Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

•°•October•°•

Cuaca hari ini begitu cerah, secerah suasana hatiku. Ditambah bulan ini ku lewati tanpa ada hambatan. Membuatku lengah untuk sementara.

Walau asma ku sempat kambuh di tengah konser tapi aku bisa mengatasinya tanpa ketahuan oleh member lain. Usai konser, kami pergi ketaman bermain untuk menikmati beberapa wahana disana sebelum kembali ke dorm.

Sepanjang perjalanan pulang dari taman bermain aku terus bersenandung saking senangnya. Tanpa kusadari bahwa para member menatapku dengan tatapan yang entah tak dapat kuartikan.

Sesampai kami di dorm, Mitsuki langsung mendorongku menuju kamar dan menyuruhku beristirahat. Aku bingung dengan sikapnya tapi ya sudahlah, toh ini sudah malam.

Beberapa menit kemudian, aku merasa begitu haus dan memutuskan untuk kedapur mengambil minum. Aku melenggang masuk begitu saja, sedang member yang lain terlihat begitu fokus mendiskusikan sesuatu di sofa. Mereka bahkan tak menyadari kehadiran ku.

Saat tengah meminum air, aku tak sengaja mendengar apa yang mereka bicarakan. Bukan, aku bukannya ada niatan nguping ya bestie. Hanya saja jarak kami itu tak seberapa, makanya aku bisa mendengar pembicaraan mereka. Lagipula apasih yang mereka bahas sampai-sampai tidak mengajakku?

"Bagaimana ini? Aku tak tega melakukannya."

Melakukan apa?

"Aku juga tidak tega. Tapi ini permintaan Kujou-san, kita harus bagaimana?"

Eh permintaan Tenn-nii?! Apa maksudnya?

"Haaah, tidak ada pilihan lain. Ini sudah yang terbaik. Bisa gawat jika kita tidak segera mengambil tindakan. Kita juga harus memikirkan kesehatannya, belakangan ini dia sering sekali kambuh. Ditambah beberapa masalah baru, kurasa aku setuju dengan Kujou."

Heh kambuh?! Apa maksudnya aku? Tunggu? Apa yang diminta oleh Tenn- nii?

"Baiklah kalau begitu kita sepakat! Nanase Riku-san akan dikeluarkan dari IDOLiSH7 hari ini juga! "

Prangggg!
(Anggep suara gelas pecah:') )

Gelas dalam genggamanku jatuh dan pecah berhamburan, membuat mereka yang tadinya fokus satu sama lain sontak mengalihkan pandangan mereka ke sumber suara.

Rasa sakit menjalar di sekitar punggung kakiku, tapi aku hiraukan. Pandanganku masih terpaku pada mereka yang juga menatapku dengan ekspresi terkejut bercampur rasa bersalah.

"Ka-kalian bercanda kan? Iya kan?"
Ucapku tak percaya dengan apa yang baru saja ditetapkan oleh Iori, rekan sub-unit ku sendiri.

"Nanase-san jangan bergerak, tetap disitu! Aku akan membersihkan pecahan kacanya terlebih dahulu."

Iori gelagapan, ia tak menjawab pertanyaanku. Pemuda itu berjalan cepat namun hati-hati dan mulai memunguti beling kaca yang ada di dekat kakiku.

"Osaka-san ambilkan antiseptik dan perban, kaki Nanase-san terluka!"
Perintahnya.

"Iori jawab! Apa–"

"Kumohon Nanase-san lupakan apa yang baru saja kau dengar oke?"

"Bagai–"

"Riku, bukan maksud kami be–"

"Pembohong! Kalian semua pembohong!"

Mereka semua menundukkan kepala, tak lama Sougo-san datang membawa apa yang Iori minta. Iori yang telah selesai berurusan dengan pecahan kaca, perlahan menuntunku menuju sofa, namun kutolak dengan lembut.

Dengan rasa perih dikaki, aku memaksakan diri untuk pergi ke kamar. Tentu saja mereka langsung mencegatku. Namun dengan segala cara aku mencoba melepaskan diri. Jual mahal dulu ga si?

"Riku! Kakimu berdarah! Ayo obati dulu!"
Mitsuki menarikku lembut, dapat kulihat wajahnya yang mencoba menahan tangis.

"Tidak Mitsuki, aku baik-baik saja,ini tidak sakit kok."

Sebenarnya hatiku lebih sakit dari sekedar luka tusuk ini, sampai aku pun tak bisa bernafas dengan benar saking sesaknya.

"Rikkun ayo obati kakimu! Nanti kukasih Ousama puding deh! Aku janji!"

"Tidak Tamaki, makan saja sendiri. Aku tidak nafsu."

"Nanase-san wajahmu pucat, apa kau yakin baik-baik saja?!"

"Ya Iori, aku baik-baik saja."

Mana mungkin aku baik-baik saja setelah apa yang kalian putuskan tadi! Aku mohon biarkan aku pergi ke kamarku sebelum semuanya terlambat.

"Ayolah, biarkan aku kembali ke kamar–uhuk."

"Nanase-san!"

Kalian menyebalkan! Aku benci! Aku benci! Hanya biarkan aku kembali ke kamarku dan menangis sampai puas!

"Siapa saja! Ambil inhaler Nanase-san!"

"Hah, aku tidak butuh inhaler. Ini hanya serangan kecil."

Aku mencoba mengatur nafasku, dan itu berhasil, membuat ekspresi mereka sedikit mengendur.

"Jika Rikkun mau diobati dikamar, ayo kita kesana," Tamaki menggendongku tanpa izin terlebih dahulu.

"Baiklah kalau begitu, ayo bawa apa yang diperlukan."

Semuanya setuju dan mengekor di belakangnya. Kalian semua bodoh, kenapa harus repot mengurus orang yang akan kalian keluarkan dari hidup kalian?

Setelah mengobati lukaku, mereka semua keluar, meninggalkan ku sendirian.

Dari luar terdengar bunyi bel, sepertinya ada tamu. Tak lama pintu kamarku terbuka, ternyata Tenn-nii.

"Aku sudah dengar apa yang terjadi."
Ia segera mendekatiku yang terduduk di ranjang.

"Riku?"

Aku tak mau menjawabnya, mungkin ia paham situasinya dan langsung membawaku ke dalam dekapan hangatnya.

"Riku,jangan sedih. Ini yang terbaik untukmu."

"Kau memang tidak pernah memberiku kesempatan untuk bahagia."

"Bukan begitu Riku!"

"Lalu apa ini?! Kau meminta mereka mengeluarkanku!"

"Riku! Ini demi dirimu! Pikirkan tubuhmu yang semakin lemah itu!"

"..."

"Kujou-san kopermu."

"Taruh disana saja Izumi Iori, dan cepatlah keluar!"

Iori menaruh sebuah koper berwarna pink di dekat pintu, dan langsung keluar setelahnya.

"Koper? Untuk apa?"

"Tentu saja untuk menyimpan barang-barang ku."

"Eh?"

"Aku akan tinggal disini untuk menemani mu."

"Tapi bukannya–"

"Kau akan tetap disini meski bukan lagi bagian dari IDOLiSH7 Nanase-san. Dan sialnya Kujou-san juga akan tinggal disini."
Iori tiba-tiba masuk kembali membawa minuman dan beberapa cemilan kecil.

"Kenapa kau masuk hah?!"

"Ini asrama kami Kujou-san, kau hanya numpang jadi jangan sok membentakku."

"Kau!"

"Ini untuk Nanase-san, dia sempat kambuh tadi."

Terjadi beberapa perdebatan di antara mereka, entah apa yang kurasakan kali ini. Perasaanku bercampur aduk menjadi satu.
Perdebatan mereka membuat kepalaku sakit, kututup telingaku guna meredam suara pertengkaran yang tengah berlangsung.

"Tolong berhenti! Tolong, kelapaku sakit. Akan kulakukan apapun yang kalian minta, tapi tolong berhentilah!"

Tanpa sadar aku berteriak, dan itu berhasil membuat keduanya diam. Tenn-nii segera mendekatkan dirinya padaku, ikut memegangi kepalaku lalu menempelkan dahinya pada dahiku. Iori yang melihat itu hanya bisa memalingkan wajahnya.

"Riku kau baik-baik saja?"

"Apa kau tuli? Sudah kubilang kepalaku sakit! Dan kau kau masih saja bertanya apa aku baik-baik saja?!"

Entah apa yang merasuki ku sehingga berani berteriak pada Tenn-nii seperti ini. Entah kenapa, semakin sulit untuk mengatur emosiku.

Sudahlah, aku sudah tak tau apa yang harus diperbuat lagi, aku akan menerima keputusan mereka. Akan ku coba berlapang dada dengan semua ini. Lagipula, bila aku keluar lebih awal mungkin lebih baik. Sebelum hari itu datang, biarlah aku begini.

Dan begitulah, tanggal 26 Oktober tahun xxxx Nanase Riku, resmi dikeluarkan dari IDOLiSH7.

Dan yah, Tenn-nii tinggal di dorm kami tanpa sepengetahuan awak media, hanya segelintir orang yang tau.




























================================

Aku ada rencana ngepublish beberapa oneshoot dari berbagai fandom yang sempet aku bikin selama hiatus. Kalo seandainya beneran aku up, ada yang mau baca ga ya?

Seperti biasa, maafkan jika ada kesalahan dalam penulisan karena bagaimanapun saya masih amatir. Terimakasih atas dukungannya selama ini.

Aku udah janji mau up setiap hari, tapi karena kondisi yang bentar lagi UAS aku gatau bisa up tepat waktu atau enggak, tapi aku bakal berusaha, biar ga jadi kang PHP kayak dulu:>

Sekian, terima Tsukumo✌️

Mata nee~
Next November

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro