CHAPTER O2;
BERPINDAH SECEPAT KILAT. Bagaikan sebuah cahaya yang memiliki kecepatan tinggi dan susah menangkapnya menggunakan mata.
Hembusan angin sejuk terasa di sekujur tubuh gadis bersurai gold blonde itu, menghindari tabrakan dengan pejalan kaki serta kendaraan dengan sekali lihat.
Sedangkan kedua bola mata miliknya masih bergerak cepat tapi teliti mencari target yang harus segera dimusnahkan, pergerakkan yang sulit tuk ditiru bagi manusia biasa.
"Where are you, baby~?" Gadis itu mencari ke sudut-sudut daerah yang dibilang oleh rekan setim nya.
Mungkin karena terlalu bersemangat atau tidak, ia tidak sengaja menabrak pejalan kaki sehingga kedua nya sama-sama terjatuh dan membuat bokong mereka mendarat dengan estetik.
"Ouch" Ucap mereka barengan
Mizuki, merasa kesal dengan kesalahan yang ia lakukan dan juga memberitahu kan kepada pejalan kaki itu untuk berhati-hati juga dan jalan menggunakan mata.
"I'm s-sorry.." Pejalan kaki itu menundukkan kepala nya dan meminta maaf kepada Mizuki
Mizuki, menyuruh untuk kembali mendirikan kepala pejalan kaki itu ia tidak menyukai sikap yang ditunjukkan oleh nya apalagi dilihat oleh banyak pasang mata.
Suara bising mengusik pendengarannya, seperti kaset rusak dan muncul suara pria dari earbuds miliknya.
"M-mizuki?! Do y-y-you hear ME??" Sepertinya sinyal merusak percakapan mereka berdua sehingga suara terputus
"Aku dengar, ada apa? Katakan segera!" Selagi menunggu temannya mengatakan sesuatu, gadis itu merasakan sesuatu yang aneh
perasaan
aneh
Dan sinyal kembali membaik "MIZUKI! VILLAIN NYA ADA DI DEPAN MU!!" Pria itu berteriak dari jauh yang membuat telinga siapapun Alan budek.
[ villain itu ada di depan ku? Don't you say.. ] kata batin perempuan ini
Mizuki masih mencerna kalimat yang dikatakan oleh rekan nya dan sadar setelah 5 detik kemudian, hingga ia segera menoleh ke depan.
Lelaki, iya pejalan kaki yang ia tabrak barusan tertawa sendiri bagaikan sakit jiwa atau memang orgil? Gadis itu segera menjauhkan manusia di dekat mereka berdua walaupun bagi dirinya yang ia lakukan sekarang adalah hal tidak ingin di lakukan.
"Shit! Nekat sekali lelaki itu menampakkan diri seperti ini" Hingga sebuah besi tajam mengarah dengan kecepatan tinggi ke arah ia berdiri
*ZRAASHH
Meleleh bagai dicairkan oleh api panas, besi-besi itu meleleh menjadi air dan tidak lagi berbentuk padat. Gadis itu mencairkan nya menggunakan tangannya memang bukan timing yang pas sehingga membuat telapak nya berdarah tapi alhasil tidak menembus dada nya.
Lelaki itu membawa sesuatu yang berbeda dari sebelumnya dan mendekat ke arah Mizuki, tapi ada sesuatu yang membuat gadis ini tertawa terbahak-bahak.
Lelaki.
Itu.
Cacat.
Sosok di depan nya berdiri dengan sempoyongan sambil membawa besi berbentuk pedang yang seperti nya akan ditujukan bagi Mizuki. Yang benar saja, siapapun pasti akan merasa iba ketika melihat siapapun cacat atau kurang sempurna, kan?
Tapi, tidak bagi gadis yang memiliki nama lengkap Kanzaki Mizuki. Dia tidak memiliki rasa iba kepada siapapun, dan rasa belas kasihan tidak ada dalam kamus milik nya.
"You laughing, right? Because my body. Tapi aku akan segera membunuhmu sehingga akan mendapat kembali kaki ku" Ucap lelaki itu dengan tawa yang masih setia keluar dari mulut kotor nya.
Oh, sebuah kesalahan besar teman. Kesalahan yang amat besar bagi siapapun yang mengatakan ingin membunuh gadis ini, tidak sayangkah dengan nyawa sendiri? Heh.
"Ha, ore wa Mizuki-Sama da, Kisama wa dare da?" Tunjuk gadis itu dengan suara rendah meremehkan lelaki itu, tapi suara nya membuat siapapun yang berada disana bergidik ngeri.
Sebelumnya berjalan dengan penuh kesombongan ingin membunuh perempuan di depan nya, tapi kembali mundur dengan suara gagap berkeringat dingin karena di serang oleh omongan singkat. Begitulah manusia.
Gadis itu menghentakkan kaki nya dengan keras membuat jalanan yang ditapaki oleh nya menjadi retak dan melesat hingga berdiri di depan lelaki itu dengan jarak yang sangat dekat.
Tangan kanan nya meremas kuat wajah lelaki itu selagi tangan satu lagi mematahkan lengan kiri sosok depan nya dengan kondisi yang memprihatinkan bagi siapapun yang melihat.
Memohon dengan suara yang dibuat-buat tidak berhasil membuat gadis itu goyah dan selesai.
Dia
Mati
Kehidupan memanglah miris teman. Selamat tinggal pecundang.
—
"Yo, bro. Kerja ku sudah selesai, urus jasadnya" ucap Mizuki sambil membersihkan tangan kanan nya yang bernodakan merah pekat menggunakan kain motif salju.
"Kau, dasar. Melakukan hal menakutkan seperti itu di depan warga, tidak pernah berubah" Kata pria tersebut dengan memijit pelipis keningnya
"Memangnya siapa yang berhak mengubah diriku?" Pria itu langsung bungkam dan segera menuju jasad villain yang wajah nya sudah rata seperti aspal jalanan.
"Dasar, mencoba membuat ku berbaikan dengan masalah. Tidak akan pernah terjadi" Dan gadis itu langsung melesat pergi meninggalkan lokasi yang bersimbah darah tanpa membantu membersihkan nya
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro