Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Chapter 5 : Mendadak

"Apa yang kau lakukan padanya, Eichi-kun!?" bentak Tomoe pada pria bersurai blonde yang berada tak jauh dari tempat sang gadis yang kini tengah ia peluk.

"Aku? Aku tak melakukan hal yang buruk padanya. Baiklah, kita berjumpa esok," ucapnya yang kemudian melenggang termakan pintu.

Dengan segera, Tomoe pun melangkahkan kakinya untuk berdiri tepat dihadapan sang gadis. Ia menyentuh dagunya dan memaksanya untuk menatap maniknya.

Saat melihat manik sang gadis yang telah diselimuti ketakutan sekaligus keterkejutan, Tomoe mencoba mencermati apa yang Eichi lakukan padanya. Karena ia tahu jika Eichi telah berbuat seperti ini, maka gadis ini memiliki hal yang tak ia ketahui.

Namun, memaksanya bicara untuk saat ini hanya membuang-buang waktu saja. "Kau tak perlu seperti itu, Neko-chan. Aku tahu segalanya tentangmu, kau tak perlu takut lagi," ucap Tomoe yang menatap lembut manik sang gadis.


Seakan-akan dikejar oleh bayangan hitam, gadis itupun memeluk erat pria yang ada dihadapannya. Sangat erat hingga ia menumpahkan segala kesedihan hingga keluh kesahnya dan Tomoe pun tidak keberatan jika gadis itu membagi beban padanya.

Tangan Tomoe pun tergerak untuk mengelus lembut surai sang gadis yang tak dikucir sedikitpun. "Tak apa, tumpahkan segalanya. Aku takkan menghalangi mu," ucap Tomoe lembut.

*****

Mentari telah menyapa seluruh makhluknya yang telah bersiap menyambut hari dengan penuh kegembiraan. Awan menari-nari serta burung pun bernyanyi, membuat suasana pagi ini terasa seperti di negeri dongeng.

Dan tepat pada pagi ini pula, Tomoe tidak bisa menemani gadis itu untuk melihat sekeliling sekolah ini yang dikarenakan urusan nya dengan sang ketua OSIS disini.

Ya, seorang ketua OSIS yang telah membuat gadis yang ia bawa menjadi kacau hingga ia habiskan semalaman untuk memikirkan nasib sang gadis. Sehingga, mau tak mau ia membiarkan sang gadis bersama rekannya agar kejadian yang sama tak terulang lagi.

"Hei, Kurosaki-san. Apa benar jika kau amnesia?" tanya Jun dengan tatapan lurus menatap jalan setapak yang cukup sepi.

Mendapat pertanyaan seperti itu, tentu saja gadis itu terkejut. Ia pun menghentikan langkahnya dan melirik arah lain. Menyadari ada hal yang kurang, Jun pun berhenti dan berbalik.

"Tak apa jika kau belum ingin membicarakannya, tapi ada baiknya jika kau bicara perlahan-lahan," ucap Jun dengan ramah, namun tak ada tanggapan dari sang gadis. Jun yang merasa tak enak pun mendekatinya secara perlahan.

"Tak akan ada yang menyakitimu mulai saat ini. Sedikit terbukalah pada dirimu sendiri dan lingkungan mu," bisik Jun yang kemudian menarik tangan sang gadis dengan lembut lalu membawanya ke suatu tempat.

Disisi lain, Tomoe yang sedang berada di taman pun tanpa sengaja melihat mereka. Hanya saja, Tomoe yakin jika mereka tidak melihat kehadiran dirinya.

Dari jauh, ia mendapati tampak keterkejutan dari wajah polos nan indah sang gadis yang sempat mengeluarkan semua beban yang telah cukup lama gadis itu tanggung seorang diri.

"Melihat pemandangan seperti ini tanpa sadar membuatmu teralihkan dari tujuan kita, Hiyori Tomoe."

Suara itupun menarik Tomoe untuk lebih fokus lagi pada pembicaraan yang sedang mereka bahas. "Eichi-kun, pandanganku mungkin teralihkan. Namun pendengaran ku tidak, terutama untuk hal yang cukup menyenangkan seperti ini," ucap Tomoe dengan secercah misteri di maniknya yang cenderung menunjukkan pandangan keseriusan.

"Ah, sudah lama tidak melihatmu seperti ini semenjak terakhir kali kita bertemu," ucap Eichi yang semakin bertambah serius.

Tentunya Tomoe sadar jika ia telah memancing iblis dihadapannya bangkit. Namun apa mau dikata, justru dengan hal itu ia lebih cepat meraih hal yang menjadi tujuan kedatangannya disini.

"Kudengar dia ada disini, Yuzuru. Ah! Itu dia! Hiyori-sama!!!"

Suara anak kecil pun mengalihkan perhatian mereka dan mendapati seorang anak kecil bersurai merah muda yang memakai dasi merah, yang artinya menunjukkan jika ia adalah anak kelas satu di sekolah ini.

"Tori?" panggil Eichi dengan tampang bingung.

"Ah! Maaf aku tak melihatmu, Kaichou. Izinkan aku berbicara dengan Hiyori-sama sebentar saja ya, Kaichou. Aku mohon ...," pinta Tori dengan tatapan amat memohon.

"Baiklah, hanya sebentar," ucap Eichi yang akhirnya pasrah pada keinginan salah satu anggota unitnya.

"Sudah lama kita tidak bertemu, Hiyori-sama. Mungkin Anda sudah lupa, tapi kuingat saat masih kecil. Saat Hiyori-sama mengunjungi rumahku dan tersenyum menyapaku," jelas Tori dengan riangnya.

Sementara Tomoe, ia berusaha mengingat siap anak dihadapannya. Pasalnya, semasa kecil ia cukup mengunjungi banyak rumah hanya untuk menemani serta memahami kewajibannya saja yang nantinya akan diteruskan pada dirinya.

"Ah, kau anak yang sembunyi dibalik pelayan pribadimu itu ya. Salam kenal, Himemiya Tori," sapa Tomoe dengan hangat saat berhasil mengingat siapa anak dihadapannya.

"Waahh!!! Suatu kehormatan untukku saat diingat oleh Hiyori-sama. Baiklah, aku permisi terlebih dahulu. Terimakasih atas waktunya, Hiyori-sama, Kaichou," ucap Tori yang kemudian melenggang dari tempat itu.

"Hati-hati, Tori," ucap Eichi sebelum Tori sepenuhnya pergi dari tempat itu. Sementara Tomoe, ia hanya melambaikan tangan.

Pembahasan pun berlanjut, hingga akhirnya mereka berhenti saat jam makan siang. Dan pada jam itu, Tomoe manfaatkan untuk mencari keberadaan rekan serta gadis yang ia bawa.

"Ohii-san!"

Suara yang tak asing pun menyapa pendengaran Tomoe yang membuatnya melangkahkan kakinya menuju tempat dua insan itu berdiri.

"Tampaknya kalian cukup akrab ya," ucap Tomoe dengan raut ceria. "Bagaimana hasil rapatnya, Ohii-san?" tanya Jun sembari mempersilahkan rekannya duduk di bangku kosong yang berada di hadapannya.

"Tentu saja semua akan baik-baik saja. Dan yang pasti, akan ku usahakan kita akan menang. Ya, setidaknya seperti itu pikirku," ucap Tomoe dengan riang sembari memulai mencicipi menu yang telah tersusun rapih dihadapannya.

"Bagaimana kabarmu hari ini, Neko-chan? Apa sekolah ini lebih baik daripada Reimei?" tanya Tomoe yang telah memperhatikan perubahan mood gadis yang berada di sisi kanannya dalam diam.

"Baik. Sekolah ini tidak ada bedanya, cukup tenang dan damai," jawab sang gadis dengan singkat tanpa ada niatan sedikitpun untuk memperpanjang topik pembicaraan.

"Begitu ya. Kalau begitu, semoga kau betah berada disini untuk sementara waktu," ucap Tomoe dengan riang. Sementara sang gadis langsung memasang raut bertanya.

"Kami kemari untuk melakukan sesuatu dan akan memakan waktu kurang lebih dua minggu," jelas Jun dan secara otomatis, gadis itupun tersedak setelah mendengar penjelasan pria itu. Dan dengan segera, mereka pun memberikan segelas air putih secara bersamaan untuk sang gadis lalu gadis itu meminum dua gelas air putih dan merasa sedikit tenang.

"Berhati-hatilah, Neko-chan. Aku takut kau akan mati jika begini," ucap Tomoe dengan tidak elitnya.

"Ohii-san!" tegur Jun dengan sabar.

"Maaf," gumam gadis itu sembari menundukkan wajahnya.

"Tidak, tidak perlu meminta maaf," ucap Tomoe dengan santainya.

"Tetapi, nanti sore apakah kau bisa membantu kami?" tanya Tomoe dengan kilatan penuh keseriusan pada maniknya.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro