumnya.

"Aku hanya ingin bersamamu."

"Hamba selalu berada di sisi Naeuri."

"Sedekat ini. Aku ingin berada sedekat ini, dengan begini aku bisa mendengar detak jantungmu."

Changkyun menghentikan langkahnya, namun tak sedikit pun hal itu mampu mengusik Taehyung. Mereka terdiam, untuk beberapa saat dan membiarkan angin berlalu membawa pergi waktu yang bergulir di sekitar mereka, membiarkan matahari yang pergi dan bulan yang mendapati keduanya.

"Hamba memiliki keinginan."

"Bisakah aku yang hanya seorang Tuan Muda ini memenuhinya."

Sangat hening, bahkan ketika mereka telah bersuara pun semua justru bertambah menyakitkan bagi keduanya.

"Hamba ingin menjadi orang yang berharga untuk Naeuri, bisakah. Menjadi seperti itu?"

Taehyung menarik sudut bibirnya dengan lemah, dia kemudian membuka matanya dan hanya kegelapan yang tengah mendekati keduanya yang bisa ia lihat.

"Bisakah aku meminta sesuatu dari mu?"

"Jika Naeuri berkehendak, hal itu merupakan kehendak langit."

"Biarkan jantung mu tetap sehangat ini,"

Changkyun tersentak akan permintaan yang baru saja di ucapkan oleh Taehyung, dia bahkan tidak memiliki jawaban untuk hal itu sekalipun Taehyung hanya memerlukan jawaban Ya atau Tidak, namun seperti hal nya dia tidak mampu memahami setiap keinginan Taehyung, jawaban itu pun seakan tak ingin berpihak padanya.

"Bisakah kau melakukannya?"

"Bagaimana dengan permintaan hamba sebelumnya?"

Taehyung tertawa pelan dan hal itu membuat matanya tertutup hingga tawa yang terdengar seperti gumaman tersebut terhenti. Apakah ini yang di sebut sebagai negosiasi?, Changkyun yang selama ini di kenalnya tidak akan pernah mau melakukan nya, apa kiranya yang membuatnya sampai sejauh ini?.

"Kau. Sudah mendapatkannya di jauh hari, sebelum kau meminta nya."

"Kalau begitu-"

"Jangan serakah!. Apa kau tahu alasan kenapa matahari selalu pergi setiap kali bulan muncul."

Changkyun terdiam sejenak dan mencoba menemukan jawaban akan pertanyaan Taehyung. Namun jawaban itu tidak pernah datang padanya di saat ia hanya menaruh hatinya pada sebilah pedang.

"Hamba yang bodoh ini, masih harus banyak membaca buku untuk mengetahui jawaban nya."

"Apa kau berpikir bahwa mereka saling bermusuhan?, apakah kau berpikir bahwa keduanya tidak bisa saling merengkuh di langit yang sama. Apakah, kau berpikir bahwa matahari sengaja lari dari bulan." Taehyung terdiam sejenak, memberi jeda pada ucapannya seakan benar benar mempertimbangkan apa yang akan ia ucapkan selanjutnya.

"Dia pergi, bukan karna takut bukan juga karna kehendak langit. Dia pergi, karna dia tidak serakah, dia pergi karna ingin membiarkan para mahkluk memuja bulannya. Dia pergi, agar siapapun juga dapat menghargai bulan nya, dia pergi. Karna ingin mereka mengasihi bulannya. Dia pergi-"

"Naeuri tidak akan pergi kemana mana. Tidak akan pergi kecuali membawa hamba di samping Naeuri."

"Aku sudah mengatakan untuk tidak serakah."

"Jika ini sesuatu yang di sebut dengan keserakahan. Maka hamba rela jika harus menjadi orang yang jahat."

"Kenapa?, kenapa kau begitu keras kepala?."

"Eommoni, Abeoji, Hyeongnim. Tidak ada satu pun yang bisa hamba miliki, tapi setidaknya hamba ingin berada di samping Naeuri."

"Kau juga akan menanggung beban berat jika berada di sisi ku."

"Meski hamba tidak tahu akan seberat apa itu nantinya, mohon bimbing hamba di jalan yang Naeuri kehendaki."

Taehyung membenahi pelukannya pada Changkyun dan kembali menyandarkan kepalanya seiring dengan matanya yang kembali tertutup dengan perlahan.

"Kita pulang sekarang, Changkyun-a."

Atas keinginan Taehyung, seperti itulah kehendak langit datang menghampiri Changkyun yang perlahan mulai melangkahkan kakinya, membiarkan tempat yang sebelumnya mereka tinggalkan di bekukan oleh alam.
Di sela langkahnya yang semakin menuju kegelapan, Changkyun mengarahkan pandangannya ke arah rembulan yang mengantung di langit. Memandangnya seolah tengah ingin menyampaikan keluh kesahnya, mengadu pada rembulan yang bahkan tak ingin menjawabnya.

Dia yang sedingin bulan, sekarang mulai berharap bisa mendapat sedikit kehangatan dari matahari dan merengkuh Tuan nya dengan sedikit kehangatan tersebut, menginginkan Tuan nya bersandar sedikit lebih lama padanya, berharap untuk selalu memiliki sesuatu untuk bisa menahan Tuan nya jika memang Tuan nya berencana untuk meninggalkan nya. Berharap, lagi dan lagi sampai harapan itu terpatahkan kembali dan terus berharap kembali sampai seseorang datang kembali dan merengkuhnya yang begitu dingin.

Penantian Panjang Gyeongbok-gung



Menjelang tengah malam, Taehyung turun ke halaman dan berjalan menuju halaman samping di ikuti oleh bayangan yang berjalan di belakang nya, menembus udara yang tidak sedingin sore hari. Namun gelap yang tak mampu di tembus oleh pandangannya.
Taehyung menaiki tangga kayu menuju gazebo begitu pun dengan bayangan yang berada di belakang nya, siapa lagi jika bukan Si Rubah kecil Kim Changkyun yang dengan setia mengikuti Tuan nya meski tanpa sepatah kata pun terucap dari mulut keduanya setelah kalimat terakhir dari Taehyung saat masih berada di dalam kamar. "Aku ingin keluar sebentar", itulah kata terakhirnya hingga kini.

Taehyung menempatkan dirinya berdiri di samping pembatas gazebo dan Changkyun yang berada beberapa langkah di belakang nya, masih dengan keheningan yang sama. Sang Tuan mengarahkan pandangannya pada rembulan yang telah bergeser ke bagian barat Joseon, tampak begitu dingin dan menenangkan bahkan saat keadaan terluka sekalipun, Taehyung mengingatnya.
Semua rasa sakit yang menyerangnya ketika rembulan tersebut berada dalam bentuk yang sempurna, dan kegelisahan yang membutanya tak bisa tidur sepanjang malam kembali menghampirinya, membuatnya kekhawatiran nya akan Si Rubah kecil yang selalu mengikuti jejaknya.

Maaf. Hanya itu yang di katakan oleh Taehyung dalam kediaman nya, dan kata itulah yang membuatnya semakin takut karna saat ia mengatakan kata itu, itu berarti dia telah melukai seseorang.
Setelah beberapa saat, dia kembali menurunkan pandangannya dan menghadap lurus ke depan tapi tidak dengan tatapan matanya yang seperti tengah memikirkan sesuatu dengan begitu serius. Mata itu berkedip pelan dan setelah nya tatapan yang sebelumnya terlihat begitu hangat tiba tiba saja menajam.

Perasaan yang lama pergi meninggalkannya kini telah kembali bersinggah di dadanya dan mulai memberatkan napasnya. Perlahan dia menutup matanya dengan damai, mencoba memasuki ketenangannya lebih dalam lagi, namun sayang nya sesuatu yang lebih besar telah lebih dulu memasuki alam bawah sadarnya. Dia berpikir bahwa dia akan benar benar mati sekarang.

Taehyung membuka matanya dan tiba tiba berbalik, dan sempat membuat Changkyun terkejut akan pergerakannya yang tiba tiba, bahkan sebelum Changkyun membuka mulutnya untuk bertanya, Taehyung sudah melangkahkan kakinya terlebih dulu, namun sayangnya saat hampir melewati Changkyun tubuhnya sedikit limbung dan Changkyun berhasil menahan bahunya.

"Naeuri."

"Pergi!"

Taehyung bergumam dan Changkyun menatapnya tidak mengerti. Namun, dia menyadari ada yang berbeda pada diri Taehyung, wajah yang tiba tiba terlihat begitu pucat dan tatapan mata seperti orang yang terkejut. Belum cukup keterkejutan Changkyun, Taehyung kembali mengejutkan Changkyun dengan tiba tiba mencengkram bahunya, seperti tengah menahan sesuatu.
Changkyun tidak mengerti situasi apa yang saat ini di hadapinya di saat Taehyung tak ingin mengatakan apapun dan hanya berdiam diri. Namun semuanya semakin terlihat jelas di mata Changkyun ketika Taehyung menahan agar tidak terbatuk, namun di detik selanjutnya dia melihat cairan merah keluar dari sudut bibir Taehyung dan membuat matanya membulat sempurna.

"Nae-Naeuri..."

Ucapan yang terdengar bergetar bahkan di saat Taehyung tak menunjukkan respon apapun. Namun, hal yang tak pernah di duga oleh Changkyun terjadi, tepat saat itu Taehyung terbatuk dan menyemburkan cairan merah dari dalam mulutnya. Tubuhnya limbung tanpa bisa ia pertahankan, menutup malam dengan tangisan Sang Rubah Kecil yang memberikan kehangatan untuk nya. Sendirian, di malam tak bertuan yang tengah mencoba membawa lari Tuan nya menuju kegelapan yang sempurna. Fajar tanpa Matahari.





THE DYNASTY : CHAPTER 1
THE LITTLE PRINCE
23.02.2019


Annyeong..... Balik lagi untuk hari ini, hanya ingin bertanya entah ada yang bersedia menjawab atau tidak. Jika tidak biarlah Author pergi bersama Si Rubah Kecil dan mencari jawaban nya bersama sama.😊😊😊😊

Si Rubah Kecil dan Tuan nya ingin tahu (jadi jangan di kasih tempe 😁😁😁😁). Sejauh ini bagaimana tanggapan kalian terhadap cerita ini?.
Itu aja, nggak mau yang macem macem.

Sampai bertemu di episode selanjut nya.

Salam dari Si Rubah Kecil (Yang kamarin udah Comeback tapi malah jadi Alligator).
🐔🐕🤗🤗🤗🤗.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro