Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

7. Suprising Betony

hola hola!
naru kembaleh.

chapt ini... (dan chapt depan) adalah alesan naru bilang 'kenapa kalian cuma curiga sama Guan?'

hehe💕

sider? yesungdahlah.

enjoy!
.

.

.

Betony

Memiliki makna kejutan.

.

"Eo? Guanlin?" Jihoon melebarkan matanya dan mendudukan dirinya menghadap Yuju.

"Ya, temanmu yang sering ke restoran itu."

Jihoon bertepuk tangan serta meloncat kegirangan dalam duduknya. Ia tak menyangka saja Yuju akan menyukai daun muda.

"Ayahku lebih muda dariku? Ey! Eomma! Aku jadi malu," Jihoon menutup wajahnya dengan cepat.

Yuju tertawa seraya mengumamkan betapa lucu 'anak'nya ini.

Ia menceritakan bahwa Guanlin awalnya meminta kontak dirinya dan mengajaknya keluar untuk berterimakasih karena telah menjaga Jihoon. Guanlin menceritakan padanya bahwa Jihoon sering sekali bercerita tentang Yuju dan betapa baiknya Yuju.

Berawal dari pertemuan sederhana, mereka menjadi sering bertemu. Guanlin sering sekali mengatasnamakan bisnis, ia bilang ingin bekerja sama dengan Yuju. Sedangkan Yuju sendiri sering mengatasnamakan Jihoon saat akan bertemu Guanlin. Saling tak mengakui, namun tetap saja tertebak jika mungkin mereka saling menyukai. Bisa saja lebih.

Jihoon hanya bisa turut senang, walau entah kenapa ada perasaan menggelitik di hatinya.

"Eomma, aku mau ke kamar ya. Kalau makanan sudah jadi panggil aku!"

Yuju menggelengkan kepalanya seraya bergumam, "Dasar."

Jihoon menutup kamarnya pelan. Ia memikirkan jika Guanlin dan Yuju akan bersama maka ia akan menjadi 'anak' Guanlin pula. Ia memikirkan apa yang akan ia lakukan agar Guanlin menyukainya sama seperti Yuju menyukainya.

"Mungkin, aku perlu menanyakan ini pada Guanlin langsung."

Ia tiba-tiba terpikir Daniel.

"Apakah Daniel telah menyukaiku?"

Jihoon mengambil sebuah tempat kosmetik yang kebetulan tak ada isinya lalu melemparnya. Ia juga mengambil sebuah hiasan berbentuk matahari lalu melemparnya dan tertawa tanpa minat.

"Daniel menyukaikukan? Bagaimana jika tidak?"

Jihoon merasa insecure tiba-tiba. Ia lari ke kamar mandi dan meringkuk disana, melakukan hal yang biasa ia lakukan jika ia merasa tak percaya diri.

Keesokan harinya adalah hari kamis. Jihoon perlu bekerja.

Ia dan Yuju berangkat bersama. Sesampainya di restoran. Terlihat Guanlin yang sedang berada di salah satu bangku pelanggan. Ia tersenyum kearah Yuju dan Jihoon yang tengah memasuki restoran.

Jihoon yang terlihat senang, berlari kearah Guannlin dan memeluknya. Disusul dengan Yuju yang menyapa Guanlin dengan malu.

Guanlin mengacak rambut Jihoon dan balas memeluknya. Tak lupa memberikan senyuman manis pada Yuju.

"Guan! Sejak kapan kau akan menjadi ayahku! Ugh! Kau lebih muda," rengek Jihoon yang masih berada pada pelukan Guanlin.

"Eo?" Guanlin terlihat heran lalu menatap kearah Yuju yang menangguk pelan. Ia paham dan akhirnya menjawab, "Kau jadi bayi besarku? Astaga hyung. Tapi aku tak masalah selama kau menjadi anak yang penurut."

Jihoon merubah ekspresinya dan terlihat berpikir lalu mengangguk bahagia dan berkata, "Aku akan menjadi anak yang penurut untuk Appa!"

Daniel datang menghampiri Jihoon dan mengajaknya bekerja. Jihoon menanggukinya dan pamit pada Guanlin dan Yuju.

"Daniel?"

"Hm?"

"Kenapa jumlah lukamu bertambah?"

Daniel tersenyum miris dan menaikkan gulungan baju pada lengannya. Ia bergumam, "Akhirnya seseorang menyadarinya."

"Niel.... Jangan...," rengek Jihoon seraya menggembungkan pipinya terlihat cemas.

"Aku merasa sedikit tertekan."

Jihoon memeluk Daniel dengan mata yang terlihat penuh dengan kekhawatiran. Ia berbisik pelan, "Kenapa? Kenapa?"

"Ingat saat kita bertemu Guanlin di penjara? Dia berkata jika dia mengunjungi Kim Jaehwan?"

Jihoon mengangguk pelan.

"Kim Jaehwan, adalah temanku. Ia selalu ada bersamaku saat aku berada di tempat rehabilitasi. Mendengarnya terpenjara membuatku menyakiti diriku lagi. Aku menjadi takut untuk ditinggalkan."

Jihoon memeluk Daniel erat. "Aku tak akan meninggalkanmu!"

Daniel mencium kening Jihoon seraya berbisik, "Kalau begitu jadilah teman hidupku. Jadilah kekasihku."

Jihoon terlihat mengawang sebelum akhirnya ia mengecup bibir Daniel sekilas dan mengaangguk lucu.

Jam tutup toko telah tiba.

Jihoon yang seharusnya piket bersama Mingyu, terpaksa menyelesaikan semua sendiri karena partnernya itu tengah ada urusan bersama Hani, yang telah semua orang direstoran tau jika mereka sebentar lagi akan menikah.  Ia yang tengah membereskan meja dan kursi, dihampiri oleh Guanlin yang kembali ke restoran. Mungkin akan menjemput Yuju yang masih dilantai dua.

"Hey."

"Eoh? Guan! Ada apa?"

Guanlin mengacak rambut Jihoon dan mengangkat dagunya. Ia tersenyum miris seraya berkata, "Jadilah dirimu sendiri. Aku tahu kau muak."

Air muka Jihoon terlihat mengeras dan ia menyalak, "Aku tidak paham maksudmu."

"Kau paham. Hanya kau tak suka untuk mengakuinya," Guanlin tersenyum manis. Ia memberikan sebuah mainan yang patah pada Jihoon dan membuatnya memerah nyaris menangis.

"Cukup jadi anak baik untukku, Jihoon hyung. Maka akan kujaga rahasiamu," ucap Guanlin kembali memasukan mainan tadi kedalam tasnya.

Jihoon hanya bisa menatap lantai dan menahan tangis. Ia merasakan sebuah tangan pada bahunya, ia tahu itu Guanlin dan ia tak berani untuk sekedar menepis sentuhan itu.

Guanlin mendekati Jihoon dan memeluknya. Ia membisikkan rentetan kalimat penenang untuk Jihoon yang berujung kepada semakin keras tangis dari Jihoon.

"Jihoon?"

"H-heung?"

"Diluar itu adalah dunia yang kejam. Kau taakan nyaman. Malam minggu nanti jangan lupa ke tempatku. Akan ku sediakan hal yang akan menenangkanmu. Paham?" bisik Guanlin pelan.

Jihoon menangguk pelan. Kata-kata Guanlin terdengar begitu manis. Ia menyadari, Guanlin bukanlah oranglain yang bodoh. Guanlin cerdas, dan ia percaya akan hal yang ada pada otaknya.

Hari dimana Jihoon akan menginap dirumah Guanlin akan tiba. Jihoon pergi kerumah Guanlin dengan diantar oleh Daniel dan Yuju. Terlihat lucu sekali. Seperti keluarga yang menitipkan anaknya pada paman mereka.

Guanlin menyambut Jihoon dan menawari Daniel dan Yuju untuk masuk. Namun, Daniel menolaknya karena ada yang akan ia obrolkan dengan Yuju. Oleh karenanya selepas mereka semua saling berpamitan, Jihoon segera masuk ke ruang tengah Guanlin.

"Kau pacaran dengan Daniel, hm?" Guanlin bertanya setelah melihat Daniel yang mengecup sekilas bibir Jihoon saat akan pamit.

"Ya."

"Serius atau hanya topengmu saja?" Guanlin menyeringai. Ia penasaran akan reaksi yang Jihoon beri jika ia kembali membuka aib sang lawan bicara.

"Entah. Aku berada di posisi tidak bisa membedakan mana yang aku benar sukai mana yang yang hanya aku jadikan topeng saja," Jihoon berkata dengan nada yang datar dan wajah yang stoic.

Jihoon mengambil sebuah kukis yang telah ada dimeja dan melemparnya. Ia menatap kosong pada remahan kukis yang berada jauh dari tempatnya itu. "Darimana kau tahu...," ucapnya putus asa.

Guanlin mendudukan dirinya disebelah Jihoon dan mengelus rambutnya dan membisikkan jawbannya. Membuat Jihoon tersenyum miris dan menitikkan air matanya perlahan.

"A-apakah ... kau akan menyebarkan hal ini?"

"Kurasa tidak. Sudah kubilang, jadilah seseorang yang penurut untukku. Sisanya tinggal kau yang bermain peran."

Jihoon menghadap Guanlin. "Apa ... kau tahu rahasia lainnya?"

Guanlin hanya membalas dengan sebuah senyuman simpul.

"Beri tahu aku satu rahasiamu. Agar aku tahu, jika kau bisa benar-benar menjaga rahasiaku."

"Lalu apa keuntungannya untukku?"

Jihoon mengigit bibirnya. Harusnya ia telah menduga, Guanlin itu cerdas.

"Aku ... turuti keinginanmu."

Guanlin menaikkan alisnya dan tersenyum penuh makna, "Lalu apa kau mau membunuh  atau mati untukku?"

Jihoon tentu saja terkejut. Ia tak pernah memikirkan kemungkinan seperti ini sebelumnya. Bukankah orang lain biasa meminta uang, tahta, jasa, atau hal lain. Apapun itu selain ... mati dan membuat orang lain mati.

Guanlin tiba-tiba tertawa dan mengusak rambut Jihoon, "Ini adalah alasan kenapa dunia luar itu berbahaya bagimu."

Jihoon menghela napas lega.

"Baiklah, aku terima tawaran darimu."

Jihoon menatap Guanlin penuh minat. Ia benar-benar bergantung pada hal ini.

"Aku sebenarnya berusia lebih tua darimu."

TBC

NTAPZ GAK?

NARU AJA YANG BIKIN PUSING(?) HEUNG:(

wkwkwk.

tertanda,

pacar joseph(?) .g woojinyoung,
naru!

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro