Lembar 042
Kasim seo berjalan dengan tergopoh gopoh melewati halaman paviliun putra mahkota sebelum akhirnya menaiki tangga untuk menjangkau pintu,sebuah langkah yang menandakan bahwa dia telah menyelesaikan tugas dari taehyung dan tentunya dia tidak akan berani kembali jika tidak membawa kabar apapun.
kasim seo membuka pintu kamar taehyung pelan dan menutupnya kembali sebelum mengambil langkah berikutnya,namun langkahnya terhenti tepat setelah langkah pertamanya ketika melihat taehyung yang menghilang dari tempat tidurnya.
sebuah kepanikan yang berlalu dengan cepat ketika matanya melihat siluet putih yang berada di sudut ruangan,sebuah kepanikan yang berganti dengan kekhawatiran,dengan cepat ia berlari menghampiri taehyung yang duduk bersandar di dinding kamarnya tepat di mana biasanya changkyun menempatkan dirinya.
kasim seo langsung menjatuhkan kedua lututnya di lantai tepat di hadapan taehyung yang hanya menatapnya dengan raut wajah tenangnya,"aigoo,putra mahkota....kenapa putra mahkota bisa berada di sini....."
seulas senyum untuk rengekan kasim seo,tubuh yang terlihat semakin menguat namun serasa mati perlahan dari dalam,"aku hanya duduk di sini,bukannya keluar dari paviliun"
"aigoo,tetap saja,aigoo,kenapa putra mahkota malah duduk di sini?"ujar kasim seo yang tampaknya telah kehabisan kata kata.
"bagaimana?"sebuah pertanyaan yang akhirnya membuatnya tenang namun dalam waktu bersamaan wajah itu menjadi sedikit menegang.
"kau membawa sesuatu untukku?"
"eee......itu....anu.....e...."
suara yang terdengar begitu ragu yang bahkan tidak bisa di sebut dengan sebuah perkataan di saat kasim seo melemparkan pandangannya tak tentu arah,seperti dia merasakan kesulitan ketika ingin menyampaikannya pada taehyung.
"kau ingin mempermainkanku?"
"eh....tidak tidak,bukan begitu maksud hamba,hanya saja......"ralat kasim seo namun tetap saja perkataan itu masih tertahan oleh lidahnya.
"katakan semua yang kau dengar dari luar,dengan begitu aku bisa memutuskan"
kasim seo dengan takut takut mengarahkan pandangannya pada taehyung sebelum akhirnya membiarkan perkataan yang sempat terbelit lidahnya tersampaikan pada taehyung.
"dari yang hamba dengar semalam telah terjadi pembunuhan di kediaman empat menteri dari klan selir youngbin"kasim seo terlihat sangat berhati hati saat menyampaikan pesan yang akhirnya membuat taehyung memalingkan pandangannya dengan raut wajah yang sulit di tebak,apakah dia terkejut atau tidak,semua tetap sama saat hanya tenang yang mampu kasim seo lihat dari wajah taehyung.
"apa kau sudah pergi ke seongsucheong?"
"ye,ye"kasim seo mengangguk dengan cepat.
"di mana dia?"
itulah masalahnya,rutuk kasim seo dalam hati ketika pikirannya bergerak jauh lebih cepat dari perkataan yang selalu terbelit oleh lidahnya,"anu......sebenarnya......."
"kau tidak menemukannya"
kasim seo tersenyum canggung setelah mendengar taehyung menjawab sendiri pertanyaan yang sebelumnya di berikan padanya.
"ye,putra mahkota,hamba sudah memutari seongsucheong tapi......sepertinya kali ini tuan muda tidak pergi kesana"
taehyung memalingkan wajahnya kembali yang kemudian berubah menjadi serius seakan menunjukkan bahwa dia benar benar terganggu atas pernyataan kasim seo barusan.
"putra mahkota...apa perlu hamba carikan lagi?"
taehyung perlahan menolehkan kepalanya dan kembali melihat kasim seo,"dimanapun dia berada temukan dia dan bawa padaku"
"ye,putra mahkota"
dan di detik itu juga kasim seo kembali melangkahkan kakinya meninggalkan paviliun putra mahkota bersama beberapa dayang yang berjalan di belakangnya,dan sekali lagi kembali meninggalkan taehyung dalam kesendirian.
"kenapa kau melarikan diri dariku"seulas senyum tipis saat mata itu tertutup dan kembali memudar dengan cepat saat mata itu kembali terbuka.
"kau begitu naif,itulah sebabnya aku tidak melepaskanmu,kim changkyun"
THE LITTLE PRINCE.
angin berhembus dengan kencang menggoyangkan rerumputan yang mulai menguning dan membuatnya terlihat seperti tengah berlarian di atas rerumput,meninggalkan jejak yang kemudian menghilang saat angin itu berlalu dan rerumputan yang kembali tenang meski hanya untuk sesaat,menunggu angin yang kembali datang dari kejauhan.
suasana sunyi yang menari nari di udara di sekitar tempat changkyun duduk bersimpuh,menatap gundukan tanah di hadapannya dengan seikat bunga yang sebelumnya ia taruh di bawah gundukan tanah tersebut ketika ia sampai di sana,bunga bunga kecil yang terikat dengan tidak rapi seakan menegaskan bahwa dia mengambilnya dengan asal saat perjalanan menuju ke tempat itu.
raut wajah datar dengan tatapan yang selalu dingin,terlihat begitu tenang meski matahari berada tepat di atas kepalanya,membiarkan waktu berlalu begitu saja tanpa satupun kata yang terucap dari bibirnya.
duduk terdiam dalam waktu yang lama seakan ia tidak masalah ketika kakinya mengalami kram karna terlalu lama duduk di sana dan seakan diam adalah cara terbaiknya untuk merenungkan perbuatannya,perbuatan yang membuatnya takut untuk bertemu dengan taehyung.
perbuatan yang mengubahnya menjadi hewan buas yang tak berperasaan,jika saja malam itu berjalan sedikit lebih panjang lagi mungkin dia sudah membuat lautan darah di hanyang malam itu juga karna kebrutalannya sendiri,kebrutalan yang membuatnya kehilangan sisi kemanusiaannya.
"apa aku benar benar sama seperti abeoji?___eommoni"
gumaman yang terbawa oleh angin yang berhembus cukup kencang,sebuah gumaman dari pertanyaan yang selalu membuatnya goyah,pertanyaan yang selalu membuatnya ingin berpaling.
sebuah cerita kelam yang selalu ia dengar dari orang orang tentang apa yang pernah coba di lakukan oleh ayahnya di masa lalu.
"ungeom itu terlalu setia pada baginda raja bahkan saat baginda raja masih menjadi putra mahkota tapi apa pentingnya jika pada akhirnya dia berniat membunuh rajanya sendiri dan sekarang lihatlah putranya yang begitu setia pada putra mahkota,kita lihat saja nanti seberapa lama dia akan bertahan bagaimanapun juga keburukan ayahnya sudah menurun padanya,dia juga pasti akan membunuh tuannya sendiri kelak"
angin yang begitu jahat menghampirinya dan meninggalkan sebuah kenangan di ingatan changkyun sebelum pergi meninggalkannya dengan tidak bertanggung jawab,sebuah kenangan yang selalu mengusik pendiriannya.
kenangan dari sebuah pertanyaan yang seakan ingin mendeskriminasikannya sebagai manusia dan hanya menuruti naluri hewan buasnya yang haus darah.
sebuah deskriminasi yang telah merenggut senyumnya di masa lalu bersamaan dengan orang orang tersayanngnya yang tiba tiba meninggalkannya hingga rengkuhan tangan taehyung yang akhirnya menyelamatkannya dari derita karna kesedihannya akan kehilangan dan di tinggalkan sendiri.
sebuah rengkuhan hangat yang kemudian membuatnya selalu bertanya tanya,"apa aku akan membunuh putra mahkota?,kenapa aku harus membunuh putra mahkota?,kenapa abeoji berkhianat?,kenapa hanya aku yang tinggal di sini?,abeoji,eommoni,hyeongnim,__,kenapa kalian tidak membawaku?,kenapa?"
pertanyaan pertanyaan yang hanya mampu di ucapkannya dalam hati,pertanyaan yang tak bisa di jawab oleh dirinya sendiri bahkan setelah bertahun tahun lamanya,sebuah pertanyaan yang pada akhirnya membuatnya tidak sanggup berpaling dari taehyung dan selalu mengnginkan tempat terdekat dengan taehyung dan mengubur kutukan yang begitu keji dari orang orang yang selalu memandang masa lalu kelam ayahnya yang sama sekali tidak memiliki sangkut paut dengan dirinya yang sekarang.
meninggalkan angin yang menjadi begitu tidak bersahabat,perlahan changkyun bangkit dari duduknya,sejenak menatap gundukan makam ibunya yang selalu menjadi tempat merenungnya sebelum akhirnya berbalik dan mengambil langkah pergi meninggalkan kesunyian di sana.
perlahan,setiap langkah yang ia ambil membuat punggungnya terlihat menjauh dan dengan perlahan pula menghilang saat ia terus menuruni bukit dan tepat saat siluet hitam itu menghilang satu siluet hitam kembali datang dan mendekati gundakan makam yang sebelumnya di tinggalkan oleh changkyun,menggantikan posisi changkyun sebelumnya,berdiri tepat di tempat changkyun sebelumnya.
Kim nam gil,si pencuri dermawan yang memiliki byeolungeom yang selalu berada di tangannya,setelah perjalanan panjangnya dia akhirnya kembali menapakkan kakinya di gyeongbok-gung tanpa di ketahui oleh seorang pun.
seulas senyum tercipta di bibirnya ketika melihat seikat bunga yang terlihat masih baru berada tepat di bawah gundukan,menggantikan bunga kering yang pernah ia lihat terakhir kalinya sebelum pergi,seikat bunga yang terlihat di ikat dengan asal menggunakan rumput liar.
seulas senyum yang berubah menjadi senyuman hangat ketika ia menatap gundukan makam di hadapannya.
"aku pulang__yeowon-a"
seulas senyum yang sama sekali tidak memiliki tanda tanda akan memudar dengan cepat,dia kemudian mengalihkan pandangannya ke langit yang sebelumnya biru cerah menjadi sedikit kekuningan seakan ingin memberi tahukan bahwa sudah saatnya sang matahari pergi dan melambai pada bulan yang siap menggantikannya mengawasi joseon,helaan napas yang terdengar sedikit memberat.
"sepertinya dia sering mengunjungimu,kalau begitu aku tidak perlu khawatir meninggalkanmu di sini"
sebuah monolog yang terbawa angin yang sempat menerbangkan helaian rambutnya ke udara,dia pun kembali menatap gundukan makam di hadapannya dan mengulas sebuah senyuman tipis yang begitu terlihat menyedihkan.
"mianha.....sepertinya aku terlambat lagi,dia pasti sudah besar sekarang,jangan marah padaku,aku akan menemuinya lain kali,jadi berhenti mencemaskannya,aku akan mengunjungi rumah kita,aku pergi dulu"
kim nam gil berbalik dan berjalan ke arah yang sama dengan yang di lewati changkyun sebelumnya,meninggalkan kesunyian yang semakin merambah ketika langit di atas sana semakin berubah warna menjadi jingga,sebuah jalan yang ia yakini akan membawanya pulang.
THE DYNASTY :CHAPTER 1
THE LITTLE PRINCE
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro