Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Lembar 040

Malam panjang yang belum sepenuhnya berakhir,meninggalkan keributan di belakangnya kim changkyun menapakkan kakinya kembali di tanah gyeongbok gung yang terlihat lebih sepi dari saat ia meninggalkannya.

langkah kaki yang hampir tak menimbulkan suara tersebut kemudian berhenti,sejenak menggerakkan ekor matanya ketika nalurinya mengatakan bahwa ada seseorang di sana.

"keluarlah!"suara berat yang terucap di udara yang begitu tenang.

"aigoo....."

keluh seseorang yang kemudian muncul dari samping bangunan tidak jauh di depan changkyun,guru ahli perbintangan sung dong il lah yang kini berjalan mendekati changkyun yang sama sekali tak menunjukkan respon apakah dia merasa terganggu atau tidak akan kehadiran guru dong il.

guru dong il menempatkan diri berhadapan dengan changkyun dengan menyisakan jarak dua langkah di antara keduanya,dia tersenyum tipis tat kala bisa melihat wajah changkyun dari dekat,benar benar mengingatkannya pada seseorang.

"aku tidak bermaksud untuk bersembunyi darimu,aku hanya berjalan jalan dan hal yang wajar jika aku berhenti saat merasakan kehadiran orang lain di sekitarku terlebih lagi lewat tengah malam begini"

penjelasan panjang yang sama sekali tak berarti karna pemuda di hadapannya hanya menatap dingin kearahnya,dan berhasil membuat bulu kuduk guru dong il meremang.

"apa yang kau lakukan malam malam begini?,setahuku putra mahkota sedang kurang sehat,bukankah seharusnya kau berada di paviliun putra mahkota sekarang"

sebuah pertanyaan panjang yang di buat sehalus mungkin agar tidak menyinggung pemuda di hadapannya,namun tetap saja pertanyaan itu menjurus pada sebuah sindiran.

changkyun yang sama sekali belum menjawab satupun pertanyaan dari guru dong il menundukkan sekilas kepalanya sebagai isyarat pengganti kalimat perpisahan,dia kemudian kembali melangkahkan kakinya hendak melewati guru dong il namun ketika berpapasan,guru dong il tiba tiba menahan tangan kiri changkyun yang memegang pedang dan membuat changkyun menghentikan langkahnya.

perlahan dia menolehkan kepalanya pada guru dong il dengan raut wajah yang masih sama seperti sebelumnya.

"aku mencium bau darah dari pedangmu"guru dong il menolehkan kepalanya ke arah changkyun dan keduanya bertemu pandang,"apa yang telah kau lakukan di luar sana?"

seperti sebelumnya,mulut yang tertutup rapat tersebut tak memiliki jawaban untuk di katakan dan dengan mulut yang terkatup rapat itu pula dia menarik tangannya dari cengkraman guru dong il tapi justru hal itulah yang membuat guru dong il bersikukuh untuk tetap mempertahankan tangan itu untuk tetap berada dalam cengkramannya tanpa memperdulikan tatapan dingin yang semakin menajam tertuju kearahnya.

"siapa tuan yang telah memberimu perintah?,apa kau sudah melakukan tugasmu dengan baik?,apakah kau benar benar berpikir bahwa itu sebuah tugas?"

pertanyaan beruntun yang tak benar benar menginginkan jawaban dan hanya ingin di dengarkan.

"nak,kau belum mengerti apapun,kenapa kau harus mengambil jalan yang pernah di lalui oleh ayahmu"

mata changkyun sempat bergetar sekilas saat dia mendengar pernyataan guru dong il,meski dia selalu terlihat tidak masalah dengan apapun yang orang orang katakan padanya tapi tetap saja dia tidak bisa memungkiri bahwa kelemahannya muncul ketika orang orang mulai menyebut nyebut ayahnya yang sudah lama meninggalkannya di hadapannya,meski dia selalu terlihat kuat tapi hatinya sedikit bergetar setiap kali ia mendengar kata kata yang menyebutnya sangat mirip dengan ayahnya.

jika itu bisa di kategorikan sebagai kebencian changkyun pasti akan memikirkannya ribuan kali,benarkah dia membenci ayahnya yang meninggalkannya di istana gyeongbok,tapi pada kenyataannya bukan hanya ayahnya saja yang telah meninggalkannya di sana.

yang changkyun tahu hanyalah tentang kemarahan,lalu apa itu kebencian,ada kalanya ia menjadi orang bodoh yang hanya bisa bertanya tanya pada diri sendiri saat dia merasa ragu akan dirinya sendiri.

"apa kau ingin mengatakan bahwa aku akan membunuh tuanku seperti yang pernah di lakukan oleh ayahku"

ungkapan datar yang sama sekali tak berperasaan seakan menunjukkan bahwa dia benar benar telah menyembunyikan hatinya,membuat seulas senyum tipis tercipta di bibir guru dong il.

"apa kau berpikir orang yang memberimu perintah adalah orang yang bisa merengkuh joseon tanpa pengecualian?,apa kau berpikir dia bisa menjadi seorang raja yang di cintai oleh rakyatnya kelak,kau tahu berapa nyawa yang di ambil oleh pedang ayahmu agar baginda raja bisa menempati posisinya sekarang,kau tahu berapa keluarga yang menangis dan kemudian menanamkan dendam untuk keturunan mereka selanjutnya"guru dong il menarik senyumnya sedikit lebih lebar,memberikan senyuman hangat pada wajah changkyun yang begitu kaku dan terlihat begitu berambisi untuk menebasnya sekarang namun ketakutan itu gagal merengkuhnya karna keyakinannya yang begitu kuat,keyakinan yang mengatakan bahwa rubah kecil putra mahkota ini tidak akan mungkin melakukannya.

"pelan pelan kau pasti akan menemukan kebenarannya pada dirimu sendiri,meski mereka mengatakan kau sangat mirip dengan ayahmu tetap saja kalian berbeda,pulanglah! dia sudah menunggumu"

guru dong il melepaskan tangan changkyun dan melangkahkan kakinya berlawanan arah dengan changkyun sembari terkekeh ringan..

"rubah kecil putra mahkota ya,ada ada saja"

gumaman terakhir yang di tangkap oleh pendengaran changkyun sebelum udara yang membawa keheningan menguasai pendengarannya,sangat sunyi dan semua perkataan guru dong il sebelumnya menambah kesunyiannya yang kemudian mengiringi langkahnya yang terlihat bimbang dan membawa kembali bayangan saat sebelum ia meninggalkan taehyung.

"bunuhlah mereka semua untukku!"

sebuah kalimat perintah yang menguatkan niat changkyun,namun sebelum taehyung melanjutkan perkataannya yang sengaja di berikan jeda untuk melihat respon dari changkyun meski semua akan sama saja karna tak banyak yang bisa di ketahui dari wajah tenang changkyun.

"apa itu yang kau harapkan?,apa kau menginginkan aku untuk mengatakan hal itu?"

sebuah tuntutan yang sama sekali tidak bisa ia jawab,terlebih lagi ketika tangan lemah taehyung yang mulai terasa hangat kembali menyusup di bawah telapak tangannya.

"sekarang kau akan membunuh dua puluh orang untuk melindungi tempatku,tapi__apa kau tidak berpikir berapa banyak rakyat yang akan mati di tanganmu atas perintahku ketika aku menjadi seorang raja___apa kau ingin aku menjadi raja seperti itu?,apa kau pikir orang seperti itu berhak untuk menjadi raja?__bagaimana aku bisa duduk di sana dan melihat mereka menangis,pikirkanlah orang seperti apa yang pantas untuk menjadi seorang raja____jika aku membunuh mereka hanya untuk mempertahankan tempat ini,lalu...berapa banyak rakyat yang akan melakukan pemberontakan dan haruskah aku membunuh mereka setelah ini,jika kau memiliki jawabannya kau boleh pergi"

sebuah pernyataan dan pertanyaan yang terus berputar putar di pikiran changkyun hingga pada akhirnya dia tetap pergi meski tanpa memiliki jawaban,melepaskan tangan taehyung yang kemudian terjatuh kelantai,ingatan yang membuat langkahnya terlihat begitu ragu ragu.

ingatan yang pada akhirnya hanya bisa membawanya sampai di bawah tangga menuju paviliun putra mahkota.

changkyun sedikit mendongakkan kepalanya untuk melihat pintu pavilun putra mahkota di mana terlihat dua penjaga yang berdiri di sisi pintu,langkahnya yang semakin memberat tak mampu lagi ia gunakan untuk menaiki tangga yang tiba tiba saja terlihat lebih tinggi dari sebelumnya.

ingatan ingatan yang terus berputar di kepalanya dan berhasil menyadarkannya,menyadarkannya betapa kotornya dia yang tidak mengerti keinginan taehyung dan kesadaran itu pula yang membuatnya cukup sadar diri untuk berani menampakkan wajahnya di hadapan taehyung,setelah perbuatan terkutuknya hari ini dia tidak memiliki cukup keberanian untuk menemui taehyung yang bahkan sedang mengkhawatirkannya meski dia tengah kesakitan di dalam sana.

perlahan dia berbalik dan berjalan menjauh dari tempat di mana taehyung menahan penderitaannya dalam kesendirian,rubah kecil yang kembali berkelana untuk merenungkan kebodohan yang mungkin telah menyakiti tuannya.

di malam yang dingin tubuh yang tak berdaya menahan kesakitan tersebut hanya bisa terbaring lemah dengan sudut mata yang sesekali mengeluarkan air mata,hanya diam seakan tubuhnya tak sanggup lagi untuk bergerak.

"apa yang kau lakukan di luar sana,kembalilah padaku secepatnya"

suara hati yang membuat air di pelupuk matanya semakin mudah terjatuh saat tuannya semakin merapuh,sebuah kaliimat permohonan yang bahkan angin pun tidak bisa mencurinya dan pergi dengan hanya membawa keheningan dan menerpa langkah changkyun yang tak memiliki tujuan untuk mengakhiri malam yang begitu panjang ini.


THE LITTLE PRINCE.


Brakk....

Menteri perdagangan heo junhoo menggebrak meja di hadapnnya dengan cukup keras dan bahkan mangkuk kecil yang berada di atas meja sempat terangkat dan kembali dengan suara yang bersahutan dengan suara yang di timbulkan oleh tangan junhoo.

junhoo menggertakkan giginya dan terlihat begitu marah tepat setelah shin menyampaikan berita tentang kematian empat menteri dari klannya pagi itu dan hal itu sudah cukup membuat kemarahannya siap meledak dan seperti nya tanpa perlu menyelidikinya junhoo telah memutuskan sendiri siapa pelakunya.

"berani beraninya dia melakukan hal ini,bisa bisannya dia melakukan cara kotor yang sama untuk melindungi putranya,hehh,benar benar menggelikan"geram junhoo.

"apa perlu aku yang turun tangan,yeonggam"

suara berat sang pembawa berita menarik perhatian junhoo yang kemudian mengarahkan pandangannya padanya,"tidak perlu,empat menteri saja tidak berarti apa apa untuk klan,kita tunggu sampai nanti malam,jika dia masih nekat untuk melakukannya aku tidak memiliki pilihan lain selain menghabisi anak itu malam ini"tandas junhoo dan raut wajahnya yang benar benar menunjukkan sebuah keseriusan akan perkataannya.

"cukup awasi mereka dan jika memang benar,berapapun jumlahnya bunuh mereka!"

"aku mengerti"

shin menundukkan kepalanya sekilas dan meninggalkan junhoo sendirian,"hehehehehhh......apa yang tengah kau pikirkan,apa kau sudah kehabisan cara untuk melindungi putramu sehingga kau harus melakukan hal yang sama seperti yang kau lakukan di masa lalu,kau memang tidak pernah belajar,harusnya kau mengerti bahwa hal itu justru akan mempercepat kematian putramu,aku tidak akan pernah mengampunimu!"sebuah kalimat panjang yang mengartikan sebuah ancaman yang terdengar begitu serius.

junhoo mengangkat mangkuk yang berisi arak dan menenggakknya hingga tandas dan kembali menaruhnya di meja,"jika kau tidak ingin cepat cepat kehilangan putramu itu sebaiknya kau tidak bertindak bodoh!,hehehh....menyedihkan"



THE DYNASTY:CHAPTER 1
[THE LITTLE PRNCE]




"dimanapun dia berada temukan dia"


"hamba telah melakukan dosa besar,hanya kematianlah yang pantas untuk hamba,penggal kepala hamba___yang mulia"

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro