Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

°•°End°•°

3 Juli, lagi-lagi aku disini. Memandangimu, tanpa tahu harus berbuat seperti apa lagi. Riku? Kenapa kau melamun terus? Apa kau tidak lapar? Apa yang ada diatas sana sampai kau sangat betah memandangi nya hm?

Tenn-nii tidak melihat sesuatu yang menarik sama sekali disana. Apakah Riku punya dunianya sendiri? Kalau begitu ajak Tenn-nii juga, izinkan Tenn-nii berada di dunia yang sama dengan Riku.

"Tenn, makan siang."

"Pergilah, makanlah tanpa aku. Aku sudah kenyang menatap wajah Riku."

"Kau sinting bocah."

"Hm iya, bersiaplah untuk menelpon rumah sakit jiwa."

"Ayolah Tenn."

"Baiklah sobaman!"

...

6 Juli, Riku mulai menutup mata, nafasnya semakin melemah. Tak satu orang pun yang ku izinkan untuk masuk menemuinya.

Hanya aku, bicara seorang diri setiap saat.

Semuanya, hanya mendengar apa yang aku katakan dari balik pintu yang terkunci. Sesekali ada yang mengetuk untuk mengantar makanan dan mengambil piring kotor. Saat dorm sepi, rasanya begitu asing, tanpa Riku semua terasa aneh.

...

Semilir angin malam menyapu surai merah yang tengah duduk di pangkuanku. Sengaja, aku membawanya duduk di di dekat jendela yang terbuka. Memeluk tubuh rapuh itu dari belakang, mencium pipinya dengan penuh kasih sayang.

8 Juli, semua idol mengambil cuti serempak, membuat manager dan agensi mereka kewalahan. Selama empat hari, aku menyuruh mereka terus menemani kami. Entah firasat dari mana. Rasanya akan ada penyesalan bila tak melakukannya. Mungkin inilah yang namanya ikatan batin antar anak kembar.

Matanya sudah tak lagi terbuka, tapi nafasnya masih berhembus lemah. tubuhnya hangat, tapi dapat berubah menjadi dingin kapan saja. Dan kini hanya sebatas tulang berlapis kulit.

Izumi Iori dan Inumaru Touma duduk menempel padaku. Sama-sama ikut memeluk sosok dalam pangkuan ku. Izumi Mitsuki duduk dibawah, memasangkan kaos kaki untuk Riku.

Hening, semuanya menangis dalam diam, walau senyum mereka terulas tapi tetap saja air mata itu mengalir deras.

Dan benar saja, ketika hari telah berganti. Di hari ulang tahun kami, dia mengembuskan napas untuk yang terakhir kali. Tidur dan tak akan pernah terbangun lagi.

"S-selamat. Ulang tahun."

Aku bernyanyi, menyanyikan lagu selamat ulang tahun untuk adikku. Untuknya, untuk yang terakhir kalinya.

Satu persatu isakan mulai keluar. Dimulai dari Inumaru Touma, Izumi Iori dan dalam sekejap, satu ruangan dipenuhi suara tangis. Tangis yang mengiringi kepergiannya.

Semuanya menangis kecuali diriku. Aku tetap diam tak bergerak, semakin mengeratkan pelukan pada tubuh dalam dekapanku.

Meskipun raganya disini. Jiwanya telah lama pergi. Meninggalkan aku. Meninggalkan kami semua dalam lautan kesedihan.

"Selamat tidur adikku. Semoga mimpi indah. Setidaknya dengan ini, semua rasa sakitmu telah hilang. Terimakasih telah berjuang selama ini, tunggu kakakmu ya?"

...

Sosok adik yang paling aku cintai. Yang aku pertahankan dengan mengorbankan segala yang aku miliki kini telah pergi. Hilang, ditelan oleh tanah.

Pakaian dalam lemarinya hampir tak pernah tersentuh dalam beberapa bulan ini.

Satu persatu kami keluarkan, selimut merah yang senada dengan surainya kami lipat dan simpan. Ruangan yang dulu menyatu dengan pemiliknya kini tinggal ruangan bercat putih tanpa apa-apa.

Bunga? Entah kenapa kalimat terakhir yang dia ucapkan hari itu kembali terngiang. Apa benar? Apa benar bunga ini? Tidak, tidak. Aku tidak percaya dengan hal semacam itu. Tidak mungkin, iya kan? Itu hanya ada dalam dongeng.

Tapi kenapa, bunga ini mati. Padahal semalam masih segar dan mekar dengan indahnya. Kenapa rasanya begitu sesak? Kenapa aku menangis sekarang.

Kenapa Riku?

Tenn POV
—End—

Riku POV
—Start—

Rasanya begitu menyakitkan. Rasa sakit yang tak pernah aku rasakan seumur hidupku. Apakah ini pertanda bahwa kelopak terakhir bunga itu sebentar lagi akan gugur.

Tiba-tiba rasanya begitu ringan. Tak ada lagi rasa sakit. Saat aku membuka mata, yang kulihat adalah daratan yang dipenuhi rumput hijau. Seolah tak ada ujungnya.

Ah aku sudah pergi ya. Hiks, aku belum meminta maaf pada mereka semua. Tapi apa dayaku, inilah takdir yang Tuhan berikan kepadaku.

20 tahun kehidupan telah ku jalani dengan sebaik yang aku bisa, mengukir kenangan indah yang berakhir dengan begitu menyedihkan.

Semuanya, aku sangat bersyukur memiliki kalian disaat-saat terakhirku. Walau aku tak dapat melihat kalian tapi aku yakin kalian selalu berada di sisiku. Setiap saat.

Lepaskanlah aku.

Tenn-nii. Kakakku, panutanku. Aku harap dapat bertemu denganmu lagi. Tapi bukan di alam kematian. Terima kasih atas segala usahamu selama ini. Maafkan keegoisan ku.

Selamat ulang tahun Tenn-nii. Semoga Tuhan selalu memberimu kesehatan dan kebahagiaan.

Iori, Terimakasih sudah jadi partner yang pengertian.

Mitsuki dan Sougo-san. Kalian adalah sosok kakak dan ibu yang baik disaat bersamaan. Tolong terus rawat mereka dengan baik kedepannya.

Yamato-san, Yaotome-san, Touma-san. Jadilah leader yang baik, contohlah Yuuki-san. Ehehe bukan maksudku meledek. Kurasa hanya itu, untuk semuanya, Jaga diri kalian, aku yakin kalian akan tetap sempurna tanpa diriku.

Aku mencinta kalian semua. Lebih dari aku mencintai diriku sendiri.

°
°
°
°
°
°
°
°
°
°

•°•End•°•

=============================

IDOLiSH7 fanfiction:
The Last Petal

Written by:
Staikogane

=============================

================================

Gaje gaje... Iya~
Maafkan bila ada typo atau sejenisnya

Touma: nyempil teros!! Kapan gue bisa jadi tokoh utama

Tenn: tidur dulu baru mimpi

Gaku: aku mencium bau bau nista

Yamato: onii-san ini leader baek-baek loh Riku, masa harus belajar dari kuntilanak ubanan sih

Yuuki: ..... Diem lu lumut ijo! Gue jadiin pakan ikan si author mampus lu

Momo: Yuuki.......... Awww kamu ikemeeeeen

Haruka: misi numpang lewat

Tamaki: misi numpang promo, ayo mbak, ayo om, kasih saya ousama puding... Minimal selusin yak

Haruka: itu bukan promo geb

Tamaki: ha? Apa aku ga denger aku merem

Tsukumo: hiks cuma nongol sekali... Itupun cuma numpang nama

Tsumugi: ...

Banri: ....

Rinto: .....

Nagi: .... Kok me yang Gans ini jarang ikut?

Takamasa: isi ga sesuai judul, dasar anak jaman sekarang

Tenn: pergi ga lu tengkorak, jangan ganggu momen kita-kita

Minami: halo... Mumpung udah end Saia mau bagi bagi palu, siapa tau ada yang mau nge getok pala authornya biar warasan dikit.

Iori: Natsume-san saya minta satu

Riku: yahooooooo makasih ya udah mampir... Makasih juga buat yang udah baca dari awal hehe... Riku sama temen-temen pamit ya
Bye bye minna~

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro