Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Lembar 005

    Changkyun baru saja kembali ke Paviliun Belajar Putra Mahkota dan melihat para Dayang serta Kasim membelakangi Paviliun Belajar Putra Mahkota, dan itu berarti Taehyung tidak ada di tempatnya. Changkyun menghampiri mereka dan saling merendahkan kepala masing-masing saat berhadapan.

    "Apa Putra Mahkota tidak ada di dalam?"

    "Beliau mengatakan ingin pergi berkeliling sebentar." jawab Kasim Seo

    Tanpa mengucapkan sepatah katapun, Changkyun langsung meninggalkan mereka dan mencari Taehyung. Terhitung kurang dari satu menit dia berhasil menemukan Taehyung yang tengah bercengkrama dengan Jungkook.
    Dia kemudian melangkahkan kakinya kembali dan mendekati Taehyung dan jug  Jungkook yang belum sadar akan ke datangannya.

    "Hyeongnim, sekali-kali Hyeongnim harus pergi keluar. Ada banyak hal yang bisa Hyeongnim temui di Hanyang saat Hyeongnim keluar dari Istana."

    Taehyung hanya tertawa ringan, bagaimana caranya dia harus keluar dari Istana sedangkan Changkyun selalu membuntutinya. Jika pun ada, mungkin jalan satu-satunya adalah dengan membujuk Changkyun, tapi memikirkan sifat Changkyun yang lebih keras dari batu pun sepertinya tidak akan mudah.

    "Yang Mulia Putra Mahkota, di mana anda......"

    Jungkook tampak terkejut mendengar teriakan Kasim Seo dari kejauhan dan seperti akan mendekat ke tempat mereka, berbeda dengan taehyung yang menoleh dengan santai dan mendapati Changkyun yang berjalan mendekatinya.

    "Eoh, kau sudah kembali?" sapa Taehyung, tapi dia sedikit heran ketika melihat Changkyun menatapnya dengan heran dan rupanya tatapan Changkyun tidak terarah padanya, melainkan pada Jungkook yang tiba-tiba membuat pergerakan.

    "Jungkook-a, kau mau-" ucapan Taehyung terhenti ketika Jungkook dengan begitu mudahnya melewati tembok setinggi dua meter di hadapannya.

    Dia menatapnya dengan mulut yang sedikit terbuka berbeda dengan Changkyun yang hanya membulatkan matanya tapi tak bertahan lama karna dia segera menghampiri Taehyung.

    Taehyung menatap ke arah perginya Jungkook, bagaimana mungkin adik kecilnya bisa melakukan hal itu dengan begitu mudah? Bahkan yang terlihat di matanya barusan adalah Jungkook yang tidak memanjat tembok, melainkan seperti terbang melompati tembok. Dia perlahan menoleh ke arah Changkyun masih dengan wajah tak percaya.

    "Bagaimana cara anak itu melakukannya?"

    Changkyun tidak menjawab karna dia juga tidak tahu jawaban nya. Setahu Changkyun, Jungkook tidak di ajari ilmu bela diri tapi kenapa Jungkook melakukannya dengan begitu mudah?

    "Putra Mahkota, Aigoo... Di sini rupanya, hamba mohon jangan pergi terlalu jauh." ujar Kasim Seo yang berbicara dengan nafas yang tersenggal seperti baru saja berlari.

    "Changkyun-a."

    "Ye, Putra Mahkota"

    "Apa kau bisa melakukan itu?"

    Changkyun mengangkat kepalanya dan bertemu pandang dengan Taehyung yang tersenyum penuh harap padanya.

    "Jangan!" jerit Changkyun dalam hati seakan bisa membaca pikiran Taehyung, dan Kasim Seo menatap ke arah keduanya bergantian dengan penuh tanya.

    "Hamba mohon maaf yang sebesar-besarnya."

    "Ahh... Ayolah... Kau juga pasti sering melakukannya, tunjukkan padaku!"

    "Putra Mahkota."

    "Sekali saja." tawar Taehyung. Para Kasim dan Dayang melihat keduanya dengan bingung, sebenarnya apa yang mereka bicarakan?

    "Yang Mulia Putra Mahkota."

    "Satu kali, satu kali, hanya satu...... Kali saja."

    Helaan nafas Changkyun bagaikan angin yang berhembus dan menerpa rerumputan di bawah kakinya.

    "Satu kali, ya?"

🌾 어린 왕 🌿

    Jungkook merapatkan tubuhnya di tembok yang mengelilingi Paviliunnya, setelah berhasil melarikan diri dengan mudahnya dari Paviliun Belajar Putra Mahkota, dia berlari menuju Paviliunnya sendiri sebelum Kasim Cha menyadari kepergiannya.

    Dia melongokkan kepalanya dari balik tembok, mengamati keadaan halaman belakang Paviliunnya. Semuanya masih tampak tenang dan sepertinya belum ada yang mengetahui kepergian nya.

    Tanpa buang-buang waktu lagi_ Jungkook langsung melompati tembok dihadapan, jangankan tembok setinggi satu meter, yang setinggi dua meter pun sangat mudah di saat situasi terdesak. Dia berlari sembari mengendap-endap untuk bisa menjangkau Paviliunnya, dan hal yang tidak mudah adalah dia harus memanjat kurang lebih dua meter untuk bisa menjangkau jendelanya. Dia menolehkan kepalanya ke sana kemari sebelum mulai memanjat dengan susah payah.

    "Turun memang mudah, tapi naik. Lebih baik aku memanjat tembok dari pada harus memanjat Paviliunku." gerutu Jungkook susah payah seperti perjuangannya yang mencoba menggapai jendelanya.

    "Hufth... Aku tidak akan kabur lagi dari sini jika sesusah ini." gumamnya ketika ia sudah menjangkau jendela Paviliunnya.

    Tapi matanya tiba tiba membulat sempurna ketika mendengar seseorang yang mengetuk pintunya.

    "Pangeran... Ini aku Kasim Cha. Boleh hamba masuk?"

    Jungkook langsung panik dan dengan cepat menaikkan kakinya ke jendela lalu langsung melompat ke dalam, tapi karna kurang berhati-hati dia malah tersungkur ke lantai.

    "T-tu-tunggu dulu, tunggu dulu. Jangan masuk!" ujar Jungkook dengan panik, Kasim Cha yang berada di depan pintu sejenak memiringkan kepalanya seakan-akan tengah mempertimbangkan sesuatu.

    "Aduh!" ringis Jungkook saat merasakan sakit di lututnya, dia pun dengan cepat bangkit dan duduk di depan meja belajarnya yang langsung menghadap pada pintu.

    "Pangeran..."

    Jungkook berdehem lalu berucap dengan lantang,  "ya, kau boleh masuk sekarang."

    Pintu di hadapan Jungkook bergeser dan menampakkan Kasim Cha yang tersenyum setelah melihat Jungkook yang tengah membaca buku. Pria tua itu kemudian mendekati Jungkook dan duduk di hadapan Pangeran kecil yang hanya berpura-pura membaca tersebut yang kemudian perlahan menegakkan kepalanya dan melihat ke arahnya.

    "Ada apa? Apa ada hal yang penting?"

    "Tidak, tapi Pangeran sudah seharian berada di sini. Apa Pangeran tidak bosan?"

    "Sejak kapan kau mempedulikan hal itu? Bukankah sehari-hari aku berada di sini? Ah... tidak, tapi kau!"

    Kasim Cha memundurkan kepalanya ketika Jungkook menunjuk ke arahnya dengan jari telunjuknya.

    "Kau yang selalu mengurungku di sini seharian!"

    Kasim Cha semakin mundur ketika Jungkook semakin maju kedepan bahkan kakinya hampir menginjak meja saat mengatakan hal tersebut.

    "Kau lah orang nya!" tandas Jungkook dan kembali ke posisi semula begitupun Kasim Cha, dia hanya tersenyum kikuk tidak tahu harus menjawab apa karna dia hanya menjalankan tugas dari Baginda Raja Lee Jeon. Tapi dia tiba-tiba membulatkan matanya ketika tidak sengaja melihat lengan baju Jungkook yang terlihat sedikit kotor.

    Kasim Cha langsung berpindah ke samping Jungkook dan menarik lengan bajunya, membuat Jungkook menangkis tangannya dan langsung menjauh.

    "Apa yang kau lakukan?"

    "Pangeran... Kenapa bajumu kotor?" tanya Kasim Cha yang mulai memasang wajah memelas seperti biasanya.

    Jungkook langsung melihat lengan bajunya dan benar. Dia mengumpat dalam hati, bagiamana dia bisa seceroboh itu? Dia kemudian mengarahkan pandangannya kepada Kasim Cha.

    "Pangeran..."

    "Tidak." sangkal Jungkook seakan tahu isi pikiran Kasim Cha.

    "Jangan bilang kalau-"

    "Tidak, tidak, tidak... Sudah ku bilang tidak!" masih menyangkal.

    Kasim Cha meraih lengan Jungkook dan mendekat ke arah Jungkook yang membuat Pangeran kecil tersebut mundur.

    "Apa yang kau lakukan? Menjauh dariku!"

    "Pangeran... Aku sudah bilang berkali-kali, jangan melakukan hal itu..."

    "Melakukan apa maksudmu? Memangnya apa yang ku lakukan?Pergi sana! Aku tidak mau melihat wajahmu."

    "Pangeran..."

    "Tidak!"

    "Pangeran..."

    "Ti...dak..."

     "Pangeran......"

    "Aish... Benar-benar! Aku bilang tidak! Jika ku bilang tidak, ya tidak. Pergi ke sudut dan menghadap ke tembok! aku tidak ingin melihat wajahmu."

    "Pangeran........"

    "Aku bilang tidak......."

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro