Lembar 056
Bukchon.
Langit cerah Hanyang, dengan udara yang sejuk di pagi hari. Awan putih yang belum berani menutupi langit biru.
Salah satu pintu ruangan di kediaman Menteri Park terbuka, dan perlahan siluet biru aqua mulai muncul dari dalam. Rambut hitam legam yang terlihat begitu rapi, menuruni bahunya. Dia lah Kim Changkyun, tanpa pedang di tangannya dia benar benar terlihat seperti layaknya Tuan Muda pada umumnya. Meski wajahnya terlihat begitu kaku.
"Aku tidak suka melihat pakaian hitam mu."
Sebuah pernyataan yang terus terngiang di telinga Changkyun dan sudah bisa di pastikan siapa orang yang telah mengatakan hal seperti itu pada nya. Orang nya tidak lain adalah Tuan Muda Lee yang saat ini tengah mengintai segerombolan Ayam di halaman belakang kediaman Menteri Park, seseorang yang tidak pernah bisa di tolak oleh Changkyun yang saat ini harus terpaksa mamakai pakaian Tuan Muda nya dan dengan tidak relanya meninggalkan pedang nya di dalam rumah.
Changkyun turun ke halaman dan segera berjalan ke samping rumah untuk menyusul Tuan Muda nya yang telah lebih dulu menghilang di saat dia tengah berpikir keras untuk meninggalkan pedang nya sendirian di dalam kamar. Tapi setidaknya, sejak berada di Bukchon, kondisi Taehyung mulai membaik dan bahkan dia lebih sering berada di luar rumah. Sesuatu yang sangat di syukuri oleh Changkyun, dia berharap bahwa Taehyung akan selalu di berikan kesehatan, dengan begitu mereka bisa bersama sama menjelajahi Hanyang.
Changkyun menghentikan langkahnya ketika ia melihat bahwa Menteri Park keluar dari salah satu ruangan di kediamannya. Dia sedikit membungkukkan badannya sekilas sebelum kembali melanjutkan langkahnya. Seulas senyum tipis menghiasi wajah keriput Menteri Park, melihat Changkyun yang seperti itu dia seperti tengah memiliki dua cucu laki laki.
Penantian Panjang Gyeongbok-gung.
Changkyun sampai di halaman belakang. Namun, dari sekian banyaknya orang yang berlalu lalang di hadapannya, dia tidak bisa menemukan keberadaan Taehyung. Dia kemudian mencoba bertanya pada salah satu pelayan di sana.
"Tunggu sebentar,"
Seorang pria paruh baya yang tidak lebih tinggi darinya berhenti dan sedikit menundukkan kepalanya.
"Ye, Tuan Muda memanggil ku?."
"Di mana Tuan Muda?."
"Ne?"
"Pangeran, di mana dia?" Ralat Changkyun setelah menyadari kebingungan sang pelayan. Karna dari sekian banyaknya orang, hanya dialah yang memanggil Taehyung dengan menggunakan sebutan Tuan Muda.
"Kalau tidak salah..... Tadi pangeran pergi ke sana."
Pelayan tersebut menunjukkan ke arah yang cukup jauh, sepertinya itu bagian paling belakang dari halaman belakang kediaman Menteri Park.
"Terimakasih."
Ujar Changkyun sebelum pergi dan membuat sang pelayan menatap heran ke arah nya, "kenapa dia harus berterimakasih padaku?" Heran nya menyadari bahwa mereka berada dalam kelas yang berbeda.
Setelah berjalan tidak terlalu jauh, mata Changkyun berhasil menangkap siluet Taehyung. Namun, yang membuat Changkyun merasa sedikit heran adalah posisi Taehyung saat ini, dia duduk berjongkok dengan punggung yang tampak begitu serius. Dari pada memanggil namanya, Changkyun lebih memilih berjalan mendekat dalam diam dan berdiri di sampingnya. Melihat secara langsung apa yang begitu menarik perhatian Taehyung sampai seperti itu, dan yang di lihatnya hanyalah beberapa Ayam yang berada di dalam kandang terbuka dan Taehyung yang tengah mengawasi mereka dari luar pagar.
"Naeuri."
Perlahan Taehyung mendongakkan kepalanya ketika suara berat tersebut mengalun di telinganya. Seulas senyum lebar seperti seseorang yang tengah tertangkap basah berhasil menghiasi wajahnya ketika melihat wajah datar Changkyun menatapnya dengan penuh tanya, meski tak banyak perubahan yang bisa di tunjukkan dari wajah Changkyun. Dia pun beranjak berdiri sembari merapikan pakaiannya.
"Apa yang sedang Naeuri lakukan?"
"Tidak ada, aku hanya melihat mereka."
Taehyung menjawab sembari menunjuk segerombolan Ayam yang berada di dalam kandang menggunakan tangan kanan nya, sedangkan tangan kirinya sudah berada di belakang tubuh nya.
"Apa begitu menarik?"
"Mereka Ayam."
Raut wajah Changkyun benar benar pulih seperti sedia kala, entah Taehyung mengatakannya untuk sekedar gurauan belaka atau memang tidak memiliki jawaban lain. Yang jelas tidak ada hal yang lucu yang patut untuk di tertawakan oleh Changkyun.
"Jika Naeuri mau, kita bisa mengambil mereka dan merebusnya."
"Ne?"
Mata Taehyung sempat melebar, dan kemudian tertawa getir. Dia merasa bahwa candaan Changkyun terdengar sedikit kejam.
"Aku hanya melihat mereka, bukan berarti aku ingin merebus mereka"
Tawa yang terdengar begitu canggung seiring dengan wajahnya yang berpaling ke arah lain. Dia kemudian berjalan sedikit menjauh tanpa sepatah katapun, dan Changkyun hanya bisa berdiam diri di tempatnya sembari memperhatikan apa yang tengah di lakukan oleh Taehyung.
Taehyung membuka pintu kandang Ayam dan masuk ke dalamnya tanpa ragu meski dia adalah seorang Putra Mahkota sebelumnya, dan yang di lakukan Changkyun hanya tetap berdiam diri di tempat nya.
"Kemarilah, kemarilah..... Aku bukan orang jahat, kemarilah. Ya!."
Changkyun tidak tahu harus berekspresi seperti apa, bahkan di saat para pelayan yang tidak jauh dari tempat mereka tampak tengah menertawakan Taehyung, dia tetap kukuh dengan wajah dingin nya. Namun, sesuatu yang fatal benar benar telah di lakukan oleh Taehyung.
Changkyun seketika menundukkan kepalanya dan mencoba untuk tidak tertawa dan hanya membiarkan seulas senyum tipis terukir di bibir nya ketika sebelumnya melihat Taehyung yang sedang mengejar Ayam-ayam yang berhamburan. Changkyun tidak tahu kenapa Taehyung melakukan hal itu, tapi itu adalah pemandangam terlucu yang pernah di lihat oleh Changkyun seumur hidupnya.
"Woah...." Seru Taehyung ketika seekor ayam melompat tinggi dan hampir mengenainya, dan hal itu membuat dia mematung sejenak sembari menaruh kedua tangannya yang terkepal di depan dadanya seperti orang yang tengah terkejut.
"Mereka terbang," Serunya lagi, dengan mata yang membulat tak percaya. Dia kemudian mengarahkan pandangannya pada Changkyun dengan mata yang masih membulat.
"Apa mereka bukan Ayam?, mereka Burung."
Dia melambaikan tangan pada Changkyun agar dia mendekat, dan mau tidak mau Changkyun pun melangkahkan kakinya ke arah Taehyung. Namun berbeda dengan sebelumnya, jika biasanya Changkyun akan tetap berjalan dengan tatapan yang terarah ke depan, lain hal nya dengan sekarang. Dia sempat memijat keningnya sekilas, tidak ada yang istimewa dari hal itu, Ayam sering melakukannya jika sedang terdesak. Namun bagi seorang Lee Taehyung yang tidak pernah keluar dari Istana dan juga melihat bagaimana bentuk Ayam yang masih hidup, itu merupakan hal yang luar biasa. Seekor Ayam terbang.
Changkyun membuka pintu dan masuk ke dalam kandang. Menutup kembali pintu dari dalam sebelum menghampiri Taehyung dengan raut wajah datarnya yang terlihat sedikit berbeda.
"Kau lihat barusan, dia benar benar terbang setinggi ini, kau melihatnya bukan?" Taehyung menjelasknya dengan antusias.
"Itu, yang itu, benar yang itu. Dia gendut tapi bisa terbang setinggi itu."
Taehyung menunjuk salah satu Ayam betina yang sebelumnya melompat tinggi dan seakan akan bisa terbang, namun bagi Changkyun semua Ayam sama saja karna mereka begitu banyak. Lagi pula dari mana Taehyung tahu jika itu adalah Ayam yang sama dengan sebelum nya.
"Itu hanyalah lapisan bulu yang tebal."
Changkyun mencoba untuk merespon Taehyung yang terlalu berlebihan hanya karna melihat seekor ayam.
"Benarkah?. Jadi... Apa setelah bulunya di hilangkan dia akan menjadi kecil?"
"Itu benar, Naeuri."
"Kalau begitu, apa karna dia memiliki bulu jadi dia bisa terbang?"
"Mereka Ayam. Tidak ada Ayam yang bisa terbang."
"Aku melihatnya, bukankah tadi kau juga melihatnya. Ayam itu terbang setinggi ini." Taehyung mengangkat tangannya setinggi mungkin seakan ingin mengukur seberapa tinggi Ayam itu melompat.
"Itu bukan terbang, melainkan hanya melompat. Mereka cenderung akan melakukan hal itu jika dalam situasi terdesak."
"Kau mengenal Ayam dengan begitu baik."
Ujar Taehyung sebelum berbalik meninggalkan Changkyun.
"Kemarilah..... Kenapa lari mu cepat sekali...."
Changkyun menghembuskan napasnya pelan, tapi di sisi lain dia merasa senang bisa melihat Taehyung bisa tersenyum seperti dulu meski dia menjadi orang yang terlihat sedikit aneh.
Untuk detik detik pertama, semua masih terlihat baik baik saja. Changkyun hanya menggerakkan bola matanya mengikuti pergerakan Taehyung yang mencoba menangkap Ayam. Namun, setelah satu menit berlalu, situasinya benar benar tidak terkendali bahkan para pelayan yang mendengar keributan dari arah belakang berbondong bondong mendekat. Mereka khawatir bahwa ada Rubah yang sedang memangsa Ayam Menteri Park, meski sebenarnya bukanlah Si Rubah yang tengah mengamuk di dalam kandang Ayam, melainkan Tuan si Rubah lah yang sedang mengamuk di dalam sana.
Entah karna apa, Taehyung tiba tiba berlari di dalam kandang dan mencoba menangkap para Ayam dengan raut wajah yang kesal dan membuat kebisingan di sana, bahkan beberapa Ayam sempatnmelompat tinggi ke arah Changkyun. Dan berkali kali pula Changkyun menggunakan tangannya untuk menyingkirkan para Ayam yang hampir menimpanya, sungguh. Dia sendiri tidak tahu apa yang sedang terjadi, tiba tiba saja dia seperti berada di tengah hujan Ayam. Dia di juluki sebagai Rubah Kecil, tapi Ayam sama sekali tidak membuat nya tertarik. Tapi sepertinya Tuannya begitu teetarik.
Melihat Taehyung yang mulai kelelahan membuat Changkyun meras kasihan, dan tepat saat itu seekor Ayam melompat ke arahnya. Jika sebelumnya Changkyun menyingkirkan mereka, sekarang Changkyun justru menggunakan tangannya untuk menangkapnya. Meski hanya memegang satu kakinya dan sukses membuat si Ayam berteriak kencang dan menarik perhatian Taehyung.
"Eoh.... Kau menangkap nya?"
Taehyung menghampiri Changkyun dengan antusias dan tanpa sedikit berbelas kasih, Changkyun tetap memegang satu kaki ayam tersebut. Taehyung segera mengambil Ayam tersebut dari Changkyun dengan senyum yang terlihat begitu riang dan semua keributan tersebut berakhir sampai di situ, begitu pula para pelayan yang kemudian membubarkan diri setelah mengetahui bahwa bukan Rubah nya lah yang mengamuk, melainkan Si Tuan nya Rubah.
Suasana kembali terkendali dan kini tinggalah kedua pemuda di dalam kandang Ayam dengan dunia mereka sendiri. Changkyun benar benar tidak mengerti ada apa dengan Taehyung hari ini, apakah ini hanya sekedar efek dari dia yang tidak pernah tahu bagaimana kehidupan di luar istana. Meski begitu tetap saja hari ini benar benar aneh bagi Changkyun.
Sedari tadi dia mengarahkan pandangannya ke bawah, tepatnya ke arah Taehyung yang duduk berjongkok tepat di sampingnya dan sesekali merengkangkan sayap sang Ayam yang entah beruntung atau malang tersebut, setidaknya Taehyung tidak mengantung kakinya seperti yang sebelumnya di lakukan oleh Rubah yang berganti warna menjadi biru aqua tersebut.
"Changkyun-a, kemarilah!"
Changkyun kemudian ikut berjongkok di samping Taehyung.
"Lihatlah! Bukankah dia memiliki sayap yang kuat. Sebesar ini, jika di rebus jadinya seberapa"
Changkyun tidak menjawab. Dia hanya mengarahkan bola matanya untuk melihat wajah Taehyung dan kembali melihat ke arah sang topik pembicaraan ketika Taehyung kembali bersuara.
"Dia memiliki bulu yang sangat halus, kau tidak ingin memegang nya?"
Taehyung sekilas melihat ke arah Changkyun dan kembali melihat Ayam yang sudah tenang di tangan nya.
"Dia terlihat sangat cantik."
"Tapi dia adalah Ayam jantan."
"Ne?," Taehyung mengarahkan pandangannya pada Changkyun, "Benarkah?. Tapi.... Kenapa suara nya seperti Ayam betina?".
Changkyun benar benar merasa dalam kesulitan sekarang. Seharusnya sejak awal dia diam saja sehingga tidak perlu menjelaskan semua hal tentang Ayam. Setidaknya Taehyung juga harus mengerti bahwa dia adalah seorang pendekar pedang bukan nya peternak Ayam.
" Semua Ayam akan mengeluarkan suara seperti itu ketika panik."
"Bagaimana kau bisa membedakan mana yang jantan dan betina?"
Changkyun terdiam, dia benar benar terjebak sekarang. Dalam hati ia bertanya tanya, bagaimana cara menjelaskan nya pada Taehyung.
"Ayam betina memiliki tubuh yang lebih pendek di bandingkan dengan Ayam jantan."
Jawab Changkyun seadanya entah itu benar atau tidak, lagi pula kenapa dia tiba tiba harus mengurusi Ayam.
"Benarkah?. Apa semua Ayam jantan lebih tinggi dari Ayam betina?." Taehyung bergumam sembari mengarahkan pandangannya pada Ayam Ayam di sana.
"Eoh..., itu." Seru Taehyung tiba tiba. Changkyun mengarahkan pandangannya pada arah yang di tunjuk oleh Taehyung, tidak ada yang istimewa, hanya ada beberapa ekor Ayam.
"Si gendut yang bisa terbang, aku melihatnya."
Tangan Changkyun yang berat tiba tiba menjadi begitu ringan, dia memijat pelan kening nya.
"Akh!"
Pekikan Taehyung mengalihkan perhatian nya. Taehyung tiba tiba melepaskan Ayam di tangannya dan beralih memegang tangan nya sendiri.
"Dia menggigit ku." Seru nya dan Changkyun tak memberi respon.
"Dia baru saja menggigit ku."
"Ayam tidak bisa menggigit."
"Rasanya sakit, dia benar benar menggigit ku barusan."
"Mereka tidak memiliki gigi."
"Dari mana kau tahu."
Rasanya sudah sangat lama Changkyun tidak menghela napas di depan Taehyung, dan kali ini dia kembali melakukannya setelah sekian lama dan semua itu karna Ayam yang tidak memiliki gigi tapi bisa menggigit Taehyung. Mungkin setelah ini Si Rubah Kecil akan membenci Ayam.
"Mereka mematuk, tidak menggigit."
"Bukankah mereka terlihat seperti Burung."
"Mereka Ayam."
"Tapi mereka terlihat seperti burung besar."
"Ada burung yang lebih besar lagi, dan mereka memakan Ayam."
"Benarkah?. Di mana itu?, apa Harabeoji memilikinya?"
"Naeuri."
"Kenapa?"
"Kita tanyakan pada Daegam."
THE DYNASTY : CHAPTER 1
[THE LITTLE PRINCE]
17.02.2019
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro