Chapter 15 : Salah Paham
Pagi ini sangat berbeda dari hari-hari sebelumnya. Banyak desas-desus beredar di lingkup sekolah ini.
Namun, satu hal yang pasti, Neko tidak peduli hal itu. Ia hanya berjalan biasa menuju lokernya dan bersikap jika tidak terjadi apapun di sekolah ini.
"Kau tahukan, jika Seraphina telah kembali dari luar negeri?"
"Ah, benar! Kurasa, aku akan mundur menjadi saingannya. Karena ... Hiyori-sama sangat cocok dengannya."
"Bahkan, aku pun kalah saing darinya."
Ucapan itu terus-menerus terdengar disepanjang lorong ini. Bahkan, hingga ia masuk kelas pun tidak ada yang berubah sedikitpun.
Tapi, setidaknya Neko sangat bersyukur. Karena, hari ini tidak ada yang memperhatikan dirinya sedikitpun yang membuatnya bisa sedikit leluasa untuk bergerak.
Tidak lama kemudian, bel sekolah pun berbunyi. Mereka segera memasuki ruangan dan bersiap untuk belajar.
*****
Kini, jam istirahat telah hadir. Para siswa segera menuju ke kantin ataupun ke tempat teman mereka yang berbeda kelas. Ya, walaupun sekedar menghilangkan lelah sejenak.
Namun, pemandangan aneh di kantin membuat seluruh penghuni kantin merasa senang sekaligus iri. Pasalnya, hari ini Seraphina menggandeng Hiyori kemari yang diikuti oleh ketiga temannya.
Beruntung Neko adalah tipikal gadis yang pendiam dan terkesan tidak peduli akan urusan orang lain. Ia hanya menikmati makanannya dengan tenang sambil ditemani oleh ponselnya.
"Wah, mereka sangat serasi ya," ucap salah satu dari tiga gadis yang biasa mem-bully-nya.
"Jika dengan Seraphina, aku tidak masalah. Mereka memang pasangan yang serasi," sambung salah satunya.
"Um, aku juga setuju," sambung temannya.
Sungguh, Neko ingin menjauh dari kantin detik ini juga. Namun, jika ia melakukannya, maka ia dianggap cemburu. Dan pada akhirnya, ia hanya bisa bertahan disini dengan ponselnya.
"Sendirian disini?"
Suara itu membuat Neko menoleh pada sumber suara. Ia hanya menjawab dengan anggukan singkat sekaligus tatapan ingin pergi dari sini.
Menyadari hal itu, Jun pun langsung menggandeng dan membawa Neko pergi dari kerumunan itu.
"Eh? Bukannya itu Sazanami-kun dan Neko-chan ...," ucap Seraphina yang masih memeluk lengan Hiyori. Dan saat Hiyori melihat arah yang dilihat Seraphina, ia hanya bisa menghela nafas dalam-dalam.
'Maaf, Neko-chan. Aku sungguh minta maaf,' batin Hiyori.
"Hiyori-sama, mengapa melamun? Mari makan. Nanti sebelum bel sekolah berbunyi lagi," ucap Seraphina yang membuat Hiyori mau tak mau harus menurutinya bersama dua orang temannya.
Nagisa hanya melihat keberanian Jun yang menyelamatkan gadis itu dari hal yang tidak bisa ia lakukan. Sementara Ibara, ia hanya mengukir senyuman yang menandakan jika ia telah tahu semua alurnya.
"Apa masih lapar?" tanya Jun yang kini telah berada di taman sekolah. Dan Neko pun menggeleng pelan sebagai jawaban.
Jun menghela nafas, "Apa kau baik-baik saja? Sedari pagi, aku amati jika kau banyak diam hari ini."
"Aku rasa ... itu hanya firasatmu saja. Aku jelas baik-baik saja," jelas Neko yang tampak berusaha tersenyum.
"Baiklah, apapun yang terjadi, kabari aku," ucap Jun yang langsung berdiri setelah duduk disebelah sang gadis.
"Hmmm, tidak mau," ucap sang gadis yang membuat Jun memberikan tatapan menyeramkan padanya, "Apa susahnya? Cukup telepon atau tinggalkan pesan padaku."
"Susah, aku harus beli pulsa, mengisi kuota, ini itu," jelas sang gadis. Dan secara tidak langsung, Jun menempelkan telunjuknya pada sang gadis, "Sstt ... katakan saja padaku, apapun yang kau butuhkan, perasaanmu, semuanya ... katakan padaku semuanya. Akan aku bantu sekuat semampuku."
Neko hanya terpaku melihat tatapan Jun. Dalam manik itu, Jun mengisyaratkan jika ia mengetahui semua yang pernah dirinya rasakan.
Tetapi, tanpa mereka sadari, Hiyori telah menyusul mereka. Dan ia berhenti saat melihat kondisi itu.
Ia tampak seperti patah hati. Namun, ia berhasil menutupinya dengan sebuah senyuman manis yang penuh akan kesedihan serta amarah yang selama ini belum pernah ia rasakan.
Namun, apa daya ... apakah dia harus melawan temannya sendiri untuk seorang gadis yang belum tentu ia sukai? Bodoh, bahkan Hiyori bisa bertindak lebih bodoh dari biasanya.
"Kau tidak menghampirinya?" ucap Nagisa yang juga melihat kondisi itu.
"Hmmm, tentu tidak. Aku tahu jika rekanku sangat baik, jadi ... tidak ada salahnya jika aku membiarkan dia tenang dengan rekanku," jawab Hiyori dengan santainya.
"Tapi, apa yang kau ucapkan dengan apa yang ada di hatimu itu sangat berbeda. Kau tersenyum, tapi kau rapuh," ucap Ibara yang disambut dengan tatapan polos dari Hiyori, "Eh? Benarkah? Wah, aku tidak tahu itu."
Ucapan Hiyori membuat Nagisa dan Ibara terdiam. Namun, jujur saja, baik Nagisa dan Ibara itu memiliki rasa yang sama dengan Hiyori. Hanya saja, Ibara cenderung melihat dan menjaga dari jauh. Dan Nagisa, ia selalu berada di sekitar sang gadis dengan hawa yang cukup tipis.
*****
Bel surga telah berbunyi. Para siswa segera berhamburan keluar kelas dan bersiap untuk pulang. Namun, beberapa diantara mereka ada yang menetap untuk urusan klub ataupun sekedar nongkrong bersama temannya.
"Neko-chan!"
Suara riang itu membuat sang gadis yang tengah berjalan pun menjadi berhenti. Ia menunggu seseorang yang memanggil namanya berdiri dihadapannya.
"Mau pulang bersama?" tawar Seraphina yang masih berusaha keras untuk mengantar sang gadis pulang. Namun, lagi-lagi sang gadis menolaknya.
"Ayolah, Neko-chan. Kau kan dekat dengan Jun, aku Hiyori. Jadi, kita harus saling dekat agar terlihat akrab," ucap Seraphina yang membuat Neko memijat pelipisnya pelan, "Aku tidak ada hubungannya dengan Sazanami-san."
"Tapi, tadi itu romantis lho. Bahkan, Hiyori-sama beserta Nagisa dan Ibara pun tidak mau mendekat," ucap Seraphina yang membuat Neko berpikir sejenak jika apa yang mereka itu salah.
Namun, Neko memilih untuk diam dan berlalu. Meninggalkan Seraphina dengan raut sedihnya. Tapi, bukannya Neko kejam. Ia hanya tidak ingin mengungkit sebuah masalah yang sebenarnya salah kaprah.
'Satu lagi masalah yang sulit aku hadapi,' batin Neko yang berusaha tenang di jalan pulang.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro