Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Lembar 050

MUSIC ON!!!!!.

Taehyung,changkyun dan juga menteri park menginjakkan kaki mereka di halaman kediaman menteri park yang berada di daerah bukchon di mana para pejabat istana tinggal dan termasuk juga menteri perdagangan heo junhoo.

para budak yang bekerja di kediaman menteri park sempat terkejut melihat siapa yang telah di bawa oleh menteri park hari ini,dan setelahnya mereka berbondong bondong memenuhi halaman,membuat sebuah barisan dan duduk bersimpuh dengan kepala yang tertunduk dalam,meski taehyung sendiri tidak pernah mengharapkan hal itu,toh dia bukan lagi putra mahkota joseon,dia datang ke tempat itu hanya sebagai cucu dari menteri park.

"kalian kembalilah bekerja!"

para budak tersebut mengangguk ringan dan satu persatu dari mereka mulai berdiri dan kembali meneruskan pekerjaan mereka.

"harabeoji harus memberitahu mereka secepatnya"

ujar taehyung yang kemudian melangkahkan kakinya untuk menaiki tangga kayu yang terhubung dengan teras bangunan utama dari rumah tersebut,menteri park hanya bisa mengulas senyum tipis ketika melihat punggung taehyung menjauh,dia kemudian mengarahkan pandangannya pada changkyun.

"kau juga,istirahatlah di dalam"

changkyun menjatuhkan pandangannya sebagai jawaban bahwa dia mengerti,dan setelahnya menteri park berjalan terlebih dulu menyusul taehyung yang sudah masuk ke dalam rumah.

Taehyung memasuki kediaman menteri park dan menutup pintu dari dalam dengan pelan seakan tak ingin menganggu seseorang yang kemungkinan berada di dalam ruangan tersebut.

perlahan dia melangkahkan kakinya menyusuri lantai kayu dengan kaki telanjang,seakan ingin mengambil semua kenangan kenangan yang telah di saksikan oleh lantai yang masih terasa sama seperti sebelumnya meski telah bertahun tahun di tinggalkannya.

dengan pelan dia mengedarkan pandangan pada seisi ruangan yang ia lewati,mengabsen satu persatu barang yang terlihat begitu asing,hingga langkahnya terhenti tepat di depan sebuah pintu.

dengan sekali tarikan nafas dan hembusan berat,taehyung menggeser pintu di hadapannya dan seulas senyum yang begitu tipis menghiasi wajahnya,bukannya membuatnya terlihat bahagia tapi justru senyumnya tersebut tampak seperti sebuah kesedihan yang di tunjukkan kepada wanita tua yang saat ini terduduk di lantai di dalam ruangan tersebut.

tatapan mata dan senyum yang seakan ingin mengadukan semua yang telah terjadi padanya selama ini kepada nenek tersayangnya.

"kau sudah datang?,taehyung cucu nenek,kemarilah...!,biarkan nenek melihat wajah mu dari dekat"ujar nyonya park yang kemudian menuntun langkah taehyung untuk mendekat ke arahnya.

setiap langkah yang ia lakukan adalah sebuah pengaduan yang bahkan tak sampai terucap oleh mulutnya,setiap langkah yang ia ambil merupakan pelampiasan akan kesedihannya.

nyonya park mengulas sebuah senyum hangat,senyum yang sangat mirip dengan young in dan juga senyum yang sangat mirip pula dengan senyum yang di miliki oleh cucu semata wayangnya yang saat ini telah mengambil jalan yang benar untuk sampai padanya dengan keadaan yang terlihat begitu rapuh.

hingga pada akhirnya taehyung sampai tepat di hadapannya dan langsung menjatuhkan kedua lututnya di atas lantai,tapi seiring dengan lututnya yang bersentuhan dengan lantai,saat itu pula air mata itu meluncur dengan mudahnya melewati pipinya dan pada akhirnya membuatnya tak berani menunjukkan wajahnya pada nyonya park dan hanya menunduk dalam sembari menggigit bagian bawah bibirnya yang sedikit gemetar.

"nenek mu ini ingin melihat wajahmu,kenapa kau malah menyembunyikannya?"teguran halus nyonya park yang membuat taehyung semakin kesulitan untuk bernapas.

"lee taehyung"

"halmeoni"ucap taehyung yang hanya keluar sebagai sebuah gumaman.

"ne.....adakah sesuatu yang tengah mengganggu hati mu?,jika ada beritahukan pada nenek,nenek akan berusaha sebaik mungkin untuk membantumu"

"aku...."suara yang terdengar begitu putus asa di sertai dengan helaan napasnya dan air mata yang jatuh membasahi punggung tangannya yang mengikat satu sama lain di pangkuannya.

"aku sudah melakukan hal yang benar,benarkan?"

tangan taehyung kemudian tergerak untuk meraih tangan nyonya park dan menggenggamnya,dia mendongakkan kepalanya dan membiarkan nyonya park melihat langsung alasan kenapa ia tak mampu mengangkat kepalanya,tidak lain karna saat ini ia tengah menangis tanpa suara,namun hal itu tidaklah membuat nyonya park terkejut melainkan perasaan prihatin atas apa yang tengah di alami oleh cucunya.

"aku mohon katakan padaku bahwa aku telah melakukan hal yang benar,katakan padaku bahwa aku melakukannya dengan baik,halmeoni............"

suara yang bahkan terdengar makin lirih dan begitu menyedihkan,tangan nyonya park terangkat keudara dan menyentuh wajah taehyung yang sedikit berguncang karna tengah menahan tangisnya sendiri.

"ne.....kau melakukan hal yang benar,kau tidak perlu mengkhawatirkan apapun,kau sudah melakukannya de...ngan baik,tidak ada lagi yang perlu kau cemaskan"

perlahan satu persatu isakan terlepas dari mulut taehyung beserta dengan ribuan luka yang keluar dan berjatuhan bersama air matanya,dia menjatuhkan keningnya ke pangkuan nyonya park dan menjadikan tangisnya sebagai bagian akhir dari pengaduannya,suara tangis yang bahkan membuat para budak yang mendengarnya ikut menangis setelah mendengar kebenaran yang telah terjadi di dalam istana gyeongbok yang telah tersebar luas dalam waktu yang singkat.

nyonya park mengusap lembut kepala taehyung dengan harapan bahwa semua luka yan di terima oleh cucunya akan menghilang setelah dia berhenti menangis,karna sekuat apapun cucunya dia pasti pernah merasa lelah dan ingin segera mengakhiri semuanya,seperti saat ini,meski dia menangis seharian belum tentu lukanya akan menghilang tapi setidaknya dia akan merasa tenang setelah bersikap sedikit lebih terbuka akan perasaannya saat ini.

nyonya park mengangkat kepalanya dan mengarahkan pandangannya ke pintu yang masih terbuka ketika ekor matanya menangkap kehadiran seseorang di sana.

si rubah kecil,yang berdiri di sisi pintu dan tengah melihat tuannya menangis tepat di depan matanya sendiri,sesak,perasaan aneh yang semakin memancing kemarahan changkyun ketika melihat taehyung menangis di sana,perasaan yang semakin menekan paru parunya dan menghabiskan oksigennya,seandainya taehyung mengizinkan,saat itu juga dia akan keluar dari sana dan menjadikan bukchon sebagai lautan darah tanpa perduli dia akan mati setelahnya.

dia rela mati di usia muda sebelum bisa bertemu dengan ayah dan juga kakaknya asalkan dia bisa membangunkan sebuah kerajaan yang hanya akan menjadi milik tuannya seorang,dan tidak ada yang lain,raja lain,para perdana menteri bahkan jungkook sekalipun,dia akan benar benar melakukannya jika saja taehyung mengizinkannya.

THE LITTLE PRINCE

Malam yang gelap kembali menghampiri joseon dan menyelimutinya dengan milyaran bintang yang kadang menetap dan menghilang,gerimis yang berlalu dan meninggalkan hawa dingin untuk istana gyeongbok,di mana putra mahkota yang kini tengah terbaring di tempat tidurnya dengan wajah yang masih terlihat begitu riang seperti sebelumnya dan juga di temani oleh dua kasim yang duduk berdampingan tidak jauh darinya.

"di sini,waktu itu aku pernah tidur bersama hyeongnim di sini"gumam jungkook yang menatap langit langit kamarnya,dia kemudian terbangun dan menghadap ke arah kasim seo dan juga kasim cha yang sedari tadi mengamati tingkahnya tanpa mengucapkan sepatah katapun.

"kasim seo"

"ye,putra mahkota"

"apa hyeongnim selalu tidur di sini?"

"benar putra mahkota"

kasim cha menyenggol pelan bahu kasim seo saat melihat jungkook memalingkan pandangannya ke arah lain,sungguh nada bicara kasim seo yang lesu membuat kasim cha khawatir jika sampai jungkook menyadarinya dan bertanya yang macam macam,tapi respon yang di berikan kasim seo tidak lebih hanyalah sebatas tatapan kosong yang tak mampu mengartikan apapun kecuali kesedihannya akan di tinggalkan tuannya.

"lalu,di mana changkyun tidur?,apa dia tidur di samping hyeongnim?"

"tidak putra mahkota,tuan muda tidur di sana"ujar kasim seo sembari menunjuk sudut ruangan di mana changkyun tidur setiap malamnya dengan ibu jarinya.

"apa dia selalu berada di samping hyeongnim setiap saat?"

"ye,itu benar putra mahkota"

jungkook menghela napas pelan,"sepertinya sangat menyenangkan menjadi changkyun,aku iri padanya"

pintu kamar tiba tiba terbuka dari luar dan membuat mereka serempak menoleh ke arah pintu,melihat kedatangan seseorang yang membuat kasim seo dan kasim cha sedikit terkejut sebelum akhirnya berdiri dan bersiap untuk memberi hormat kepada youngbin yang melangkahkan kakinya memasuki kamar putra mahkota,jungkook yang juga melihatnya pun segera berdiri dan dengan antusias menyambut kedatangan ibunya yang tersenyum lebar ke arahnya.

"eommoni....."seru jungkook dan bergegas menghampiri youngbin yang kemudian menangkap kedua tangan jungkook begitu dia sampai di hadapannya.

"kenapa kau berlari?,seharusnya kau tetap duduk di tempatmu dan biarkan eommoni yang datang ke tempatmu"tegur youngbin dengan senyum lebar yang bahkan tidak cukup untuk mengekspresikan kebahagiaannya saat ini.

"harusnya aku yang datang ke tempat eommoni bukannya eommoni yang datang kemari"

"sudah sudah tidak apa apa,kita duduk,ada banyak hal yang ingin eommoni dengarkan darimu"

jungkook dan youngbin menuju ke meja kecil yang biasa di gunakan taehyung untuk membaca buku di kamarnya,keduanya duduk berhadapan di belakang meja kecil tersebut,sedangkan kasim seo dan kasim cha beralih duduk di sudut ruangan dan tatapan keduanya tearah pada gadis muda yang duduk di belakang youngbin,dia adalah yeon.

dari pakaian yang ia kenakan kasim seo dan kasim cha mengetahui bahwa dia adalah seorang dayang tapi baik kasim seo dan kasim cha sangat penasaran karna mereka belum pernah melihat yeon sebelumnya.

"eommoni benar benar bahagia hari ini,lihatlah putra eommoni ini,kau terlihat cocok dengan pakaian ini"

jungkook mengulas senyum lebar akan pujian yang di lontarkan oleh ibunya,"kakek mu pasti akan sangat senang jika melihatmu dalam keadaan seperti ini"

"tapi aku merasa tidak nyaman dengan ini,rasanya sedikit lebih berat dari sebelumnya,aku heran bagaimana bisa hyeongnim memakainya setiap hari"

"hyeongnim"gumam youngbin namun di detik setelahnya dia terkekeh ringan ketika menyadari siapa yang di maksud oleh jungkook.

"kau harus mulai membiasakan diri dari sekarang karna kelak kaulah yang akan menggantikan ayahanda mu sebagai raja joseon"

"anieyo...."

"ani?"youngbin menatap jungkook dengan tatapan tidak mengerti,apa maksud dari perkataan jungkook barusan,apa dia baru saja mengatakan bahwa dia tidak ingin menjadi seorang raja.

"a-apa yang baru saja kau katakan?"

"aku tidak akan menjadi seorang raja,hyeongnim lah yang akan terlebih dulu menjadi raja,baru setelah itu aku yang akan menjadi raja"

youngbin menjadi semakin bingung dengan perkataan jungkook,kenapa jungkook bisa mengatakan hal yang tidak masuk akal seperti itu.

"siapa yang mengatakan hal itu padamu?"

"hyeongnim"

sebelah alis youngbin terangkat,hyeongnim,bukankah itu berarti taehyung yang telah mengatakannya.

"hyeongnim memintaku untuk menggantikan tempatnya karna dia ingin pergi berlibur,setelah hyeongnim kembali,dia akan kembali menjadi putra mahkota dan aku akan kembali ke paviliunku"

youngbin menatap tidak percaya ke arah jungkook,sungguh apa yang baru saja di ucapkan jungkook terdengar seperti sebuah lelucon tapi seorang putra mahkota taehyung tidak akan pernah membuat lelucon yang tak masuk akal seperti itu,menyuruh jungkook menggantikan posisinya dan mengatakan akan kembali setelahnya.

rasa ketidakpercayaan yang kemudian menjadi seulas senyum kemenangan,jika taehyung sendiri yang mengtakan kebohongan tersebut pada jungkook dengan kata lain berarti dia sendiri yang telah memutuskan untuk melepas tahtanya.

kekehan pelan yang kemudian menjadi sebuah tawa,membuat yeon memalingkan wajahnya sembari sejenak menutup matanya dan pergerakan tersebut tertangkap oleh jungkook,dia sendiripun baru menyadari bahwa dayang yang saat ini bersama youngbin bukanlah dayang yang biasanya.

terlihat masih muda dan......cantik,membuat seulas senyum tipis tercipta di bibir jungkook yang tak mengambil pusing dengan suara tawa ibunya.

"putra mahkota"

panggil youngbin ketika perlahan tawanya terhenti dan menarik kembali perhatian jungkook,"apa kau benar benar tidak tahu maksud dari pangeran taehyung yang sebenarnya?"

"maksud?,apa hyeongnim ingin mengatakan hal lain?"

"ne......benar sekali,dengarkan baik baik perkataan eommoni"

jungkook mengangguk antusias dan membenahi posisi duduknya,di saat kasim cha dan kasim seo mulai resah akan arah pembicaraan keduanya yang sulit untuk di mengerti.

"seorang putra mahkkota yang telah meninggalkan tahtanya,tidak akan bisa kembali menempati tahtanya lagi terkecuali dengan satu cara"

"satu cara?"

"benar"

"apa itu?"

"kudeta"raut wajah jungkook menjad datar setelah mendengar ucapan youngbin,meski dia belum mengerti banyak tentang istana tapi untuk istilah yang satu itu dia sering mendengarnya.

"dengan kata lain jika seorang putra mahkota yang telah turun dari tahtanya,dia tidak akan pernah bisa menjadi raja terkecuali jika dia membunuh penerus tahta selanjutnya dan mengambil alih tahta kerajaan,kau sudah mengerti sekarang?"

terguncang,itulah yang di lihat oleh youngbin dari sorot mata putranya yang bergetar dan tatapan yang sangat terkejut sekaligus seperti tidak ingin mempercayai ucapannya.

"a-apa-apa hyeongnim sudah mengetahui ini?"

"benar,pangeran sudah mengetahuinya dan itu berarti dia menginginkamu menjadi raja joseon selanjutnya".

"tidak mungkin"suara yang menyatu dengan hembusan napasnya yang membuatnya jiwanya seakan ikut melayang ketika sebuah kebenaran yang harusnya dia sadari sejak awal,sebuah penyesalan yang perlahan mencekik lehernya.



"hyeongnim..."


[jika ada typo akan di revusi nanti,Darurat]

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro