Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

°•°Desember (2)°•°

"Riku, jangan melamun, jangan kosongkan pikiranmu. Pikirkanlah sesuatu yang membuatmu bersemangat, agar kau tak mengantuk."

"..."

"Riku? Riku! Izumi Iori!"

Aku buru-buru bangkit dari pangkuan Tenn-nii. Entah kekuatan darimana sehingga aku bisa berdiri selama beberapa saat sebelum kembali jatuh. Membuat selang infus di tangan ku lepas, begitu juga dengan selang oksigennya, kacau!

Ugh! Lambungku rasanya diaduk-aduk, panas, perih, serta sensasi lain yang membuatku tak nyaman berbaur menjadi satu. Dapat kurasakan sesuatu mengalir naik melewati tenggorokanku. Air yang tadi ku minum, semuanya keluar bersama cairan asam.

Iori dengan cepat segera kembali menggantungkan kantung infus di tiangnya. Membantu Tenn-nii mendudukkan ku, lalu berlari keluar.

Rasanya sakit, tenggorokanku seperti terbakar. Tak lama Iori kembali dengan Sougo-san serta Tsunashi-san di belakangnya. Entah apa yang dia bawa, aku tak terlalu jelas melihatnya.

Mataku berair, berat sekali. Inginku pejamkan tapi Tenn-nii kembali melakukan sesuatu yang membuatku tersentak dan memaksaku mempertahankan kesadaranku dengan susah payah.

Karpet ku sudah dibawa keluar oleh Tsunashi-san. Tenn-nii benar-benar memposisikan ku seperti bayi sekarang. Dengan Sougo-san yang mengelap wajahku menggunakan handuk basah. Tolong, ini memalukan.

Bibirku bergetar, entah kenapa aku malah menangis. Membuat Tenn-nii dan Sougo-san semakin cemas, sedangkan Iori masih mencoba untuk tetap tenang. Ah, dasar mood sialan!

"Riku jangan menangis. Nanti asmamu kambuh. Jangan menangis Riku! Kau sedang tidak memakai selang oksigenmu!"

Iori segera bersiap dengan inhaler di tangannya. Begitupun Sougo-san yang sudah pening melihat situasi ini. Aura seramnya seakan ingin keluar akibat pusing bercampur khawatir.

Benar saja asmaku kambuh beberapa saat kemudian, namun dengan cepat dapat diatasi oleh ketiganya. Dokter datang saat aku hampir kehilangan kesadaranku.

Sesaat sebelum menutup mata aku dapat mendengar isakan kecil keluar dari mulut Tenn-nii. Orang paling kuat yang pernah aku kenal kini menangis.

Saat aku kembali membuka mata, aku melihat Tenn-nii yang duduk disamping kasurku dengan tatapan kosong. Aku mencoba menarik perhatiannya dengan gerakan kecil. Dan dapat kulihat sorot kebahagian di matanya ketika tatapan kami bertemu.

"Riku? Kau bangun?"

Aku mengangguk lemas, tangan hangat Tenn-nii terasa begitu nyaman saat bersentuhan dengan kulitku yang  dingin.

"Tenn-nii"

"Hm? Apa yang kau butuhkan?"

"Tidak," aku menggeleng, tidak ada yang kubutuhkan selain dirinya saat ini.

Aku menatap saudaraku dengan pandangan sayu. Seulas senyum kutampakkan agar dia tak terlalu khawatir. Aku baru sadar kalau dua benda yang sebelumnya terlepas sudah kembali terpasang dengan rapi.

"Kujou mandilah dulu, ini hampir jam 7 dan kau belum mandi dari kemarin," Yamato-san berucap dari balik pintu.

"Ii~" aku berusaha menggodanya dengan sisa tenaga yang kupunya. Kesal, ia mencubit kedua-dua pipiku yang sepertinya tak lagi chubby.

"Dasar! Sakit masih saja menggoda kakaknya. Jaga dia Izumi Mitsuki, aku mandi dulu."

"Kenapa bukan aku?" Yamato-san nampak bingung.

"Aku tidak percaya pada leader mesum seperti dirimu Nikaido Yamato."

"Hati onii-san kuat kok."

"Riku, aku mandi dulu ya? Jika butuh sesuatu ada Izumi Mitsuki bersamamu," ujarnya lalu mengecup dahiku dan keluar dari kamar.

Mitsuki beralih duduk di ujung kasur, memijat kakiku pelan sembari tersenyum.

"Apa kau lapar Riku? Kau mau sup atau bubur? Sudah kubuatkan."

"Tidak, tidak lapar."

"Baiklah. Oh ya! Nanti sore Re:Vale dan ZOOL akan kesini menjengukmu, kudengar leader ZOOL sangat cemas mendengar kabarmu akhir-akhir ini."

"Ahaha, Touma-san sangat baik ya? Na Mitsuki, dimana Iori?"

"Aku disini Nanase-san."

Iori masuk dengan handuk dan air. Melihatnya membuatku tersenyum, walau senyumku tak secerah yang dulu.

Selesai membantuku membersihkan diri, ketiganya keluar. Digantikan dengan Tenn-nii yang terlihat lebih segar.

"Tenn-nii, kau tidak bekerja?"

"Bagaimana aku bisa bekerja jika kondisimu seperti ini Riku?" Ia mengelus punggung tanganku, sesekali menggenggamnya erat, menyalurkan hangat tubuhnya padaku.

"Tapi–"

"Tenang Riku, aku sudah minta pada Ane-san untuk mengurus semuanya, untuk sementara TRIGGER akan hiatus."

Aku seketika terdiam. Bagaimana bisa orang ini mengatakan hal besar seperti itu dengan raut biasa saja? Heboh dikit kek, itu grup mu loh bang. Masa hiatus sih?

Tenn-nii mencubit hidungku tiba-tiba, membuat acara melamunku buyar dan kembali pada realita. Lalu dengan santainya merebahkan tubuhnya di sebelah kananku. Memeluk tubuhku dengan perlahan dan hati-hati.

"Tubuhmu dingin Riku."

Ia membunuh jarak diantara kami, menarik tubuhku agar lebih dekat dengannya.

"Apa kau butuh selimut lagi?"

Aku menggeleng, sebenarnya ini sudah cukup hangat. Panas malah. Lagipula aku tak mau kalau Tenn-nii kembali mengambil selimut orang lain. Kasihan kan? Nanti mereka pakai apa?

"Kujou-san sarapanmu!"

Iori masuk dengan nampan berisi dua mangkuk sup buatan Mitsuki. Iori tersenyum manis padaku, oh tuhan sejak kapan tsundere nya hilang?! Apa aku melewatkan sesuatu? Tapi kok senyumnya rada ga ikhlas gitu ya?

"Keluarlah Izumi Iori!"

"Hoh? Begini ya sikapmu? Padahal kemarin kau menangis meminta bantuan ku!"

"Eh?"
Apakah maksudnya? Oh ya ampun aku ingin ikut menggoda Tenn-nii yang sekarang berdiri di hadapan Iori, tapi takutnya nanti malah aku yang terbully, jadi niat itu aku kubur saja.

"Baiklah baiklah, terimakasih! Sekarang keluar!"

"Cih!"

"Apa?! Mau protes?"

"Ini bukan rumahmu Kujou-san! jadi sopanlah sedikit!"

"Memangnya ini rumahmu? Bukan! Jadi jangan banyak protes! Sekarang keluar!"

"Ouh Iori apa sekarang you ganti wife? You menceraikan Riku? Awh Riku yang malang desu~"

Nagi ga usah ngadi-ngadi, sejak kapan aku jadi istri Iori?

"Tenn-nii, sudahlah. Biarkan Iori disini."

"Hah?"

Iori menyunggingkan senyum kemenangan, lalu duduk mengambil mangkuk sup yang tadinya ia letakkan di meja.

"Kalau begitu, Kujou-san bantu Nanase-san bangun. Aku akan menyuapinya, kau makanlah sarapanmu!" Perintah iori.

Tenn-nii ingin kembali memulai perang yang baru mereda, tetapi aku menghentikannya dengan meraih tangannya. Mau tak mau ia pun menuruti perintah Iori, dapat kulihat dia menyuapkan makanannya dengan kesal.

Sementara aku yang sudah duduk bersandar di bantal empuk kesayangan ku, disuapi oleh Iori. Tapi baru 4 sendok, lambungku kembali terasa aneh. Aku meminta iori menyudahinya, Tenn-nii yang melihatku hanya tersenyum kecut.

"Riku, malam ini ada pertemuan. Ah maksudku pesta tahun baru, jadi mungkin akan ada banyak orang."
Tenn-nii mendorong Iori menjauh, membuat sup yang ia pegang sedikit tumpah mengotori bajunya. Dengan geram Iori pamit kepadaku dan berjalan keluar, dapat kudengar dengan jelas hentakan langkah kakinya.

Tahun baru tinggal beberapa jam lagi, dan sekarang kami–mereka– tengah menikmati pesta di ruang tengah asrama. Aku hanya bisa mendengar kemeriahan pesta dari kamar, tentu saja ditemani Tenn-nii dan beberapa oknum lain.

Mereka menemaniku, kami bermain permainan ringan. Tapi ya, aku sedikit kecewa karena tidak bisa ikut menyalakan kembang api. Karena Tenn-nii menyuruhku tidur dan beristirahat lebih awal. Tak bisa kupungkiri, tubuhku masih sangat lemah.

Entah aku salah atau tidak. Tapi ujung bunga itu sudah mulai menipis dan mengering.












===============================

Halo~ wahahahahaha gaje ya?

Maafkeun bila ada typo atau sejenisnya terutama kegajean yg haqiqi

Always gaje

Ujianku selesai
(Tapi ujianku disini baru mulai:'))

Tenn: mau nyantet orang, ada yg mau join? // siapin boneka santet

Iori: ...

Touma: ... Kok nama gue cuman numpang lewat doang seh!!

Tsukumo: ufufufufu~ bisa sama Riku~

Tamaki: Puding~

Terimakasih telah mampir^^
Silahkan tabok Gaku~
Gratis

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro